Anda di halaman 1dari 5

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

Faktor Risiko : Definisi : Menurut World Health Organization(WHO) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) didefinisikan sebagai bayi
ETIOLOGI :
Umur Ibu hamil, paritas, status gizi, mempunyai riwayat BBLR yang lahir dengan berat < 2500 gram.Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1 (satu) jam
sebelumnya, status ekonomi yang rendah, penyakit, jarak Faktor ibu (umur, paritas), Janin ( dan
pertama setelah lahir (WHO)
kehamilan, pekerjaan, pendidikan rendah, merokok, konsumsi Plasenta
alkohol, obat, anemia kehamilan, faktor janin BBLR adalah Salah satu penyebab utama kematian bayi baru lahir
Setiap tahun diperkirakan 15% hingga 20% dari kelahiran dunia atau lebih dari 20 juta bayi adalah BBLR.
Masliana
NAMA : KUSNANDAR (Intisari Sains Medis, 2019)
NIM : P07220420104
P07220420106 Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia paling tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya yaitu pada
2015 sebesar 22,23 per 1000 kelahiran hidup

BBLR / BLSR
Permukaan tubuh Prematur
relatif luas Jaringan lemak
sub kutan tipis
Fungsi organ
Penguapan Pemaparan Kehilangan Kekurangn belum matur
berlebih dengan suhu luar panas melalui cadangan energi
kulit
Hati Ginjal Mata
Kehilangan Kehilangan Malnutrisi
cairan panas Konjungai
Imaturitas Imaturitas
bilirubin belum Lensa mata
Hipovolemia Ginjal
Dehidrasi Hipotermia Risiko ketidakseimbangan baik sekunder
(D.0023)
(D.0131) kadar glukosa dalam darah efek 02
(D.0038)
Hiperbilirubin Sekunder
terapi Retrolentral
Fibrolasia
Ikterik
Neonatus
(D.0024) Retinopati

Usus Otak Kulit Paru

Dinding lambung Peristaltik belum Imaturitas


lunak sempurna sentrum-sentrum Halus, mudah
Dinding dada belum
vital lecet
sempurna

Pengosongan Regulasi
Mudah kembung lambung belum Risiko infeksi
pernapasan kuran Pertumbuhan vaskuler
baik (D.0142)
baik paru immatur

Pioderma
Pernapasan Insufisiensi pernapasan Penyakit membran
Periodik : Biot hialin

Sepsis

Pola napas
tidak efektif
(D.0005)
Refleks menelan Resiko Defisit
belum sempurna Nutrisi (0032)
Diagnosis Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Hipotermi (D.0131) Termoregulasi Neonatus Regulasi Temperatur (I.14578)
Hipotermi berhubungan dengan (L.14135)
kekurangan lemak subkutan Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Observasi
dibuktikan dengan : keperawatan 1x8 jam pengaturan
suhu tubuh neonatus membaik 1. Monitor suhu bayi sampai stabil ( 36.5 C -37.5 C)
Gejala dan Tanda Mayor 2. Monitor suhu tubuh anak tiap 2 jam, jika perlu
Subjektif : Dengan Kriteria Hasil : 3. Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan nadi
1. Tidak tersedia 4. Monitor warna dan suhu kulit
Objektif : 1. Menggigil menurun 5. Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia dan
1. Kulit teraba dingin 2. Suhu tubuh menurun hipertermia
2. Menggigil 3. Suhu kulit menurun
3. Suhu tubuh di bawah nilai normal 4. Frekuensi nandi membaik Terapeutik
5. Pengisian kapiler membaik
6. Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu
7. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
8. Bedong bayi segera setelah lahir, untuk mencegah kehilangan
panas
9. Masukkan bayi BBLR ke dalam plastic segera setelah lahir
( mis. bahan polyethylene, poly urethane)
10. Gunakan topi bayi untuk memcegah kehilangan panas pada bayi
baru lahir
11. Tempatkan bayi baru lahir di bawah radiant warmer
12. Pertahankan kelembaban incubator 50 % atau lebih
untuk mengurangi kehilangan panas Karena proses
evaporasi
13. Atur suhu incubator sesuai kebutuhan
14. Hangatkan terlebih dahulu bhan-bahan yang akan kontak
dengan bayi (mis. seelimut,kain bedongan,stetoskop)
15. Hindari meletakkan bayi di dekat jendela terbuka atau di area
aliran pendingin ruangan atau kipas angin
16. Gunakan matras penghangat, selimut hangat dan penghangat
ruangan, untuk menaikkan suhu tubuh, jika perlu
17. Gunakan kasur pendingin, water circulating blanket, ice pack
atau jellpad dan intravascular cooling catherization untuk
menurunkan suhu
18. Sesuaikan suhu lingkungan dengan
kebutuhan pasien

Edukasi

19. Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion,heat stroke


20. Jelaskan cara pencegahan hipotermi karena terpapar udara
dingin
21. Demonstrasikan teknik perawatan metode kangguru (PMK)
untuk bayi BBLR
Kolaborasi

22. Kolaborasi pemberian antipiretik jika perlu

Diagnosis Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


Risiko Defisist Nutrisi (D.0032) Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119)
Risiko Defisit Nutrisi dibuktikan Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Observasi:
dengan : keperawatan 1x8 jam keadekuatan 1. Identifikasi status nutrisi
asupan nutrisi untuk memenuhi 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Faktor Resiko kebutuhan metabolisme membaik 3. Identifikasi makanan yang disukai
1. Ketikdakmampuan menelan
4. Monitor asupan makanan
makanan Dengan Kriteria Hasil :
5. Monitor berat badan
1. Kekuatan otot menelan 6. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
meningkat Edukasi:
2. Serum albumin meningkat 7. Berikan edukasi mengenai diet yang diprogramkan
3. Berat badan membaik Kolaborasi:
4. Indek Masa Tubuh ( IMT ) 8. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
membaik dan jenis nutrient yang dibutuhkan
5. Bising usus membaik
6. Membrane mukosa membaik Edukasi Nutrisi bayi ( I.12397 )
Observasi :
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan ibu menerima informasi
2. Identifikasi kemampuan ibu menyediakan nutrisi
Terapeutik :
3. Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
4. Berikan kesempatan kepada ibu untuk bertyanya
Edukasi :
5. Jelaskan tanda awal rasa lapar
6. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
7. Ajarkan cara memilih makanan sesuai dengan usia bayi
8. Ajarkan cara mengatur frekuensi makan sesusi usia bayi
9. Anjurkan tetap memberikan ASI saat bayi sakit
Diagnosis Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) Pola Napas (L.01004) Pemantauan Respirasi (I.01014)
Pola Napas Tidak Efektif berhubungan Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Observasi:
dengan imaturitas neurologis keperawatan 1x8 jam, inspirasi dan 1. Monitor pola nafas, monitor saturasi oksigen
dibuktikan dengan : ekspirasi yang memberikan ventilasi 2. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
adekuat membaik 3. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
Gejala dan Tanda Mayor Terapeutik :
Subjektif : Dengan Kriteria Hasil : 4. Atur Interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
1. Dispnea pasien
Objektif : 1. Dispnea menurun Edukasi :
1. Penggunaan otot bantu 2. Penggunaan otot bantu napas 5. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
pernapasan menurun 6. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2. Fase ekspirasi memanjang 3. Pemanjangan fase ekspirasi
3. Pola napas abnormal (takipne, menurun Terapi Oksigen ( I.01026 )
bradypnea, kusmmaul ) 4. Frekuensi napas membaik
Observasi:
5. Kedalaman napas membaik 7. Monitor kecepatan aliran oksigen
8. Monitor posisi alat terapi oksigen
9. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
10. Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan
oksigen
Terapeutik:
11. Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea, jika
perlu
12. Pertahankan kepatenan jalan napas
13. Berikan oksigen jika perlu
Edukasi :
14. Ajarkan keluarga cara menggunakan O2 di rumah
Kolaborasi :
15. Kolaborasi penentuan dosis oksigen

Diagnosis Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


Risiko Infeksi (D.0142) Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegahan infeksi (I.14539)
Risiko Infeksi dibuktikan dengan : Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan 1x8 jam, derajat infeksi 1. Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik
Faktor Resiko menurun Terapeutik :
1. Ketidakadekuatan pertahanan 2. Batasi jumlah pengunjung
tubuh primer Dengan Kriteria Hasil : 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
1. Kebesihan badan meningkat 4. Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
2. Demam menurun Edukasi :
3. Kadar sel darah putih menurun 5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
6. Ajarkan cara memeriksa luka
7. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi :
8. Kolaborasipemberian imunisasi, Jika perlu

Diagnosis Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


Risiko Ketidakstabilan Kadar Kestabilan Kadar Glukosa Darah Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
Glukosa Darah (D.0038) (L.03022) Observasi:
Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
Darah dibuktikan dengan : keperawatan 1x8 jam, kadar glukosa 2. Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
darah berada pada rentang normal 3. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
Faktor Resiko meningkat 4. Monitor intake dan output cairan
? 5. Monitor keton urine, kadar analisa gas darah, elektrolit,
Dengan Kriteria Hasil : tekanan darah ortostatik dan frekuensi nadi
Terapeutik:
1. Kesadaran meningkat
6. Berikan asupan cairan oral
2. Mengantuk menurun
7. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
3. Kadar glukosa dalam dalam
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
membaik
Edukasi :
8. Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
9. Ajarkan pengelolaan diabetes
Kolaborasi :
10. Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
11. Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
12. Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu

Manajemen Hipoglikemia ( I. .03115 )


Observasi:
13. Identifikasi tanda gejala hipoglikemia
14. Identifikasi penyebab hipoglikemia

Terapeutik:
15. Berikan karbohidrat sederhana
16. Berikan glukagon, jika perlu
17. Pertahankan kepatenan jalan napas
18. Pertahankan akses IV, jika perlu
Diagnosis Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Ikterik neonatus (D.0024) Integritas kulit dan jaringan Fototerapi Neonatus (I.03091)
Ikterik neonatusberhubungan dengan (L.14125)Tujuan: Setelah dilakukan Observasi:
pernurunan berat badan abnormal tindakan keperawatan 1x8 jam, 1. Monitor ikterik dan sklera dan kulit bayi
dibuktikan dengan : keutuhan kulit meningkat 2. Monitor suhu dan tanda vital setiap 4 jam sekali
3. Monitor efek samping fototerapi (mis. Hipertermi, diare,
Tanda dan Gejala Mayor Dengan Kriteria Hasil : rush pada kulit, penurunan berat badan)
Objektik Terapeutik
1. Profil darah abdnormal ( bilirubin 1. Perfusi jaringan meningkat 4. Siapkan lampu fototerapi dan inkubator atau kotak bayi
serum total >2mg/dl 2. Kerusakan jaringan menurun
5. Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
2. Membrane mukosa kuning 3. Kerusakan lapisan kulit menurun
6. Berikan penutup mata pada bayi
3. Kulit kuning 4. Suhu kulit membaik
7. Ukur jarak antara lampu dan permukaan kulit bayi
4. Sklera kuning
8. Biarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi secara
berkelanjutan
9. Ganti segera alas dan popok bayi jika BAB/BAK

Edukasi:
10. Anjurkan ibu menyusui sekitar 20-30 menit

Sumber Referensi:

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI

Anda mungkin juga menyukai