OLEH :
1. BRAHMAYDA WIJI LESTARI 151.0006
2. IRIANI WAHYUNI LESTARI 151.0024
3. NOVI TRIYAS DIYANTO 151.0038
4. WAHYU DENOVETA SARI 151.0056
Awalnya,periode menstruasi tidak teratur, tidak dapat diprediksi,tidak nyeri, dan tidak
terjadi ovulasi. Setelah ovarium memproduksi estrogen dalam jumlah yang cukup untuk
membuat ovum yang matang,periode cenderung lebih reguler dan terjadi ovulasi. Siklus
Menstruasi adalah peristiwa kerja sama kompleks yang terjadi secara stimultan di
endometrium,hipotalamus,kelenjar hipofisis, dan ovarium. Siklus menstruasi mempersiapkan
uterus untuk kehamilan. Ketika kehamilan tidak terjadi, menstruasi terjadi. Menstruasi
adalah pendarahan uterus secara periodik, yang terjadi kira-kira 14 hari setelah terjadi
ovulasi. Lama siklus menstruasi rata-rata adalah 28 hari,namun adanya variasi umum terjadi.
Hari pertama perdarahan disebut sebagai hari ke-1 dari siklus menstruasi. Durasi rata-rata
terjadinya menstruasi adalah 5 hari (berkisar 1 hingga 8 hari), dan kehilangan darah rata-rata
sebanyak 50 ml (20 hingga 80 ml), namun ini semua bervariasi ( Fehring,Schneider, dan
Raviele,2006). Usia wanita,status fisik, dan emosional,serta lingkungan juga mempengaruhi
regularitas siklus menstruasi.
1. Fase Menstruasi
Fase menstruasi terjadi karena ovum tidak di buahi oleh sperma sehingga
produksi hormon esterogen dan progesteron terhenti. Proses ini menyebabkan ovum
lepas dari endometrium dan menyebabkan pendarahan. Pada proses ini hormon FSH
(follicle stimulating hormone) meningkat. Fase ini berlangsung selama 3-7 hari,
setelah itu endometrium berdegenerasi lagi memulai fase proliferasi. Komposisi haid
terdiri dari epitel,stroma, dan darah. Darah waktu haid berwarna gelap karena bekuan
darah disertai massa mucoid dan sedikit glycogen. Perubahan struktur yang mencolok
terjadi didalam endometrium selama menstruasi, yang dikendalikan oleh mekanisme
yang kompleks dan hanya sebagian telah dimengerti.
2. Fase Folikular atau Proliferasi
Secara konvensional fase ini dikenal sebagai fase pertama yang merupakan
suatu fase pada siklus menstruasi sampai terjadinya Ovulasi. Pada siklus menstruasi
28 hari, fase ini meliputi 14 hari pertama. Pada siklus ovulatoir yang lebih kurang dari
28 hari, adanya penyimpangan lamanya siklus tersebut terutama disebabkan oleh
perbedaan lamanya fase folikular.
Kunci dari ovulasi adalah efek umpan balik positif estrogen pada sekresi LH
pada pertengahan siklus. Bukti bahwa peningkatan estrogen ovarium merupakan pusat
dari ovulasi didasarkan pada observasi bahwa lonjakan gonadotropin dapat terjadi
ketika terdapat peningkatan yang terus menerus pada konsentrasi estradiol yang
bersirkulasin pada percobaan dengan memberikan estrogen eksogen selama 2-3 hari.
Efek peningkatan estrogen yang bersirkulasi lebih jauh lagi diperkuat dengan adanya
progestreon ovarium. Lokasi kerja umpan balik positif esttrogen pada siklus
pertengahan terhadap sekresi LH tampaknya terjadi di dalam sel-sel neuroendokrin
hipotalamus dan gonadotropin hipofisis. Mekanisme yang pasti bagaimana estrogen
menginduksi lonjakan LH pada pertengahan siklus belum diketahui,namun
melibatkan modulasi neuronal dopaminergik dan β-endorfinergik generator denyut
GnRH. Pada kenyataannya,pada pertengahan siklus terdapat peningkatan sensitivitas
gonadotropin hipofisis terhadap GnRH sebanyak 20 kali lipat. Lebih jauh
lagi,generator denyut GnRH dapat dihambat oleh opioid alami maupun sintesis,yang
menunjukkan bahwa opioid memiliki peran dalam kendali saraf lonjakan LH pada
pertengahan siklus. Sedikit peningkatan FSH yang terjadi secara stimulan akibat
lonjakan LH pada pertengahan siklus ini kemungkinan merupakan respons terhadap
sinyal GnRH.
Heffner, J. Linda dan Danny J, Schust. 2008. At a Glance Sistem Reproduksi Edisi
Kedua. Jakarta : Erlangga.
Sarpini, dr Rusbandi. 2015. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.
Jakarta : In media.