Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

PADA YN. L DENGAN DIAGNOSA MEDIS ARTRITIS GOUT


DI Br. TERUNA BLAHBATUH GIANYAR
TANGGAL 23 DESEMBER 2022

OLEH
DEWA AYU MADE FEBRIARI
NIM. 193213009
A13 Keperawatan

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA


YN. L DENGAN DIAGNOSA MEDIS ARTRITIS GOUT
DI Br. TERUNA BLAHBATUH GIANYAR
TANGGAL 23 DESEMBER 2022

Denpasar,9 Desember 2022

Mengetahui,
Mahasiswa,
Pembimbing Klinik
STIKes Wira Medika Bali
Puskesmas Blahbatuh II

(Dewa Ayu Made Febriari) (Ns.Ni Nyoman Ariani, S.Kep.,M.Kes)


NIM.193213009 NIP.196805271988032006

Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Stikes Wira Medika Bali

(Ns. Ni Ketut Ayu Mirayanti,M.Kep)


NIK.2.04.08.018
A. KONSEP DASAR LANSIA
1. DEFINISI LANSIA
Lanjut usia (lansia) adalah populasi manusia yang telah mencapai
usia 65 tahun (Touhy & Jett, 2014). Hal ini serupa dengan yang
diemukakan oleh para ahli gerontology yang mengatakan bahwa seseorang
dapat dikatakan lansia apabila telah mencapai usia 65 tahun (Miller, 2012).
Lansia sendiri terbagi dalam beberapa tingkatan yaitu lansia muda dengan
rentang usia 65-74 tahun, lansia pertengahan dengan rentang usia 75-84
tahun, lansia sangat tua dengan rentang usia 85 tahun ke atas (DeLaune &
Ladner, 2002; Mauk, 2006).
Menurut undang-undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia di Indonesia menyatakan bahwa yang dimaksud dengan lansia
adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Sehingga
setiap penduduk Indonesia yang telah berusia 60 tahun atau lebih telah
masuk dalam kategori lansia. Lansia di Indonesia diklasifikasikan menjadi
(1) kelompok usia prasenilis yaitu berusia 45-59 tahun (2) kelompok usia
lanjut yaitu berusia 60 tahun ke atas (3) kelompok usia risiko tinggi yaitu
berusia 70 tahun ke atas ataupun berusia 60 tahun ke atas dengan masalah
kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2009).

2. PROSES MENUA
Proses menua adalah peristiwa yang akan terjadi pada laki-laki dan
perempuan, baik muda maupun tua (Miller,2012). Hal tersebut
dikarenakan proses menua merupakan bagian dari peristiwa siklus
kehidupan manusia. Siklus kehidupan manusia dimulai dari janin dan
berakhir pada tahapan lanjut usia dan kematian. Lanjut usia merupakan
tahap akhir perkembangan manusia. Sehingga lansia adalah manusia
dewasa yang telah mengalami proses menua tahap akhir.

3. KLASIFIKASI
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia.
a. Pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia Resiko Tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan (Depkes RI, 2003).
d. Lansia Potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI,
2003).
e. Lansia Tidak Potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI,
2003).
4. KARAKTERISTIK
menurut Keliat (1999) dan Maryam (2008), lansia memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13
tentang kesehatan).
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi
adaftif hingga kondisi maladaptif.
c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (Maryam, 2008)

5. TIPE LANSIA
Di zaman sekarang (zaman pembangunan), banyak ditemukan bermacam-
macam tipe usia lanjut. Yang menonjol antara lain:
a. Tipe arif bijaksana.
Lanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman, mempunyai diri dengan perubahan zaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
b. Tipe mandiri
Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan
kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan,
serta memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas
Lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang
proses penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan
daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang
disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit
dilayani dan pengkritik.
d. Tipe pasrah
Lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik,
mempunyai konsep habis (“habis gelap datang terang”), mengikuti
kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
e. Tipe bingung
Lansia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,
merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh (Nugroho, 2008).
6. TUGAS PERKEMBANGAN LANSIA
Menurut Duvall dalam Wong (2008) tugas perkembangan lansia
meliputi:
a. mengalihkan peran bekerja dengan masa senggang dan persiapan
pensiun atau pensiun penuh
b. memelihara fungsi pasangan dan fungsi individu serta beradaptasi
dengan proses penuaan,
c. mempersiapkan diri untuk menghadapi proses kematian dan
kehilangan pasangan hidup dan/atau saudara kandung maupun teman
sebaya. Sedangkan menurut Erickson tugas perkembangan pada masa
lansia adalah integritas ego (Stolte, 2003).

Menerima apa yang telah dilakukan seseorang dengan bijak tanpa


memperhatikan rasa sakit dan proses yang terjadi dalam perjalanannya
menjadi bagian dari tugas ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tugas
perkembangan lansia berinti pada adaptasi dan penyesuaian terhadap
perubahan yang terjadi pada lansia baik dari fisik, psikologis, dan sosial.

B. KONSEP DASAR ARTRITIS GOUT


1. DEFINISI
Gout adalah gangguan yang menyebabkan kesalahan metabolisme
purin yang menimbulkan hipersemia (kadar asam urat serum > 7,0 mg
/100ml). Ini dapat mempengaruhi sendi (kaki). Secara khas, sendi
metatarsafalangeal pertama dari ibu jari kaki besar adalah sisi primer yang
terlibat. Sendi lain yang terlibat dapat meliputi lutut dan pergelangan kaki.
(Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, volume 2)
Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai
gambaran khusus yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat
pada pria daripada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan,
sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause. (Kapita
Selekta Kedokteran, edisi 3 jilid 1).
Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai
gambaran khusus, yaitu artritis akut. Merupakan jenis penyakit reumatik
yang penatalaksanaannya mudah dan efektif. Sebaliknya pada pengobatan
yang tidak memadai, gout dapat menyebabkan destruksi sendi. Kelainan
ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu hiperurisemia.
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, edisi 3).

2. ETIOLOGI
1. Gejala Artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat
dari penyebabnya penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan
metabolit.
2. Faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan gout adalah :
- Pembedahan
- Trauma
- Obat-obatan
- Alkohol
- Stress emosional
- Diet tinggi purin
3. a) Pembentukan Asam urat yang berlebihan
- Gout primer metabolik disebabkan sintesis langsung yang
bertambah.
- Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan karena penyakit.
- Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan karena penyakit.
b) Kurangnya pengeluaran asam urat
- Gout primer renal terjadi karena gangguan ekskresi asam urat
ditubuli distal ginjal
- Gout sekunder renal disebabkan oleh kerusakan ginjal.
3. TANDA DAN GEJALA
Terdapat empat stadium perjalanan klinis gout yang tidak diobati: (Silvi A.
price)
1. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium ini
asam urat serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari
peningkatan asam urat serum.
2. Stadium kedua arthritis gout akut terjadi awitan mendadak
pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari
kaki dan sendi metatarsophalangeal.
3. Stadium tiga setelah serangan gout akut adalah tahap interkritis. Tidak
terdapat gelaja-gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari
beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan
gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
4. Stadium keempat adalah tahap gout kronik, dengan timbunan asam
urat yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatantidak
dimulai. Peradangan kronik akibat Kristal-kristal asam urat
mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku, juga pembesaran dan
penonjolan sendi bengkak.

4. KLASIFIKASI
Menurut (Ahmad, 2011) jenis asam urat yaitu :
a. Gout primer
Pada gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
b. Gout sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan
dengan kadar purin tinggi.
Peningkatan produksi asam urat
5. PATOFISIOLOGI

Alkohol, diet tinggi purin Obat-obatan


(Gout primer) (Gout sekunder)

Hipersaturasi dari urat  produksi asam urat  Kadar laktat


plasma dan cairan tubuh

Pengendapan asam urat Hambatan ekskresi asam urat oleh ginjal


Penimbunan di dalam dan sekeliling sendi
Kristalisasi asam urat

Peradangan (inflamasi) Serangan Gout Hiperurisemia

Serangan berulang-ulang Nefrolitiasis

Nyeri b.d inflamasi - Atritis akut Gangguan citra tubuh b.d  ekskresi asam urat oleh ginjal
- Tofi adanya trofi

Membentuk kristal asam urat - Proteinuria


Gangguan mobilitas fisik - Hipertensi ringan
Destruksi sendi dan jaringan lunak b.d disfungsi persendian
Batu ginjal asam urat
Kurangnya pengetahuan
Disfungsi persendian mengenai penyakit b.d tidak
terpaparnya informasi

Resiko cidera
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg %)
b. Pemeriksaan kadar asam urat yang enzimatik.
c. Didapatkan leukositosis ringan
d. LED meninggi sedikit
e. Pemeriksaan urin
Ditemukan kadar asam urat tinggi (500 mg % / liter per 24 jam)
f. Pemeriksaan cairan tofi
g. Melihat respon dari gejala-gejala pada sendi terhadap pemberian
Cholasin. Cholasin adalah obat yang menghambat aktifitas fagositik
dari leukosit sehingga memberikan perubahan sehingga memberikan
perubahan yang dramatis dan cepat meredakan gejala-gejala.

7. PENATALAKSANAAN
Penanganan gout biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut dan
kronik. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini:
1. Mengatasi serangan akut
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mnecegah penimbunan kristal urat
pada jaringan, terutama persendian
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipouresemik
Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan
gout. Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin,
modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan
pada pasien yang kelebihan berat badan terbukti efektif.
Terapi farmakologi
Serangan akut
Istirahat dan terapi cepat dnegan pemberian NSAID, misalnya indometasin
200 mg/hari atau diklofenak 159 mg/hari, merupakan terapi lini pertama
dalam menangani serangan akut gout, asalkan tidak ada kontraindikasi
terhadap NSAID. Aspirin harus dihindari karena ekskresi aspirin
berkompetesi dengan asam urat dan dapat memperparah serangan gout
akut. Obat yang menurunkan kadar asam urat serum (allopurinol dan obat
urikosurik seperti probenesid dan sulfinpirazon) tidak boleh digunakan
pada serangan akut.
Penanganan NSAID, inhibitor cyclooxigenase-2 (COX 2), kolkisin dan
kortikosteroid untuk serangan akut dibicarakan berikut ini :
1. NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien yang
mengalami serangan gout akut. NSAID harus diberikan dengan dosis
sepenuhnya pada 24-48 jam pertama atau sampai rasa nyeri hilang.
NSAID yang umum digunakan untuk mengatasi episode gout akut
adalah :
• Naproxen- awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari
• Piroxicam- awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari
• Diclofenac- awal 100 ,g, kemudian 50 mg 3x/hari
2. COX-2 inhibitor; Etoricoxib merupakan satu-satunya COX-2 yang
dilisensikan untuk mengatasi serangan akut gout. Obat ini efektif tapi
cukup mahal, dan bermanfaat terutama bagi pasien yang tidak tahan
terhadap efek gastrointestinal NSAID non selektif. COX-2 inhibitor
mempunyai resiko efek samping gastrointestinal bagian atas lebih
rendah dibanding NSAID non selektif.
3. Colchicine merupaka terapi spesifik dan efektif untuk serangan gout
akut. Namun dibanding NSAID kurang populer karena kerjanya lebih
lambat dan efek samping lebih sering dijumpai.
4. Steroid adalah strategi alternatif selain NSAID dan kolkisin. Cara ini
dapat meredakan serangan dengan cepat ketika hanya 1 atau 2 sendi
yang terkena. Namun, harus dipertimbangkan dengan cermat diferensial
diagnosis antara atrithis sepsis dan gout akut.
Serangan kronik
Kontrol jangka panjang hiperuriesmia merupakan faktor penting untuk
mencegah terjadinya serangan akut gout, keterlibatan ginjal dan
pembentukan batu asam urat. Penggunaan allopurinol, urikourik dan
feboxsotat untuk terapi gout kronik dijelaskan berikut ini:
1. Allopurinol ; obat hipouresemik pilihan untu gout kronik adalah
alluporinol, selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi fungsi
ginjal. Allopurinol menurunkan produksi asam urat dengan cara
menghambat enzim xantin oksidase.
2. Obat urikosurik; kebanyakan pasien dengan hiperuresmia yang sedikit
mengekskresikan asam urat dapat terapi dengan obat urikosurik.
Urikosurik seperti probenesid (500 mg-1 g 2x/hari).
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

A. PENGKAJIAN/PENGUMPULAN DATA
a. Identitas/Data Biografis Klien
1. Nama
2. No. Rekam Medis
3. Jenis Kelamin
4. Tempat Tanggal Lahir
5. Umur
6. Agama
7. Status Perkawinan
8. Pekerjaan
9. Pendidikan Terakhir
10. Alamat Rumah
11. Orang yang dekat dihubungi
12. Hubungan dengan klien
13. Tanggal masuk ke RS

b. Keluhan Utama
Keluhan utama pasien sakit
c. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Riwayat kesehatan pasien saat ini
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Apakah pasien memiliki riwayat kesehatan masalalu
e. Genogram
f. Penyakit Keluarga
Apakah klien memiliki penyakit keturunan dari keluarga
g. Riwayat Pekerjaan
1. Pekerjaan saat ini
2. Pekerjaan sebelumnya
3. Sumber pendapatan
4. Kecukupan pendapatan
h. Riwayat Lingkungan Hidup
i. Riwayat Rekreasi
1. Hobi
2. Wisata
3. Keanggotaan organisasi
j. Sistem Pendukung
Apakah pasien memiliki keluarga atau kerabat yang selalu menjaga
dan mendukungkesembuhan pasien
k. Spiritual/Kultural
1. Pelaksanaan ibadah
2. Keyakinan tentang kesehatan
l. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
2. Tingkat kesadaran : (Composmetis/Apatis/Somnolen/Supor/Coma)
3. Glasgow Coma Scale : E : V : M :
4. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu
b. Nadi
c. Tekanan darah
d. Pernafasan
5. Tinggi badan
6. Berat badan
7. IMT
8. Sistem Kardiovaskuler
- Inspeksi : bentuk dada simetris atau tidak
- Palpasi : apakah terdapat nyeri pada area dada atau tidak
- Perkusi : kaji bunyi suara perkusi
- Auskultasi : kaji bunyi suara

9. Sistem Pernafasan
- Inspeksi : dilihat adanya peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan, serta
penggunaan otot bantu pernapasan. Inspeksi dada terutama untuk melihat
postur bentik dan kesimetrisan, sifat dan irama pernapasan, dan frekuensi
pernapasan.
- Palpasi : Pada palpasi biasanya kesimetrisan, ekspansi, dan taktil
premitus normal.
- Perkusi : Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor
sedangkan diafragma menjadi datar dan rendah.
- Auskultasi: apakah ada bunyi nafas tambahan
10. Sistem Integument
- Inspeksi : Simetris kanan kiri, turgor kulit elastis,
tidak ada lesi, warna kulit sawo matang , tidak ada
sianosis.
- Palpasi : CRT < 2 dtk, tidak ada benjolan, tidak ada
odem, tidakada nyeri tekan
11. Sistem Perkemihan
- Palpasi : Ada/tidak ada distensi kantung kemih
- Perkusi : Ada/tidak ada nyeri tekan

12. Sistem Musculoskeletal


- Palpasi : Tonus otot
- Perkusi
Reflek trisep bisep : ( ), Reflek patella : ( )

13. Sistem Endokrin


-Ada/tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
14. Sistem Immun
Pasien tidak memiliki penyakit autoimun
15. Sistem Gastrointestinal
Inspeksi : Tidak terdapat stria, tidak ada penonjolan umbilicus
Auskultasi : auskultasi bising usus
Palpasi: Ada/tidak ada distensi abdomen
Perkusi: Abdomen , biasanya dalam batas normal.
16. Sistem Reproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan/laki-laki
17. Sistem Neurosensori
Jenis
Saraf kranialis fungsi Fungsi

Olfaktorius Sensorik Pasien dapat membedakan bau minyak wangi, teh


ataupun makanan
Optikus Sensorik Penglihtan agak buram
Okulomotorius Motorik Dilatasi reaksi pupil normal, terjani pengecilan pupil
ketika ada pantulan cahaya
Troklealis Motorik Tidak ada gangguan dalam pergerakan bola mata
Trigeminus Sensorik Bentuk wajah normal
Motorik Tidak ada gangguan pada saat mengunyah
Abdusen Motorik Dapat mengerakan bola mata ke samping, tidak
terdapat mata juling
Fasialis Motorik Pasien bisa membedakan rasa manis
Vestibulokoklear sensorik Tidak ada gangguan pendengaran
Glosofaringeus Sensorik Pasien bisa membedakan rasa asin, asam dan pahit
Motorik
Vagus Sensorik Tidak ada gangguan, reflek muntah
Motorik
Semua anggota badan dapat bergerak dengan baik,
Asesorius Spinal Sensorik tidak ada gangguan pada saat mengerakan anggota
Badan

Respon lidah baik


Hipoglosus Motorik

m. Pengkajian Fungsional

ADL (Activity Daily Living)

Pengkajian fungsional berdasarkan INDEKS KATZ


Pengkajian ini meliputi obsservasi kemampuan klien untuk melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari/Activity Daily Living

1. MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS


Item yang
NO Skor Nilai
dinilai
1 Makan 0 = Tidak mampu
(Feeding) 1 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega, dll
2 = Mandiri
2 Mandi 0 = Tergantung dengan orang lain
(Bathing) 1 = Mandiri
3 Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
(Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, dan
bercukur
4 Berpakaian 0 = Tergantung dengan orang lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (missal mengancing baju)
2 = Mandiri
5 Buang air kecil 0= Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak terkontrol
(Bladder) 1 = Kadang inkotinensia (maks, 1x 24 jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6 Buang air 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
besar (Bowel) 1 = Kadang inkotinensia (sekali seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)

7 Penggunaan 0 = Tergantung bantuan orang lain


toilet 1= Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan beberapa
hal sendiri
2 = Mandiri
8 Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9 Mobilitas 0 = Imobilitas (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantan satu orang
3= Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu seperti
tongkat)
10 Naik turun 0 = Tidak mampu
tangga 1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
2 = Mandiri
Total skor

Interpretasi hasil:
20 : Mandiri

12-19 : Ketergantungan Ringan

9-11 : Ketergantungan Sedang

5-8 : Ketergantungan Berat


0-4 : Ketergantungan Total
n. Pengkajian Kognitif
1. Identifikasi tingkat intelektual dengan Short Protable Mental Status Questioner
(SPMSQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan total kesalahan berdasarkan 10
pertanyaan

Skore
No Pertanyaan Jawaban
+ -
- 1 Tanggal berapa hari ini?
+ 2 Hari apa sekarang?
+ 3 Apa nama tempat ini?
+ 4 Berapa nomor telepon Anda?
Dimana alamat Anda?
(tanyakan bila tidak memiliki telepon)
+ 5 Berapa umur Anda?
+ 6 Kapan Anda lahir?
+ 7 Siapa Presiden Indonesia sekarang?
+ 8 Siapa Presiden sebelumnya?
+ 9 Siapa nama Ibu Anda?
+ 10 Berapa 20 dikurangi 3? 17-3? 15-3?
Total skor
Keterangan:

Kesalahan 0-2 : Fungsi intelektual utuh

Kesalahan 3-4 : Kerusakan intelektual ringan

Kesalahan 5-7 : Kerusakan intelektual sedang

Kesalahan 8-10 : Kerusakan intelektual berat


o. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan
mnggunakan MMSE (MiniMental Status Exam)
Nilai Nilai Pertanyaa
n
maksimum pasien Jawaban
Orientasi
5 (tahun) (musim) (tanggal) (hari) (bulan apa sekarang?)
5 Dimana kita: (Negara bagian) (wilayah) (kota) (rumah
sakit) (lanatai)?
Registrasi
3 Sebutkan nama 3 objek : 1 detik untuk mengtakan
masing-masing. Beri 1 poin untuk setiap jawaban
yang
benar
Perhatian dan kalkulasi
5 Seri 7’s 1 poin untuk setiap kebenaran. Berhenti setelah 5
jawaban. Berganti eja “kata” ke belakang
Nilai Nilai Pertanyaa
n
maksimum pasien
Mengingat
3 Meminta untuk mengulang ketiga objek di atas. Berikan 1
poin untuk setiap kebenaran
Bahasa

9 Nama pensil dan melihat (2 poin)


Mengulang hal berikut : tidak ada jika, dan atau tetapi
(1poin)

Nilai total
Keterangan :
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan
kognitif yangmemerlukan penyelidikan lebih lanjut.

p. Pengkajian Status Emosional

Identifikasi masalah emosional


Pertanyaan tahap 1
a.Apakah klien mengalami kesulitan tidur? Ya/ TIDAK
b.Apakah klien sering merasa gelisah? YA/ TIDAK
c.Apakah klien sering murung dan menangis sendiri? YA/ TIDAK
d.Apakah klien sering was-was atau khawatir? YA/ TIDAK

Pertanyaan tahap 2

a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali dalam satu bulan?
Ya/TIDAK
b. Ada atau banyak pikiran? Ya/ TIDAK

c. Ada masalah atau gangguan dengan keluarga lain? Ya/ TIDAK

d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? Ya/ TIDAK

e. Cenderung mengurung diri? Ya/ TIDAK

Bila lebih dari satu atau sama 1 jawaban “ya” MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+)

q. Pengkajian Psikososial
r. Pengkajian Spiritual
1. Perasaan klien tentang kehidupan keagamaannya.
2. Melakukan kewajiban-kewajiban agar berkontepalasi tentang makna kehidupan
menurut agama dan kepercayaannya.

3. Tanyakan apakah nilai keagaaman menuntunnya dalam aktivitas sehari-hari.


s. Pengkajian Depresi (menggunakan Geriatric Depression Scale)
No Item Ya Tidak
pertanyaan
1 Apakah Bapak/ Ibu sekarang ini merasa puas
dengankehidupannya?
2 Apakah Bapak/ Ibu telah meninggalkan banyak kegiatan atau
kesenangan akhir-akhir ini?
3 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa hampa/ kosong di dalam
hidupini?
4 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa bosan?
5 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai harapan yang baik di
masadepan?
6 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai pikiran jelek yang
mengganggu terus menerus?
7 Apakah Bapak/ Ibu memiliki semangat yang baik setiap saat?
8 Apakah Bapak/ Ibu takut bahwa sesuatu yang buruk akan
terjadipada Anda?
9 Apakah Bapak/ Ibu merasa bahagia sebagian besar waktu?
10 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa tidak mampu berbuat apa- apa?
11 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa resah dan gelisah?
12 Apakah Bapak/ Ibu lebih senang tinggal dirumah daripada
keluardan mengerjakan sesuatu?
13 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir tentang masa depan?
14 Apakah Bapak/ Ibu akhir – akhir ini sering pelupa?
15 Apakah Bapak/ Ibu pikir bahwa hidup Bapak/ Ibu sekarang
inimenyenangkan?
16 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa sedih dan putus asa?
17 Apakah Bapak/ Ibu merasa tidak berharga akhir-akhir ini?
18 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir tentang masa lalu?
19 Apakah Bapak/ Ibu merasa hidup ini mengembirakan?
20 Apakah sulit bagi Bapak/ Ibu untuk memulai kegiatan yang baru?
21 Apakah Bapak/ Ibu merasa penuh semangat?
22 Apakah Bapak/ Ibu merasa situasi sekarang ini tidak ada harapan?
23 Apakah Bapak/ Ibu berpikir bahwa orang lain lebih baik
keadaanya daripada Bapak/ Ibu?
24 Apakah Bapak/ Ibu sering marah karena hal- hal yang sepele?
25 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa ingin menangis?
26 Apakah Bapak/ Ibu sulit berkonsentrasi?

27 Apakah Bapak/ Ibu merasa senang waktu bangun tidur di pagi


hari?
28 Apakah Bapak/ Ibu tidak suka berkumpul di pertemuan sosial?
29 Apakah mudah bagi Bapak/ Ibu membuat suatu keputusan?
30 Apakah pikiran Bapak/ Ibu masih tetap mudah dalam
memikirkansesuatu seperti dulu?
Total skor

Ket: Setiap jawaban yang “ SESUAI” diberi skor 1

Skor 0-10 : Menunjukkan tidak depresi

Skor 11-20 : Menunjukkan depresi ringan


Skor 21-30 : Menunjukkan depresi sedang/ berat
t. Pengkajian Risiko Jatuh
1. Pengakjian dengan menggunakan skala MORSE
Tgl
No Item Penilaian Jam
Skor IA 1 2 3 4
1 Usia
a. Kurang dari 60 0
b. Lebih dari 60 1
c. Lebih dari 80 2
2 Defisit Sensoris
a. Kacamata bukan bifokal 0
b. Kacamata bifokal 1
c. Gangguan pendengaran 1
d. Kacamata multifokal 2
e. Katarak/ glaukoma 2
f. Hamper tidak melihat/ buta 3
3 Aktivitas
a. Mandiri 0
b. ADL dibantu sebagian 2
c. ADL dibantu penuh 3
4 Riwayat Jatuh
a. Tidak pernah 0
b. Jatuh< 1 tahun 1
c. Jatuh < 1bulan 2
d. Jatuh pada saat dirawat sekarang 3
5 Kognisi
a. Orientasi baik 0
b. Kesulitan mengerti perintah 2
c. Gangguan memori 2
d. Kebingungan 3
e. Disorientasi 3

6 Pengobatan dan Penggunaan


Alat Kesehatan
a. >4 jenis pengobatan 1
b. Antihipertensi/ hipoglikemik/ 2
antidepresan 2
c. Sedative/ psikotropika/narkotika 2
d. Infuse/ epidural/ spinal/ dower
catheter/ traksi
7 Mobilitas
a. Mandiri 0
b. Menggunakan alat bantu 1
berpindah 2
c. Kordinasi/ keseimbangan 3
memburuk 4
d. Dibantu sebagian 4
e. Dibantu penuh/bedrest/nirse
assist
f. Lingkungan dengan banyak
furniture
8 Pola BAB/BAK
a. Teratur 0
b. Inkotinensia urine/feses 1
c. Nokturia 2
d. Urgensi/frekuensi 3
9 Komorbiditas
a. Diabetes/ penyakit jantung/ 2
stroke/ ISK 2
b. Gangguan saraf pusat/ 3
Parkinson
c. Pasca bedah 0-24 jam
Total skor
Keterangan
Risiko Rendah 0-7
Risiko Tinggi 8-13
Risiko Sangat Tinggi ≥ 14
Nama/ paraf

Catatan:
1. Pengkajian awal risiko jatuh dilakukan pada saat pasien masuk rumah sakit,
dituliskan pada kolom IA (Initial Assessment)

2. Pengkajian ulang untuk pasien risiko jatuh ditulis pada


kolom keterangandengan kode:

a. Setelah pasien jatuh (Post Falls) dengan kode: PF

b. Perubahan kondisi (Change of Condition) dengan kode: CC

c. Menerima pasien pindahan dari ruangan lain (On Ward Transfer) dengan
kode: WT

d. Setiap minggu (Weekly) dengan kode: WK

e. Saat pasien pulang (Discharge) dengan kode: DCKode ini dituliskan pada
kolom keterangan
u. APGAR keluarga

NO ITEMS PENILAIAN SELAL KADANG - TIDAK


U(2) KADAN PERNA
G(1) H(0)
1 A: Adaptasi
Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman-
teman) saya untuk membantu apabila
saya
mengalami kesulitan (adaptasi)
2 P: Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
sayamembicarakan sesuatu dan mengungapkan
masalah
dengan saya (hubungan)
3 G: Growth
Saya puas bahwa keluarga(teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untukmelakukan aktivitas (pertumbuhan)
4 A: Afek
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan afek dan berespons
terhadapemosi saya, seperti marah, sedih atau
mencintai
5. R: Resolve
Saya puas dengan cara teman atau keluarga saya
dan saya menyediakan waktu bersama-sama
mengekspresikan afek dan berespon
Jumlah

Penilaian:
Total nilai <3 : disfungsi keluarga yang sangat tinggi
Total nilai 4-6 disfungsi keluarga sedang
Total nilai 7-10: tidak ada disfungsi keluarga
B. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d penurunan fungsi tulang


b. Kerusakan mobilitas fisik b/d ketidakmauan untuk melakukan pergerakan
c. Resiko injury b.d ketidakmampuan dalam bergerak
d. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah
(Sarif, 2012)

C. Intervensi Keperawatan
Menurut Sarif, 2012, intervensi dari beberapa diagnosa yaitu:
1. gangguan rasa nyaman nyeri
- Tujuan jangka panjang :
Setelah di lakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
masalah nyeri klien teratasi
- Tujuan jangka panjang :
Setelah di lakukan tindakan asuhan keperawatan 1 x 24 jam klien
dapat mengikuti cara mengatasi nyeri / menajemen nyri dengan
benar,
Kriteria hasil :
a) Nyeri hilang atau terkontrol
b) Ekspresi wajah klien rilek
c) Skala nyeri 3

Rencana tindakan :
1. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi, intensitas dan kualitas nyeri
(0-10).
2. Beri matras atau kasur keras, bantal kecil.tinggikan linen tempat
tidur sesuai kebutuhan.
3. Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman waktu tidur/ duduk
di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai kebutuhan.
4. Dorong untuk sering ubah posisi
5. Bantu passien bergerak di tempat tidur.
6. Sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan
yang mennyentak.
7. Anjurkan pasien mandi air hangat atau air pancur saat bangun pagi.
8. Berikan masase yang lembut.
9. Kolaborasi obat sebellum aktivitas atau latihan yang di rencanakan.

2. Kerusakan mobilitas fisik b/d ketidakmauan untuk melakukan pergerakan


− Tujuan jangka panjang:
Setelah dilakukan kunjungan selama 4 kali dalam seminggu klien mampu
berjalan dengan baik
- Tujuan jangka pendek:
Setelah 3 kali kunjungan klien mampu melakukan latihan pergerakan
ROM dengan criteria
1. mampu menyebutkan manfaat latihan ROM
2. dapat mempraktekan latihan ROM
Rencana tindakan :
1. kaji pengetahuan klien dan keluarga dalam hal perawatan bagi
penderita gangguan mobilitas
2. nilai keyakinan klien terhadap setiap usaha perawatan
3. monitor cara latihan yang telah dilakukan oleh klien
4. monitor tanda-tanda vital
5. monitor kekuatan otot dan ROM pada klien
6. diskusikan cara-cara melatih pergerakan pada klien
7. demonstrasikan cara-cara melatih pergerakan pada klien dan keluarga.
8. Kolaborasi, beri lingkungan yang aman dan anjurkan untuk
menggukan alat bantu
9. Kolaborasi obat – obatan sesuai indikasi ( steroid ).
3. Resiko injury
- Tujuan jangka panjang :
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah
cidera klien tidak terjadi.
- Tujuan jangka pendek :
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam klien
dapat meminimalkan resiko cidera.
Criteria hasil:
1. tidak ada laporan jatuh darikeluarga atau klien
2. tidak terdapat tanda-tanda jatuh pada klien
Rencana :
1. kaji pengetahuan klien dan keluarga terhadap perubahan fisik pada
lanjut usia dan akibatnya
2. monitor tanda-tanda jatuh pada klien
3. diskusikan dengan klien dan keluarganya mengenai perubahan pada
lanjut usia proses menua, batasan lanjut usia, perubahan pada system
tubuh, akibat perubahan.
4. Gali pengetahuan klien dan keluarga mengenai upaya pencegahan agar
klien tidak jatuh
5. Monitor sumber-sumber dalam keluarga yang ada dan dan dapat
digunakan peralatan biaya tenaga
6. Kaji factor pendukung terjadinya jatuh: kondisi rumah, kondisi
penderita
7. Diskusikan cara-cara pencegahan jatuh pada klien modifikasi
lingkungan
8. Beri motivasi klien dan keluarga untuk mempraktekkan cara
pencegahan
9. Beri pujian atas usaha yang dilakukan.

4. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah


- Setalah di lakukan tindakan asuha keperawatan selama 3 x 24 jam
Pasien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan perawatan
dirumah.
Intervensi :
1. Kaji kemampuan pasien dalam mengungkapkan instruksi yang
diberikan oleh dokter atau perawat.
2. Berikan Jadwal obat yang harus di gunakan meliputi nama
obat, dosis, tujuan dan efek samping
3. Bantu pasien dalam merencanakan program latihan dan
istirahat yang teratur.
4. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmako
terapeutik.
5. Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin
dibutuhkan.
6. Jelaskan pada pasien tentang asal mula penyakit
7. Kolaborasi dengan sumber- sumber komunitas arthritis.

D. Implementasi keperawatan
Menurut (Kozier, 2010) Implementasi keperawatan adalah sebuah fase
dimana perawat melaksanakan intervensi keperawatan yang sudah
direncanakan sebelumnya. Implementasi adalah tahap ke empat dalam
proses keperawatan yang merupakan serangkaian kegiatan/tindakan
yang dilakukan oleh perawat secara langsung pada klien. Tindakan
keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana
tindakan/intervensi keperawatan yang telah ditetapkan/ dibuat.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses menilai diagnosis keperawatan keluarga
yang teratasi, teratasi sebagian, atau timbul masalah baru. Melalui
Melalui kegiatan evaluasi, kita dapat menilai pencapaian tujuan yang
diharapkan dan tujuan yang telah dicapai oleh keluarga. Bila tercapai
sebagian atau timbul masalah keperawatan baru, kita perlu melakukan
pengkajian lebih lanjut, memodifikasi rencana atau mengganti dengan
rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan keluarga.Evaluasi
disusun dengan menggunakan SOAP yang operasional dengan
pengertian S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan
secara subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi
keperawatan. O adalah keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh
perawat dengan menggunakan pengamatan yang objektif setelah
implementasi keperawatan. A merupakan analisa perawat setelah
mengetahui respon subjektif dan objektif keluarga yang dibandingkan
dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan mengacu pada tujuan
pada rencana keperawatan keluarga. P adalah perencanaan selanjutnya
setelah perawat melakukan analisis. Pada tahap ini ada dua evaluasi
yang dapat dilaksanakan oleh perawat yaitu evaluasi formatif yang
bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai
dengan kegiatan yang dilakukan, sesuai dengan kontrak pelaksaan dan
evaluasi sumatif yang bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap
pencapaian diagnosiskeperawatan apakah rencana diteruskan sebagian,
diteruskan dengan perubahan intervensi, atau dihentikan. (Sudiharto,
2007; 49).
DAFTAR PUSTAKA

Sylvia a price & Lorraine M Wilson. 1994. Patofisiologi

Persatuan Ahli Penyakit dalam Indonesia.1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.


Jilid I edisi III. Jakarta: Balai Penerbit.

Doengoes, Marilynn E , dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.


Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Fakultas Kedokteran UI.2000. Kapita Selekta Kedokteran. edisi 3, Jilid I. Jakarta:


Media Aescul
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA Yn..S

DENGAN HIPERTENSI

TANGGAL 23 DESEMBER 2022

Nama Mahasiswa : DEWA AYU MADE FEBRIARI

NIM : 193213009

Nama Ruangan :-

Tanggal Pengkajian : 23 Desember 2022

Tanggal Praktek :-

A. PENGKAJIAN/PENGUMPULAN DATA
1. IDENTITAS/DATA BIOGRAFIS KLIEN
1) Nama : Yn.. L
2) No. Rekam Medis :-
3) Jenis Kelamin : Perempusn
4) Tempat Tanggal Lahir : Gianyar, 31 Desember 1961
5) Umur : 60thn
6) Agama : Hindu
7) Status Perkawinan : Menikah
8) Pekerjaan : Wirausaha
9) Pendidikan Terakhir :-
10) Alamat Rumah : Br. Teruna, Blahbatuh
11) Orang yang dekat dihubungi :-
12) Hubungan dengan klien :-
13) Tanggal masuk ke RS :-
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan cukup sering menyalami nyeri kaki.
3. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Pasien mengatakan nyeri kaki seperti tertusuk tusuk di lutut dan area telapak kaki
nyeri yang dialami klien hilang timbul dengan skala ringan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan didapatkan TD 130/80 mmHg.
4. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit terdahulu.
5. Genogram



Keterangan :

 : Pasien

: Laki-Laki

: Perempuan

: Tinggal satu Rumah

: Meninggal
6. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keluarga
7. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Pekerjaan saat ini
Pasien mengatakan bekerja sebagai wirausaha jajanan khas bali.
2. Pekerjaan sebelumnya
Pasien mengatakan bekerja sebagai wirausaha jajanan khas bali
3. Sumber pendapatan
Pasien mengatakan pendapatan beliau berasal dari hasil jualan jajanan.
4. Kecukupan pendapatan
Pasien mengatakan sumber pendapatan yang didapat cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari
5. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasien mengatakan keluarga dan tetangga di sekitar rumah sangat nyaman, karena
pasien juga suka bersosialisasi dan berbaur dengan lingkungan sekitar
6. RIWAYAT REKREASI
1. Hobi : Memasak
2. Wisata :-
3. Keanggotaan organisasi : -
4. SISTEM PENDUKUNG
Pasien mengatakan keluarga terutama anak dan menantunya sangat memperhatikan
beliau pada kondisi sekarang.
5. SPIRITUAL/KULTURAL
1. Pelaksanaan ibadah
Pasien mengatakan melaksanakan persembahyangan 1x sehari
2. Keyakinan tentang kesehatan
Pasien mengatakan pasti akan sehat
6. PEMERIKSAAN FISIK
Tinjauan Sistem
1. Keadaan umum : Composmetis
2. Tingkat kesadaran : (Composmetis/Apatis/Somnolen/Supor/Coma)
3. Glasgow Coma Scale : E : 4 V : 5 M : 6
4. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu : 360c
b. Nadi :-
c. Tekanan darah : 130/80mmHg
d. Pernafasan : 20x/menit
5. Tinggi badan :155
6. Berat badan : 60
7. IMT : 25
8. Sistem Kardiovaskuler
bentuk dada simetris, tidak ada lesi, gerakan jantung normal.
9. Sistem Pernafasan
Tidak ada otot bantu napas, bunyi napas vesikuler
10. Sistem Integument
Turgor kulit menurun, tidak ada lesi, warna kulit sawo matang , kulit keriput,
CRT < 2 dtk, ada benjolan, tidak ada odem, ada nyeri tekan
11. Sistem Perkemihan
Tidak ada distensi kantung kemih, Tidak ada nyeri tekan
12. Sistem Musculoskeletal
Pasien mengatakan sering merasa cepat lelah saat melakukan aktivitas
4444 4444
4444 4444
Keterangan:
4 artinya otot mampu berkontraksi dan menggerakan tubuh melawan gerakan tubuh
melawan tahanan minimal mampu melawan dorongan yang diberikan fisioterapis,

namum tidak maksimal.

13. Sistem Endokrin


- Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
14. Sistem Immun
- Pasien tidak memiliki penyakit autoimun
15. Sistem Gastrointestinal
- Inspeksi : Tidak terdapat stria, tidak ada
penonjolan umbilicus
- Auskultasi : Terdengar suara bising usus 10 x / mnt
- Palpasi : Tidak ada distensi abdomen
- Perkusi : Terdapat suara timpani
16. Sistem Reproduksi
- Klien berjenis kelamin perempuan

17. Sistem Neurosensori


Jenis
Saraf kranialis fungsi Fungsi

Olfaktorius Sensorik Pasien dapat membedakan bau minyak wangi, teh


ataupun makanan
Optikus Sensorik Penglihatan agak buram
Okulomotorius Motorik Dilatasi reaksi pupil normal, terjani pengecilan pupil
ketika ada pantulan cahaya
Troklealis Motorik Tidak ada gangguan dalam pergerakan bola mata
Trigeminus Sensorik Bentuk wajah normal
Motorik Tidak ada gangguan pada saat mengunyah
Abdusen Motorik Dapat mengerakan bola mata ke samping, tidak
terdapat mata juling
Fasialis Motorik Pasien bisa membedakan rasa manis
Vestibulokoklear Sensorik Tidak ada gangguan pendengaran
Glosofaringeus Sensorik Pasien bisa membedakan rasa asin, asam dan pahit
Motorik
Vagus Sensorik Tidak ada gangguan, reflek muntah
Motorik
Semua anggota badan dapat bergerak dengan baik,
Asesorius Spinal Sensorik tidak ada gangguan pada saat menggerakan
anggota badan
Respon lidah baik
Hipoglosus Motorik

7. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
ADL (Activity Daily Living)
Pengkajian fungsional berdasarkan INDEKS KATZ
Pengkajian ini meliputi obsservasi kemampuan klien untuk melakukan aktivitas
kehdupan sehari-hari/Activity Daily Living

MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS


Termasuk yang manakah klien?
Item yang
NO Skor Nilai
dinilai
1 Makan 0 = Tidak mampu
(Feeding) 1 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega, dll 2
2 = Mandiri
2 Mandi 0 = Tergantung dengan orang lain
1
(Bathing) 1 = Mandiri
3 Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
(Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, dan 1
bercukur
4 Berpakaian 0 = Tergantung dengan orang lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (missal mengancing baju) 2
2 = Mandiri
5 Buang air kecil 0= Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak terkontrol
(Bladder) 1 = Kadang inkotinensia (maks, 1x 24 jam) 2
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6 Buang air 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
besar (Bowel) 1 = Kadang inkotinensia (sekali seminggu) 2
2 = Kontinensia (teratur)
7 Penggunaan 0 = Tergantung bantuan orang lain
toilet 1= Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan beberapa
2
hal sendiri
2 = Mandiri
8 Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
3
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9 Mobilitas 0 = Imobilitas (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan satu orang 3
3= Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu seperti
tongkat)
10 Naik turun 0 = Tidak mampu
tangga 1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu) 2
2 = Mandiri
Total skor 20

Interpretasi hasil:
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total

8. PENGKAJIAN KOGNITIF
a. Identifikasi tingkat intelektual dengan Short Protable Mental Status
Questioner(SPMSQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan total kesalahan berdasarkan 10
pertanyaan

Skore
No Pertanyaan Jawaban
+ -
- 1 Tanggal berapa hari ini? Lupa
+ 2 Hari apa sekarang? Selasa
+ 3 Apa nama tempat ini? Rumah
+ 4 Berapa nomor telepon Anda? Tidak ingat no
Dimana alamat Anda? telepon, br.
(tanyakan bila tidak memiliki telepon) Teruna
- 5 Berapa umur Anda? Tidak tau
+ 6 Kapan Anda lahir? 31 Desember
1961
+ 7 Siapa Presiden Indonesia sekarang? Jokowi Dodo
- 8 Siapa Presiden sebelumnya? Tidak ingat
+ 9 Siapa nama Ibu Anda? Ny.D
- 10 Berapa 20 dikurangi 3? 17-3? 15-3? Tidak tau
Total skor 6

kesalahan 0-2 : Fungsi intelektual utuh


Kesalahan 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10 : Kerusakan intelektual berat

b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan mnggunakan


MMSE (MiniMental Status Exam)
Nilai Nilai Pertanyaan
maksimum pasien
Orientasi
5 2 (tahun) (musim) (tanggal) (hari) (bulan apa sekarang?)
5 5 Dimana kita: (Negara bagian) (wilayah) (kota) (rumah
sakit) (lantai)?
Registrasi
3 3 Sebutkan nama 3 objek : 1 detik untuk mengtakan
masing-masing. Beri 1 poin untuk setiap jawaban yang
benar
Perhatian dan kalkulasi
5 3 Minta klien untuk memulai dari angka 100 kemudian
dikurangi 7 sampai 5 kali, beri 1 point untuk satu
kebenaran
Nilai Nilai Pertanyaan
maksimum pasien
Mengingat
3 3 Meminta untuk mengulang ketiga objek di atas. Berikan 1
poin untuk setiap kebenaran
Bahasa
9 7 - Nama pensil dan melihat (2 poin)
- Mengulang kata berikut : tidak ada jika, dan atau
tetapi(1 poin)
- Laksanakan 3 buah perintah ini : “ Peganglah
selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah
kertas itu pada pertengahan dan letakkanlah di lantai”.
(3 angka)
- Bacalah dan laksanakan perintah berikut “PEJAMKAN
MATA ANDA”, (1 angka)
- Tulislah sebuah kalimat (1 angka)
- Tirulah gambar ini (1 angka)

23 Nilai total

Kesimpulan : Total nilai yaitu 23 yang menyatakan tidak adanya kerusakan kognitif
Keterangan :
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang
memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

9. PENGKAJIAN STATUS EMOSIONAL


Identifikasi masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
a. Apakah klien mengalami kesulitan tidur? Ya/ TIDAK
b. Apakah klien sering merasa gelisah? YA/ TIDAK
c. Apakah klien sering murung dan menangis sendiri? YA/ TIDAK
d. Apakah klien sering was-was atau khawatir? YA/ TIDAK
Pertanyaan tahap 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali dalam satu bulan? Ya/
TIDAK
b. Ada atau banyak pikiran? Ya/ TIDAK
c. Ada masalah atau gangguan dengan keluarga lain? Ya/ TIDAK
d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? Ya/ TIDAK
e. Cenderung mengurung diri? Ya/ TIDAK
Bila lebih dari satu atau sama 1 jawaban “ya” MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+)
Kesimpulan: tidak adanya masalah emosional
10. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Pasien mengatakan hubungan dengan anak menantu dan cucu berhubungan dengan
baik
11. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Pasien mengatakan beragama hindu, selalu sembahyang 1x sehari dan jika kondisi
bagus selalu ikut menyame braye di sanggah
12. PENGKAJIAN DEPRESI (menggunakan Geriatric Depression Scale)

No Item pertanyaan Ya Tidak


1 Apakah Bapak/ Ibu sekarang ini merasa puas dengan 
kehidupannya?
2 Apakah Bapak/ Ibu telah meninggalkan banyak kegiatan atau 
kesenangan akhir-akhir ini?
3 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa hampa/ kosong di dalam hidup 
ini?
4 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa bosan? 
5 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai harapan yang baik di masa 
depan?
6 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai pikiran jelek yang 
mengganggu terus menerus?
7 Apakah Bapak/ Ibu memiliki semangat yang baik setiap saat? 
8 Apakah Bapak/ Ibu takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi 
pada Anda?
9 Apakah Bapak/ Ibu merasa bahagia sebagian besar waktu? 
10 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa tidak mampu berbuat apa- apa? 

11 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa resah dan gelisah? 


12 Apakah Bapak/ Ibu lebih senang tinggal dirumah daripada keluar 
dan mengerjakan sesuatu?
13 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir tentang masa depan? 
14 Apakah Bapak/ Ibu akhir – akhir ini sering pelupa?  
15 Apakah Bapak/ Ibu pikir bahwa hidup Bapak/ Ibu sekarang ini 
menyenangkan?
16 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa sedih dan putus asa? 
17 Apakah Bapak/ Ibu merasa tidak berharga akhir-akhir ini? 
18 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir tentang masa lalu? 
19 Apakah Bapak/ Ibu merasa hidup ini mengembirakan? 
20 Apakah sulit bagi Bapak/ Ibu untuk memulai kegiatan yang baru? 
21 Apakah Bapak/ Ibu merasa penuh semangat? 
22 Apakah Bapak/ Ibu merasa situasi sekarang ini tidak ada harapan? 
23 Apakah Bapak/ Ibu berpikir bahwa orang lain lebih baik keadaanya 
daripada Bapak/ Ibu?
24 Apakah Bapak/ Ibu sering marah karena hal- hal yang sepele? 
25 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa ingin menangis? 
26 Apakah Bapak/ Ibu sulit berkonsentrasi? 
27 Apakah Bapak/ Ibu merasa senang waktu bangun tidur di pagi hari? 
28 Apakah Bapak/ Ibu tidak suka berkumpul di pertemuan sosial? 
29 Apakah mudah bagi Bapak/ Ibu membuat suatu keputusan? 
30 Apakah pikiran Bapak/ Ibu masih tetap mudah dalam memikirkan 
sesuatu seperti dulu?
Total Skor 15 15

Ket: Setiap jawaban yang “ SESUAI” diberi skor 1


Skor 0-10 : Menunjukkan tidak depresi
Skor 11-20 : Menunjukkan depresi ringan
Skor 21-30 : Menunjukkan depresi sedang/ berat
13. PENGKAJIAN RISIKO JATUH
PENGKAJIAN DENGAN INSTRUMEN “THE TIME UP AND GO”
No Langkah
1 Posisi pasien duduk di kursi
Minta pasien berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah (3 meter), kembali ke kursi,
2
ukur waktu dalam detik

Keterangan: ≤ 10 detik, resiko jatuh rendah


≤ 10 detik : risiko jatuh rendah
11 – 19 detik : risiko jatuh sedang
20 – 90 detik : risiko jatuh tinggi
≥ 30 detik : risiko jatuh sangat tinggi
14. APGAR keluarga

NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG - TIDAK


(2) KADANG PERNAH
(1) (0)
1 A: Adaptasi
Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman-
teman) saya untuk membantu apabila saya 2
mengalami kesulitan (adaptasi)

2 P: Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dan mengungapkan masalah 2
dengan saya (hubungan)

3 G: Growth
Saya puas bahwa keluarga(teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk 2
melakukan aktivitas (pertumbuhan)

4 A: Afek
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan berespons terhadap 2
emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai

5 R: Resolve
Saya puas dengan cara teman atau keluarga saya dan
saya menyediakan waktu bersama-sama 2
mengekspresikan afek dan berespon

JUMLAH 10

Penilaian:
Total nilai <3 : disfungsi keluarga yang sangat tinggi
Total nilai 4-6 : disfungsi keluarga sedang
Total nilai 7-10: tidak ada disfungsi keluarga
15. INFORMASI PENUNJANG
1. Diagnosa medis : ARTRITIS GOUT (ASAM URAT)
2. Terapi medis :-

B. Analisa Data

NO TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1 DS: Peningkatan produksi Nyeri Akut
23 Desember
asam urat
P : pasien mengatakan cukup
2022 jam 11.00
sering merasakan nyeri di lutut
wita
dan area telapak kaki
Q : Pasien mengatakan nyeri Kadar laktat meningkat
yang dirasakan seperti di tusuk-
tusuk DA
R : dilutut dan area telapak Pengendapan asam urat
kaku
serangan goat
S : pasien mengatakan skala
nyeri 3
T : pasien mengatakan nyeri
peradangan(inflamasi)
yang dirasakan hilang timbul
DO:
- Tampak meringis nyeri akut
- TD : 130/80 mmHg
2 DS: Peningkatan produksi Kurangnya
23 Desember
asam urat
- Mengeluh lelah pengetahua
2022 jam 11.00
DO: n mengenai
wita
- pasien tampak lelah penyakit
- Suhu : 360c Kadar laktat meningkat b.d tidak
- TD : 150/90 mmHg terpaparnya
- RR : 20x/menit informasi
Pengendapan asam urat

Peradangan

disfungsi persendian

kurang pengetahuan
C. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral., tampak meringis, TD
130/80mmHg.

2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan


ketidak mampuan memberikan feedback terkait kondisi saat ini.
D. Rencana Keperawatan

No TTD/
Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx Nama

1 SLKI : Tingkat Nyeri SIKI : Manajemen Nyeri

Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Untuk mengetahui identitas lokasi,
keperawatan selama … x 24 jam durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri. karakteristik,durasi, frekuansi, kualitas,
diharapkan tingkat nyeri menurun, 2. Identifikasi Skala Nyeri dan intensitas nyeri
dengan kriteria hasil : 3. Berikan teknik nonfarmakologi untuk 2. Untuk mengetahui skala nyeri
mengurangi rasa nyeri (Perubahan posisi 3. Memberikan teknik relaksasi nafas
1. Keluhan nyeri menurun
saat tidur) dalam untuk mengurangi rasa nyeri
2. Meringis menurun
4. Jelaskan strategi meredakan nyeri 4. agar pasien tahu bagaimana cara
3. Gelisah menurun
5. Anjurkan menggunakan analgetik secara meredakan rasa nyeri
4. Kesulitan tidur menurun
tepat 5. agar pasien menggunakan obat secara
5. Frekuensi nadi membaik
6. Kolaborasi pemberian analgetik, jika tepat dan tidak berlebihan
perlu 6. pemberian analgetik dapat mengurangi
rasa nyeri pada pasien
2 SLKI : Intoleransi Aktivitas SIKI: Toleransi Aktifitas
Setelah dilakukan asuhan
1. Monitor respon emosional, fisik, 1. Mengetahui respon emosional, fisik,
keperawatan selama … x 24 jam
social, dan spiritual terhadap aktivitas social, dan spiritual aktivitas pasien
diharapkan toleransi aktivitas
2. Fasilitasi fokus pada
meningkat , dengan kriteria hasil : 2. Memberikan fasilitas
kemampuan, bukan defisit yang
1. Frekuensi nadi meningkat pada kemampuan ,bukan defisit yang
dialami
2. Saturasi oksigen meningkat
3. Jelaskan metode aktivitas fisik sehari- dialami
3. Keluhan lelah menurun
hari jika perlu 3. Menjelaskan cara aktivitas fisik sehari-
4. Dyspnea saat aktivitas menurun
4. Kolaborasi dengan terapis okupasi hari
5. Dyspnea setelah aktivitas
dalam merencanakan dan memonitor
menurun 4. Mengkolaborasikan terapi okupasi dalam
program aktivitas jika sesuai
merencanakan program aktivitas
2. Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan 1. Agar materi ataupendidikan
Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan kesehatan yangdiberikan dapat
keperawatan selama…. x24 jam. menerimainformasi diterima klien
diharapkan tingkat pengetahuan 2. Berikan kesempatan untuk bertanya 2. Agar dapat mengetahui hal apa yang
meningkat dengan kriteria hasil: 3. Jelaskan factor resiko yang dapat masihbelum di
1. Pertanyaan tentang mempengaruhikesehatan mengerti oleh klien
masalah yang dihadapi Ajarkan perilaku hidup bersihdan sehat 3. Agar klien dapatmenghindari factor
menurun resiko
2. Persepsi yang keliru yang dapatmempengaruhi
terhadap masalah kesehatan
Menjalani pemeriksaan yang tidak 4. Agar pasien dapat
membiasakan perilaku hidup
tepat
bersih dan sehat
SATUAN ACARA PENYULUHAN ASAM URAT (ARTRITIS GOUT)

1. Topik : Asam urat


2. Sasaran:
a. Sasaran program : Ibu L
b. Sasaran penyuluhan : Keluarga Ibu L (jumlah keluarga 2 orang)
3. Tujuan :
a. Tujuan umum: setelah mendapat penyuluhan selama 1 hari keluarga Ibu L
dapat merawat penderita asam urat dengan tepat
b. Tujuan khusus: setelah mendapatkan penyuluhan selama 1 hari, keluarga Ibu L
dapat:
 Menjelaskan pengertian asam urat
 Menjelaskan gejala asam urat
 Menjelaskan cara mengatasi asam urat
 Menyebutkan 7 prinsip diet penderita asam urat
 Memutuskan untuk taat menejemen asam urat (melakukan pengobatan
hingga kadar asam urat normal, control makanan yang dikonsumsi dan
menghindari makanan yang menyebabkan asam urat)
 Memilih dan menentukan makanan yang boleh dikunsumsi, boleh
dikunsumsi sedikit dan makanan yang harus dihindari
4. Materi :
 Pengertian asam urat
 Gejala asam urat
 Pengelolaan asam urat (manajemen asam urat)
 7 prinsip diet penderita asam urat
5. Metode :
 Ceramah
 Diskusi
6. Media dan Alat :
- Leaflet meliputi pengertian, prinsip diet dan cara mengatasi asam urat
- Alat tulis
7. Tempat : Ruang tamu rumah Ibu L
Rumah Ibu L : Ruang tamu

Keterangan :

= Penyuluh

= Keluarga

8. Waktu : Minggu, 25 Desember 2022. Pukul 10.00-14.00


Alokasi waktu

Kegiatan Waktu (menit)


No
1 Pembukaan dan perkenalan 2
Menyampaikan kontrak (tujuan, materi
2 2
waktu)
3 Menyampaikan materi penyuluhan 15
Demonstrasi pemilihan makanan asam
4 10
urat yang tepat
5 Diskusi tanya jawab 15
6 Merangkum materi 5
7 Evaluasi aspek kognitif dan afektif 5
8 Evaluasi aspek psikomotor 5
9 Penutup 1
9. Rencana evaluasi
Ranah Waktu Metode Instrumen Evaluator
Segera setelah Daftar
Kognitif Tanya jawab
penyuluhan Pertanyaan
Segera setelah Daftar
Afektif Wawancara
penyuluhan wawancara
Segera setelah Lembar
Psikomotor Observasi
penyuluhan observasi

Instrumen evaluasi
a. Daftar pertanyaan
 Apa pengertian asam urat?
 Apa saja gejala asam urat?
 Apa yang perlu diperhatikan untuk mengatasi asam urat Ibu L?
 Apa 7 prinsip diet asam urat?
b. Daftar wawancara
 Setelah mendapatkan informasi dari kami apa saja yang dapat Ibu lakukan
untuk menjaga agar asam urat Ibu tidak memburuk?
 Setalah mendapat informasi dari kami apa saja yang akan dilakukan Bapak
untuk merawat Ibu L?
c. Lembar observasi
NO KEGIATAN YA TIDAK
1 Pasien dapat memilih gambar makanan yang boleh di
makan dengan tepat
2 Pasien dapat memilih gambar makanan yang boleh di
makan dengan porsi sedikit dengan tepat
3 Pasien dapat memilih gambar makanan yang harus
dihindari dengan tepat

Gianyar, 25 Desember 2022


Penyusun

Dewa Ayu Made Febriari


NIM. 193213009
LAMPIRAN

A. PENGERTIAN ASAM URAT


Asam urat adalah sisa metabolism zat purin yang berasal dari makanan yang
kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping dari pemecahan sel darah. Purin
sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh
makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini,
lalu karena kita makan makhluk hidup tersebut , maka zat purin tersebut berpindah ke
dalam tubuh kita.
Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan
dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau penyakit
tertentu.Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses
(kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang
ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat
meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi makanan
yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul
pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak

B. GEJALA ASAM URAT


1. Kesemutan dan linu
2. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
3. Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri
luar biasa pada malam dan pagi.

C. CARA MENGATASI ASAM URAT


1. Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar
normalnya adalah 2,4 hingga 6 untuk wanita dan 3,0 hingga 7 untuk pria
2. Kontrol makanan yang dikonsumsi
3. Menghindari makanan-makanan yang dapat menyebabkan asam urat
Jenis makanan yang sebaiknya dihinari oleh penderita asam urat antara lain adalah:
1. Makanan laut seperti udang, kepiting, remis, tiram, cumi-cumi
2. Minuman yang mengandung alcohol seperti tape, bir, tuak pahit
3. Makanan kaleng seperti sarden, kornet sapiJeroan seperti usus, hari, limpa,
paru, otak, jantung, ginjal
4. Beberapa jenis buah-buahan seperti durian, alpokat, air kelapa muda, emping
melinjo
5. Kaldu daging
Jenis makanan yang boleh dikonsumsi dalam jumlah sedikit antara lain:
1. Tahu dan tempe
2. Ikan, daging kambing, daging ayam, daging sapi
3. Beberapa jenis sayuran tertentu seperti kangkung, bayam, brokoli, tauge, daun
pepaya, asparagus, kacang-kacangan, jamur
4. Makanan berlemak seperti santan, margarine, atau goreng-gorengan. Lemak
dapat menghambat pengeluaran asam urat lewat urine.
Jenis makanan yang boleh dikonsumsi adalah:
1. Keju, susu, telur
2. Makanan sumber karbohidrat seperti beras, kentang, singkong, terigu, tapioka,
hunkwe, makaroni, mie, bihun, roti, dan biskuit. Tetapi, karbohidrat sederhana
golongan fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali, dan sirup
sebaiknya dihindari karena fruktosa meningkatkan kadar asam urat.
3. Buah-buahan seperti semangka, melon, nanas, belimbing manis, dan jambu air.
Buah-buahan lain juga boleh dimakan kecuali durian dan alpokat.

Selain itu penderita asam urat dianjurkan untuk banyak minum, minimal 2 liter atau
10 gelas sehari, bertujuan membantu pengeluaran asam urat lewat air seni dan
mencegah penumpukan asam urat di ginjal atau kandung kemih.Air minum ini bisa
berupa air putih masak, teh, atau kopi.

D. 7 PRINSIP DIET PENDERITA ASAM URAT


1. Membatasi asupan purin atau rendah purin
2. Asupan energi sesuai dengan kebutuhan
3. Mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat
4. Mengurangi konsumsi lemak
5. Mengkonsumsi banyak cairan
6. Tidak mengkonsumsi alkohol
7. Mengkonsumsi cukup vitamin dan mineral
Ananggadipa, Muhammad. (2012). Lansia dengan Asam Urat (Artritis Gout/ Pirai).
Surabaya: Stikes Hang Tuah.
Syafrudin, SKM., M.Kes. dkk. (2011). HIMPUNAN PENYULUHAN KESEHATAN
(Pada Remaja, Keluarga, Lansia, dan Masyarakat). Jakarta Timur: CV. Trans
Info Media.
Sari M. 2010. Sehat dan Bugar tanpa Asam Urat, cetakan I. Nopember, Araska
Publisher Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta
CARA MENGATASI
ASAM URAT

Asam Urat
Kontrol makanan yang dikonsumsi dan
Penyakit yang disebabkan oleh menghindari makanan-makanan yang
tingginya kadar asam (akibat gangguan dapat menyebabkan asam urat
metabolisme Dari "MAKANAN YANG
MENGANDUNG protein PURIN"
Normalnya, Nilai asam urat
ARTRITIS GOUT bagi wanita 2,4 - 6 mg/dl, Makanan yang
untuk pria 3,0 - 7 mg/dl boleh dikonsumsi

1. Keju, susu, telur


Gejala asam 2. Makanan sumber karbohidrat seperti beras,
kentang, singkong, terigu, tapioka, mie, bihun,
urat roti, dan biskuit. Tetapi, karbohidrat sederhana
golongan fruktosa seperti gula, permen,
sebaiknya dihindari karena fruktosa
meningkatkan kadar asam urat.
1. Kesemutan dan linu
3. Buah-buahan seperti semangka, melon,
2. Nyeri terutama malam hari atau pagi
hari saat bangun tidur nanasBuah-buahan lain juga boleh dimakan
3. Sendi yang terkena asam urat terlihat kecuali durian dan alpokat.
bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri
luar biasa pada malam dan pagi.


Makanam yang
FAKTOR RESIKO DIHINDARI !!
ASAM URAT
1.Makanan laut seperti udang, kepiting,
1. genetik/riwayat keluarga
remis, tiram, cumi-cumi
2. asupan senyawa purin
2.Minuman yang mengandung alcohol
STIKES WIRA MEDIKA BALI berlebihan
3. konsumsi alkohol berlebih seperti tape, bir, tuak pahit
4. kegemukan (obesitas) 3. Makanan kaleng seperti sarden, kornet
5. hipertensi sapiJeroan seperti usus, hari, limpa, paru,
6. gangguan fungsi ginjal dan otak, jantung, ginjal
obatobatan tertentu

4.Beberapa jenis buah-buahan seperti


durian, alpokat, air kelapa muda, emping
DEWA AYU MADE FEBRIARI melinjo
193213009 5. Kaldu daging
A-13 KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai