http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PENGERTIAN
Pada tahun 1997, penularan flu burung H5N1 dari unggas ke manusia pertama kali di laporkan di
Hongkong (Mounts et al., 1999; Shortridge et al., 2000). Selanjutnya, wabah penyakit flu burung
menyebabkan kematian pada manusia di Vietnam dan Thailand dengan 22 orang meninggal dari 33 kasus
flu burung pada manusia yang terjadi pada Januari 2004. Penyebabnya adalah virus flu burung subtipe
H5N1 dan merupakan epidemi terbesar pada unggas komersial (WHO, 2004) di sejumlah negara-negara
lainnya di Asia seperti Kamboja, Cina, Indonesia, Jepang, dan Korea. Kasus flu burung ini menyebabkan
lebih dari 100 juta unggas mati atau dimusnahkan dalam dua bulan pertama tahun 2004 (Fleck , 2004;
WHO, 2004)
Di Indonesia, kasus flu burung pada manusia pertama kali terjadi di Tangerang,
Banten pada tahun 2005. Kasus flu burung pada manusia di Indonesia saat ini telah
tersebar di 12 propinsi yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara,
Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sumatera
Selatan, Riau, dan Bali. Sejak kasus flu burung pada manusia ditemukan di
Indonesia pada tahun 2005, jumlah kumulatif kasus tersebut sebanyak 182, dengan
PATOGENESIS
HEWAN MANUSIA
Flu burung ditularkan melalui kontak langsung
manusia untuk terinfeksi virus influenza A langsung dari
antara burung terinfeksi dengan burung sehat.
hewan, infeksi secara sporadik yang disebabkan oleh virus flu
Penularan juga dapat terjadi secara tidak langsung
burung dan virus flu babi telah dilaporkan.[26] Sebagian
melalui kontak dengan benda-benda yang
besar kasus influenza A pada manusia (H5N1 dan H7N9)
terkontaminasi, seperti pakaian, sepatu, kendaraan,
diasosiasikan dengan kontak dengan unggas terinfeksi atau
maupun peralatan kandang. Partikel virus flu
lingkungan yang terkontaminasi.[WHO, 2018)
burung ditemukan pada:
•Sekresi dari hidung, mulut, dan mata burung Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terinfeksi
terinfeksi; virus flu burung adalah:
•Kotoran (tinja) burung terinfeksi; dan •Menyentuh unggas yang terinfeksi, baik yang masih hidup
•Permukaan luar telur yang dihasilkan burung atau sudah mati
terinfeksi. •Menyentuh kotoran, air liur, dan lendir, dari unggas yang
Flu burung tidak termasuk penyakit yang menular terinfeksi
melalui udara (airborne disease). Penularan dari •Menghirup percikan cairan saluran pernapasan (droplet) yang
satu peternakan ke peternakan lain terjadi melalui mengandung virus
perpindahan unggas, produk unggas, orang, dan •Mengonsumsi daging atau telur unggas terinfeksi yang
kendaraan yang digunakan untuk
MASA INKUBASI
Pengobatan yang dilakukan untuk menangani flu burung dapat berbeda-beda, tergantung dari
gejala yang dialami. Pasien yang telah terbukti menderita flu burung biasanya akan dirawat di
ruang isolasi di rumah sakit untuk mencegah penularan dengan pasien lain.
Obat-obatan antivirus merupakan obat utama yang digunakan untuk mengatasi flu burung.
Beberapa obat antivirus yang biasanya diberikan adalah oseltamivir dan zanamivir.
Obat antivirus dapat meredakan gejala, mencegah terjadinya komplikasi, serta meningkatkan
peluang pasien untuk sembuh. Obat ini perlu dikonsumsi secepatnya dalam waktu 2 hari
setelah gejala muncul.
Selain untuk pengobatan, oseltamivir dan zanamivir juga bisa digunakan sebagai obat untuk
mencegah flu burung. Oleh karena itu, obat ini terkadang diberikan kepada orang yang
melakukan kontak langsung dengan pasien, seperti para petugas medis yang menangani pasien
serta anggota keluarga dan kerabat pasien.
Jika pasien mengalami gangguan napas yang cukup parah, termasuk mengalami hipoksemia,
dokter akan memasangkan alat bantu napas dan ventilator untuk membantu mengatasinya
TERIMA KASIH