Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................................1
A.      Latar Belakang......................................................................................................................1
B.       Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C.      Tujuan Penulisan..................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................................................2
A.      Pengertian Mikroorganisme................................................................................................2
A.1 Pengertian Mikroorganisme Menurut Para Ahli................................................................2
B.       Jenis-Jenis Mikroorganisme...............................................................................................3
1. Parasit.................................................................................................................................3
2. Jamur...................................................................................................................................3
3. Virus.....................................................................................................................................4
4. Bakteri.................................................................................................................................7
C.  Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Kesehatan...........................................................11
BAB III................................................................................................................................................13
PENUTUP............................................................................................................................................13
A.      Kesimpulan..........................................................................................................................13
B.       Saran...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................14

1
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara terkaya akan plasma nutfah, termasuk
mikroorganisme yang hidup dan berkembang biak di tanah nusantara nan subur. Negara
yang kaya ini memiliki sekurangnya 10 ribu jenis mikroorganisme yang diperkirakan hidup
secara alami dalam ekosistem yang “ramah” untuk berkembangbiak. Pada dasarnya dari
seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian kecil saja yang merupakan
patogen. Patogen adalah organisme atau mikroorganisme yang menyaebabkan penyakit
pada organisme lain. Kemampuan patogen untuk menyebabkan penyakit disebut dengan
patogenitas.

Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadiny


kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan
akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan karena beberapa hal mikroorganisme
tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh
manusia atau hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat
menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.

Untuk itulah makalah ini disusun guna membahas mikroorganisme alami penghuni tubuh
manusia, sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara manusia dan flora normal tubuh
manusia.

B.       Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan Mikroorganisme?

Apa Manfaat dari Mikroorganisme?

Apa ciri-ciri utama dari suatu Mikroorganisme?

C.      Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Mikroorganisme

Untuk mengetahui Manfaat Mikroorganisme

Untuk mengetahui Ciri-Ciri Utama dari Mikroorganisme

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Mikroorganisme

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang sangat kecil sehingga untuk
mengamati bantuan sarana yang diperlukan. Mikroorganisme juga disebut organisme
mikroskopis. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) atau multiseluler
(multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat dengan mata
telanjang, dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga
termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun bersifat seluler.

Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang-orang yang bekerja di


bidang ini disebut mikrobiolog.

Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista dan ganggang


mikroskopis. Jamur, terutama kecil dan tidak terbentuk hifa, juga dapat dianggap sebagai
bagian, meskipun banyak yang tidak setuju. Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang
dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme yang sangat kecil yang dapat
dibudidayakan dalam cawan petri atau inkubator di laboratorium dan mampu mereproduksi
dirinya sendiri melalui mitosis.

Mikroorganisme yang berbeda dari sel makrooganisme. Sel Makroorganisme tidak bisa
hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur multiselular yang membentuk
jaringan, organ dan sistem organ. Sementara, sebagian besar mikroorganisme dapat
menjalankan proses dengan hidup mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri, dan
bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain.

A.1 Pengertian Mikroorganisme Menurut Para Ahli

1. Menurut Darwis (1992)

Mikroorganisme makhluk hidup sangat kecil, mikroorganisme diklasifikasikan ke


dalam kelas protista terdiri dari bakteri, jamur, protozoa, dan algae.

2. Menurut Fardiaz (1989)

Semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan tertentu memerlukan


bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme. Mikroorganisme yang
tumbuh dan berkembang dalam suatu material dapat menyebabkan perubahan
dalam komposisi fisik dan kimia, seperti perubahan warna, kekeruhan, dan bau
asam.

3
B.       Jenis-Jenis Mikroorganisme

1. Parasit

Parasit adalah hewan mikroskopis yang dapat mengurangi produktivitas


hewan inang. Parasit dapat menginfeksi manusia dan hewan, seperti menyerang
kulit manusia. Parasitoid adalah parasit dari organisme lain yang menggunakan
jaringan untuk kebutuhan gizi mereka sampai orang-orang yang menunggang
meninggal karena kehilangan jaringan atau nutrisi yang dibutuhkan. Parasitoid juga
dikenal sebagai necrotroph.

2. Jamur
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik
heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul
nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam
mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau
ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak,
bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak
disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama
sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak).
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual
dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu
zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara
membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora
yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur
yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas
adalah Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat
tumbuh menjadi tubuh buah. Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi.

a. Ciri-ciri Umum Jamur:

• mempunyai dinding sel

• umumnya tidak bergerak

• tidak mempunyai klorofil

• tidak mampu melakukan proses fotosintesis atau menghasilkan bahan


organik dari karbondioksida dan air (Organisme heterotrof)

b. Siklus Hidup jamur


Jamur berkembang biak dengan spora yang dihasilkan secara aseksual atau
seksual. Hifa yang khusus sebagai penghasil spora menghasilkan spora haploid

4
(kromosom tidak berpasangan). Jika kondisi lingkungan memungkinkan, jamur
menghasilkan banyak spora secara aseksual.

c. Reproduksi jamur

Spora fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan
secara seksual maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme
uniseluler , tetapi ada juga spora multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari
struktur hifa yang terspesalisasi. Ketika kondisi lingkngan memungkinkan,
pertumbuhan yang cepat, fungi mengklon diri mereka sendiri dengan cara
menghasilkan banyak sekal spora secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air,
spora-spora tersebut berkecamabh jika berada pada tempat yang lembab pada
permukaan yang sesuai.

Menurut Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan
dua nukleus. Ada beberapa spora seksual yaitu:
1) Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang
dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
2) Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada
yang dinamakan basidium.
3) Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila
ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangin, pada
beberapa cendawan melebur.
4) Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut
ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam
anteredium mengasilkan oospora.

3. Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya
dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan
sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA,
tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang
terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus

5
menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun
protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofag atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel
prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
beberapa contoh virus : aids-hiv

a.Siklus Hidup virus


Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Berikut ini
ciri-ciri virus:
 Tidak memiliki sitoplasma, dinding sel dan nukleus
 Berukuran lebih kecil di bandingkan bakteri [20-300 nm]
 Terdapat RNA/DNA
 Dapat di kristalkan
 Parasit obligat

 b. Reproduksi seksual virus


Virus bereproduksi dengan cara proliferasi atau replikasi. Pada Bakteriofage
reproduksinya dibedakan menjadi dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik.
 Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil
melakukan reproduksi.
 Pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi virus
berintegrasi/menempel dengan DNA sel bakteri dan jika bakteri membelah
atau berkembangbiak virus pun ikut membelah
Tahapan :
a. daur litik
Tahapan reproduksi virus secara umum dilakukan dalam tujuh langkah, yaitu:
1) Adsorpsi (penempelan) dari partikel virus (virion) pada sel inang yang
sesuai.
2) Penetrasi (injeksi)dari virion atau asam nukelat virus ke dalam sel inang.
3) Tahap awal replikasi dari asam nukleat virus, dalam peristiwa ini mesin
bioseintesa sel inang diambil alih untuk memulai sintesa asam nukleat virus,
enzim-enzim spesifik virus mulai dihasilkan dalam tahap ini.disebut tahap
Eclipse
4) Replikasi dari asam nukleat virus
5) Sintesa dari protein sub unit dari mantel virus

6
6) Perakitan dari asam nukleat dan protein sub unit (dan komponen membran
pada virus bermembran) kedalam partikel virus.
7) Pelapasan partikel virus yang matang dari sel (lisis).

b. daur lisogenik
1. Fase Penggabungan
Dalam menyisip ke DNA bakteri DNA virus harus memutus
DNA bakteri, kemudian DNA virus menyisip di antara benang DNA
bakteri yang terputus tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri
terkandung materi genetik virus.
2. Fase Pembelahan
Setelah menyisip DNA virus tidak aktif disebut profag. Kemudian
DNA bakteri mereplikasi untuk melakukan pembelahan.
3. Fase Sintesis
DNA virus melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian
virus.
4. Fase Perakitan
Setelah virus membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian
DNA masuk ke dalam akan membentuk virus baru.
5. Fase Litik
Setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang
terlepas dari inang akan mencari inang baru.

7
4. Bakteri
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok besar
organismeprokariota, selain archaea, yang berukuran sangat kecil serta memiliki
peran besar dalam kehidupan di bumi.Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa
nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam
simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan
dalam tubuh manusia.Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada
bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.Mereka
umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan
bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan).Beberapa jenis bakteri bersifat
motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.

a.Siklus Hidup

1. Fase Lag
Pada fase ini, bakteri tidak mengalami pertumbuhan. Namun, mereka
melakukan adaptasi dengan lingkungan baru mereka dan bermetabolisme, dengan
cara, menghasilkan vitamin dan asam amino yang dibutuhkan untuk untuk
pembelahan.
2. Fase eksponensial
Bakteri berkembang biak dengan sangat cepat, bahkan secara . apabila
berada pada kondisi terbaik, bakteri dapat menggandakandirinya dalam waktu
sekitar 15 menit. Ada juga bakteri lain yang membutuhkan waktu berhari-hari.
3. Fase stasioner
Selama fase stasioner, pertumbuhan bakteri sedikit datar. Karena banyaknya zat sisa
dan semakin menyempitnya ruang hidup, bakteri tidak dapat mempertahankan wilayah yang
terbentuk pada fase sebelumnya. Jika bakteri mampu bergerak menuju kultur yang lain,
maka pertumbuhannya dapat dilanjutkan.

4. Fase Kematian
Selama fase kematian, bakteri kehilangan semua kemampuan untuk mereproduksi,
yang seolah-olah menjadi “lonceng kematian” mereka. Seperti pada fase log atau fase
eksponensial, kematian bakteri dapat terjadi secepat pertumbuhan mereka.

b. Reproduksi Bakteri
Bakteri berkembang biak dengan cara rekombinasi genetik dan membelah diri.
a. Rekombinasi genetik adalah pemindahan secara langsung bahan genetik
(DNA) di antara dua sel bakteri melalui proses berikut:

8
Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel
bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain.
1. Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain
dengan perantaraan virus.

Gambar Transduksi

9
2. Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan
membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik.

Gambar Kojugasi

b. Pembelahan diri secara biner (langsung).


Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel
induknya.

Gambar Pembelahan diri secara biner (langsung)


Bakteri umumnya berkembang-biak secara vegetative atau aseksual
dengan membelah diri. Setelah selesai pembelahan, sel-sel anakan dapat
tetap bergandengan satu sama lain, dan dengan demikian terbentuklah koloni
bakteri. Koloni mempunyai bentuk yang berbeda-beda, dan bentuk koloni itu
dpat dijadikan salah satu tanda pengenal jenis bakteri yang bersangkutan.
Ada koloni yang terdiri dari sepasang sel seperti terdapat pada marga
Diplococous, ada yang berbentuk kubus terdiri dari delapan sel (pada marga
Sarcina), ada yang berbentuk rantai (pada Streptococus), ada yang seperti
setandan buah anggur (pada Staphylococus).

10
Bakteri berkembangbiak dengan cepat. Dalam keadaan yang serba
mengungtungkan (keadaan optimal), bebrapa jenis bakteri dapat membelah
setiap 20 menit, sehingga dalam waktu sehari saja, suatu sel bakteri dapat
berkembang menjadi berjuta-juta sel. Karena dalam praktet banyak hal yang
menghambat kehidupan bakteri, bahkan banyak pula faktor-faktor yang
menyebabkan kematiannya, perkembangan bakteri tidak pernah mencapai
keadaan seperti tersebut diatas.
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan
reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembaban, dan cahaya.

C.  Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Kesehatan

1.       Pemanfaatan Mikroorganisme Dalam Bidang Kesehatan


Produksi protein manusia
11
Adanya proses rekayasa genetik dengan pemanfaatan mikroorganisme
meningkatan peran industri farmasi dlam memproduksi protein manusia. Melalui
tehnik rekombinasi DNA, sekuens DNA manusia yang mengkode berbagai protein
dapat digabungkan dengan genum bakteri, dan dengan menumbuhkan bakteri
rekonbioanan dalam fermentor, maka protein manusi dapat diproduksi secara
komersial.
Insulin mutlak diperlukan oleh manusia.  Insulin merupakan hormon
polipeptida yang dihasikan oleh pulau-pulau langerhans dipankreas yang berfungsi
mengatur metabolisme karbohidrat.dalam makanan dikomfersi menjadi glukosa
monosakarida, karbohidrat pokok dalam darah. Beberapa karbohidrat seperti
fruktosa dan selulosa dapat digunakan sebagai energi sel namun tidak dikomfersi
menjadi glikosa dan tidak berpatisipai dalam mekanisme pengaturan metabolisme
glukosa.

a) Produksi Enzim
Enzim yang disolasi dari mikroorganisme dapat diaplikasikan pada
berbagai macam industri. Misalnya, enzim proteose yang diisolasi dari bahan
pembersih. Protease merusak dan melarutkan protein yang mengotori
pakaian. Enzim yang dihasilkan untuk proses-proses industri meliputi protease
, amilase, glikosa isomerase, glukosa oksidase, renin, pektinase, dan
lipase.empat macam enzim yang secara luas diproduksi oleh mikroganisme
adalah protease, glukamilase,α-amilase, dan glukosa isomerase.
b) Produk antibiotic
Produksi antibiotik dilakukan dalam skala besar pada tangki fernentasi
dengan ukuran besar. Sebagai contoh Penicillium chrysogenum ditumbuhkan
dalam 100.000 liter fermentor selama kurang lebih 200 jam. Mula-mula
suspensi spora P.  chrysogenum  ditumbuhkan dalam larutan media bernutrisi.
Kultur diinkubasi selama 24 jam pada temperatur 24 °C dan selanjutnya
ditransfer ke tangki inokulum. Tangki inokulum digojlok teratur untuk
mendapatkan aerasi yang baik selama satu hingga dua hari.
c) Produksi vaksin
Penggunaan vaksin sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit.
Pengembangan dan produksi vaksin merupakan salah satu tugas penting
industri farmasi. Produksi vaksin meliputi pengkulturan mikroorganisme yang
memiliki properti antigenikyang diperlukan untuk meluncurkan respons imun
primer.
d) Produksi steroid
Homon steroid sangat penting peranannya dalam dunia kesehatan.
Misalnya kortison dan steroid lain yang serupadiketahui dapat digunakan
untuk mengobati gejala yang berhubungan dengan alergi dan berbagai
respons inflamasi oral dan untuk mengobati ketidak seimbangan homonal.

2.     Mikroorganisme yang merugikan bagi kesehatan


Selain jenis mikroorganisme yang dapat di manfaatkan    dalam bidang
kesehatan, ada juga jenis mikroorganisme yang dapat merugikan bagi kesehatan
(menyebabkan penyakit) manusia, antara lain :

12
1.         Penyebab penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan.
Misalnya Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia
dan Corynebacterium diphtheriaepenyebab dipteri.
2.         Penyebab kebusukan makanan (spoilage), Beberapa di antara
mikroorganisme dapat mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga
dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk. Dalam pembusukan daging,
mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak
protein-protein
3.         Penyebab keracunan makanan (food borne disease).
4.         Bahwa bakteri penghasil racun (enterotoksin atau eksotoksin) dapat
mencemari badan air, misalnya spora Clostridium perfringens, C. Botulinum,
Bacillus cereus,  dan Vibrio parahaemolyticus, bakteri tersebut akan
mengeluarkan racun sehingga makanan atau minuman mengandung racun
dan bila dikonsumsi dapatMakanan yang telah dipasteurisasi kemudian terus
menerus disimpan di dalam kaleng pada temperatur kamar, mengandung
racun yang berasal dari Clostridium botulinum. Racun yang dihasilkan tidak
mengganggu alat pencernaan, melainkan mengganggu urat saraf tepi.
5.         TBC
Bakteri ini dapat mengakibatkn penyakit tuberculosis pada manusia
tuberculosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat
menyebabkan penyakit TBC pada manusia. Tuberculosis ekstra paru adalah
tuberculosis yang menyerang organ tubuh selain jaringan paru, misalnya
pleura (selaput paru), selaput otak, selaput jantung, kelejar limfe, tulang,
persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain
Bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Bakteri
dikatakan merugikan karena dapat menyebabkan penyakit, menimbulkan
pembusukan, dan merusak makanan.

13
BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Kenyataan ini yang menjadikan perlunya koleksi kultur mikroorganisme. Koleksi


kultur masyarakat penyimpanan mikroorganisme secara baik dan benar agar dapat
bertahan dalam jangka waktu yang lama dengan resiko terjadinya perubahan sifat
dan potensi yang seminimal mungkin. Menyimpan dan memelihara kultur
mikroorganisme dalam jangka panjang serta dapat melakukan pertukaran koleksi
dengan berbagai lembaga atau laboratorium koleksi baik di dalam maupun di luar
negeri. Disamping itu mikroorganisme ini dapat dapat dijadikan suatu kegiatan untuk
dapat menyelamatkan mikroorganisme local yang sudah barang tentu merupakan
upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.

B.       Saran

Saran kami, dimana harus mengetahui keanekaragaman mikroorganisme. Baik


Pengertian, Manfaat, Masalah, Ciri-Ciri, Faktor-Faktor, Upaya-Upaya Penyelamatan
Mikroorganisme, maupun Flora Normal yang ada pada tubuh Manusia juga kita
harus ketahui.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2006. Pengantar Mikrobiologi, (Online),


(http://www.wanna_share.23s9887_apm.html, diakses tanggal 7 Februari 2008).
Anonim b. 2007.
Dunia Mikroba Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan
Mikologi). Malang: Universitas Negeri Malang.
https://www.academia.edu/3653672/MAKALAH_BAKTERI
https://www.academia.edu/9089650/Makalah_Mengenai_Virus_BAB_II_PEMBAHASA
N
https://www.academia.edu/37422623/MAKALAH_MIKROBIOLOGI_Virus
https://www.academia.edu/31040539/Makalah_Jamur_dan_Klasifikasinya

   

15

Anda mungkin juga menyukai