Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, berada di garis depan melawan
penyakit yang mematikan yaitu avian influenza atau AI. Penyakit yang lebih dikenal
sebagai flu burung ini disebabkan oleh virus H5NI yang secara umum lebih banyak
ditemukan pada unggas. Sejak tahun 2003, penyakit ini telah menyebar dari burung
burung di Asia Timur Tengah, Eropa dan Afrika. Dalam kasus-kasus yang tertentu,
manusia juga dapat terkena kasus ini, umumnya karena berhubungan dengan unggas
unggas yang sakit. Sampai saat ini kasus AI pada manusia sudah tercatat diseluruh
dunia, dan lebih dari 200 diantaranya meninggal dunia.
Kematian-kematian yang tragis tersebut hanyalah ujung dari gunung es. Saat
ini H5NI tidak menular dengan mudah dari unggas ke manusia, atau dari manusia ke
manusia. Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa H5NI memiliki potensi untuk
menjadi penyebab pandemi influenza di dunia. Jika terjadi pandemi, jumlah orang
yang terkena dan kematian akan sangat banyak, diikuti dengan dampak-dampak
ekonomi dan sosial, akhirnya terjadilah krisis kesehatan yang mencakup seluruh
dunia. Indonesia saat ini berada ditengah krisis flu burung. Kasus flu burung pertama
kali dilaporkan indonesia pada tahun 2003. Penyakit ini sekarang endemis di populasi
ayam dibeberapa daerah indonesia, jutaan unggas mati karena penyakit ini dan juga
dimusnahkan sebagai wujud penanganan kasus penularan flu burung.
Untuk kasus flu burung pada manusia peratma kali dilaporkan pada tahun
2005. Sejak itu indonesia sudah mencatat lebih dari 130 kasus flu burung pada
manusia dan lebih dari 110 korban meninggal-paling tinggi di dunia. Oleh sebab itu,
mengingat bahaya yanf dapat terjadi disusunlah makalah ini untuk membahas secara
lebih terperinci baik pencegahan, cara penularan dan bahaya dari penyakit flu burung
yang semakin merebak dalam masyarakat di indonesia.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan virus flu burung ?
2. Bagaimana Etiologi penyakit flu burung ?
3. Apa saja gejala dari penyakit flu burung ?
4. Bagaimana Manifestasi Klinis dari penyakit flu burung ?
5. Apa saja faktor resiko dari penyakit flu burung ?
6. Bagaimana Patofisiologi dari penyakit flu burung ?
7. Bagaimana cara penularan/penyebaran flu burung?
8. Bagaimana penanggulangan penyakit flu burung?
9. Bagaimana pencegahan penyakit flu burung?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang virus flu burung.
2. Untuk mengetahui bagaimana eitologi dari penyakit flu burung.
3. Untuk mengetahui apa saja gejalai dari penyakit flu burung.
4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari penyakit flu burung.
5. Untuk mengetahui faktor resiko terjadinya flu burung.
6. Unruk mengetahui patofisiologi dari penyakit flu burung.
7. Untuk mengetahui cara penularan/penyebaran flu burung.
8. Untuk mengetahui cara penangulang penyakit flu burung.
9. Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit flu burung.

2
BAB II

PENYAKIT INFEKSI ENDEMIS “FLU BURUNG”

A. PENGERTIAN

Flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dari
Family Orthomyxomiridae. Virus ini dapat menimbulkan gejala penyakit pernafasan
pada unggas, mulai dari yang ringan (Low Pathogenic) Influensa A (H5N1)
merupakan penyebab wabah flu burung yang sangat mematikan di Hongkong,
Vietnam, Thailand, Indonesia dan Jepang.Penyebab flu burung adalah virus influenza
tipe A . Virus influenza termasuk famili
Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift ,Shift ),
dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi.
Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N),
kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak
jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2,
H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9. Strain yang sangat
virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus
tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 0C dan lebih dari 30
hari pada 00C. Virus akan mati pada pemanasan 6000C. selama 30 menit atau 560 C
selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang
mengandung iodine.

B. ETIOLOGI
Penyebab flu burung adalah virus influenza dari famili Orthomyxoviridae
yang termasuk tipe A subtipe H 5,H 7, dan H 9. Virus H9N2 tidaklah menyebabkan
penyakit berbahaya pada burung, tidak seperti H5 dan H7. Virus flu burung atau
Avian influenza hanya ditemukan pada binatang seperti burung, bebek dan ayam,
namun sejak 1997 sudah mulai dilaporkan “terbang” pula ke manusia. Subtipe virus
yang terakhir ditemukan yanf ada di negara kita adalah jenis H5NI.

3
C. GEJALA FLU BURUNG

Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia.


a. Gejala pada unggas.
a) Jengger berwarna biru.
b) Borok di kaki.
c) Kematian mendadak.
b. Gejala pada manusia.
a) Demam (suhu badan diatas 380C).
b) Batuk dan nyeri tenggorokan.
c) Radang saluran pernapasan atas.
d) Pneumonia.
e) Infeksi mata.
f) Nyeri otot.

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Pada Unggas
a) Jengger berwarna biru
b) Borok dikaki
c) Kematian mendadak
2. Pada manusia
a) Demam (suhu > 38°C)
b) Batuk & nyeri tenggorokan
c) Radang saluran pernapasan atas
d) Pneumonia
e) Infeksi mata
f) Nyeri otot
Masa inkubasi
a. Pada unggas
 I minggu
b. Pada manusia
 1-3 hari
 Masa infeksi 1 hari sblm sampai 3-5 hr sesudah timbul gejala
 Pada anak 21 hari

4
E. FAKTOR RISIKO
Virus H5N1 memiliki kemampuan bertahan dalam waktu lama. Burung yang
terinfeksi H5N1 terus melepaskan virus tersebut dalam kotoran dan air liur selama 10
hari. Menyentuh permukaan yang terkontaminasi bisa menyebarkan infeksi.
Faktor risiko terjadinya tertular H5N1 jika :
a. seorang petani ungags
b. seorang pelancong yang mengunjungi daerah yang terkena dampak
c. terpapar unggas yang terinfeksi
d. seseorang yang makan unggas atau telur yang kurang matang
e. petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi
f. anggota rumah sakit dari orang yang terinfeksi

F. PATOFISIOLOGI
a. Melalui udara, air makanan unggas yang terinfeksi
b. Kontak dengan kotoran unggas
c. Kontak dengan unggas hidup yang sakit atau terinfeksi flu burung
d. Menyentuh produk unggas yang terinfeksi flu burung
e. Hipertermia  demam  evaporasi  kekurangan volume cairan
f. Unggas terinfeksi virus influenze A H5N1  infeksi sel epitel saluran nafas
 pembentukan proinflammatory cytocine termasuk interleukin-1,
interleukin-6, dan Tn alfa  kerusakan jaringan paru  eksudasi dan edema
intra alveolar  ketidakefektifan bersihan jalan nafas
g. Malaise  kelemahan  kerusakan mobilitas fisik
h. Myalgis  nyeri
i. Gangguan difusi oksigen  hipoksia  gangguan pertukaran gas

G. CARA PENULARAN/PENYEBARAN

Masa inkubasi (saat penularan sampai timbulnya penyakit) avian influensa


adalah 3 hari untuk unggas. Sedangkan untuk manusia dapat mencapai 14-21
hari. Hal itu tergantung pada jumlah virus, cara penularan, spesies yang terinfeksi
dan kemampuan peternak untuk mendeteksi gejala klinis (berdasarkan
pengamatan klinik). Unggas (ayam, burung dan itik) merupakan sumber
penularan virus influenza. Untuk unggas air lebih kebal(resistensi) terhadap virus

5
avian influenza darpada unggas peliharaan. Sedangkan burung kebanyakan dapat
juga terinfeksi, termasuk burung liar dan unggas air. Flu burung merupakan
infeksi oleh virus influenza A subtipe H5N1 (H = Hemagglutinin; N =
Neuraminidase), sampai saat ini tidak ditemukan bukti ilmiah adanya penularan
antar manusia.
Tetapi pada keadaan sekarang ini virus flu burung belum mengalami mutasi
pada manusia yang dapat mengakibatkan penyebaran dari manusia ke manusia.
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia, Penyakit
ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari
kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari
unggas ke manusia juga dapat terjadi jika manusia telah menghirup udara yang
mengandung virus flu burung atau kontak langsung dengan unggas yang
terinfeksi flu burung. Sampai saat ini belum ada bukti yang menyatakan bahwa
virus flu burung dapat menular dari manusia ke manusia dan menular melalui
makanan. Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas.
Kuman ini kemudian dikeluarkan bersama kotoran, dan infeksi akan terjadi bila
orang mendekatinya. Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau
melalui saluran pernapasan. Bila tidak segera ditolong, korban bisa meninggal.
Seperti halnya influensa, flu burung ini sangat mudah bermutasi. Flu burung
(H5N1) dapat menyebar dengan cepat diantara populasi unggas dengan kematian
yang tinggi. Bahkan dapat menyebar antar peternakan dari suatu daerah ke daerah
lain. Orang yang mempunyai resiko besar untuk terserang flu burung (H5N1) ini
adalah pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas. Saat ini, strain
yang paling virulen penyebab flu burung adalah strain H5N1. Dari hasil studi
yang ada menunjukkan, unggas yang sakit (oleh Influenza A H5N1) dapat
mengeluarkan virus dengan jumlah besar dalam kotorannya.
Di dalam kotoran dan tubuh unggas yang sakit, virus dapat bertahan lebih lama,
tapi mati pada pemanasan 600 derajad celcius selama 30 menit. Virus ini sendiri
mempunyai masa inkubasi selama 1 – 3 hari. Flu burung menular dari unggas ke
unggas, dan dari unggas ke manusia, melalui air liur, lendir dari hidung dan feces.
Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Burung yang
terinfeksi virus akan mengeluarkan virus ini melalui saliva (air liur), cairan
hidung, dan kotoran. Avian Virus influenza dapat ditularkan terhadap manusia
dengan dua jalan. Pertama kontaminasi langsung dari lingkungan burung

6
terinfeksi yang mengandung virus kepada manusia. Cara lain adalah lewat
perantara binatang babi. Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau
melalaui saluran pernapasan

H. PENANGGULANGAN
1. Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
2. Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).
3. Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.
4. Amantadin diberikan pada awal infeksi , sedapat mungkin dalam waktu 48
5. jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2
6. dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.

I. PENCEGAHAN
Menurut Ririh Y, Sudarmaji (2006) tindakan pencegahan yang bisa kita lakukan
adalah :
1. Menjaga kebersihan diri sendiri anatara lain mandi dan sering cuci tangan dengan
sabun, terutama yang sering bersentuhan dengan unggas
2. Membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal kita
3. Menggunakan alat pelindung diri (masker,sepatu kaca mata, dan topi serta sarung
tangan) bagi yang biasa kontak dengan unggas
4. Melepaskan sepatu, sendal atau alas kaki lainnya diluar rumah
5. Bersihkan alat pelindung diri dengan deterjen dan air hangat,sedangkan benda
yang tidak bisa kita bersihkan dengan baik dapat dimusnahkan
6. Memilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala flu burung ) hindari membeli
unggas dari daerah yang diduga tertular flu burung
7. Memilih daging yang baik yaitu yang segar , kenyal (bila ditekan daging akan
kembali sepertin semula), bersih tidak berlendir , berbau dan bebas faeces dan
kotoran unggas lainnya serta jauh dari lalat dan serangan lainnya
8. Sebelum menyimpan telur unggas dicuci lebih dulu agar bebas dari faeces dan
kotoran unggas lainnya
9. Memasak unggas dan telur unggas hingga 70 derajat celcius sedikitnya selama 1
menit. Sejauh ini bukti ilmiah yang ada mengatakan aman mengkonsumsi unggas
dan produknya asal telah dimasak dengan baik

7
10. Pola hidup sehat secara umum dapat mencegah flu burung seperti istirahat cukup
untuk menjaga daya tahan tubuh ditambah dengan makan dengan gizi seimbang
sera olahraga teratur dan janagan lupa konsumsi vitamin C
11. Hindari kontak langsung dengan unggas yang kemungkinan terinfeksi flu burung ,
dan laporkan pada petugas yang berwenang bila melihat gejala klinis flu burung
pada hewan piaraan
12. Tutup hidung dan mulut bila terkena flu agar tidak menyebar virus
13. Pasien influenza dianjurkan banyak istirhat, banyak minum dan makan makanan
bergizi
14. Membawa hewan kedokter hewan atau klinik hewan untuk memberikan imunisasi
15. Sering mencuci sangkar atau kurungan burung dengan desinfektan dan
menjemurnya dibawah sinar matahari, karena sinar ultra violet dapat mematikan
virus flu burung ini
16. Apabila anda mengungjungi pasien flu burung ikuti petunjuk dari rumash sakit
untuk menggunakan pakaian / pelindung (jas lab) masker, sarug tanagan, dan
pelindung mata. Pada waktu meninggalkan ruanagan pasien harus melepaskan
semua alat pelindung diridan mencuci tangan dengan sabun
17. Bila ada unggas yang mati mendadak dengan tanda-tanda seperti flu burung harus
dimusnahkan dengan cara dibakar dan dikubur selama 1 meter.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa flu burung merupakan


salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh virus dimana virus ini dapat menular
antarhewan seperti unggas dan kucing, antar hewan dengan manusia, maupun antar manusia.
Flu burung dapat menular melalui udara maupun melalui kotoran serta cairan tubuh sehingga
penularannya sangat cepat, selain itu virus avian influenza tergolong virus yang sangat
mudah mengalami mutasi sahingga tidak jarang antar virus flu burung daerah satu dengan
daerah lain terdapat perbedaan.

B. SARAN

Flu burung merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena penularannya yang
sangat cepat dan memiliki angka kematian yang tinggi, namun sebenarnya kita tidak perlu
terlalu takut, karena sebenarnya flu burung dapat dengan mudah dicegah hanya dengan
menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), karena itu mari budayakan PHBS mulai
dari diri sendiri, keluarga sampai masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Akoso, B.T. 2006. Waspada Flu Burung, Penyakit Menular Pada Hewan dan Manusia.
Kanisius; Yogyakarta.

Anonimus. 2005. Yang Perlu Diketahui Tentang Flu Burung. www.Vision.net.id.

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Jilid 1.
Mediaction Publishing; Yogyakarta.

Yudhastuti, Ririh, Sudarwaji. 2006. Mengenal Flu Burung dan Bagaimana Kita
Menyikapinya. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2, 02. 183-194.

10

Anda mungkin juga menyukai