“Avian Influenza”
Oleh :
i.
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDEHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Flu Burung ............................................................................................. 3
2.2 Penyebab Etiologi Flu Burung ................................................................................. 3
2.3 . Epidemologi flu burung.......................................................................................... 4
2.4 Faktor Resiko ........................................................................................................... 6
2.5 Penularan Dan Penyebaran ....................................................................................... 6
2.5.1Penyebaran Diwilayah ........................................................................... 7
2.6 Penanggulangan Dan Pencegahan ........................................................................... 9
2.6.1 Monitoring dan evaluasi ...................................................................... 9
2.7 Pengobatan .............................................................................................................. 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11
3.1 Simpulan ................................................................................................................... 11
3.2 Saran ......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Orthomyxoviruses yang memiiki tiga tipe yaitu tipe A, B dan C. Virus ini
menyerang bagian pernapasan atau sistem saraf. Tingkat kematian akibat penyakit
ini bisa mencapai 100%. Akibatnya, penyakit ini disebut flu burung dengan
tingkat penularan tinggi ( highly pathogenic avian influenza ). Penyakit ini
menyebabkan banyak kerugian pada usaha peternakan unggas, termasuk
peternakan ayam.
i.
1. Apakah yang dimaksud dengan virus flu burung.?
2. Apakah penyebab penyakit flu burung.?
3. Bagaimana epidemologi dari penyakit flu burung?
4. Apa saja faktor resiko dari penyakit flu burung ?
5. Bagaimana cara penularan/penyebaran flu burung ?
6. Bagaimana penanggulangan dan pencegahan penyakit flu burung.?
1.3 TUJUAN
1.4 Manfaat
Adapun maanfaat penulisan makalah ini, yaitu :
a. Bagi pembaca
Memberikan pengetahuan umum dan menambah wawasan tentang
“Avian Influenza” bagi para pembaca.
b. Bagi penulis
Guna memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan dan mendapatkan
informasi terkait “Avian Influenza”.
BAB II
PEMBAHASAN
v
2.1 Pengertian Flu Burung
Avian influenza(flu burung) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus influenza tipe a (h5n1) yang menyebabkan adanya pandemic. Sumber
penularan virus influenza tipe a adalah unggas misalnya ayam,burung dan itik.
Mutasi genetik virus avian influenza sering kali terjadi sesuai dengan kondisi dan
lingkungan replikasinya. Biasanya dilakukan pemeriksaan dengan isolasi
virus,pemeriksaan serologi dan pemeriksaan darah untuk mendeteksi virus
tersebut.
Virus ini dapat menimbulkan gejala ringan sampai berat dan fatal,
yaitu kematian. Penyakit flu burung juga disebut High Pathogenic Avian
Influenza (HPAI) dengan angka kematian 100%.Flu burung atau Avian
Influenza (AI) merupakan sebutan penyakit yang sama,meskipun ada yang
membedakan bahwa Avian Influenza adalah penyakit pada hewan (khususnya
unggas), sedangkan flu burung adalah penyakit padamanusia. Namun, dari
berbagai sumber termasuk dari WHO (World HealthOrganization) ataupun
OIE (Office Internationale des Epizooties) tidak secaraspesifik membedakan
kedua sebutan ini (Akoso 2006).
vi
bagian tenggara merupakan wilayah yang paling besar terkena dampaknya akibat
wabah virus flu burung jenis ini.
Flu burung berisiko tinggi menular apabila kita menyentuh unggas
yang telah terinfeksi, menghirup debu dari kotoran unggas sakit yang telah
mengering, atau menyantap daging/telurnya dengan tidak dimasak sampai benar-
benar matang. Selain itu, bahaya yang sama juga mengintai apabila kita
mengunjungi pasar unggas dengan tingkat kebersihan yang buruk atau
mengunjungi suatu daerah yang sedang dilanda wabah flu burung.
Apabila ini terjadi, maka gen-gen dari virus yang menginfeksi dapat
bercampur. Sehingga akan menciptakan gen virus yang baru. Contoh: apabila
seeokor babi terinfeksi oleh virus flu burung dan flu manusia pada saat yang
bersamaan virus tersebut dapat bercampur dan menghasilkan virus baru yang
vii
memiliki gen yang mirip dengan virus dari manusia, namun memiliki
Hemaglutinin / Neuramidase dari virus flu burung. Maka virus tersebut akan dapat
menginfeksi dan menyebar diantara manusia, namun memiliki protein permukaan
yang belum pernah ditemukan sebelumnya pada virus influenza yang menginfeksi
manusia. Perubahan semacam ini disebut antigenic shift. Antigenic shift akan
menghasilkan subtipe virus influenza A baru, sehingga manusia hanya akan
memiliki sedikit kekebalan atau bahkan tidak ada kekebalan sama sekali terhadap
virus tersebut. Jika virus ini menyebabkan sakit pada orang dan dapat ditularkan
pada orang dengan mudah dari manusia ke manusia maka akan timbul pandemi.
Epidemiologi yang tepat dan mekanisme yang pasti dari penyebaran virus ini ke
manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Perubahan antigenik itu sendiri terdiri dari dua jenis, yang pertama
adalahantigenic drift atau penyimpangan antigen atau disebut dengan perubahan
antigenik minor dimana hanya terjadi perubahan kecil komposisi antigen dan
tidak mengalami perubahan subtipe, proses ini biasanya berjalan lama.
Sedangkanantigenic shift atau pergeseran antigen atau juga disebut perubahan
antigenik mayor menyebabkan perubahan drastis pada rangkaian protein
permukaan virus. Mekanisme yang mungkin untuk kejadian ini adalah
percampuran kembali genetika antara virus influenza manusia dan non manusia,
khususnya yang berasal dari burung. Virus influenza tipe B dan C tidak
menunjukan proses ini, hal ini dikarenakan hanya sedikit virus yang terkait
dengan hewan.
viii
2.5 Penularan/Penyebaran
Berikut ini cara-cara penularan flu yang disebabkan oleh virus H5N1 ini.
Secara garis besar, kita pasti mengetahui bahwa kontak langsung dengan sumber
penyakit akan membuat kita terjangkit. Hal yang sama juga berlaku pada penyakit
flu burung. Berdasarkan pendapat para ahli, disimpulkan bahwa vektor utama
penyakit ini adalah unggas. Bersentuhan langsung dengan unggas yang sakit, atau
produk dari unggas sakit tersebut akan membuat Anda tertular. Pencegahan yang
dilakukan hanya bisa dilakukan dengan membakar bangkai hewan tersebut. Akan
tetapi, metode pembakaran yang digunakan harus tepat guna mencegah asap dan
material lain tersebar ke tempat lain. Material-material tersebut masih memiliki
potensi menularkan virus H5N1. Cara yang dianggap lebih efektif adalah dengan
mengubur bangkai ternak tersebut dalam-dalam.
Media lain untuk menularkan penyakit flu burung ini adalah lingkungan
sekitar. Jika Anda tinggal di sekitar kandang ternak unggas, atau memiliki burung
peliharaan yang tiba-tiba mati, waspadalah. Udara sekitar kandang sangat
mengandung berbagai material yang ada dalam kotoran ternak. Jika unggas
terjangkit virus H5N1, bisa dipastikan bahwa udara sekitar sudah mengandung
virus flu burung tersebut. Udara dan peralatan yang tercemar kotoran ternak
unggas akan menjadi media perantara penularan virus H5N1 yang sangat baik.
Cara lain penularan flu burung adalah melewati produk dari ternak
unggas. Sebagian orang memilih mengkonsumsi produk unggas mentah atau tidak
dimasak sempurna. Fillet ayam, telur mentah dan beragam produk mentah unggas
dapat menjadi media menularkan virus H5N1 pada pengkonsumsinya. Virus flu
burung ini akan mati apabila produk unggas tersebut dimasak secara sempurna
(benar-benar matang).Mengkonsumsi daging setengah matang dan telur setengah
matang masih berpeluang terjangkit virus flu burung ini jika unggas yang
ix
dipotong sudah terjangkiti oleh virus ini. Untuk itu, jika Anda akan
mengkonsumsi unggas yang berasal dari daerah yang dicurigai terjangkiti virus
H5N1, pastikan daging atau telur unggas tersebut dimasak hingga benar-benar
matang hingga aman untuk dikonsumsi.
a. Penyebaran Global
Pada akhir tahun 1800 dan awal 1900 telah terjadi penyebaran
virus avian influenza di Eropa melalui suatu acara pameran unggas.
Dengan kejadian tersebut, Eropa dinyatakan sebagai daerah enzootic
untuk avian influenza yang berlangsung lama sampai tahun 1930. Di
Negara-negara Asia telah terbukti penularan flu burung ke orang
sebagaimana dilaporkan di Hongkong, China, Thailand, Vietnam,
Colombia, dan Indonesia, yang telah memakan korban kematian lebih
dari 90 orang meninggal dunia. Di Indonesia sampai Maret 2006, 20
orang meninggal karena flu burung. Sementara itu, penyebaran
penyakit ini pada unggas sampai dengan Desember 2005 telah
tersebar di 23 provinsi dan 151 kabupaten/ kota.
x
c. Penyebaran Di Indonesia
xi
Menurut Ditjen Peternakan (2006), dalam mengatasi flu
burung pada hewan (unggas), rencana strategis tersebut diatas
diperkuat dengan pelaksanaan 9 (sembilan) langkah
penanggulangan yang terdiri atas:
a. Peningkatan keamanan dari penularan (biosekuriti).
b. Vaksinasi.
c. Pemusnahan terbatas (depopulasi) didaerah tertular.
d. Pengendalian lalu lintas unggas, produk unggas dan limbah
peternakan.
e. Surveilans dan penelusuran (tracing back).
f. Pengisian kandang kembali (restocking)
g. . Pemusnahan menyeluruh (stamping-out) di daerah tertular
baru.
h. . Peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness).
i. Monitoring dan evaluasi.
2.7 Pengobatan
xii
Pengobatan bagi penderita flu burung adalah.
a. Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
b. Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).
c. Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.
d. Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu
48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi
dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali
sehari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Flu Burung (Avian Influenza - AI) adalah penyakit unggas yang menular
disebabkan virus influenza tipe A dari keluarga Orthomyxoviridae. Virus ini
paling umum menjangkiti unggas (misalnya ayam peliharaan, Kalkun, Itik,
Puyuh, dan Angsa) juga berbagai jenis burung liar.
Flu burung termasuk jenis penyakit yang sangat menular, menular dengan
sangat cepat dan dapat menyebabkan kematian. Penanggulangan penyakit ini
harus cepat, tepat, dan cermat karena dapat menyebabkan kematian pada unggas
dengan cepat. Selain pada unggas, penyakit ini juga dapat menyerang pada
manusia. Penanggulangan pada penyakit ini dengan menjaga kebersihan, hindari
kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi dan memasak hewan unggas untuk
konsumsi secara matang.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah Penyakit Flu Burung ini masih banyak kekurangan
yang perlu diperbaiki. Kami sebagai penulis membuka kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Informasi-informasi seputar flu
burung dalam makalah ini tidak kami sebutkan semua, namun hanya beberapa
yang dapat menunjang penyusunan makalah. Dan pada akhirnya makalah ini
diharapkan dapat membuat masyarakat tahu akan pentingnya pencegahan dan
pemberantasan penyakit flu burung yang terjadi di negara Indonesia.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
xiv