ADELLYA MAHARANI
2019002/2019
A. LATAR BELAKANG
Pemberian obat kepada klien ada beberapa cara, yaitu melalui rute oral, parenteral,
rektal, vagina, kulit, mata, telinga dan hidung. Pemberian obat secara parenteral
adalah pemberian obat selain melalui saluran pencernaan. Pemberian obat parenteral
ada empat cara yaitu, intracutan (IC), subcutan (SC atau SQ), intramuscular (IM),
dan intravena (IV), rectal, vaginal.
Pemberian obat secara parenteral lebih cepat diserap dibandingkan dengan obat
oral tetapi tidak dapat diambil kembali setelah diinjeksikan.Oleh karena itu perawat
harus menyiapkan dan memberikan obat tersebut secara hati – hati dan akurat.
Pemberian obat parenteral memerlukan pengetahuan keperawatan yang sama dengan
obat – obat dan topikal (lokal pada kulit). Namun karena injeksi merupakan prosedur
invasif, teknik aseptik harus digunakan untuk meminimalkan resiko injeksi.
Tujuan dari pemberian obat secara parenteral adalah mencegah penyakit dengan jalan
memberikan kekebalan atau imunisasi (misalnya memberikan suntikan vaksin DPT,
ATS, BCG, dan lain – lain), mempercepat reaksi obat dalam tubuh untuk
mempercepat proses penyembuhan, melaksanakan uji coba obat, dan melaksanakan
tindakan diagnostik.
Indikasi pemberian obat secara parenteral adalah kepada klien yang memerlukan obat
dengan reaksi cepat, klien yang tidak dapat diberi obat melalui mulut, dan klien
dengan penyakit tertentu yang harus mendapat pengobatan dengan cara suntik,
misalnya Streptomicin atau Insulin.
B. RUMUSAN MASALAH
a. konsep dan prinsip pemberian obat intrakutan dan subkutan
b. konsep dan prinsip pemberian obat intramuskular dan intravena
c. konsep dan prinsip pemberian obat rectal dan vaginal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.3. Pemberian obat intra kutan bertujuan untuk melakukan skintest atau tes terhadap reaksi
alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intra kutan ini
dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan
tangan bagian ventral.
Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat dilakukan pada
daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian dari bahu, paha sebelah luar,
daerah dada dan sekitar umbilicus (abdomen) .
2.2.0. Tujuan
Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan dengan
program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian
insulin terdapat 2 tipe larutan yaitu jernih dan keruh karena adanya penambahan protein
sehingga memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat
Pemberian obat secara intra muskuler adalah Pemberian obat / cairan dengan cara
dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus). Pemberian obat dengan cara ini dilakukan
pada bagian tubuh yang berotot besar,agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk syaraf,
misalnya pada bagian bokong, dan kaki bagian atas, atau pada lengan bagian atas.
Jaringan intramuskular: terbentuk dari otot bergaris yang mempunyai banyak vaskularisasi
(setiap 20 mm3 terdiri dari 200 otot dan 700 kapiler darah). Aliran darah tergantung dari
posisi otot di tempat penyuntikkan.
Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter terhadap klien yang yang diberikan obat
secara intra muskulus (IM).
Tujuan pemberian obat dengan cara ini adalah agar absorpsi obat lebih cepat. Dan
pemberian obat itu harus mendapatkan persetujuan dari dokter
3. Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1 – 1,5 inci untuk dewasa; 25-27 G dan
panjang 1 inci untuk anak-anak)
4. Bak spuit
5. 1Kapas
9. Bengkok
Pemberian obat melaului injeksi intra muskuler ini harus tepat dengan 6 B
1.Benar obat
2.Benar dosisbenar waktu
3.Benar pasien
4.Benar cara
5.Benar rute
6.Benar dokumentasi
Cara
B.Tahap Terminasi
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
·Ventrogluteal : posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang dengan lutut atau
panggulmiring dengan tempat yang diinjeksi fleksi.
·Lengan atas (deltoid) : posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah
fleksi tetapi rileks menyilangi abdomen atau pangkuan.
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan
menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang
menghantarkan darah ke jantung.
1. Pasien yang membutuhkan, agar obat yang di berikan dapat di berikan dengan cepat.
4. Typoid
5. Sesak nafas
Tujuan injeksi :
a. untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari pada dengan
Lokasi injeksi :
1.
2. vena medianan cubitus / cephalika ( daerah lengan ),
3. vena saphenous ( tungkai ),
4. vena jugularis ( leher )
5. vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan temporal dari kepala.
1. Pasien alergi terhadap obat (misalnya mengigil, urticaria, shock, collaps dll)
Persiapan alat :
2. kapas alkohol
3. sarung tangan
5. spuit 2ml – 5 ml
6. bak spuit
7. baki obat
8. plester
9. perlak pengalas
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
3. Indentifikasi klien
9. Pilih area penususkan yang bebas dari tangda kekakuan, peradangan atau rasa gatal.
Menghindari gangguan absorpsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan
11. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol , dengan gerakan sirkuler
dari arah darah keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metodr oni
dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme
12. Pegang kapas alkohol dengan jari - jari tengah pada tangan non dominan
14. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan dengan tangan
non dominan. Membuat kulit lebih kencang dan vena tidak bergeser, memudahkan
penusukan
15. Pegang jarum pada posisi 300 sejajar vena yang akn ditusuk perlahan pasti
16. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum kedalam vena
17. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan
19. Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan – lahan
20.Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkkan (300) , sambil
21. Tutup area penusukkan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin
25.Cuci tangan
26.Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Pemberian Obat Melalui infus ( secara tidak langsung ) ada dua cara, yaitu :
Memberikan obat intravena melalui wadah merupakan pemberian obat dengan menambahkan
atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intravena. Tujuannya : untuk meminimalkan
efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
4. Kapas alcohol.
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
7. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikan kantong cairan
secara perlahan – lahan dari satu ujung ke ujung lain.
9. Cuci tangan
4. Kapas alkohol
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukan ke dalam spuit.
9. Cuci tangan
Persiapan:
Prosedur:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. Siapkan obat yang akan digunakan: buka pembungkus obat
5. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
6. Inspeksi kondisi genetalia eksterna dan saluran vagina
7. Apabila jenis obat suppositoria maka berikan pelumas pada obat
8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding
kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm
9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu
10. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi.
11. Lepaskan sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Kaji respon klien
14. Dokumentasi: catat identitas, waktu, obat, dosisi/jumlah, dan cara pemberian
15. Catatan: apabila obat jenis krim, isi aplikator krim atau ikuti petunjuk penggunaan
krim yang ada di kemasan, masukkan aplikator, dan lanjutkan sesuai langkah 8 s.d.
11.
Pengertian: cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau
rektum, yang melewati spinkter ani eksterna.
Tujuan: memberikan efek lokal dan sistemik. Contoh: efek local untuk melunakkan
faeces dan merangsang/melancarkan defekasi, efek sistemik untuk dilatasi bronkus.
Manfaat: tidak menimbulkan iritasi pada saluran bagian atas, mempunyai tingkatan
aliran pembuluh darah yang besar (pembuluh darah di rectum tidak ditransportasikan
melalui liver), dan pada obat tertentu diabsorpsi dengan baik melalui dinding rectum.
Sediaan: cair (enema), padat (supositoria). Contoh: supositoria= aminophilin,
dulcolac, kaltrofen, stesolid, dumin; gliserin.
Cara: supositoria, krim, jelly, foam.
Indikasi: gangguan defekasi, membersihkan colon, gangguan pernafasan.
Kontraindikasi: klien dengan pembedahan rectal.
Alat dan bahan
1. Obat sesuai yang diperlukan: suppositoria, krim, jelly,atau foam dalam tempatnya
2. Aplikator (untuk sediaan bukan supositoria)
3. Pelumas/vaselin/ jelly
4. Sarung tangan
5. Kain kasa
6. Kertas tisyu
7. Bak instrumen
8. Bengkok
9. Pengalas
Persiapan:
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa (apabila obat dalam bentuk
selain supositoria, maka masukkan obat dalam aplikator sesuai dosis)
5. Oleskan ujung pada aplikator/obat suppositoria dengan pelicin
6. Minta klien untuk menarik nafas dalam untuk merelaksasikan sfingter ani
7. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan aplikator/suppositoria
dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal
kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
8. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisyu
9. Anjurkan klien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih 5
menit.
10. Jika supositoria mengandung laktosit (pelunak faeces), maka siapkan pispot dan atau
bantuan untuk ke kamar mandi jika efek laksatifnya mulai bekerja
11. Setelah selesai lepaskan sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Kaji respon klien
14. Dokumentasi: catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Intra Kutan merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan
kulit. Intra kutan biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas tubuh terhadap obat yang
disuntikkan.Subkutan Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan dibawahkulit yang
dapat dilakukan pada daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian dari bahu,
paha sebelah luar, daerah dada dan sekitar umbilicus (abdomen) . Pemberian obat secara intra
muskuler adalah Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam otot
(muskulus).
Pemberian obat dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar,agar
tidak ada kemungkinan untuk menusuk syaraf, misalnya pada bagian bokong, dan kaki
bagian atas, atau pada lengan bagian atas. Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke
dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena
adalah pembuluh darah yang menghantarkan darah ke jantung.
B.SARAN
Adapun saran-saran dalam penulisan makalah ini adalah dapat mengetahui dan dapat
meningkatkan wawasan tentang Pemberian Obat secara intrakutan, subkutan, intramuskuler,
intravena, rectum dan vaginal. D e n g a n disusunnya makalah ini kami
mengharapkan kepada para pembaca agar dapatmengetahui dan
memahami tentang Pemberian Obat Pervagina dan -ektum serta
d a p a t memberikan kritik dan saran agar makalah ini dapat men+adi lebih baik
dari sebelumnya. Demikian saran yang dapat penulis sampaikan semoga dapat membawa
man(aat bagi semua pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11712676/Pemberian_Obat_Melalui_Vagina_dan_
Rektum.
Diakses, Selasa,07/04/2020.Pukul.10.56.WIB
http://dedikun.blogspot.com/2014/09/prosedur-pemberian-obat-dalam.html.
Diakses, Selasa,07/04/2020.Pukul.10.57.WIB
https://www.kompasiana.com/hendisutiawan/54f94b70a333116c048b49ac/pe
mberian-obat-melalui-intravena-iv.
Diakses, Selasa,07/04/2020.Pukul.10.59.WIB\
https://www.kompasiana.com/dedimukhibudin/54f9502ba33311ed068b4c8a/p
rosedur-pemberian-obat-im-intra-muskuler.
Diakses, Selasa, 07/04/2020.Pukul.11.00.WIB
https://safieraputriauliyah.wordpress.com/2015/08/08/makalah-farmakologi-
tentang-prinsip-pemberian-obat/.
Diakses, Selasa, 07/04/2020.Pukul.11.01.WIB