Anda di halaman 1dari 47

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

PROSES KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN :


GANGGUAN ORIENTASI REALITA (HALUSINASI)

Fasilitator :

Dya Sustrami, S. Kep., Ns., M.kes

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA 1
PROSES KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN :
GANGGUAN ORIENTASI REALITA (HALUSINASI)

Disusun Oleh :
1. Tiara Novianti U 151.0052
2. Tyas Solit Naomiyah 151.0053
3. Vamila Meydiawati 151.0054
4. Wahyu Denoveta S 151.0056
5. Wahyu Putro W 151.0057
6. Yohana NovitaSari 151.0058
7. Yurista Prahesti N 151.0059
8. Zulfa Ruly L 151.0060

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
LAPORAN PENDAHULUAN

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Gangguan persepsi sensori halusinasi (pendengaran)

II. TINJAUAN TEORI


A. PENGERTIAN
- Halusinasi adalah keadaan dimana individu / keloimpok beresiko mengalami suatu
perubahan dalam jumlah dan pola stimulasi yang datang (Carpenito, 2000)

- Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien


mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra
tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi
melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 2005).

- Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien


mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra
tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi
melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 2005).

B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI


 Faktor Predisposisi
Menurut Yosep, (2011) ada beberapa faktor penyebab terjadinya gangguan halusinasi,
yaitu faktor perkembangan, sosiokultural, biokimia, psikologis, genetic dan poala asuh.
Adapun penjelasan yang lebih detail dari masing-masing faktor adalah sebagai berikut :
a. Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol
dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri
sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan
terhadap stress.
b. Faktor Sosikultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkuanganya sejak bayi (Unwanted child)
akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkunagannya.
c. Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang berlebihan
dialami seseorang maka didalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat
bersifat halusinogik neurokimia seperti Buffofenon dan Dimetytranferase (DMP).
Akibat stress berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya neurotransmitter otak.
Misalnya terjadi ketidakseimbangan Acetylcholin dan Dopamin.
d. Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien dalam
mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya. Klien lebih memilih
kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam khayal.
e. Faktor genetik dan pola asuh
Penelitian menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua Skizofrenia
cenderung mengalami Skizofrenia. Hasil studi menunjukan bahwa faktor keluarga
menunjukan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

 Faktor Presipitasi
Menurut Stuart, (2007) ada beberapa faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi,
yaitu faktor biologis, faktor stress lingkungan, dan faktor sumber koping. Adapun
penjelasan yang lebih detail dari masing-masing faktor tersebut adalah sebagai berikut
ini :
a. Faktor Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus
yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Faktor Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang ditentukan secara biologis berinteraksi
dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Faktor Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.

C. RENTANG RESPON didalamnya ada Pohon Masalah


Adaptif maladaptif

Respon adaptif Distorsi pikiran gejala pikiran

-Respon logis -distorsi pikiran -delusi halusinasi

-persepsi akurat -perilaku aneh/ -perilaku disgonisasi

-Perilaku sesuai tidak sesuai -sulit berespon

-emosi social -menarik diri dengan pengalaman

-emosi berlebihan
Rentang respon Neurobiologi

(Stuart & Laraia,2005)

1. Pikiran logis
ide yang berjalan secara logis dan koheren
2. Persepsi akurat
proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang didahului oleh perhatian
(attention) sehingga individu sadar tentang sesuatu yang ada didalam maupun diluar
dirinya
3. Emosi konsisten
manifestasi perasaan yang konsisten atau afek keluar disertai banyak komponen
fisiologi dan biasanya berlangsung tidak lama
4. Perilaku sesuai
perilaku individu berupa tindakan nyata dalam penyelesaian masalah masih dapat
diterima oleh norma-norma social dan budaya umum yang berlaku.
5. Hubungan social harmonis
hubungan yang dinamis menyangkut hubungan antar indivi dan individu, individu dan
kelompok dalam bentuk kerjasama
6. Proses piker kadang terganggu (ilusi)
menifestasi dari persepsi impuls eksternal melalui alat panca indra yang memproduksi
gambaran sensorik pada area tertentu di otak kemudia diinterpretasi sesuai dengan
kejadian yang telah dialami sebelumnya
7. Emosi berlebihan atau kurang
menifestasi perasaan atau afek luar berlebihan atau kurang
8. Perilaku tidak sesuai atau biasa
perilaku individu berubah tindakan nyata dalam penyelesaian masalahnya tidak
diterima oleh norma-norma social atau budaya umum yang berlaku .
9. Perilaku aneh atau tidak biasa
Perilaku individu berupa tindakan nyata dalam menyelesaikan masalahnya tidak
diterima oleh norma-norma social atau budaya umum yang berlaku .
10. Menarik diri
Percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan
dengan orang lain
11. Isolasi social
Menghindari dan dihindari oleh lingkungan social dalam berinteraksi .

D. PENENTUAN DIAGNOSA
(Dipakai salah satu dari NANDA International / LINDA JUAL CARPENITO) bisa
DS & DO tapi berdasarkan Teori diatas
 BATASAN KARAKTERISTIK (NANDA INTERNATIONAL)
BATASAN KARAKTERISTIK
 Konsentrasi kurang
 Penyimpangan pendengaran
 Selalu berubah responnya darri rangsangan
 Kegelisahan
 Mudah tersinggung
 Perubahan pola perilaku
 Perubahan pola komunikasih

NOC
 Kognitif orientasi
 Komunitatif reseptive ability
 Distorted throught control
 Hearing compensation behavior

NIC
 Pengelolaan halusinasi (hallucination managemen)
Dukungan keamanan,kenyamanan,orientasi realita,dari pengalaman halusinasi
pasien
 Aktifitas
- Bangun hubungan saling percaya
- Monitor dan atur tingkat aktifitas dan stimulasi dari lingkungana
- Pemeliharaan lingkungan yang aman
- Sediakan tingkat pengawasasan pasien
- Catat tingkah laku paasien yang mengindikasikan halusinasi

 TANDA MAYOR (Linda Jual C)


Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari gangguan schizoprenia.
 TANDA MINOR (Linda Jual C)
Halusinasi pendengaran merupakan satu syarat diagnostik minor untuk metankolia
involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak organic

III. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Diagnosa Keperawatan Tunggal (Single Diagnosis)
Halusinasi Pendengaran

b. Diagnosa Keperawatan Ganda (Double Diagnosis) : P b/d E berdasarkan pohon masalah


IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TUM : Klien mampu mengontrol halusinasinya

TUK :

A. Klien dapat membina hubungan saling percaya

KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien menunjukkan tanda-tanda percaya pada


perawat

Intervensi :

- Sapa klien dengan ramah

- Perkenalkan diri dengan sopan

- Jelaskan tujuan pertemuan

- Tunjukkan sikap emapati dengan menerima klien apa adanya dan beri perhatian

B. Klien dapat mengenal halusinasinya

KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien meyebutkan (isi, waktu, frekuensi,


situasi, kondisi yang menimbulkan halusinasi)

Intervensi :

- Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap

- Observasi tingkah laku klien sesuai dengan halusinasinya

- Bantu klien mengenal halusinasinya

- Diskusikan dengan klien tentang frekuensi dan waktu halusinasi

- Kaji respon klien saat terjadi halusinasi

C. Klien dapat mengontrol halusinasinya

KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien meyebutkan tindakan yang dapat


dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya.

Intervensi :

- Identifikasi cara yang selama ini dilakukan saat terjadi halusinasi

- Diskusikan manfaat cara tersebut

- Diskusikan cara baru untuk mengendalikan halusinasi (menghardik,bercakap

cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas, minum ibat teratur)

- Beri kesempatan untuk melakukan cara tersebut saat halusinasinya timbul


D. Klien dapat dukungan dari keluarga untuk mengontrol halusinasinya

KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan keluarga dapat meyebutkan pengertian, tanda


dan gejala, serta proses terjadinya halusinasi.

Intervensi :

- Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan

- Diskusikan dengan keluarga tentang :

∙ Pengertian halusinasi

∙ Tanda dan Gejala halusinasi

∙ Cara yang dapat dilakukan untuk memutus halusiansi

∙ Proses terjadi halusinasi

∙ Obat-obat untuk halusinasi

∙ Cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi

∙ Berikan informasi waktu control

E. Klien dapat memanfaatkan obat dengan benar

KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien dapat mengerti obat yang perlu diminum

Intervensi :

- Diskusikan frekuensi, dosis, dan manfaat obat

- Anjurkan minum obat

- Diskusikan efek bila menghentikan obat tanpa konsultasi

- Jelaskan 5 tepat dalam penggunaan obat

DAFTAR PUSTAKA

 Carpenito, Lynda Juall, 2000. Diagnosa kepoerawatan Aplikasi pada praktis klinis
(terjemahan).Edisi 6. Jakarta : EGC.
 Rasmun, 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga,Jakarta
: CV. Sagung Seto.
 Aji, Wahyu Punto. 2012. “Asuhan Keperawatan Gangguan Keamanan Pada Tn. E Dengan
Halusinasi Pendengaran Di Bangsal Abimanyu Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta”http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=234. (Diakses tanggal 07
Agustus 2014 jam 09.00 WIB)
 Akemat dan Keliat, Budi Anna. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta
: EGC.
 Depkes RI. 2008. “Karya Tulis Ilmiah Keperawatan Jiwa : Halusinasi”.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk/147/jtp-supriyadin-7339-1-bab1-pdf. (Diakses tanggal 23
Februari 2014 jam 12.00 WIB).
 Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2012. “Buku Saku Kesehatan Tahun 2012”.
www.dinkesjateng.go.id. (Diakses tanggal 20 Februari 2014 jam 10.45 WIB).
 Direja, Ade Herman S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha
Medika.
 Febrida. 2007. “Pengaruh Terapi Aktifitas Stimulasi”.http://http.yasir.com/2009/10/pengaruh-
terapi-aktifitas-stimulasi.html. (Diakses tanggal 20 Februari 2014 jam 10.30 WIB).
 Keliat, Budi Anna. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC.
 Kusumawati, Farida. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
 Ngadiran. 2010. “Studi Fenomena Pengalaman Keluarga Tentang Beban Dan Sumber
Dukungan Keluarga Dalam Merawat Klien Dengan Halusinasi”. Tesis, FIK UI.
www.proquest.com. (Diakses tanggal 15 Juni 2014 jam 13.15)
 Nurjannah, Intansari. 2005. Aplikasi Proses Keperawatan Pada Diagnosa Resiko Kekerasan
Diarahkan Pada Orang Lain Dan Gangguan Sensori Persepsi. Yogyakarta : Moco Medika.
 Rasmun. 2009. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga.
Jakarta : EGC.
 Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. “AnalisisGejala
Gangguan Mental Emosional Penduduk Indonesia”. http://www.google.datariskesda 2007
gangguan jiwa indonesia.digitaljournals.org. (Diakses tanggal 22 Februari 2014 jam 11.15
WIB).
 Stuart, G.W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC.
 Townsend, Mary C. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri:
Pedoman Untuk Pembuatan Rencana Perawatan. Edisi 5. Jakarta : EGC.
 Townsend, Mary C. 2003. Pedoman Dalam Keperawatan Psikiatri. Edisi 2. Jakarta : EGC.
 Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta : EGC. Volume 45, 2010-
2011. Jakarta : ISFI.
 WHO. 2006. “Laporan 26 juta warga Negara Indonesia gangguan jiwa”
http://dir.groups.yahoo.com/group/karismatik/message/615 (Diakses tanggal 20 Februari 2014
jam 10.15 WIB).
 WHO. 2009. “Karya Tulis Ilmiah Keperawatan Jiwa : Halusinasi”.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk/147/jtp-supriyadin-7339-1-bab1-pdf. (Diakses tanggal 23
Februari 2014 jam 12.00 WIB).
 Yosep, Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa. Edisi Revisi. Bandung : Revika Aditama
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

SP1P

A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien:
DS : Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya.
DO :Klien tampak pasif,terlihat suka menyendiri,berbicara sendiri.
.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan Persepsi ssensori : halusinasi pendengaran

3. Tujuan Khusus (TUK)


- Klien tampak mengenal halusinasi
- Klien dapat menghardik halusinasi

4. Tindakan Keperawatan
- Mengidentifikasi jenis halusinasi
- Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
- Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
- Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
- Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
- Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi
- Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
- Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik
”Assalamualaikum Mbak, Saya perawat yang akan merawat mas. Perkenalkan nama saya R,
biasa di panggil Yuris, saya mahasiswi dari STIKES Hang Tuah Surabaya. Betul ini mbak
A? Kalau boleh tahu nama lengkapnya siapa? Senang dipanggil apa?”

2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan mbak hari ini? Ada keluhan yang mbak rasakan hari ini?”
3. Kontrak
Topik : “Baiklah, saya dengar mbak sering mendengar suara-suara yang tak
tampak wujudnya, benar begitu? bagaimana kalau kita bercakap-
cakap tentang suara tersebut.”
Waktu : “Berapa lama?? Bagaimana kalau 20 menit. Baiklah Mbak, bagaimana kalau
sekarang kita berbincang-bincang mengenai jenis halusinasi,respon terhadap
halusinasi, dan kita akan belajar menghardik halusinasi, dan kita masukkan ke
dalam jadwal kegiatan sehari-hari pasien.”
Tempat : “Dimana kita bisa bercakap-cakap?? Disini,di depan??”

b. FASE KERJA
“Apakah mbak Erika mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara tersebut?
Apakah terus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering mbak A dengar? Berapa
kali sehari? Biasanya pada keadaan apa suara itu muncul? Mbak A, saya punya beberapa cara
untuk mencegah suara-suara itu muncul.
Pertama, dengan menghardik suara tersebut.
Kedua, dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketiga, melakukan aktivitas yang sudah terjadwal,
Keempat dengan minum obat yang teratur.
Iya.. Bagaimana kalau kita belajar cara yang pertama dulu, yaitu dengan menghardik. Mau tidak
mbak??
Caranya begini : saat suara itu muncul, langsung Mbak Erika bilang ,”Saya tidak mau dengar.
Pergi..!! Kamu suara palsu.” Begitu di ulang-ulang terus sampai suara itu tidak terdengar lagi.
Mengerti mas? Coba mbak Erika peragakan. Nah begitu, bagus. Coba lagi. Ya bagus, Mbak.
sudah bisa.”

c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan mbak Erika setelah latihan tadi??”
Evaluasi Obyekti (Perawat)
“Kalau suara itu muncul lagi, coba latihan yang tadi di terapkan. Coba Mbak jelaskan jenis
halusinasi, isi halusinasi, waktu berhalusinasi, frekwensi, situasi yang menimbulkan
halusinasi, respon dan cara menghardik halusinasi, Apakah mbak masih ingat??”

2. Rencana Tindak Lanjut


“Jika hal tersebut (mendengar,melihat,mencium,merasa,mengecap) itu muncul?? tolong
Mbak praktekkan cara yang sudah saya ajarkan , dan masukkan dalam jadwal harian Mbak.”

3. Kontrak yang akan datang


Topik : “Baikalah Mbak nanti kita akan bercakap-cakap lagi, kita akan diskusikan
dan latihan mengendalikan dengan bercakap-cakap dengan orang lain.”
Waktu: “Mau jam berapa Mbak? Ya baiklah jam 10.00 saja.”
Tempat : “Tempatnya disini saja lagi ya Mbak. Sampai ketemu nanti Mbak.
Assalamualaikum.”
SP 2P

Pertemuan : ke 2
Hari/Tanggal : -
Waktu : -

A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien:
DS : Klien mengatakan sudah menghardik halusinasinya
DO : Klien tampak respon saat berkomunikasi dengan perawat

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

3. Tujuan Khusus (TUK)


a) Tujuan Umum
Resiko mencederai dir sendiri , orang lain dan lingkungan tidak terjadi.
b) Tujuan Khusus
- Mengevaluasi jadwal harian pasien
- Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
- Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam kegiatan harian.

4. Tindakan keperawatan
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
- Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik
“Assalamuallaikum mbak”.

2. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mbak hari ini? Apakah suara-suara itu masih muncul? Apakah sudah
dipakai cara yang telah kita latih? Bagaimana hasilnya?
3. kontrak
Topik : “seperti janji saya kemarin, hari ini kita akan berdiskusi tentang
bagaimana cara mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain dan kita masuk dalam jadwal kegiatan”.
Waktu : “waktunya 15 menit cukup kan?”
Tempat : “Tempatnya disini saja ya mbak?”

b. FASE KERJA
“Sekarang mbak kita akan belajar cara kedua untuk mencegah halusinasi yang lain dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain jadi kalau mbak mulai mendengar suara-suara langsung saja
cari teman untuk ngobrol dengan mas. Contohnya begini mas : tolong saya mulai mendengar
suara-suara,ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang di rumah misalnya adik mbak,
katakan : dik,, ayo ngobrol dengan mbak, coba mbak lakukan seperti saya tadi lakukan . Ya
begitu bagus! Nah, sekarang kita masukan ke dalam jadwal harian mbakya?”

c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan mbak setelah latihan ini?”.
Evaluasi obyektif (Perawat)
“Jadi sudah ada berapa cara yang mbak pelajari untuk mencegah suara-suara itu?,ya bagus
sekali”.

2. Rencana Tindak Lanjut


“Nah, kalau halusinasi itu datang lagi mbak bisa coba kedua cara itu ya mbak!”

3. Kontrak yang akan datang


Topik : “Baiklah mbak besok saya akan datang lagi kita akan bahas cara
mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan”.
Waktu : “Mau jam berapa kita ketemu mbak? Ya baiklah jam 09.00 saja”.
Tempat : “Tempatnya mau dimana mbak? Di sini saja mbak? Ya baiklah
sampai ketemu besok lagi ya mbak!”.
SP 3P

Pertemuan : Ke 3
Hari/tanggal : -
Waktu : -

A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien:
DS : Klien mengatakan sudah menghardik halusinasinya dan klien mengatakan dengan
berbincang-bincang halusinasinya tidak datang.
DO : klien tampak respon saat berkomunikasi dengan perawat.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

3. Tujuan Khusus (TUK)


a. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.
b. Tujuan Khusus
- Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
- Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

4. Tindakan keperawatan
- Melatih tindakan pasien beraktifitas secara terjadwal
- Menjelaskan aktifitas yang teratur untuk mengatasi halusinasinya
- Mendiskusikan aktifitas yang biasa dilakukan oleh pasien
- Melatih pasien melakukan aktifitas
- Menyusun jadwal aktifitas sehari-hari sesuai dengan aktifitas yang telah dilatih
- Memantau pelaksanaan jadwal : memberikan kegiatan terhadap perilaku pasien yang
positif

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik
“Assalamuallaikum mbak”.
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mbak hari ini? Apakah suara-suara itu masih muncul? Apakah sudah
dipakai cara yang telah kita latih? Bagaimana hasilnya?

3. Kontrak
Topik : Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berdiskusi tentang cara
mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan dan kita masukan
kedalam kegiatan harian.
Waktu : mau berapa lama kita berbincang-bincang? Apa 15 menit cukup?
Tempat : Tempatnya mau dimana mbak? Baiklah disini saja.
Tujuan : agar mbak A dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan.

b. FASE KERJA
“Kegiatan apa saja yang masih mbak bisa lakukan? Pagi-pagi apa kegiatan mbak? Terus jam
berikutnya apa kegiatan mbak? Banyak sekali kegiatan mbak setiap harinya. Mari kita latih 2
kegiatan hari ini. Bagus sekali mbak bisa melakukannya. Kegiatan ini dapat mbak lakukan
untuk mencegah suara-suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih agar dari pagi
sampai sore mbak ada kegiatan. Mbak, bagaimana kalau kegiatan yang tadi kita latih
dimasukkan kedalam jadwal kegiatan harian mbak?”

c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan mbak setelah kita latihan tadi?”
Evaluasi obyektif (Perawat)
“Coba mbak sebutkan kembali 3 cara yang telah saya latih apabila halusinasi itu datang? Ya
bagus sekali.”

2. Rencana Tindak Lanjut


“Nanti mbak lakukan latihan secara mandiri sesuai jadwal yang kita buat agar suara-suara
itu tidak muncul lagi.”

3. Kontrak yang akan datang


Topik : Baiklah mbak besok saya akan datang kembali untuk membahas cara
mengontrol halusinasi dengan cara minum obat.
Waktu : mau jam berapa mbak A kita berbincang-bincang? Ya baiklah jam
10.00-10.15 WIB.
Tempat : Mau dimana kita ketemunya mbak? Ya baiklah disini saja.
SP4P

Pertemuan : Ke-4
Hari/Tanggal : -
Waktu : -

A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien:
DS : Klien mengatakan dengan bercakap-cakap halusinasinya tidak datang dan klien
mengatakan senang bercakap-cakap dengan perawat.
DO : Dengan melakukan kegiatan bercakap-cakap dengan teman / perawat, klien tidak
melamun lagi.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran

3. Tujuan Khusus (TUK)


a. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasinya.
b. Tujuan Khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengenal halusinasinya
- Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
- Klien dapat mengontrol halusinasinya
- Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

4. Tindakan keperawatan
- Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
- Jelaskan pentingnya menggunakan obat secara teratur
- Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program
- Jelaskan bila putus obat
- Jelaskan cara mendapatkan obat
- Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar obat,benar
pasien,benar cara,benar dosis,benar waktu)
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik
“Asalammualaikum mbak? Sesuai dengan janji saya kemarin,saya datang lagi ketempat ini.”

2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan mbak hari ini?Apa mbak masih ingat 3 cara yang sudah saya latih
kemarin, cara untuk mengusir suara-suara? Apakah ketiga cara tersebut sudah dimasukkan
ke dalam jadwal kegiatan harian mbak?”

3. Kontrak
Topik : Sesuai janji kita kemarin,hari ini kita akan mendiskusikan tentang
obat-obatan yang mbak minum dan kita akan memasukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian mbak.
Waktu : Mau berapa lama kita bercakap-cakap? Ya baiklah disini saja.
Tujuan : Dari diskusi ini agar mbak A minum obat dengan prinsip 5 benar
/agar mas A mematuhi cara minum obat.

b. FASE KERJA
“Mbak adakah perbedaan setelah minum obat secara teratur? Apakah suara-suaranya
masihterdengar atau sudah hilang? Begini mbak, obat ini berguna untuk mengurangi
ataumenghilangkan suara-suara yang selama ini mbak dengar. Berapa macam yang mbak
minum??(perawat menyiapkan obat pasien). Ini yang berwarna orange (CPZ) diminum 3 kali
sehari ya,jam 7 pagi, jam 1 siang dan 7 malam yaa gunanya untuk menghilangkan suara-suara
yang mbakdengar. (Pasien mengangguk-ngangguk). Ini yang putih (THP) diminum 3 kali
sehari juga,gunanya agar mbak rileks dan tidak kaku. Kalau yang merah jambu ini (HP) 3 kali
sehari jugasama minumnya dengan yang putih dan orange, gunanya yang merah jambu ini
untukmenenangkan pikiran mbak biar tenang. Kalau suaranya sudah hilang, minum obatnya
tidak bolehdihentikan ya, harus diminum sampai benar-benar habis, biar suara-suaranya tidak
muncul lagi.Kalau obatnya habis bisa minta ke dokter lagi. Bisa juga dikonsultasikan kalau
berhenti minumobat, apa akibatnya pada mbak. Begitu ya.. Pastikan juga kalau obat yang
diminum benar punyambak, jangan sampai keliru dengan orang lain. Mbak juga harus banyak
minum air yaa..”

c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan mbak setelah berbincang-bincang tentang obat tadi”
Evaluasi obyektif (Perawat)
“Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba mbak sebutkan
kembali?”
2. Rencana Tindak Lanjut
“Nanti mbak jangan lupa minum obat agar suara-suara itu tidak datang lagi,kemudian mbak bisa
memasukkannya ke dalam jadwal kegiatan harian mbak.”

3. Kontrak yang akan datang


Topik : Baiklah mbak pertemuan kita cukup sampai disini,besok saya datang
lagi untuk memastikan mbak masih dengar suara-suara atau tidak kita akan
berdiskusi tentang jadwal kegiatan harian mbak.
Waktu : Waktunya mau jam berapa mbak A? Jam 09.00-09.15,apa mbak
bersedia?
API
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Klien : Ny.A Deskripsi :
Umur : 38 tahun Waktu : ± 15 Menit
Interaksi : perawat-klien
Lingkungan :Pavilliun Flamboyan
Tujuan :Membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan data pasien atau
biodata
Komunikasi Komunikasi non Analisa Analisa Rasional
verbal verbal berpusat pada berpusat pada
klien perawat
P : selamat pagi Pr: Px: Pr: Salam
mbak... merupakan
Memandang px, Px masih ragu Ingin membuka
kalimat pembuka
Px : - tersenyum, terhadap org percakapan
untuk memulai
mengulurkan baru yang dengan px dan
suatu percakapan
tangan masuk ke berharap dg
sehingga dapat
lingkungannnya sapaan
Px: menimbulkan
sederhana bisa
rasa percaya
Menyambut dan diterima px
mengulurkan
tangan ke pr

P: Pr: Px: Pr: Memperkenalkan


diri kpd px dapat
Perkenalkan nama Memandang px, Memberikan Mengharap
menimbulkan
saya Tyas Solit N, tersenyum, respon positif dengan
hubungan saling
biasa dipanggil sambil dan menggunakan
percaya
Tyas. Nama mbak mengulurkan menunjukkan bahasa tubuh
siapa? Biasa tangan ke px perhatian cukup dg
dipanggil siapa? terhadap Pr menunjukkan
Px:
perhatian dan
Px:
Ekspresi datar penghargaan
Nama saya A, tapi menerima pada px
dipanggil A uluran tangan Pr
Pr: Pr: Px: Pr: Topik sederhana
membantu
Bagaimana kalau Memandang dan Px memberikan Perawat merasa
menjalin
kita bercakap-cakap mempertahankan respon positif bahwa px
kedekatan
sekarang tentang arah pandangan lebih meskipun mulai paham
dengan pasien
keluarga dan hanya dengan maksud
Px:
teman2 mbak A, jawaban singkat kedatangan
Menganggukkan
mau dimana? Kita perawat
kepala dg
bercakap-cakap
ekspresi datar
berapa lama mbak?
Bagaimana kalau 15
menit?
Px:
Iya mbak, disini
saja

Pr: Pr: Px: Pr: Topik sederhana


Mempertahankan dapat
Apa yang mbak A Px memberi Perawat
kontrak dengan menimbulkan
keluhkan hari ini ? jawaban dengan melakukan
px dengan penuh kedekatan pada
wajah seperti validasi,untuk
Px: Tanya atau px
berfikir membuat px
penasaran ?
Saya mendengar membuka diri
suara ibu saya yang Px: pada pr
sudah meninggal ±4
Ekspresi
tahun yang lalu,ibu
datar,mata
menasehati saya
menatap kebawah
agar tidak hamil
dan menikah
lagi,kadang2 suara
orang yg menyuruh
saya untuk mati
Pr : Pr :Bertanya Px : Pr : Untuk
dengan nada mengetahui jenis
Kapan suara-suara Menjawab Bertanya
suara yang dan waktu
itu mbak dengar? dengan penuh kepada px
bersahabat halusinasi pada
Dan Berapa kali percaya diri
px
dalam sehari mbak
A mendengar suara-
Px :
suara itu?
Mendengarkan
Px :
apa yang
2-3 kali dalam 1 dikatakan oleh
minggu biasanya perawat dan
muncul
Menjawab
dengan suara
yang jelas
Pr :
Pada saat apa mbak
A mendengar suara-
suara itu?
Px :
Pada saat saya lagi
menyendiri dan
melamun
Pr : Pr : Px : Pr : Menggali
informasi untuk
bagaimana kalau tetap membarikan Terlihat Ingin melihat
mengetahui lebih
mbak A saya pandangan menunjukkan apakah px
dalam interaksi
ajarkan cara kepadaklien perkembangan masih memiliki
px terhadap
mengontrol dalam dalam bercerita keinginan
sekitar dan
halusinasi, Apakah halmenjelaskan yang lebih untuk lebih
Untuk
mbak A Mau? untuk mencegah bagus drpd yg terbuka pada
mengetahui
halusinasi, dan sebelumnya perawat
Px : respon klien saat
Terlihat antusias
mengalami
Boleh mbak untuk menunggu
halusinasi
jawaban dari px
Pr :
baik kalu begitu
saya akan
membantu untuk
menghilangkan
suara-suara itu,ada
4 cara untuk
menghilagkan
suara-suara, yaitu:
yang pertama
dengan cara
menghardik, kedua
bercakap-cakap
dengan orang lain,
ketiga melakukan
aktivitas setiap hari
dan yang ke empat
dengan cara minum
obat dengan teratur.
nah saat ini kita
akan belajar cara
yang pertama yaitu
dengan cara
menghardik. apa
mbak A ingin tau
cara untuk
menghardik?
Px : Pr : Px: Pr: Menggali
informasi untuk
Boleh mbk Perawat Pasien terlihat Perawat ingin
mengetahui lebih
mencontohkan antusias mencontohkan
Pr : dalam interaksi
pada pasien mengamati apa cara
px terhadap
Cara pertama sambil menutup yang di ajarkan menghardik
sekitar
dengan cara telinga, perawat dan pada pasien,
menghardik yaitu tersenyum kemampuan agar pasien
bila mbak A menatap pasien. belajar sangat lebih mudah
mendengar suara itu tinggi mengontrol
Px :
Tutup telinga,tutup halusinasinya
mata dan katakan mencoba seperti
pergi-pergi aku yang diajarkan
tidak maudengar oleh perawat
kamu karena kamu
suara palsu”
Ayo mbak A coba
mempraktekkan
seperti yang saya
ajarkan tadi
Px : iya mbk, Klien
mengatakan saya
menutup telinga
“bila mendengar
suara-suara dan
katakan saya tidak
mau dengar kamu
karena kamu suara
palsu”.
Pr : iya bagus
sekali, coba sekali
lagi mbak
Px : mencoba sekali
lagi
Pr : bagus sekali

Pr :
bagaimana perasaan
mbak A, setelah
latihan cara
menghardik
Px :
Iya,saya senang
sekali mbak Pr : perawat Pr :
Px :
terlihat
Pr : Perawat Mengklarifikasi
memandang pasien
mencoba perkembangan
Mbk A tadi sudah pasien dan menunjukkan
mengklarifikasi pasien bertujuan
mempraktikkan memperhatikan perkembangan
cara menghardik apa yang yang sangat atas apa yang untuk mengukur
dengan baik sekali. dilakukan px baik atas apa sudah diajarkan sejauh mana
Selanjutnya mbak A yang sudah kpd pasien tindakan
Px :
dapat mengingat- diajarkan oleh keperawatan
ingat apa yang kita Pasien terlihat perawat yang perawat
pelajari tadi selama menyeringai dan lakukan berhasil
saya tidak kontak mata atau tidak
ada,sehingga mbak dengan perawat
A lebih siap untuk masih terlihat
mempraktikkan jika
suara-suara itu
muncul. Mbak A
mau
mempraktikkannya?

Px :
iya saya mau mbak
Pr :
Baiklah,sampai
jumpa kembali
mbak A
API
ANALISA PROSES INTERAKSI II
Nama Klien : Ny.A
Umur : 38 tahun Waktu : ± 15 Menit
Interaksi : perawat-klien
Lingkungan :Pavilliun Flamboyan
Tujuan :Membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan data pasien atau
biodata
Deskripsi :melatih pasien mengontrol halusinasi dg cara bercakap-cakap dengan org
lain
Komunikasi Komunikasi Analisa Analisa Rasional
verbal non verbal berpusat berpusat pada
pada klien perawat
P: Pr : Px : Pr : Dapat mengingat
Salam terapeutik
selamat siang Memberi Klien dapat Untuk
untuk menjalin
apakah mbak A senyum memberi mendapatkan
hubungan
masih ingat dengan salam balik respon yang
saya? baik
Px : siang,iya
Px :
Sambil
tersenyum
P: Pr : Px: Pr: Mengingatkan
kembali kontrak yang
seperti kesepakatan Dengan wajah Memberikan Berharap
telah disepakati
kita tadi pagi kita yang ramah respon positif pasienmasih
akan berbincang dan tersenyum dan dapat
dengan cara kedua. menunjukkan mengingat
Px:
Baiklah siang ini perhatian kontrak yang
kita akan Ekspresi datar cukup telah disepakati
berbincang tentang terhadap Pr
cara yang ke dua
yaitu bercakap-
cakap dengan
teman.

Pr: Pr: Px: Pr: Untuk mengetahui


kondisi klien pada
bagaimana kabar Sambil Px Berharap klien
saat ini
siang ini mbk A? tersenyum memberikan dalam keadaan
respon positif baik
Px: Px:
lebih
baik Menjawab meskipun
pertanyaan hanya dengan
yang diberikan jawaban
kpd perawat singkat

Pr: Pr: Px: Pr: Menggali informasi


utk mengetahui lebih
Ada istirahat Tersenyum Px memberi Perawat
dalam interaksi px
dengan baik? sambil jawaban melakukan
terhadap sekitar
merunduk dengan wajah validasi,untuk
Px:
seperti membuat px
Px:
Saya tdk tidur berfikir membuka diri
karena ingin marah Klien tampak pada pr
murung
Pr : Pr : Px : Pr : Mengingatkan
kembali apa yang
Apakah mbak A Mata Px memberi Perawat ingin
telah di sepakati
sudah minum obat memandang px jawaban dg menggali
siang ini? dengan jelas sejauh mana
sepenuhnya tingkat
Px :
interaksi px
Px :
belum
Melihat
Pr :
sekedarnya
Apakah mbak A lalu menunduk
masih ingat apa kembali
yang akan kita
bicarakan siang ini?
Px :
lupa

Pr : Px : Px : Pr : Memberi
pengetahuan baru
nah,,kita akan Klien tampak Px Berharap klien
tentang bagaimana
belajar cara ke dua tidak mendengarkan dapat mengerti
cara mengontrol
yaitu untuk bersemangat apa yg dan
halusinasi yang ada
mengontrol disampaikan memahaminya
Agar pasien dapat
halusinasi yaitu oleh perawat
mengetahui tentang
bercakap-cakap Pr : perawat
bagaimana cara
dengan orang lain,
Mengatakan mengontrol
jadi kalau mbak A
pada klien halusinasinya
mendengar suara-
suara langsung saja sambil
mbak A pangil tersenyum
teman yang ada
untuk diajak bicara
Px : Klien Px : Pr : Menggali informasi
mengatakan utk mengetahui lebih
Jadi kalau saya Klien belum Berharap
dengan wajah dalam nteraksi px
mendengar suara itu begitu pasien dapat
yang agak thdp sekitar
saya harus bicara mengerti mengulangi
bingung
dengan orang lain apa yang telah
mbk? disampaikan
oleh perawat
Pr :
Iya, mbak A harus
cari teman untuk
berbicara biar suara
itu menyingkir
Coba ulangi apa
yang saya katakan
tadi?

Px : Px : Px : Pr : Mengklarifikasi
perkembangan px
kalau ada suara- Dengan serius Klien dapat Perawat
bertujuan utk
suara datang berusaha untuk menjawab mencoba
mengukur sejauh
langsung mencari menjawab pertanyaan mengklarifikasi
mana tindakan
teman untuk bicara. dari perawat atas apa yg
Pr : keperawatan yg
sudah
Pr : perawat lakukan
Sambil diajarkan kpd
berhasil atau tdk
iya benar, Sekarang memberi tepuk px
bagaimana perasaan tangan Dan
mbak A setelah Perawat
belajar cara terlihat
mengontrol memandang px
halusinasi yang ke dan
dua ini? memperhatikan
apa yang
Px :
dilakukan px
Senang mbak

Pr : Pr : Px : Pr : Menggali informasi
utk mengetahui lebih
jadi sudah berapa Mata Px memberi Perawat ingin
dalam nteraksi px
cara yg mbak A memandan px respon dg menggali
thdp sekitar
pelajari? dg sepenuhnya jelas sejauh mana
tingkat
Px :
interaksi px
Px : Melihat
sekedarnya
2 mbk
lalu menunduk
kembali

Pr :
Apa saja itu mbak
A? Coba mbak A
sebutkan?
Px :
pertama dengan
menghardik, kedua
berbicara dengan
teman

Pr : Pr : Px : Pr : Mengklarifikasi
perkembangan px
setelah ini coba Perawat Px Perawat
bertujuan utk
mbak A peragakan terlihat menunjukkan mencoba
mengukur sejauh
apa yang sudah memandang px perkembangan mengklarifikasi
mana tindakan
mbak A pelajari. dan yg sangat baik atas apa yg
keperawatan yg
Besok pagi saya memperhatikan atas apa yg sudah
perawat lakukan
akan kembali lagi apa yg sudah diajarkan kpd
berhasil atau tdk
untuk melakukan dilakukan px diajarkan oleh px
cara yang ketiga perawat
Px :
yaitu aktivitas
terjadwal. Mbak A Px terlihat
Mau jam berapa? menyeringai
dan kontak
mata dg
Px : perawat masih
terlihat
Terserah saja

Pr :
Bagaimana kalo
jam 9 ?

Px :
Iya

Pr :
Oke selamat siang
mbak A,sampai
ketemu besok ya..

Px:
iya
ANALISA PROSES INTERAKSI III
Nama Klien : Ny.A
Umur : 38 tahun Waktu : ± 15 Menit
Interaksi : perawat-klien
Lingkungan :Pavilliun Flamboyan
Tujuan :Membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan data pasien atau
biodata
Deskripsi : melatih pasien mengontrol halusinasi dgn cara aktivitas terjadwal
Komunikasi komunikasi analisa analisa Rasional
verbal non verbal berpusat pada berpusat pada
klien perawat
Pr : Pr : Px : Pr : Salam
terapeutik, untuk
selamat pagi Memandang px, Klien dapat Untuk
menjalin
mbak A tersenyum, memberi salam mendapatkan
hubungan
bagaimana balik respon yang
Px :
kabar pagi ini? baik
Sambil
Px :
tersenyum kpd
Baik perawat

Pr : Pr : Px: Pr: Untuk


mengetahui
semalam Dengan wajah Memberikan Berharap
kondisi klien
tidurnya yang ramah dan respon positif mendapatkan
pada saat ini
bagaimana tersenyum dan respon yang
mbak? menunjukkan baik
Px:
perhatian cukup
Px :
Ekspresi datar terhadap Pr
seperti biasanya,
sering terjaga
malam

Pr :
apa suara itu
masih muncul
lagi? dalam
sehari bisa
berapa kali
muncul?
Px : iya mbak
,tidak tau mbk

Pr : apa mbak A Pr : Px : Pr : Untuk


sudah memakai mengetahui
Memberi pujian Px dapat Berharap pasien
dua cara yang frekuensinya
disertai tepuk menjawab menggunakan
telah kita
tangan pertanyaan yg cara-cara yang
latih..???
diberikan oleh dianjurkan
Px :
Px : perawat
Ekspresi datar ,
iya, kalau ada
sedikit
suara datang
memandang pr
tutup telinga dan
lalu melihat
katakan pergi
kebawah
jangan ganggu
saya
Pr :
iya, hebat sekali
Pr : Pr : Px: Pr: Mengingatkan
kembali kontrak
baiklah seperti Dengan wajah Memberikan Berharap pasien
yang telah
janji saya yang ramah dan respon positif masih dapat
disepakati
kemarin, pagi tersenyum dan mengingat
ini saya akan menunjukkan kontrak yang
Px:
datang untuk perhatian cukup telah disepakati
berbincang- Ekspresi datar terhadap Pr
bincang cara
yang ke tiga
yaitu melakukan
kegiatan
terjadwal. Kita
akan
berbincang-
bincang sekitar
15
menit, apakah
mbak A bisa?
Px :
iya

Pr : Pr : Px : Pr: Untuk
mengetahui apa-
kgiatan apa saja Mata Px memberi Perawat
apa saja yang
yang dilakukan memandang px jawaban dg jelas melakukan
dilakukan klien
mbak A pagi- dengan validasi,untuk
pada pagi hari
pagi ? sepenuhnya membuat px
membuka diri
Px :
pada pr
Px : Melihat
sekedarnya lalu
bangun tidur,
menunduk
langsung
kembali
bercerita dengan
teman-teman
sambil tertawa
Pr : Pr : Px : Pr : Menggali
informasi utk
terus jam Mata Px memberi Perawat ingin
mengetahui
berikutnya apa memandang px respon dg jelas menggali sejauh
lebih dalam
saja yang di dg sepenuhnya mana tingkat
nteraksi px thdp
lakukan oleh interaksi px
Px : sekitar
mbak A?
Melihat
Px :
sekedarnya lalu
bercerita lagi menunduk
mbk, kalau tidak kembali
duduk diam.
Pr : Pr : Px : Pr : Menggali
informasi utk
Lalu mbak A Mata Menjawab dg Perawat ingin
mengetahui
tidak ada memandang px serius menggali sejauh
lebih dalam
kegiatan lain dg sepenuhnya mana tingkat
nteraksi px thdp
selain itu? interaksi px
Px : sekitar
Px :
Ekspresi datar
tidak

Pr : Pr : Px : Pr : Menggali
informasi utk
bagaimana kalau Terlihat antusias Px terlihat Ingin melihat
mengetahui
kita sekarang utk menunggu menunjukkan apakah px masih
lebih dalam
buat jadwal jawaban dr px perkembangan memiliki
nteraksi px thdp
untuk hari dlm bercerita yg keinginan untuk
Px : sekitar
besok? lebih bgs drpd lebih terbuka pd
Px terlihat sblmnya perawat
Px :
tersenyum dg
Jadwal apa mata
mbk? memandang
perawat
Pr :
jadwal kegiatan
harian, jadi itu
harus dilakukan
tiap hari dan
kalau sudah
dilakukan beri
tanda . Bangun
pagi langsung
mandi,lalu
bersisir,
kemudian cari
aktivitas seperti
membaca dan
menulis,
kemudian
minum obat lalu
makan pagi,
istirahat sejenak
membantu
membersihkan
kamar kemudian
menunggu
minum obat
siang lalu makan
siang Stelah itu
menyimpan
kemudian
istirahat siang,
bangun, mandi
bercerita,,Bisa
begitu?
Px : iya,
Pr : Pr : Px : Pr : Untuk
mengingat
Bagaimana Mata Mencoba Berharap klien
kembali apa
perasaan mbak memandang px menjawab dpt
yang telah
A setelah kita dg sepenuhnya namun ada yg menerimanya
didapat
bercakap-cakap dan tersenyum lupa
cara yang ke
Px :
tiga untuk
mencegah suara- Melihat
suara itu? sekedarnya lalu
menunduk
Px :
Agak sulit.
Namun saya
harus bisa
Pr :
bagus, coba
mbak A
sebutkan tiga
cara yang telah
kita latih untuk
mencegah suara-
suara itu
Px :
pertama
mengusir
halusinasi kedua
mencari teman
untuk berbicara
ketiga lupa

Pr : Pr : Px : Pr : Mengklarifikasi
perkembangan
yang ke tiga itu Mata Px mampu Perawat
px bertujuan utk
buat jadwal dan memandang px mengulang berharap pasien
mengukur
usahakan agar dg sepenuhnya kembali apa dapat
sejauh mana
tidak ada waktu dan tersenyum yang telah memahami apa
tindakan
kosong,supaya diajarkan oleh yg telah
Px : keperawatan yg
tidak ada tempat perawat diajarkan
perawat lakukan
untuk Melihat berhasil atau tdk
berhalusinasi. sekedarnya lalu
Skarang coba menunduk
mbak A
sebutkan ulang
apa yang saya
bilang?
Px :
yang ketiga buat
jadwal agar
tidak ada waktu
lowong
Pr :
Iya, bagus sekali
Px :
pertama
menghardik,
kedua mencari
teman dan
ketiga buat
jadwal
Pr :
hebat!
Baiklah mbak
A, setelah habis
makan siang kita
akan membahas
cara minum obat
yang baik dan
guna obat
Bagaimana
setuju?
Px :
Iya setuju
Pr :
ok kalau begitu,
sekarang saya
mau pergi dulu
yah,nanti
bertemu pada
besok hari
(Sampai jumpa
mbak A)
ANALISA PROSES INTERAKSI IV
Nama Klien : Ny.A
Umur : 38 tahun Waktu : ± 15 Menit
Interaksi : perawat-klien
Lingkungan :Pavilliun Flamboyan
Tujuan :Membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan data pasien atau
biodata
Deskripsi : melatih pasien dengan cara meminum obat scr teratur
Komunikasi verbal komunikasi analisa analisa Rasional
non verbal berpusat berpusat
pada klien pada perawat
Pr : Pr : Dengan Berharap Memberikan
senyum pasien masih salam awal
selamat kontak mata +
sambut dapat dari
pagi..bagaimana berjabat tangan
sapaan berinteraksi perkenalan
perasaan mbak A hari dengan pasien.
untuk
ini..?
K: menciptakan
Px : saling percaya
kontak mata
Baik jelas

Pr : Pr : Px : Pr: Untuk
mengetahui
Bagaimana mbk A, Tersenyum pada Px memberi Perawat
apa-apa saja
apa suara2 itu masih pasien dan respon dg melakukan
yang dilakukan
muncul? memandang jelas validasi,untuk
klien pada pagi
pasien membuat px
Px : hari
sepenuhnya membuka diri
Iya pada pr
Px :
Pr :
dengan wajah
Sudah dipakai 3 cara yg agak sedih
yg telah kita latih? ,memperhatikan
perawat
Px :
Sudah, tp tdk hilang2
Pr :
Apa kegiatan tiap hari
sudah dilaksanakan?
Px :
Iya ,Cuma yg lain lupa

Pr : Pr :
iya nanti pelan-pelan tetap
buat kegiatan memberikan
yah,sudah minum obat pandangan
pagi ini? kepada klien
dalam hal
Px :
menjelaskan
Sudah untuk mencegah
halusinasi
Pr : Pr : Px : Pr : Menggali
informasi
seperti kesepakatan Memandang dan Menjawab Bertanya kpd
untuk
kita kemarin pagi ini mempertahanka dengan penuh px dan
mengetahui
kita akan berbincang- n arah percaya diri berharap px
lebih dalam
bincang kurang lebih pandangan dapat
interaksi px
memahami
15menit Px: terhadap
pertanyaan yg
sekitar
Px : ekspresi datar disampaikan
perawat
Iya
Pr :
kita akan berbincang-
bincang tentang cara
yang ke empat yaitu
cara minum obat dan
kegunaan
obat.Menurut mbk A
adakah bedanya
Setelah minum obat
secarateratur?
Px :
mungkin ada, karena
kalau saya tidak
minum obat rasa tidak
enak, trus suka marah

Pr : Pr : Px : Pr : Berharap klien
dapatmenerima
iya, minum obat Memandang dan Klien mampu Menjelaskan
kehadiran
sangat penting untuk mempertahanka mengatakan topic yg akan
perawat
menghilangkan suara- n arah apa yang dijelaskan
suara itu supaya tidak pandangan akan terjadi pada interaksi
muncul lagi,ada jika ia tidak kali ini untuk
Px :
berapa macam obat minum obat memfokuskan
yang mbak A minum? tatapan mata pembicaraan
terjerumus antara perawat
Px :
kepada perawat dan px
3 dan
memperhatikan
Pr :
apa yang di
coba mbak A sebutkan katakan oleh
obat-obat itu? perawat
Px : Pr :
Saya tdk tau dengan penuh
antusias
Pr :
yang ini warna oranye
namanya cpz minum 3
X sehari jam 7 pagi,
jam
1 siang dan jam
7malam,gunanya
untuk menghilangkan
suara-suara.
Kalau yang putih ini
namanya THP 3 X
sehari jamnya sama
dan fungsinya untuk
rileks dan tidak
kaku,sedangkan yang
merah jambu ini
namanya HP 3 X
sehari jamnya sama
gunanya untuk pikiran
biar
pikirannyatenang.Kala
u suaranya sudah
hilangobatnya jangan
dihentikannanti
konsultasikan
dengandokter, sebab
kalau putus obat mbak
A akan kambuh dan
akan sulit untuk
kembali ke keadaan
semula. Kalauobat
habis mbak A bisa
minta kedokter untuk
mendapatkan obat lagi
Px :
Iya mbk
Saya harus minum
obat dengan teratur
agar cepat sembuh dan
cepat pulang.
Pr :
iya biar cepat sembuh
dan cepat
pulang..mbak A juga
harus teliti saat Px :
mengguunakan obat-
obat ini , pastikan Klien Pr :
obatnya benar,artinya mengatakan
Px : Berharap px
mbak A harus begitu antusias
menjawab
memastikan bahwa itu dan sambil Menjawab Menggali
pertanyaan dr
obat-obat yang benar tersenyum respon dg informasi
perawat
punya mbak A jangan jelas untuk
Pr :
sampai keliru dengan mengetahui
obat milik orang lain. Mempertahanka lebih dalam
n kontak mata interaksi px
Px: pada pasien terhadap
Iya mbk sekitar

Pr :
Ohya, mbak A Oh ya
jangan lupa minum
tepat waktu dan
dengan carayang benar
yaitu diminum
sesudah makan dan
tepat jamnya
Px :
Iya
Pr :
bagaimana perasaan
mbak A setelah kita
bercakap-cakap
tentang obat?
Px :
Senang
Pr :
sudah berapa cara
yang kita pelajari
untuk mencegah
suara-suara itu?
Px :
4
Pr :
Apa saja itu? Coba
mbak A sebutkan!
Px :
pertama mengusir
Pr : perawat
halusinasi kedua
terlihat
mencari teman untuk
memandang
berbicara ketiga buat
pasien dan Pr : Mengklarifikas
jadwal
memperhatikan i
Pr : apa yang Perawat
perkembangan
dilakukan px mencoba
Px : pasien
Keempat? mengklarifikas
bertujuan
Px : pasien i atas apa yang
Px : untuk
Pasien terlihat menunjukkan sudah mengukur
Keempat........ perkembanga diajarkan kpd
menyeringai dan sejauh mana
kontak mata n yang sangat pasien tindakan
Minum obat
dengan perawat baik atas apa keperawatan
Pr : masih terlihat yang sudah yang perawat
diajarkan oleh lakukan
Ya,hebat.
perawat berhasil atau
besok kita akan tidak
ketemu ya untuk
melihat manfaat
4
Cara mancegah suara
yang telah kita
bicarakan. oke sampai
ketemu yaaa mbk A«..

Anda mungkin juga menyukai