PRE PLANNING
TERAPI MODALITASMEMORY GAMES
(PERMAINAN MENCOCOKAN GAMBAR)PADA LANSIA
DI UPTD GRIYA WERDHA SURABAYA
Oleh :
GERBONG 2
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh :
1. Agung Prassetia Aji, S.Kep (1930003)
2. Aida Berlian, S.Kep (1930004)
3. Dwi Hesti Murwaningsih, S.Kep (1930021)
4. Ika Febriyanti, S.Kep (1930039)
5. Mahalia Ocha Danna, S.Kep (1930048)
6. Nadya Wahyu Pratiwi, S.Kep (1930057)
7. Novan Hariyanto, S.Kep (1930061)
8. Octafiansyah A.K, S.Kep (1930067)
9. Rizky Novitasari Suherman, S.Kep (1930077)
10. Septa Rezita Kusumaningtyas S.Kep (1930080)
11. Syoviana Kartikaningrum, S.Kep (1930085)
12. Vamila Meidiawati, S.Kep (1930088)
Judul : Satuan Acara Penyuluhan mengenai Terapi Modalitas Memory Games
(Permainan Mencocokan Gambar) pada Lansia di UPTD Griya
Werdha Surabaya.
Telah disetujui untuk dilaksanakan permainan terapi modalitas di Surabaya di UPTD
Griya Werdha Surabaya pada hari Senin, 09 Desember 2019.
akhir, dengan kisaran usia dimulai dari 60 tahun keatas (Satrock, 2008 dalam Candra,
2014). Proses menua menyebabkan terjadinya gangguan kognitif yang terlihat pada
daya ingat dan kecerdasan (Hana dan Ismail, 2009). Penurunan fungsi kognitif
terhadap orang lain untuk merawat diri sendiri (care dependence) pada lansia dan
lupa terhadap lingkungan. Penurunan fungsi kognitif dapat terjadi dengan cara yang
berbeda-beda karena hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain, usia, jenis
kelamin dan hanya gemar pada salah satu permainan saja Sehingga para lansia
permainan dan senam otak, selain itu juga dapat diberikan permainan seperti permainan
4
mencocokan gambar, agar dapat mempertahankan fungsi kognitif. Berbagai cara dapat
dan majalah, dan menonton televisi. Dengan bertambahnya usia, para lansia
waktunya makan, beribadah, hari dan aktivitas yang dilakukan. Hal ini terjadi
dikarenakan lansianya yang lupa hari, dan bulan dan kurangnya aktivitas yang
mengasah kognitif yang secara rutin. Selama ini kegiatan yang sudah diberikan oleh
petugas untuk mengatasi penurunan fungsi kognitif pada lansia yang tinggal di UPTD
griya werdha jambangan Surabaya yaitu melakukkan aktivitas pagi hari, melakukan
permainan yang hanya digemari permainan catur dan congklak saja, permainan
tersebut pun hanya dipermainakan beberapa orang saja. Namun sejauh ini percobaan
kegiatan tersebut belum efektif dikarenakan jenis permainan yang kurang beragam.
Hasil data yang diperoleh dari World Health Organitation(2015), di kawasan Asia
Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 jiwa. Pada tahun 2050
diperkirakan populasi Lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000
jumlah lansia sekitar 5,300,000 (7.4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun
2020 diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28,800,000 (11.34%) dari total populasi
(Depkes, 2013). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) menyatakan
dibandingkan tahun 2004 lalu dimana 2006 berjumlah 3.832.295. Berdasarkan data
lansia yang terkaji terdiri dari 76 (58.9%) lansia perempuan dan 53(41.1%) lansia
laki-laki yang berada di panti. Lansia yang mengalami gangguan kognitif berat
(29.9%). Hasil wawancara singkat dengan kepala Griya Werdha Jambangan Surabaya
didapatkan bahwa dipanti tersebut terdapat program senam lansia, namun program
Penyebab dari masalah fungsi kognitif yang menurun pada lansia terjadinya
ketidakmampuan dalam melakukan aktifitas normal sehari-hari, dan juga merupakan alasan
tersering yang menyebabkan terjadinya ketergantungan terhadap orang lain untuk merawat diri
sendiri. Oleh karena itu permainanmerupakan merupakan suatu aktivitas yang sengaja
memicu seseorang untuk melepaskan stress mereka dan meningkatkan fungsi kognitif
melibatkan otak untuk menginat daftar/ list. Dalam hal ini, lansia diberikan skenario
dan mendaftar apa yang dibutuhkan, kemudian menggunakan alat-alat yang berbeda
untuk membantu mengingat. Lansia hanya perlu mengembankan area otak yang
mengatur suatu petunjuk, namun juga harus menggunakan strategi untuk mengingat
6
lansia tidak bisa lagi berfikir dan tidak bisa diajak mengobrol. Penurunan fungsi
fungsi kognitif akan menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat, yaitu
pengurangan massa otak dan pengurangan aliran darah otak. Fungsi fisik dan psikis
lansia akan terganggu. Penurunan fungsi kognitif pada lansia merupakan penyebab
terhadap orang lain untuk merawat diri sendiri (care dependence) pada lansia.
Pengetahuan atau kognitif diperlukan untuk memenuhi kebutuhan lansia dan sikap
aktivitas sehari-hari, kondisi ini akan menjadi beban bagi orang lain terutama pada
mood dan emosinya. Permainan tersebut membuat perasaan seseorang menjadi senang,
atau konsentrasi yang menjadi alternatif permainan bagi para lansia. permainan
mencocokan gambar yakni memasangkan gambar yang sama. permainan ini sama
halnya dengan permainan puzzle yang memcocokan potongan sehingga menjadi satu
7
pola. permainan mencocokan gambar ini bisa dimainkan oleh anak-anak hingga
terhadap fungsi kognitif pada lansia sangatlah diperlukan sebagai dasar untuk
demensia dan memperlambat proses kemunduran daya ingat pada lansia. perawat
dapat mempermudah proses lanjut usia dengan cara permainan memory games.
gambar) terhadap fungsi kognitif pada lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya.
2. Tujuan Kegiatan
1) Tujuan Umum
Jambangan Surabaya.
2) Tujuan Khusus
pada lansia.
1. 2 Menit Pembukaan
1. Memulai permainan 1. Menjawabsalam
denganmengucapkansalam
2. Memperkenalkandiri
3. Evaluasi Validasi : 2. Memperhatikan
- Menanyakan tentang 3. Menjawab
permainan memory
games
- Menanyakan
tentangmanfaat
memory games
2. 45 Pelaksanaan
Menit 1. Menjelaskantentang tujuan 1. Menyimak
dan prosedur pelaksanaan
memory games.
2. Memberikan petunjuk cara 2. Mengikuti
bermain pada lansia permainan dengan
a. Kartudiletakkan aktif
diatasmeja
b. Pemaindudukpadakursiy
angtelahdisediakan
c. Pemainan dimulai saat
stopwatch di putar
d. Permainandimulai
e. Permainanyangdimainka
nharussesuaidenganatur
anpermainanmencocoka
n gambaryangberlaku,
meliputi
f. Bermain mencocokan
gambar ada beberapa
pasangan kartu yang
harus dicocokan dengan
berpikir
g. Bermain mencocokan
gambar harus sportif
bila waktunya habis
pemain harus
menghentikan
9
permainanya.
h. Durasi permainan
45menit. 3. Mendengarkan
3. 3 Menit Penutup
1. Menyimpulkankegiatan 1. Menjelaskan
permainan yang
dilaksanakan
2. Mengevaluasipesertaataspe 2. Menjelaskan
rmainan yang telah
dilakukan dan perasaan
lansia setelah bermain
memory games
3. Salam penutup 3. Menjawab salam
4. Metode
a. Demonstrasi tebak gambar
5. Media
a. Speaker
b. Kartu bergambar
c. Microphone
6. Pengorganisasian Kelompok
Penyaji:
1) Agung Prassetya Aji, S.Kep
2) Nadya Wahyu Pratiwi, S.Kep
3) Syoviana Kartikaningrum, S.Kep
4) Vamila Meidiawati, S.Kep
Moderator :
1) Mahalia Ocha Danna, S.Kep
Fasilitator :
1) Dwi Hesti Murwaningsih, S.Kep
10
7. Job Desk
a. Penyaji
1) Menggalipengetahuanpesertaterapi modalitastentangmemory games
2) Menyampaikanproseduruntukpesertaterapi modalitas agar bisa
memahamihal-haltentangtujuan, manfaat dan prosedur permainan.
b. Moderator
1) Bertanggungjawabataskelancaran acara
2) Membukadanmenutup acara
3) Mengaturwaktupenyajiansesuaidenganrencanakegiatan
c. Fasilitator
1) Membantu kelancaran acara permainan
2) Mendorongpesertauntukberperan aktif dalam melakukan kegiatan permainan
3) Mendampingi peserta dalam pelaksanaan permainan
d. Observer dannotulen
1) Mengamatijalannya acara permainan
2) Mencatatpertanyaanpeserta
3) Mengevaluasiserangkaian acara terapi modalitasmulaidariawalhinggaakhir
11
8. Susunan Tempat
: Moderator
: Penyaji
:Notulen/observer
: Audience
: Fasilitator
B. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Kesiapan Alat dan Bahan
Peralatan yang diperlukan yaitu kartu bergambar, karpet danmicrophone.
b) Kesiapan Pre Planning
Peralatan sudah siap h-1
c) Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu hari seninpada pukul 09.00-
selesai dengan peserta minimal sebanyak 20lansia.
2. Evaluasi Proses
a. Persiapan alat dan tempat pelaksanaan kegiatan dilakukan.
b. Persiapan pre planning kegiatan dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
c. Persiapan pengorganisasian tugas dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
d. Persiapan lansia dilakukan ± 30 menit sebelum kegiatan dimulai.
e. Kegiatandilakukansesuaidenganwaktu yang direncanakan
f. Pesertamengikutikegiatandenganaktifdankooperatif
3. Evaluasi Hasil
a. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung.
b. Peserta mampu mengikuti kegiatan dengan kooperatif.
c. Peserta mampu melakukan kegiatan permainan tentang memory games.
12
1. KONSEP LANSIA
A. Definisi Lansia
Lansia (Lanjut Usia) adalah manusia yang telah mencapai umur 60 tahun
keatas, yang mengalami perubahan fisik dan mental, serta berpengaruh pada
tidak sama pada setiap populasi karena adanya perbedaan genetika, gaya
B. BatasanLansia
ini dideskripsikan oleh (devall, 1977 dan Havighurst, 1953 dikutip oleh
D. Proses Penuaan
proses penuaan. Menurut Park (2013), teori penuaan dapat dibedakan menjadi:
1. TeoriGenetika
proses yang alami dimana hal ini telah diturunkan secara genetic. Teoriini
Teori Wear And Tear menyatakan bahwa tubuh manusia juga mengalami penuaan
Radikal bebas diperlukan untuk fungsi fisiologis, tetapi radikal bebas juga
4. TeoriTelomerase
Setiap kali sel-sel kita membagi telomere, maka umur sel kita akan
5. TeoriNeuroendokrin
6. TeoriMitokondria
2. KONSEP KOGNITIF
A. Pengertian Kognitif
B. Mekanisme Memori
1) Memori JangkaPendek
penyimpananterbatasyangdapatmenyimpansekitar7sampai12potongan
memori
dalamsuatuwaktu.Memoritersebutakanhilangjikatidakadasuatuusaha,se
ke dalam bentuk
yanglebihpermanenataumemorijangkapanjang.Memorijangkapendekdi
2) Memori JangkaPanjang
16
atau pemanggilannya,
melibartkanamigdaladancerebellum.Sedangkanmemorideklaratifmemb
tinggisepertimenyimpulkan,membandingkan,mengevaluasi,jalurpersya
besar aktivitas sehari-hari. Dampaknya, fungsi fisik dan psikis lansia akan
terhadap orang lain untuk merawat diri sendiri (care dependence) pada lansia.
kebutuhan aktivitas sehari-hari, kondisi ini akan menjadi beban bagi orang lain
A. Pengertian Game
17
menuntut sang pemain untuk mematuhinya, namun games berperan kuat dalam
B. Fungsi Games
sebagai berikut :
5. Mengendurkan keteganggan
C. Memory Games
yang melibatkan otak untuk mengingat daftar/ list. Dalam hal ini, lansia
hanya perlu mengembankan area otak yang mengatur suatu petunjuk, namun
1. Kim’s Games
sendok, garpu. Kemudian kita sebagai tim kedua mengambil barang dari
tim pertama tanpa diketahui dan tim pertama harus mengingat barang
2. Sequencing Games
Permainan ini menyajikan urutan benda secara acak dan pemain perlu
3. Coloured Cubes
4. Puzzle
atensi. Permainan ini memerlukan satu set kartu yang saling berpasangan
antara gambar kacamata dan ada gambar mata dan tangan yang harus di
gabungkan adalah kacamata dan mata ada 12 gambar yang harus digabungkan
bahasa. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melengkapi dan menilai, tetapi tidak bisa
klien(Sunaryo2016).MenurutGallodalamKushariyadi(2010)Nilaipalingtinggi adalah
30, dimana nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya penurunan fungsi kognitif
yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Dalam MMSE, lanjut usia biasanya
gangguankognitifmemilikiangka9,7,19,25.Penilaianbertujuanuntukmenilaidan
Panti :
Wisma :
3. Registrasi 3 Sebutkan 3 nama obyek, 1 detik untuk
mengatakan masing-masing (missal: kursi,
meja, kertas), kemudian ditanyaka kepada
klien:
1.
2.
3.
(beri 1 point untuk setiap jawaban yang
benar)
Kemudian ulangi sampai ia mempelajari
ketiganya.
4. Perhatian dan 5 Seri 7”s. 1 point untuk setiap kebenaran
kalkulasi Meminta klien berhitung mulai dari 100
kemudian kurangi 7 sampai 5 tingkat
Jawaban:
1. 93
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65
5. Mengingat 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek
pada poin ke-2 (tiap poin nilai 1)
6. Bahasa 9 Menanyakan pada klien tentang benda
(sambil menunjukkan benda tersebut) 2 point
1.
2.
Minta klien untuk mengulangi kata berikut:
22
2. Persiapan Alat
Kartu Permainan
Meja
Kursi
3. Prosedur
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan kontrak waktu menyebutkan hari tanggal taun
2. tujuan permainan
3. Mengecek kesiapan lansia (tidak ngantuk, keadaan umum
membaik/kondisi yang memungkinkan)
4. Menyaiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada lansia dan perkenalan
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapanlansiasebelum bermain
C. Tahap Kerja
1. Memberi petunjuk pada lansia cara bermain
Kartudiletakkan diatasmeja.
Pemaindudukpadakursiyangtelahdisediakan,
Pemainan dimulai saat stopwatch di putar.
Permainandimulai.
Permainanyangdimainkanharussesuaidenganaturan
permainanmencocokan gambaryangberlaku,
meliputi:
o Bermain mencocokan gambar ada beberapa pasangan
kartu yang harus dicocokan dengan berpikir.
o Bermain mencocokan gambar harus sportif bila
24
KUNING
HIJAU
26
HITAM BIRU
PUTIH KUNING
27
DAFTAR PUSTAKA
Battaglia, F. P., Benchenane, K., Sirota, A., Pennartz, C. M., & Wiener, S. I.
Catani, M., Del ’Acqua, F., &De Schotten, M. T. (2013). A Revised Limbic
System Model for Memory, Emotion and Behaviour. Neuroscience
&Biobehavioral Reviews,37(8),1724-1737
Chayatie, N. (2010). 112 Game Untuk Trining & outbound. Jogjakarta: Katahati
Dewi, R. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik,Edisi 1. Yogyakarta: Publisher.
Efendi, F &Makhfudli.(2009).KeperawatanKesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan, Salemba Medika,Jakarta.
Foster, Jonathan K. (2010).Memory, A Very Short Introduction: Psikologi Memori.
Surabaya:Portico.
Granic, I., Lobel, A., &Engels, R. C. (2014). The Benefits of Playing Video Games.
American Psychologist,69(1),66.
Handayani, T., H, M. M., & Rachma, N. (2013). Pesantren Lansia Sebagai Upaya
Meminimalkan Resiko Penurunan Fungsi Kognitif pada Lansia di Balai
Rehabilitasi Sosial Lansia Unit II Pucang Gading Semarang. Jurnal
Hangwood, S.(2015). Lejitkan Daya Ingat Otak Anda Dalam 7 Hari. Yogyakata:
Ircosod.
Indianto, A. (2015). Kiat-Kiat Mempertajam Daya Ingat. Jogyakarta: Diva Press.
Kemenkes RI. (2016). Elderly Condition in Indonesia. Report, 8. https://doi.org/ISSN
2442-7659Keperawatan Komunitas, 1(1), 1–9. Kognitif
Kushariyadi.(2013).Intervensi(StimulasiMemori)MeningkatkanFungsiKognitif
Lansia. Ners, 8(2),317–329. Jakarta: Salemba Medika
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamentals of Nursing (7th ed.). Jakarta:
Salemba Medika.
Santrock, J. W. (2005). Life-span Development. USA: McGraw-Hill Humanities
Social.
Sauderajen. (2010). Pengaruh Sindroma Metabolik Terhadap Gangguan Fungsi
Turana, Y. (2014). Stop Pikun Di Usia Muda. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wreksoatmodjo, B.R. (2014). Beberapa Kondisi Fisik dan Penyakit yang Merupakan
Faktor Resiko Gangguan Fungsi Kognitif, CDK-212 Vol. 41 No.1
29