Anda di halaman 1dari 3

E.

Pathway Stroke Non Hemoragik


Faktor yang tidak dapat dimodifikasi: Faktor yang dapat dimodifikasi:
Umur Hipertensi
Ras Hiperkolesterolemia
Jenis kelamin Diabetes Millitus
Genetik Riwayat penyakit jantung
Life style (obesitas, diet, stres)

Terbentuknya trombus arterial dan emboli

Penyumbatan pembuluh darah otak

Suplay O2 ke otak

Iskemik jaringan pada otak Syok neurologik


Metabolisme anaerob
Penumpukan asam laktat TIK

Hipoksia
Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
Nyeri akut
STROKE NON HEMORAGIK

Iskemik pada arteri serebral anterior Iskemik pada arteri serebral medial Iskemik pada arteri serebral posterior

Gangguan visual area


Gangguan premotor area
Gangguan Brocha’s motorspeech area
Gangguan gustatory area Refleks batuk
Kerusakan neuromuskular Gangguan pengelihatan atau pergerakan bola m
Diplopia
Terjadi penumpukan sputum
Disatria, Afasia, Disfagia
Hemiplegia Hemiparesis Amourasis fulgaks

Resiko Defisit Nutrisi


o gangguan integritas kulit/jaringan
Gangguan mobilitas fisik Bersihan jalan nafas tdk efektif Gangguan persepsi sensori
Gangguan komunikasi verbal
DEFENISI : Stroke non hemoragik adalah sindroma klinis yang awalnya timbul mendadak, progresi cepat berupa deficit neurologis ybfokal atau global yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbul kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non straumatik (Arif Mansjoer, 2000)
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan
tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif Muttaqin, 2008).
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif ( D.0001 ) Gangguan Mobilitas Fisik ( D.0054 ) Gangguan Persepsi Sensori ( D.0085 )

SLKI : Bersihan Jalan Nafas ( L.01001 ) SLKI : Mobilitas Fisik ( L.05042 ) SLKI : Persepsi Sensori ( L.09083 )
SIKI : Manajemen Jalan Nafas ( I.01011 ) SIKI : Dukungan Mobilisasi ( I.05173 ) SIKI : Minimalisasi Rangsangan ( I.08241 )
1. Monitor Pola nafas 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik 1. Periksa Status mental,status sensori, dan
( frekuensi,kedalaman,usaha nafas ).
lainnya tingkat kenyamanan ( mis.Nyeri, kelelahan )
2. Monitor bunyi nafas tambahan
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan 2. Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban
(mis.gurling,mengi,wheezing,ronkhi kering)
3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sensori ( mis.bising, terlalu terang )
3. Monitot Sputum ( Jumlah,warna dan
sebelum memulai mobilisasi 3. Batasi stimulus lingkungan
aroma )
4. Monitor kondisi umum selama melakukan ( mis.cahaya,suara,aktivitas )
4. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan
head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga mobilisasi 4. Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
trauma servikal) 5. Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu ( 5. Kombinasi prosedur/tindakan dalam satu waktu,
5. Posisikan semi-fowler atau fowler mis.Pagar tempat tidur ) sesuai kebutuhan
6. Berikan minum hangat 6. Fasilitasi melakukan pergerakan , jika perlu 6. Ajarkan cara meminimalisir stimulus ( mis.
7. Lakukan fosiotrafi dada, jika perlu 7. Libatkan keluarga untuk membantu pasien Mengatur pencahayaan ruangan,mengurangi
8. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 dalam meningkatkan pergerakan kebisingan, membatasi kunjungan
detik 8. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi 7. Kolaborasi dalam meminimalkan
9. Lakukan hiperoksigenasi sebelum 9. Anjurkan melakukan mobilisasi dini prosedur/tindakan
penghisapan endotrakeal 10. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus 8. Kolaborasi Pemberian obat yang mempengaruhi
10. Keluarkan sumbatan benda padat dilakukan ( mis.duduk di tempat tidur, duduk di pessepsi stimulus
dengan forsef McGill sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur
11. Berikan Oksigen, Jika perlu kekursi )
12. Ajarkan Asupan cairan 2000 ml/hari,
jika tidak kontraindikasi
13. Ajarkan teknik batuk efektif
14. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik, Jika
perlu.
Gangguan Komunikasi Verbal ( D.0119 ) Resiko Defisit Nutrisi ( D.0032 ) Resiko gangguan integritas kulit/jaringan

SLKI : Komunikasi Verbal ( L.13118 ) SLKI : Status Nutrisi ( L.03030 )

SIKI : Promosi Komunikasi : Defisit Visual SIKI : Manajemen Nutrisi ( I.03119 )


( I.13494 )
1. Identitifikasi status nutrisi
1. Periksa kemampuan penglihatan 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
2. Monitor dampak gangguan penglihatan 3. Identifikasi makanan yang dusukai
( mis.risiko cedera, 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
depresi,kegelisahan,kemampuan melakukan 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang
aktivitas sehari-hari ) nasogastik
3. Fasilitasi peningkatan stimulasi indra lainnya 6. Monitor asupan makanan
( mis. Aroma,rasa,tekstur makanan ) 7. Monitor berat badan
4. Pastikan kaca mata atau lensa kontak berfungsi 8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
dengan baik 9. Lakukan oral hygine sebelum makan, jika perlu
5. Sediakan pencahayaan cukup 10. Fasilitasi menentukan pedoman diet ( mis.
6. Berikan bacaab dengan huruf besar Piramida makanan )
7. Hindari penataan letak lingkungan tanpa 11. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
memberi tahu sesuai
8. Sediakan alat bantu ( mis.jam,telepon ) 12. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
9. Fasilitasi membaca surat, surat kabar atau kontipasi
media informasi lainnya 13. Beri makanan tinggi kalori dan tinggi protein
10. Gunakan warna terang dan kontras di 14. Berikan suplemen makanan, jika perlu
lingkungan 15. Hentikan pemberian makanan melalui selang
11. Sediakan kaca pembesar, jika perlu nasogastik jika asupan oral dapat ditoleransi
12. Jelaskan lingkungan pada pasien 16. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
13. Ajarkan keluarga cara membantu pasien 17. Ajarkan diet yang diprogramkan
berkomunikasi 18. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
14. Rujuk pasien pada terapis ( mis.pereda nyeri, antiemetic ) jika perlu
19. Kolaborasi dengan ahli gizi

Anda mungkin juga menyukai