Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PATOFISIOLOGI

JURNAL REVIEW

Effects of activity repetition training with Salat (prayer) versus task oriented
training on functional outcomes of stroke

Dosen Pengampu :

Nanda Fadhilah Witris Salamy, dr. M.Si.

Disusun oleh :

Noor Aulia Hatikhah

6130017042

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-NYA, sehingga penulis
dapat menyelesaikan review jurnal ini dengan tepat waktu dan tanpa kendala
yang berarti. Dalam proses penyusunan review ini penulis tidak dapat bekerja
sendiri tanpa dukungan dari pihak lain, untuk itu di kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Nanda Fadhilah Witris Salamy,
dr. M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah Patofisiologi.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa penyusunaan review jurnal ini jauh
dari kata sempurna, mengingat penulis masih dalam tahap belajar sehingga
masih banyak terdapat kekurangan, maka penulis menerima kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tulisan-tulisan berikutnya.Semoga
review jurnal ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga dapat menambah
pengetahuan kita.

Surabaya, 24 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

Sampul Depan.......................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................
Kata Pengantar......................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................
A. Latar Belakang ……...................................................................................
RINGKASAN JURNAL .....................................................................................
A. Pendahuluan..............................................................................................
B. Kajian Teori................................................................................................
C. Metodologi Penelitian...............................................................................
D. Pembahasan...............................................................................................
E. Kesimpulan dan Saran..............................................................................
PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Kajian Teori................................................................................................
1. Definisi Shalat.........................................................................................
2. Tahapan Intervensi Gerakan Shalat.....................................................
a. Ruku’...............................................................................................
b. Sujud................................................................................................
c. Duduk Tahiyat................................................................................
d. Cara bangun dari sujud.................................................................
3. Definisi Stroke.........................................................................................
B. Metodologi Penelitian.................................................................................
C. Kerangka Berpikir.......................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyebab umum kedua kematian dan menjadi
masalah utama penyebab kecacatan di seluruh dunia. Stroke adalah suatu
tanda klinis yang berkembang secara cepat akibat gangguan otak fokal atau
global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. Sepertiga dari penderita
stroke akan meninggal pada tahun berikutnya, sepertiganya bertahan hidup
dengan kecacatan, dan hanya sepertiga lainnya yang dapat sembuh kembali
seperti semula .
Ibadah merupakan suatu aktivitas yang dapat menimbulkan respon
relaksasi melalui keimanan (Benson & Proctor, 2000). Ibadah kepada Allah
akan mengembalikan ketenangan dan ketentraman jiwa bagi orang yang
melakukannya. Semakin seseorang dekat dengan Allah dan semakin banyak
mengerjakan ibadah maka akan semakin tentram jiwanya (Sholeh, 2008).
Salah satu bentuk ibadah itu adalah mengerjakan shalat dengan khusyuk
(Tebba, 2008).
Shalat merupakan suatu sistem ibadah yang tersusun dari beberapa
perkataan dan perbuatan, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam,
berdasarkan syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu. Shalat tidak hanya
mengandung nilai spiritual tetapi juga mempunyai aktivitas fisiokal,
mengendorkan badan dan jiwa dari segala ketegangan serta menumbuhkan
perasaan kedamaian dan kepuasan (Wibisono, 2006).
RINGKASAN JURNAL

Judul Effects of activity repetition training with Salat (prayer)


versus task oriented training on functional outcomes of
stroke.
Penerbit J Pak Med Assoc (Short Report)
Volume & Halaman Vol. 67, No. 7, Hal. 1901-1903
Bulan July
Tahun 2017
Penulis Misbah Ghous, Arshad Nawaz Malik, Mian Imran
Amjad, & Maria Kanwal.
Reviewer Noor Aulia Hatikhah

A. Pendahuluan
Fokus utama dari semua pendekatan pengembangan saraf adalah
proses belajar kembali melalui pengulangan tugas yang meningkatkan
plastisitas saraf pada pasca stroke. Gerakan induksi merupakan terapi untuk
mendorong pemanfaatan anggota tubuh yang terkena, dianggap sebagai
pilihan yang baik dalam rehabilitasi akut. Orientasi tugas secara luas
dilakukan dengan pendekatan secara langsung untuk meningkatkan status
fungsional melalui berbagai macam kegiatan berulang-ulang di lingkungan.
Kurangnya minat, tindak lanjut yang tepat , motivasi, dan praktik
pengulangan tugas yang akurat adalah hambatan dalam proses belajar
ulang.

Shalat (shalat) adalah salah satu contoh klasik dari pengulangan


aktivitas fisik dengan minat dan gairah. Ini secara langsung terkait dengan
hati, tulang belakang, dan memori, dan konsentrasi, aspek spiritual dan
psikologis bersama dengan kemampuan kognitif manusia. Penambahan
shalat (Doa) dalam orientasi tugas rutin akan mengeksplorasi cakrawala baru
dalam stroke konteks tertentu. Penelitian ini bertujuan menentukan efek
aktivitas Salat (doa) berulang kali pada status fungsional dalam pelatihan
orientasi pada pasien stroke.

B. Kajian Teori
Stroke adalah salah satu kondisi yang melumpuhkan sebagian besar
tubuh dan secara langsung mempengaruhi kualitas hidup. Shalat (shalat)
adalah salah satu contoh klasik dari pengulangan aktivitas fisik dengan
minat dan gairah. Ini secara langsung terkait dengan hati, tulang belakang,
dan memori, dan konsentrasi, aspek spiritual dan psikologis bersama dengan
kemampuan kognitif manusia. Orientasi tugas secara luas dilakukan dengan
pendekatan secara langsung untuk meningkatkan status fungsional melalui
berbagai macam kegiatan berulang-ulang di lingkungan. Kurangnya minat,
tindak lanjut yang tepat, motivasi, dan praktik pengulangan tugas yang
akurat adalah hambatan dalam proses belajar ulang.

C. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan uji coba kontrol acak yang dilakukan di
Departemen Terapi Fisik dan Rehabilitasi Rumah Sakit Kereta Api Pakistan
dari juli 2015 – Januari 2016. 32 pasien rawat inap yang terdaftar melalui
kriteria inklusi dibagi menjadi 2 kelompok . Kriteria inklusi yaitu 3 bulan
minimal setelah terkena stroke dan rentang usia 30-70 tahun dengan tingkat
kecacatan 1-4 pada skala Rankin Modified.
Intervensi terdiri banyak tugas fungsional yang dirancang untuk
memperkuat ekstremitas atas dan kegiatan-kegiatan tertentu untuk
ekstremitas lebih rendah dalam rangka untuk meningkatkan berjalan
keseimbangan, gaya berjalan, kecepatan dan jarak.

D. Pembahasan
Tiga pasien di ARTG gagal menyelesaikan intervensi karena beberapa
alasan medis sehingga jumlah 12 pasien di ARTG menyelesaikan enam
minggu periode intervensi. Di sisi lain salah satu pasien menarik diri karena
sakit atau keengganan untuk melakukan perjalanan sehingga jumlah 15
pasien di TOTG menyelesaikan program latihan. Intervensi dirancang sesuai
kemampuan tubuh, waktu yang disediakan untuk pelatihan yaitu 60
menit / hari, 4 hari / minggu selama 6 minggu dengan meningkatnya
jumlah pengulangan.

E. Kesimpulan dan Saran


Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan yang nyata dalam status fungsional, hasil keseimbangan, dan
tingkat mobilitas dalam pelatihan kegiatan pengulangan dengan salat (Doa)
dibandingkan dengan pelatihan orientasi tugas rutin pada pasien stroke.
Penelitian ini juga menyimpulkan aktivitas salat meningkatkan kesehatan
mental dan kesehatan fisik seperti melibatkan pergerakan minimum yang
terdiri dari durasi pendek gerakan tangan.
Jurnal ini memiliki kelebihan yaitu pembahasan metode yang
digunakan sangat jelas, pemilihan kata yang baku, dan kesimpulan yang
dibuat terperici dan dipaparkan secara jelas. Kekurangan dari jurnal ini yaitu
kurangnya deskripsi secara lengkap.
PEMBAHASAN

Stroke adalah penyakit syaraf yang paling sering terjadi dan merupakan
problem kedokteran yang sangat penting karena menjawab penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker. Shalat (shalat) adalah salah satu
contoh klasik dari pengulangan aktivitas fisik dengan minat dan gairah. Ini secara
langsung terkait dengan hati, tulang belakang, memori, dan konsentrasi, aspek
spiritual dan psikologis bersama dengan kemampuan kognitif manusia. Dengan
shalat seseorang bisa mengungkap segala bentuk kebutuhan, kesulitan yang
mendera dirinya, bahkan mendapatkan manfaat sehat, baik rohani maupun jasmani.
Shalat sebenarnya untuk kebahagiaan dan kesehatan manusia sendiri. Karena shalat
mengandung unsur kesehatan. Semakin rajin dan khusuk dalam melaksanakan
shalat, maka semakin sehat dan bahagia pendiriannya

A. Kajian Teori

1. Sholat
Kata shalat dalam bahasa arab memiliki beberapa pengertian,
diantaranya adalah do’a , rahmat dan mohon ampun (Al-Mahfani,
2008). Para ulama juga membedakan pengertian shalat berdasarkan
siapa saja yang meakukannya. Shalat berarti pujian yang baik (bagi
Allah), sedangkan bagi makhluk (Malaikat, manusia, dan jin) shalat
berarti do’a (Elzaky , 2011).
2. Shalat dalam perspektif kesehatan
Beberapa pembelajaran shalat yang dikaitkan dengan medis, dapat
dirilist sebagai berikut:
a. Ruku, dengan posisi yang benar akan memberikan manfaat
antara lain Memperlancar sirkulasi darah dari jantung ke seluruh
tubuh, terutama ke otak/kepala sebagai pusat susunan syaraf.
b. Sujud dengan posisi yang benar akan berpengaruh positif pada
tubuh, antara lain otot menjadi kuat, limpa terpijit sehingga aliran
darah menjadi lancar karenanya , Sirkulasi darah dari jantung ke
seluruh tubuh akan lancar, keperluan darah di otak pun akan
terpenuhi.
c. Duduk tahiyat dengan posisi yang benar mengandung banyak
manfaat, antara lain bagi Wanita ,duduk tahiyat yang benar akan
memperkuat bagian-bagian kemaluan, sehingga di saat
melahirkan tidak mudah terjadi kerobekan. Bagi Laki-laki ,
dengan posisi duduk tahiyat yang benar kaki memijit kemaluan,
sehingga akan mengakibatkan lancarnya air seni, zakar (penis)
dapat ereksi dengan baik dan testis akan dapat memproduksi
sperma lebih banyak dan sehat.
d. Cara turun untuk sujud dan bangkit dari sujud yang baik dan
benar akan dapat memperkuat otot kaki , baik untuk laki-laki
maupun untuk perempuan
3. Stroke
Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak
berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya
aliran darah ke otak. Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda
dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau
global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit). Gejala-
gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian,
selain menyebabkan kematian stroke juga akan mengakibatkan
dampak untuk kehidupan. Dampak stroke diantaranya, ingatan jadi
terganggu dan terjadi penurunan daya ingat, menurunkan kualitas
hidup penderita juga kehidupan keluarga dan orang-orang di
sekelilingnya, mengalami penurunan kualitas hidup yang lebih
drastis, kecacatan fisik maupun mental pada usia produktif dan usia
lanjut dan kematian dalam waktu singkat (Junaidi, 2011).

B. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan uji coba kontrol acak yang
dilakukan di Departemen Terapi Fisik dan Rehabilitasi Rumah Sakit Kereta
Api Pakistan dari juli 2015 – Januari 2016. Ukuran sampel diambil
berdasarkan ketersedian sampel dalam jangka waktu tertentu. Awalnya 32
pasien rawat inap yang terdaftar melalui kriteria inklusi dengan teknik non
probability sampling purposive dan secara acak dibagi menjadi 2 kelompok
melalui undian dan metode percobaan ke dalam pengulangan kegiatan
kelompok pelatihan ARTG (n=16) yang merupakan kelompok intervensi dan
kelompok pelatihan orientasi tugas TOTG (n = 16) yang merupakan
kelompok kontrol. Kriteria inklusi yaitu minimal 3 bulan setelah terkena
stroke dan rentang usia 30-70 tahun dengan tingkat kecacatan 1-4 pada skala
Rankin Modified. Intervensi terdiri banyak tugas fungsional yang dirancang
untuk memperkuat ekstremitas atas dan kegiatan-kegiatan tertentu untuk
ekstremitas lebih rendah dalam rangka untuk meningkatkan berjalan
keseimbangan, gaya berjalan, kecepatan dan jarak. Intervensi dirancang
sesuai kemampuan tubuh, waktu yang disediakan untuk pelatihan yaitu 60
menit / hari, 4 hari / minggu selama 6 minggu dengan meningkatnya
jumlah pengulangan.
Semua tugas diatur dengan masing-masing 25 kali pengulangan
dalam satu sesi oleh pasien dalam kelompok ART (Pelatihan Repetisi
Aktivitas) dan diperintahkan untuk melakukan 3 sesi di rumah dengan
pengulangan yang sama. Disisi lain pasien dari kelompok TOT (pelatihan
orientasi tugas) melakukan 3 set dengan 20 kali pengulangan per sesi dan
diperintahkan untuk berlatih satu sesi dirumah dengan pengulangan yang
sama. Contoh dari tugas yang sulit dilakukan yaitu mengangkut kelereng
dari tangan ke ujung jari , susun kelereng, menggambar lingkaran, aktivitas
duduk ke berdiri , aktivitas rotasi roda, bersepeda statis, melatih
keseimbangan pada permukaan yang rata lalu pada permukaan yang tidak
rata keduanya dilakukan dengan mata terbuka dan mata tertutup, sikap kaki
ganda, sikap kaki tunggal, berjalan tandem, dan jalan pengantin.
SPSS 20 digunakan untuk analisis data. Uji Mann Whitney -U
diterapkan untuk membandingkan kemanjuran kedua kelompok. Ada
perbedaan yang signifikan (p <0,05) tercatat setelah 06 minggu pelatihan
ARTG (Pelatihan pengulangan kegiatan shalat) dibandingkan dengan TOTG
(pelatihan yang diberi tugas selain shalat). BBS (Berg Balance) dan MAS
(skala penilaian) menunjukkan peningkatan dalam kelompok ART. Oleh
karena itu kelompok ART lebih efektif dalam meningkatkan status
fungsional dibandingkan dengan TOTG.
C. Kerangka Berpikir
Juli 2015 – Januari 2016

Rumah Sakit Kereta Api Pakistan - Minimal


3 bulan
pasca
Departemen Terapi fisik dan Rehabilitasi troke
- Rentang
Non usia 30-
probability 70
Kriteria Inklusi
sampling tahun
purposive dengan
tingkat
32 pasien
Secara acak kecacat
an 1-4

Secara undian acak Metode percobaan

2 kelompok

ARTG TOTG

Tuga Intervensi fungsional 60


menit / hari, 4 hari /
minggu selama 6 minggu

Hasil Dan Analisa Data

Kesimpulan
KESIMPULAN DAN SARAN

Studi ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini layak untuk dicapai
dengan pelatihan pengulangan maksimum bersamaan dengan salat
(Doa) menghasilkan peningkatan yang nyata dalam status fungsional,
hasil keseimbangan, dan tingkat mobilitas dalam pelatihan kegiatan
pengulangan dengan salat (Doa) dibandingkan dengan pelatihan
orientasi tugas rutin pada pasien stroke. Temuan dari penelitian ini perlu
diperhatikan karena hasil dari data awal menunjukkan bahwa intervensi
ini bermanfaat pada pasien stroke.
Lebih baik mencegah penyakit dibanding mengobati penyakit, hal ini
berlaku juga pada penyakit stroke. Apabila sudah terlanjur terkena
stroke, penderita sebaiknya lebih sering mengobtrol kesehatan pada
petugas kesehatan , dan sering melakukan kegiatan agar otot-otot
terlatih. Petugas kesehatan harusnya lebih sering melakukan pendekatan
kepada masyarakat dan melakukan promosi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Mahfani, M. Khalilurrahman. 2008. Buku Pintar Shalat: Pedoman Shalat

Lengkap Menuju Shalat Khusyuk. Jakarta: Wahyu Media.

Benson, Herbert dan Willam Proctor. 2000. Keimanan yang Menyembuhkan: Dasar-
dasar Respons Relaksasi. Bandung: Penerbit Kaifa.

Elzaky, Jamal Muhammad. 2011. Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah. Jakarta:

Penerbit Zaman.

Jurnal Effects Of Activity Repetition Training With Salat (Prayer) Versus Task

Oriented Training On Functional Outcomes Of Stroke. J Pak Med Assoc Vol.

67, No. 7, Hal 1091-1093

Sholeh, M. 2008. Bertobat Sambil Berobat: Rahasia Ibadah untuk Mencegah dan

Menyembuhkan Berbagai Penyakit. Jakarta: Penerbit Hikmah.

Tebba, Sudirman. 2008. Nikmatnya Shalat Khusyuk. Jakarta: Pustaka Irvan.

Wibisono, Arief. Hubungan Sholat dengan Kecemasan. Jakarta: Studia Press. 2006

Anda mungkin juga menyukai