Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOLOGI

“CHLAMYDIA “

Disusun Oleh :

Nama : LATIFAH
Kelas : XI MIPA 5

GURU PEMBIMBING :
INTAN MAGHVIRA, S.Pd

SMA N 1 ENAM LINGKUNG


KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN AJARAN 2022/ 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Chlamydia" dengan tepat
waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas akhir semester genap Mata Pelajaran
Biologi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Chlamydia
bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Intan Maghvira, S.Pd selaku guru
Mata Pelajaran Biologi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang Pariaman, 30 Mei 2023

Latifah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PENDAHULUAN...........................................................................................2
A. Pengertian Chlamydia...................................................................................2
B. Tanda dan Gejala Chlamydia........................................................................2
C. Diagnosis Chlamydia....................................................................................3
D. Komplikasi Chlamydia.................................................................................4
E. Penyebab Chlamydia.....................................................................................5
F. Pencegahan....................................................................................................5
G. Pengobatan Chlamydia.................................................................................6
BAB III PENUTUP.....................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................7
B. Saran..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini, penyakit menular seksual (PMS) makin marak menjangkit banyak
penduduk dunia, khususnya Amerika Serikat dan Kanada. Namun, tidak jarang
pula penduduk di Indonesia terjangkit berbagai jenis penyakit menular seksual
tersebut. PMS sangat berbahaya, karena tak sebatas menimbulkan efek pada
organ kelamin semata termasuk penyakit Chlamydia, namun juga dapat
menimbulkan masalah lain pada beberapa alat indera seperti kulit, mata, dan
lidah (pada mulut). Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan
dalam bidang bidang kesehatan seksual.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Chlamydia?
2. Bagaimana tanda dan gejala yang ditimbulkan dari Chlamydia?
3. Bagaimana cara mendiagnosis Chlamydia?
4. Apa saja komplikasi dari Chlamydia
5. Apa yang menjadi penyebab Chlamydia
6. Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan Chlamydia

C. Tujuan
Untuk menyelesaikan Tugas Akhir Semester Genap Biologi dari Ibu Intan
Maghvira, S.Pd di SMAN 1 Enam Lingkung dan menambah wawasan serta
pengetahuan tentang penyakit Chlamydia bagi penulis maupun pembaca.

1
BAB II
PENDAHULUAN

A. Pengertian Chlamydia
Chlamydia adalah penyakit menular seksual umum yang disebabkan oleh
bakteri Chlamydia trachomatis. Chlamydia menyebabkan penyakit pada mata
dan alat kelamin manusia. Infeksi Chlamydia dapat menyebabkan penderitanya
mengalami kemandulan. Chlamydia mempengaruhi baik pria dan wanita dan
terjadi pada semua kelompok umur, meskipun yang paling umum dikalangan
wanita muda. Chlamydia tidak sulit diobati setelah mengetahui jika memilikinya.
Jika tidak diobati, Chlamydia dapat menyebabkan masalah kesehatan yang
serius.

B. Tanda dan Gejala Chlamydia


Chlamydia biasanya tidak menimbulkan gejala. Meski demikian, penderita
chlamydia tetap dapat menularkan penyakit ini kepada orang lain. Bila muncul
gejala, biasanya baru terjadi 1–3 minggu setelah penderita terinfeksi.
Sekitar 75% perempuan dan 50% laki-laki tertular Chlamydia tidak
menunjukkan tanda dan gejala. Keluhan dan gejala biasanya timbul sekitar 3
Minggu setelah tertular kuman Chlamydia. Karena organ yang terinfeksi
berbeda, maka gejala pada pria dan wanita juga berbeda. Berikut adalah
penjelasannya:
1. Gejala Chlamydia Pada Wanita
a. Keputihan yang sangat berbau
b. Rasa terbakar ketika buang air kecil
c. Sakit saat sedang berhubungan seksual dan dapat mengalami perdarahan
di vagina sesudahnya
Bila infeksi sudah menyebar, penderita akan merasakan mual, demam,
atau sakit pada perut bagian bawah.
2. Gejala Chlamydia Pada Pria

2
a. Keluar cairan dari penis
b. Luka di penis terasa gatal atau terbakar
c. Rasa terbakar ketika buang air kecil
d. Rasa sakit atau bengkak pada salah satu atau kedua buah zakar
Baik pada pria maupun wanita, chlamydia yang menginfeksi dubur akan
menimbulkan sakit yang dapat disertai dengan keluarnya cairan atau darah
dari dubur.

C. Diagnosis Chlamydia

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan riwayat hubungan
seksualnya, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, terutama pada organ kelamin.
Selanjutnya dilakukan tes skrining kesehatan kelamin tahunan perlu
dilakukan jika Anda berusia di bawah 25 tahun dan aktif secara seksual.
Namun, jika usia Anda di atas 25 tahun, tes perlu dilakukan bila Anda
memiliki lebih dari satu pasangan seks dan faktor risiko lainnya.
Berikut berbagai skrining dan tes yang dilakukan untuk mendiagnosis
klamidia, yaitu:
1. Tes urine
Tes urine dilakukan dengan mengambil sampel urine, kemudian
dianalisis di laboratorium. Jika Anda memiliki penyakit chlamydia, tes akan
menunjukkan hasil positif.
2. Tes swab
Tes swab (usap) biasanya dilakukan pada pria dan wanita untuk
mendeteksi penyakit kelamin. Pada wanita, tes ini dilakukan dengan
mengambil sampel cairan dari serviks untuk dilihat keberadaan bakteri di

3
dalamnya. Sementara pada pria, dokter biasanya akan mengambil sampel
cairan dari ujung penis.
Cairan ini bisa diteliti karena berasal dari uretra, tempat di mana bakteri
klamidia biasanya menginfeksi.
Selain itu, dalam beberapa kasus, dokter juga akan mengambil sampel
cairan dari anus. Jika Anda pernah menjalani pengobatan awal infeksi
klamidia, Anda harus menjalani tes ulang dalam waktu sekitar 3 bulan
setelahnya.

D. Komplikasi Chlamydia
Chlamydia dapat menyebabkan komplikasi yang berbeda pada pria dan
wanita. Sedangkan pada ibu hamil, chlamydia dapat menyebabkan komplikasi
pada bayi yang akan dilahirkan.
Berikut ini adalah komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit chlamydia:
1. Komplikasi pada wanita
Pada wanita, infeksi chlamydia yang tidak diobati dapat menyebar ke
rahim dan saluran telur (tuba falopi), sehingga menyebabkan radang panggul
atau pelvic inflammatory disease (PID).
Radang panggul dapat menyebabkan kerusakan sistem reproduksi
wanita secara permanen. Kondisi ini bisa membuat penderita mengalami
kemandulan, nyeri berkepanjangan di daerah panggul, dan kehamilan di luar
rahim (kehamilan ektopik).
Wanita yang pernah terkena infeksi chlamydia lebih dari satu kali akan
lebih berisiko mengalami komplikasi yang parah pada organ reproduksi.
2. Komplikasi pada pria
Sementara pada pria, chlamydia biasanya tidak menyebabkan
komplikasi. Meski begitu, bakteri chlamydia bisa menginfeksi saluran
sperma (epididimis) sehingga menimbulkan nyeri di testis dan perut bagian
bawah, serta menyebabkan demam dan kemandulan.
3. Komplikasi pada ibu hamil dan janin

4
Janin lebih berisiko lahir secara prematur, karena chlamydia
meningkatkan risiko ibu hamil mengalami ketuban pecah dini. Bayi yang
lahir dari penderita chlamydia cenderung memiliki berat badan yang rendah,
serta berisiko terkena pneumonia dan trakhoma, yaitu infeksi pada mata
yang dapat menyebabkan kebutaan.

E. Penyebab Chlamydia
Bakteri chlamydia trachomatis adalah penyebab utama chlamydia. Bakteri
ini dapat menular ketika seseorang melakukan seks anal, oral, vaginal, dan saling
bersentuhannya alat kelamin. Selain itu, mainan seks yang tidak dicuci bersih
atau dilapisi kondom baru juga bisa menjadi media penularan chlamydia.
Cairan seksual yang keluar dari alat kelamin pengidapnya bisa menularkan
bakteri ini walaupun tanpa orgasme, ejakulasi, atau penetrasi. Risiko terjangkit
chlamydia bisa meningkat jika berhubungan seksual berganti-ganti pasangan atau
dengan banyak orang. Penularan chlamydia tidak akan terjadi karena hal berikut
ini:
1. Pelukan;
2. Dudukan toilet;
3. Handuk;
4. Peralatan makan;
5. Ciuman;
6. Kolam renang; dan
7. Kamar mandi.

F. Pencegahan
Pencegahan chlamydia dapat dilakukan dengan tidak bergonta-ganti
pasangan seksual, menggunakan kondom dengan benar saat berhubungan intim,
dan rutin menjalani skrining chlamydia.
Penderita chlamydia perlu menghindari hubungan seksual sampai diizinkan
oleh dokter, untuk menghindari penularan penyakit ke pasangannya.

5
Orang yang berisiko terinfeksi chlamydia perlu rutin menjalani skrining
chlamydia agar penyakit ini dapat dideteksi dan diobati sejak dini sehingga risiko
penularannya ke orang lain juga akan lebih rendah. Orang-orang yang berisiko
terinfeksi chlamydia adalah:
1. Ibu hamil
Ibu hamil perlu menjalani skrining chlamydia di awal masa kehamilan
dan trimester ketiga kehamilan.
2. Pekerja seks komersial dan orang yang suka bergonta-ganti pasangan
Orang yang memiliki beberapa pasangan seksual atau sering bergonta-
ganti pasangan perlu menjalani skrining chlamydia setidaknya 1 tahun
sekali.
3. Lelaki seks lelaki (LSL) dan biseksual
Kelompok LSL dan biseksual perlu menjalani skrining chlamydia
setidaknya 1 kali dalam setahun. Namun, bila memiliki beberapa pasangan
seksual, LSL dan biseksual perlu menjalani skrining chlamydia lebih rutin,
yaitu setiap 3 atau 6 bulan sekali.

G. Pengobatan Chlamydia
Chlamydia dapat diobati dengan antibiotik, seperti azithromycin atau
doxycycline. Pasien perlu minum antibiotik selama 7 hari, atau cukup minum
antibiotik dosis tunggal sesuai anjuran dokter. Penting untuk diingat, pasien tidak
boleh melakukan hubungan seksual sampai 7 hari setelah pengobatan selesai.
Ibu hamil yang menderita chlamydia perlu segera diobati dengan antibiotik
agar tidak menularkan penyakit ini ke janin dan bisa melahirkan secara normal.
Pengobatan chlamydia pada ibu hamil baru dimulai setelah diagnosis dipastikan
lewat pemeriksaan laboratorium.
Jika ibu hamil tetap berisiko terkena chlamydia, akan dilakukan pemeriksaan
ulang pada trimester ketiga kehamilan. Bila hasilnya kembali positif, ibu hamil
akan diobati lagi.

6
Bila ibu hamil masih menderita chlamydia saat mendekati waktu persalinan,
maka dokter akan menyarankan persalinan dengan operasi caesar. Tujuannya
adalah untuk mengurangi risiko penularan chlamydia pada bayi yang dilahirkan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada pria dan wanita, infeksi chlamydia juga dapat mengakibatkan radang
sendi reaktif (reactive arthritis), akibat reaksi tubuh terhadap infeksi. Chlamydia
yang tidak segera diobati akan memperbesar risiko penderita untuk tertular
penyakit gonore atau HIV/AIDS.
Gejala yang terjadi pada pria dan wanita berbeda bahkan pada janin wanita
hamil. Bakteri chlamydia trachomatis adalah penyebab utama bakteri Chlamydia.
Bakteri ini dapat menular ketika seseorang melakukan seks anal, oral, vaginal,
dan saling bersentuhannya alat kelamin.

B. Saran
Untuk mencegah penularan chlamydia, siapa pun Anda, ada baiknya
mengenakan pengaman saat melakukan hubungan intim. Terlebih bila seseorang
tergolong berisiko atau pernah mengalami infeksi chlamydia. Hindari
berhubungan intim saat sedang terinfeksi dan sedang menjalani pengobatan.
Pastikan Anda betul-betul sembuh, sebelum melakukan hubungan intim
berikutnya. Bila perlu, Anda bisa melakukan tes laboratorium terlebih dahulu.
Demi keamanan pasangan seksual Anda, juga keamanan diri sendiri.

8
DAFTAR PUSTAKA

Editor Medis Siloam Hospitals. (2023, Maret 29). Siloam Hospitals. Retrieved Mei
30, 2023, from siloamhospitals.com:
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-klamidia

Makarim, d. F. (2022, Februari 24). halodoc. Retrieved Mei 30, 2023, from
halodoc.com: https://www.halodoc.com/kesehatan/chlamydia

Pittara, d. (2022, April 6). alodokter. Retrieved Mei 30, 2023, from alodokter.com:
https://www.alodokter.com/chlamydia

Tim Medis Klikdokter. (2021, Oktober 28). klikdokter. Retrieved Mei 30, 2023, from
klikdokter.com: https://www.klikdokter.com/penyakit/penyakit-menular-
seksual/chlamydia

https://www.scribd.com/document/377146887/349849634-Makalah-Chlamydia-
Trachomatis

Anda mungkin juga menyukai