OLEH
DEWA AYU MADE FEBRIARI
NIM. 193213009
A13 Keperawatan
Mengetahui,
Mahasiswa,
Pembimbing Klinik
STIKes Wira Medika Bali
Puskesmas Blahbatuh II
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Stikes Wira Medika Bali
2. PROSES MENUA
Proses menua adalah peristiwa yang akan terjadi pada laki-laki dan
perempuan, baik muda maupun tua (Miller,2012). Hal tersebut
dikarenakan proses menua merupakan bagian dari peristiwa siklus
kehidupan manusia. Siklus kehidupan manusia dimulai dari janin dan
berakhir pada tahapan lanjut usia dan kematian. Lanjut usia merupakan
tahap akhir perkembangan manusia. Sehingga lansia adalah manusia
dewasa yang telah mengalami proses menua tahap akhir.
3. KLASIFIKASI
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia.
a. Pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia Resiko Tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan (Depkes RI, 2003).
d. Lansia Potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI,
2003).
e. Lansia Tidak Potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI,
2003).
4. KARAKTERISTIK
menurut Keliat (1999) dan Maryam (2008), lansia memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13
tentang kesehatan).
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi
adaftif hingga kondisi maladaptif.
c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (Maryam, 2008)
5. TIPE LANSIA
Di zaman sekarang (zaman pembangunan), banyak ditemukan bermacam-
macam tipe usia lanjut. Yang menonjol antara lain:
a. Tipe arif bijaksana.
Lanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman, mempunyai diri dengan perubahan zaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
b. Tipe mandiri
Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan
kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan,
serta memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas
Lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang
proses penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan
daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang
disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit
dilayani dan pengkritik.
d. Tipe pasrah
Lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik,
mempunyai konsep habis (“habis gelap datang terang”), mengikuti
kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
e. Tipe bingung
Lansia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,
merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh (Nugroho, 2008).
6. TUGAS PERKEMBANGAN LANSIA
Menurut Duvall dalam Wong (2008) tugas perkembangan lansia
meliputi:
a. mengalihkan peran bekerja dengan masa senggang dan persiapan
pensiun atau pensiun penuh
b. memelihara fungsi pasangan dan fungsi individu serta beradaptasi
dengan proses penuaan,
c. mempersiapkan diri untuk menghadapi proses kematian dan
kehilangan pasangan hidup dan/atau saudara kandung maupun teman
sebaya. Sedangkan menurut Erickson tugas perkembangan pada masa
lansia adalah integritas ego (Stolte, 2003).
2. ETIOLOGI
1. Gejala Artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat
dari penyebabnya penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan
metabolit.
2. Faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan gout adalah :
- Pembedahan
- Trauma
- Obat-obatan
- Alkohol
- Stress emosional
- Diet tinggi purin
3. a) Pembentukan Asam urat yang berlebihan
- Gout primer metabolik disebabkan sintesis langsung yang
bertambah.
- Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan karena penyakit.
- Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan karena penyakit.
b) Kurangnya pengeluaran asam urat
- Gout primer renal terjadi karena gangguan ekskresi asam urat
ditubuli distal ginjal
- Gout sekunder renal disebabkan oleh kerusakan ginjal.
3. TANDA DAN GEJALA
Terdapat empat stadium perjalanan klinis gout yang tidak diobati: (Silvi A.
price)
1. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium ini
asam urat serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari
peningkatan asam urat serum.
2. Stadium kedua arthritis gout akut terjadi awitan mendadak
pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari
kaki dan sendi metatarsophalangeal.
3. Stadium tiga setelah serangan gout akut adalah tahap interkritis. Tidak
terdapat gelaja-gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari
beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan
gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
4. Stadium keempat adalah tahap gout kronik, dengan timbunan asam
urat yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatantidak
dimulai. Peradangan kronik akibat Kristal-kristal asam urat
mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku, juga pembesaran dan
penonjolan sendi bengkak.
4. KLASIFIKASI
Menurut (Ahmad, 2011) jenis asam urat yaitu :
a. Gout primer
Pada gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
b. Gout sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan
dengan kadar purin tinggi.
Peningkatan produksi asam urat
5. PATOFISIOLOGI
Nyeri b.d inflamasi - Atritis akut Gangguan citra tubuh b.d ekskresi asam urat oleh ginjal
- Tofi adanya trofi
Resiko cidera
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg %)
b. Pemeriksaan kadar asam urat yang enzimatik.
c. Didapatkan leukositosis ringan
d. LED meninggi sedikit
e. Pemeriksaan urin
Ditemukan kadar asam urat tinggi (500 mg % / liter per 24 jam)
f. Pemeriksaan cairan tofi
g. Melihat respon dari gejala-gejala pada sendi terhadap pemberian
Cholasin. Cholasin adalah obat yang menghambat aktifitas fagositik
dari leukosit sehingga memberikan perubahan sehingga memberikan
perubahan yang dramatis dan cepat meredakan gejala-gejala.
7. PENATALAKSANAAN
Penanganan gout biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut dan
kronik. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini:
1. Mengatasi serangan akut
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mnecegah penimbunan kristal urat
pada jaringan, terutama persendian
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipouresemik
Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan
gout. Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin,
modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan
pada pasien yang kelebihan berat badan terbukti efektif.
Terapi farmakologi
Serangan akut
Istirahat dan terapi cepat dnegan pemberian NSAID, misalnya indometasin
200 mg/hari atau diklofenak 159 mg/hari, merupakan terapi lini pertama
dalam menangani serangan akut gout, asalkan tidak ada kontraindikasi
terhadap NSAID. Aspirin harus dihindari karena ekskresi aspirin
berkompetesi dengan asam urat dan dapat memperparah serangan gout
akut. Obat yang menurunkan kadar asam urat serum (allopurinol dan obat
urikosurik seperti probenesid dan sulfinpirazon) tidak boleh digunakan
pada serangan akut.
Penanganan NSAID, inhibitor cyclooxigenase-2 (COX 2), kolkisin dan
kortikosteroid untuk serangan akut dibicarakan berikut ini :
1. NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien yang
mengalami serangan gout akut. NSAID harus diberikan dengan dosis
sepenuhnya pada 24-48 jam pertama atau sampai rasa nyeri hilang.
NSAID yang umum digunakan untuk mengatasi episode gout akut
adalah :
• Naproxen- awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari
• Piroxicam- awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari
• Diclofenac- awal 100 ,g, kemudian 50 mg 3x/hari
2. COX-2 inhibitor; Etoricoxib merupakan satu-satunya COX-2 yang
dilisensikan untuk mengatasi serangan akut gout. Obat ini efektif tapi
cukup mahal, dan bermanfaat terutama bagi pasien yang tidak tahan
terhadap efek gastrointestinal NSAID non selektif. COX-2 inhibitor
mempunyai resiko efek samping gastrointestinal bagian atas lebih
rendah dibanding NSAID non selektif.
3. Colchicine merupaka terapi spesifik dan efektif untuk serangan gout
akut. Namun dibanding NSAID kurang populer karena kerjanya lebih
lambat dan efek samping lebih sering dijumpai.
4. Steroid adalah strategi alternatif selain NSAID dan kolkisin. Cara ini
dapat meredakan serangan dengan cepat ketika hanya 1 atau 2 sendi
yang terkena. Namun, harus dipertimbangkan dengan cermat diferensial
diagnosis antara atrithis sepsis dan gout akut.
Serangan kronik
Kontrol jangka panjang hiperuriesmia merupakan faktor penting untuk
mencegah terjadinya serangan akut gout, keterlibatan ginjal dan
pembentukan batu asam urat. Penggunaan allopurinol, urikourik dan
feboxsotat untuk terapi gout kronik dijelaskan berikut ini:
1. Allopurinol ; obat hipouresemik pilihan untu gout kronik adalah
alluporinol, selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi fungsi
ginjal. Allopurinol menurunkan produksi asam urat dengan cara
menghambat enzim xantin oksidase.
2. Obat urikosurik; kebanyakan pasien dengan hiperuresmia yang sedikit
mengekskresikan asam urat dapat terapi dengan obat urikosurik.
Urikosurik seperti probenesid (500 mg-1 g 2x/hari).
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
A. PENGKAJIAN/PENGUMPULAN DATA
a. Identitas/Data Biografis Klien
1. Nama
2. No. Rekam Medis
3. Jenis Kelamin
4. Tempat Tanggal Lahir
5. Umur
6. Agama
7. Status Perkawinan
8. Pekerjaan
9. Pendidikan Terakhir
10. Alamat Rumah
11. Orang yang dekat dihubungi
12. Hubungan dengan klien
13. Tanggal masuk ke RS
b. Keluhan Utama
Keluhan utama pasien sakit
c. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Riwayat kesehatan pasien saat ini
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Apakah pasien memiliki riwayat kesehatan masalalu
e. Genogram
f. Penyakit Keluarga
Apakah klien memiliki penyakit keturunan dari keluarga
g. Riwayat Pekerjaan
1. Pekerjaan saat ini
2. Pekerjaan sebelumnya
3. Sumber pendapatan
4. Kecukupan pendapatan
h. Riwayat Lingkungan Hidup
i. Riwayat Rekreasi
1. Hobi
2. Wisata
3. Keanggotaan organisasi
j. Sistem Pendukung
Apakah pasien memiliki keluarga atau kerabat yang selalu menjaga
dan mendukungkesembuhan pasien
k. Spiritual/Kultural
1. Pelaksanaan ibadah
2. Keyakinan tentang kesehatan
l. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
2. Tingkat kesadaran : (Composmetis/Apatis/Somnolen/Supor/Coma)
3. Glasgow Coma Scale : E : V : M :
4. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu
b. Nadi
c. Tekanan darah
d. Pernafasan
5. Tinggi badan
6. Berat badan
7. IMT
8. Sistem Kardiovaskuler
- Inspeksi : bentuk dada simetris atau tidak
- Palpasi : apakah terdapat nyeri pada area dada atau tidak
- Perkusi : kaji bunyi suara perkusi
- Auskultasi : kaji bunyi suara
9. Sistem Pernafasan
- Inspeksi : dilihat adanya peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan, serta
penggunaan otot bantu pernapasan. Inspeksi dada terutama untuk melihat
postur bentik dan kesimetrisan, sifat dan irama pernapasan, dan frekuensi
pernapasan.
- Palpasi : Pada palpasi biasanya kesimetrisan, ekspansi, dan taktil
premitus normal.
- Perkusi : Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor
sedangkan diafragma menjadi datar dan rendah.
- Auskultasi: apakah ada bunyi nafas tambahan
10. Sistem Integument
- Inspeksi : Simetris kanan kiri, turgor kulit elastis,
tidak ada lesi, warna kulit sawo matang , tidak ada
sianosis.
- Palpasi : CRT < 2 dtk, tidak ada benjolan, tidak ada
odem, tidakada nyeri tekan
11. Sistem Perkemihan
- Palpasi : Ada/tidak ada distensi kantung kemih
- Perkusi : Ada/tidak ada nyeri tekan
m. Pengkajian Fungsional
Interpretasi hasil:
20 : Mandiri
Skore
No Pertanyaan Jawaban
+ -
- 1 Tanggal berapa hari ini?
+ 2 Hari apa sekarang?
+ 3 Apa nama tempat ini?
+ 4 Berapa nomor telepon Anda?
Dimana alamat Anda?
(tanyakan bila tidak memiliki telepon)
+ 5 Berapa umur Anda?
+ 6 Kapan Anda lahir?
+ 7 Siapa Presiden Indonesia sekarang?
+ 8 Siapa Presiden sebelumnya?
+ 9 Siapa nama Ibu Anda?
+ 10 Berapa 20 dikurangi 3? 17-3? 15-3?
Total skor
Keterangan:
Nilai total
Keterangan :
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan
kognitif yangmemerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Pertanyaan tahap 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali dalam satu bulan?
Ya/TIDAK
b. Ada atau banyak pikiran? Ya/ TIDAK
Bila lebih dari satu atau sama 1 jawaban “ya” MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+)
q. Pengkajian Psikososial
r. Pengkajian Spiritual
1. Perasaan klien tentang kehidupan keagamaannya.
2. Melakukan kewajiban-kewajiban agar berkontepalasi tentang makna kehidupan
menurut agama dan kepercayaannya.
Catatan:
1. Pengkajian awal risiko jatuh dilakukan pada saat pasien masuk rumah sakit,
dituliskan pada kolom IA (Initial Assessment)
c. Menerima pasien pindahan dari ruangan lain (On Ward Transfer) dengan
kode: WT
e. Saat pasien pulang (Discharge) dengan kode: DCKode ini dituliskan pada
kolom keterangan
u. APGAR keluarga
Penilaian:
Total nilai <3 : disfungsi keluarga yang sangat tinggi
Total nilai 4-6 disfungsi keluarga sedang
Total nilai 7-10: tidak ada disfungsi keluarga
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
Menurut Sarif, 2012, intervensi dari beberapa diagnosa yaitu:
1. gangguan rasa nyaman nyeri
- Tujuan jangka panjang :
Setelah di lakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
masalah nyeri klien teratasi
- Tujuan jangka panjang :
Setelah di lakukan tindakan asuhan keperawatan 1 x 24 jam klien
dapat mengikuti cara mengatasi nyeri / menajemen nyri dengan
benar,
Kriteria hasil :
a) Nyeri hilang atau terkontrol
b) Ekspresi wajah klien rilek
c) Skala nyeri 3
Rencana tindakan :
1. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi, intensitas dan kualitas nyeri
(0-10).
2. Beri matras atau kasur keras, bantal kecil.tinggikan linen tempat
tidur sesuai kebutuhan.
3. Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman waktu tidur/ duduk
di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai kebutuhan.
4. Dorong untuk sering ubah posisi
5. Bantu passien bergerak di tempat tidur.
6. Sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan
yang mennyentak.
7. Anjurkan pasien mandi air hangat atau air pancur saat bangun pagi.
8. Berikan masase yang lembut.
9. Kolaborasi obat sebellum aktivitas atau latihan yang di rencanakan.
D. Implementasi keperawatan
Menurut (Kozier, 2010) Implementasi keperawatan adalah sebuah fase
dimana perawat melaksanakan intervensi keperawatan yang sudah
direncanakan sebelumnya. Implementasi adalah tahap ke empat dalam
proses keperawatan yang merupakan serangkaian kegiatan/tindakan
yang dilakukan oleh perawat secara langsung pada klien. Tindakan
keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana
tindakan/intervensi keperawatan yang telah ditetapkan/ dibuat.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses menilai diagnosis keperawatan keluarga
yang teratasi, teratasi sebagian, atau timbul masalah baru. Melalui
Melalui kegiatan evaluasi, kita dapat menilai pencapaian tujuan yang
diharapkan dan tujuan yang telah dicapai oleh keluarga. Bila tercapai
sebagian atau timbul masalah keperawatan baru, kita perlu melakukan
pengkajian lebih lanjut, memodifikasi rencana atau mengganti dengan
rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan keluarga.Evaluasi
disusun dengan menggunakan SOAP yang operasional dengan
pengertian S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan
secara subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi
keperawatan. O adalah keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh
perawat dengan menggunakan pengamatan yang objektif setelah
implementasi keperawatan. A merupakan analisa perawat setelah
mengetahui respon subjektif dan objektif keluarga yang dibandingkan
dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan mengacu pada tujuan
pada rencana keperawatan keluarga. P adalah perencanaan selanjutnya
setelah perawat melakukan analisis. Pada tahap ini ada dua evaluasi
yang dapat dilaksanakan oleh perawat yaitu evaluasi formatif yang
bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai
dengan kegiatan yang dilakukan, sesuai dengan kontrak pelaksaan dan
evaluasi sumatif yang bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap
pencapaian diagnosiskeperawatan apakah rencana diteruskan sebagian,
diteruskan dengan perubahan intervensi, atau dihentikan. (Sudiharto,
2007; 49).
DAFTAR PUSTAKA
DENGAN HIPERTENSI
NIM : 193213009
Nama Ruangan :-
Tanggal Praktek :-
A. PENGKAJIAN/PENGUMPULAN DATA
1. IDENTITAS/DATA BIOGRAFIS KLIEN
1) Nama : Yn.. L
2) No. Rekam Medis :-
3) Jenis Kelamin : Perempusn
4) Tempat Tanggal Lahir : Gianyar, 31 Desember 1961
5) Umur : 60thn
6) Agama : Hindu
7) Status Perkawinan : Menikah
8) Pekerjaan : Wirausaha
9) Pendidikan Terakhir :-
10) Alamat Rumah : Br. Teruna, Blahbatuh
11) Orang yang dekat dihubungi :-
12) Hubungan dengan klien :-
13) Tanggal masuk ke RS :-
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan cukup sering menyalami nyeri kaki.
3. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Pasien mengatakan nyeri kaki seperti tertusuk tusuk di lutut dan area telapak kaki
nyeri yang dialami klien hilang timbul dengan skala ringan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan didapatkan TD 130/80 mmHg.
4. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit terdahulu.
5. Genogram
Keterangan :
: Pasien
: Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
6. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keluarga
7. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Pekerjaan saat ini
Pasien mengatakan bekerja sebagai wirausaha jajanan khas bali.
2. Pekerjaan sebelumnya
Pasien mengatakan bekerja sebagai wirausaha jajanan khas bali
3. Sumber pendapatan
Pasien mengatakan pendapatan beliau berasal dari hasil jualan jajanan.
4. Kecukupan pendapatan
Pasien mengatakan sumber pendapatan yang didapat cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari
5. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasien mengatakan keluarga dan tetangga di sekitar rumah sangat nyaman, karena
pasien juga suka bersosialisasi dan berbaur dengan lingkungan sekitar
6. RIWAYAT REKREASI
1. Hobi : Memasak
2. Wisata :-
3. Keanggotaan organisasi : -
4. SISTEM PENDUKUNG
Pasien mengatakan keluarga terutama anak dan menantunya sangat memperhatikan
beliau pada kondisi sekarang.
5. SPIRITUAL/KULTURAL
1. Pelaksanaan ibadah
Pasien mengatakan melaksanakan persembahyangan 1x sehari
2. Keyakinan tentang kesehatan
Pasien mengatakan pasti akan sehat
6. PEMERIKSAAN FISIK
Tinjauan Sistem
1. Keadaan umum : Composmetis
2. Tingkat kesadaran : (Composmetis/Apatis/Somnolen/Supor/Coma)
3. Glasgow Coma Scale : E : 4 V : 5 M : 6
4. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu : 360c
b. Nadi :-
c. Tekanan darah : 130/80mmHg
d. Pernafasan : 20x/menit
5. Tinggi badan :155
6. Berat badan : 60
7. IMT : 25
8. Sistem Kardiovaskuler
bentuk dada simetris, tidak ada lesi, gerakan jantung normal.
9. Sistem Pernafasan
Tidak ada otot bantu napas, bunyi napas vesikuler
10. Sistem Integument
Turgor kulit menurun, tidak ada lesi, warna kulit sawo matang , kulit keriput,
CRT < 2 dtk, ada benjolan, tidak ada odem, ada nyeri tekan
11. Sistem Perkemihan
Tidak ada distensi kantung kemih, Tidak ada nyeri tekan
12. Sistem Musculoskeletal
Pasien mengatakan sering merasa cepat lelah saat melakukan aktivitas
4444 4444
4444 4444
Keterangan:
4 artinya otot mampu berkontraksi dan menggerakan tubuh melawan gerakan tubuh
melawan tahanan minimal mampu melawan dorongan yang diberikan fisioterapis,
7. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
ADL (Activity Daily Living)
Pengkajian fungsional berdasarkan INDEKS KATZ
Pengkajian ini meliputi obsservasi kemampuan klien untuk melakukan aktivitas
kehdupan sehari-hari/Activity Daily Living
Interpretasi hasil:
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total
8. PENGKAJIAN KOGNITIF
a. Identifikasi tingkat intelektual dengan Short Protable Mental Status
Questioner(SPMSQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan total kesalahan berdasarkan 10
pertanyaan
Skore
No Pertanyaan Jawaban
+ -
- 1 Tanggal berapa hari ini? Lupa
+ 2 Hari apa sekarang? Selasa
+ 3 Apa nama tempat ini? Rumah
+ 4 Berapa nomor telepon Anda? Tidak ingat no
Dimana alamat Anda? telepon, br.
(tanyakan bila tidak memiliki telepon) Teruna
- 5 Berapa umur Anda? Tidak tau
+ 6 Kapan Anda lahir? 31 Desember
1961
+ 7 Siapa Presiden Indonesia sekarang? Jokowi Dodo
- 8 Siapa Presiden sebelumnya? Tidak ingat
+ 9 Siapa nama Ibu Anda? Ny.D
- 10 Berapa 20 dikurangi 3? 17-3? 15-3? Tidak tau
Total skor 6
23 Nilai total
Kesimpulan : Total nilai yaitu 23 yang menyatakan tidak adanya kerusakan kognitif
Keterangan :
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang
memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
2 P: Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dan mengungapkan masalah 2
dengan saya (hubungan)
3 G: Growth
Saya puas bahwa keluarga(teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk 2
melakukan aktivitas (pertumbuhan)
4 A: Afek
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan berespons terhadap 2
emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai
5 R: Resolve
Saya puas dengan cara teman atau keluarga saya dan
saya menyediakan waktu bersama-sama 2
mengekspresikan afek dan berespon
JUMLAH 10
Penilaian:
Total nilai <3 : disfungsi keluarga yang sangat tinggi
Total nilai 4-6 : disfungsi keluarga sedang
Total nilai 7-10: tidak ada disfungsi keluarga
15. INFORMASI PENUNJANG
1. Diagnosa medis : ARTRITIS GOUT (ASAM URAT)
2. Terapi medis :-
B. Analisa Data
Peradangan
disfungsi persendian
kurang pengetahuan
C. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral., tampak meringis, TD
130/80mmHg.
No TTD/
Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx Nama
Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Untuk mengetahui identitas lokasi,
keperawatan selama … x 24 jam durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri. karakteristik,durasi, frekuansi, kualitas,
diharapkan tingkat nyeri menurun, 2. Identifikasi Skala Nyeri dan intensitas nyeri
dengan kriteria hasil : 3. Berikan teknik nonfarmakologi untuk 2. Untuk mengetahui skala nyeri
mengurangi rasa nyeri (Perubahan posisi 3. Memberikan teknik relaksasi nafas
1. Keluhan nyeri menurun
saat tidur) dalam untuk mengurangi rasa nyeri
2. Meringis menurun
4. Jelaskan strategi meredakan nyeri 4. agar pasien tahu bagaimana cara
3. Gelisah menurun
5. Anjurkan menggunakan analgetik secara meredakan rasa nyeri
4. Kesulitan tidur menurun
tepat 5. agar pasien menggunakan obat secara
5. Frekuensi nadi membaik
6. Kolaborasi pemberian analgetik, jika tepat dan tidak berlebihan
perlu 6. pemberian analgetik dapat mengurangi
rasa nyeri pada pasien
2 SLKI : Intoleransi Aktivitas SIKI: Toleransi Aktifitas
Setelah dilakukan asuhan
1. Monitor respon emosional, fisik, 1. Mengetahui respon emosional, fisik,
keperawatan selama … x 24 jam
social, dan spiritual terhadap aktivitas social, dan spiritual aktivitas pasien
diharapkan toleransi aktivitas
2. Fasilitasi fokus pada
meningkat , dengan kriteria hasil : 2. Memberikan fasilitas
kemampuan, bukan defisit yang
1. Frekuensi nadi meningkat pada kemampuan ,bukan defisit yang
dialami
2. Saturasi oksigen meningkat
3. Jelaskan metode aktivitas fisik sehari- dialami
3. Keluhan lelah menurun
hari jika perlu 3. Menjelaskan cara aktivitas fisik sehari-
4. Dyspnea saat aktivitas menurun
4. Kolaborasi dengan terapis okupasi hari
5. Dyspnea setelah aktivitas
dalam merencanakan dan memonitor
menurun 4. Mengkolaborasikan terapi okupasi dalam
program aktivitas jika sesuai
merencanakan program aktivitas
2. Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan 1. Agar materi ataupendidikan
Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan kesehatan yangdiberikan dapat
keperawatan selama…. x24 jam. menerimainformasi diterima klien
diharapkan tingkat pengetahuan 2. Berikan kesempatan untuk bertanya 2. Agar dapat mengetahui hal apa yang
meningkat dengan kriteria hasil: 3. Jelaskan factor resiko yang dapat masihbelum di
1. Pertanyaan tentang mempengaruhikesehatan mengerti oleh klien
masalah yang dihadapi Ajarkan perilaku hidup bersihdan sehat 3. Agar klien dapatmenghindari factor
menurun resiko
2. Persepsi yang keliru yang dapatmempengaruhi
terhadap masalah kesehatan
Menjalani pemeriksaan yang tidak 4. Agar pasien dapat
membiasakan perilaku hidup
tepat
bersih dan sehat
SATUAN ACARA PENYULUHAN ASAM URAT (ARTRITIS GOUT)
Keterangan :
= Penyuluh
= Keluarga
Instrumen evaluasi
a. Daftar pertanyaan
Apa pengertian asam urat?
Apa saja gejala asam urat?
Apa yang perlu diperhatikan untuk mengatasi asam urat Ibu L?
Apa 7 prinsip diet asam urat?
b. Daftar wawancara
Setelah mendapatkan informasi dari kami apa saja yang dapat Ibu lakukan
untuk menjaga agar asam urat Ibu tidak memburuk?
Setalah mendapat informasi dari kami apa saja yang akan dilakukan Bapak
untuk merawat Ibu L?
c. Lembar observasi
NO KEGIATAN YA TIDAK
1 Pasien dapat memilih gambar makanan yang boleh di
makan dengan tepat
2 Pasien dapat memilih gambar makanan yang boleh di
makan dengan porsi sedikit dengan tepat
3 Pasien dapat memilih gambar makanan yang harus
dihindari dengan tepat
Selain itu penderita asam urat dianjurkan untuk banyak minum, minimal 2 liter atau
10 gelas sehari, bertujuan membantu pengeluaran asam urat lewat air seni dan
mencegah penumpukan asam urat di ginjal atau kandung kemih.Air minum ini bisa
berupa air putih masak, teh, atau kopi.
Asam Urat
Kontrol makanan yang dikonsumsi dan
Penyakit yang disebabkan oleh menghindari makanan-makanan yang
tingginya kadar asam (akibat gangguan dapat menyebabkan asam urat
metabolisme Dari "MAKANAN YANG
MENGANDUNG protein PURIN"
Normalnya, Nilai asam urat
ARTRITIS GOUT bagi wanita 2,4 - 6 mg/dl, Makanan yang
untuk pria 3,0 - 7 mg/dl boleh dikonsumsi
Makanam yang
FAKTOR RESIKO DIHINDARI !!
ASAM URAT
1.Makanan laut seperti udang, kepiting,
1. genetik/riwayat keluarga
remis, tiram, cumi-cumi
2. asupan senyawa purin
2.Minuman yang mengandung alcohol
STIKES WIRA MEDIKA BALI berlebihan
3. konsumsi alkohol berlebih seperti tape, bir, tuak pahit
4. kegemukan (obesitas) 3. Makanan kaleng seperti sarden, kornet
5. hipertensi sapiJeroan seperti usus, hari, limpa, paru,
6. gangguan fungsi ginjal dan otak, jantung, ginjal
obatobatan tertentu