Anda di halaman 1dari 71

KONSEP DAN TEKNIK PENGKAJIAN

KEPERAWATAN LANSIA

BY : Ns. NETTY H, S.Kep


ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
 PENGKAJIAN PADA LANSIA
 Tujuan Pengkajian :
 Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu
 Mengumpulkan informasi dan membuat data dasar
klien / lansia
 Agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masa
lah kebutuhan kesehatan dan perawatan klien baik
fisik, mental, sosial dan lingkungan.

1
 Untuk mengidentifikasi kekuatan dan keterbatasan klien
sehingga intervensi yang efektif yang tepat dapat
diberikan untuk meningkatkan fungsi optimal dan
mencegah ketidakmampuan dan ketergantungan.
 Beberapa hal yang harus diketahui perawat dalam
mengumpulkan data ;
 Tujuan mengumpulkan data

 Informasi atau data yang dibutuhkan

 Sumber- sumber yang dapat digunakan untuk mempero

leh data.
 Bagaimana sumber – sumber tersebut dapat memberikan
informasi yang baik 2
 Bagaimana mengorganisasikan dan menggunakan informasi
yang telah dikumpulkan

 Metode / teknik pengkajian keperawatan lansia :

1. Wawancara

 Pengertian
 Merupakan bagian terpenting dari perawat dalam
melaksanakan tugas perawatan unt memperoleh
data yang relevan dari kelg / masy / klien.
( B.W.Spardly )

3
 Merupakan metode pengumpulan data secara
langsung antara perawatan dengan klien.
 Teknik wawancara :
1. Inisiatif :
- Memberikan kesempatan bicara kepada klien unt
mengutarakan permasalahannya.
- Menggali potensi dalam mengatasi masalahnya.
2. Pendekatan tidak langsung :
- Perawat hendaknya mengajukan pertanyaan tidak
langsung pada masalahnya.

4
3. Pertanyaan terbuka ; Klien diberi kesempatan seluas –
luasnya untuk mengutarakan permasalahan yang
dihadapinya.

4. Penggunaan aktivitas verbal : Dengan penuh perhatian


mendengarkan pembicaraan klien serta diselingi
dengan pertanyaan pendek atau pergerakan non verbal
seperti menganggukkan kepala dan memandang klien
tanda kita menanggapi apa yg dibicarakan klien.
5
2. Observasi / Pengamatan
 Merupakan metode pengumpulan data melalui
pengamatan visual dengan menggunakan panca indra.
 Mengamati prilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan
keperawatan klien.
Unsur terpenting dalam observasi adalah :

1. Mempertahankan objektivitas penilaian


2. Mencatat hasil observasi secara khusus tentang
apa yang dilihat, dirasakan, didengar, dicium dan

6
di kecap akan lebih akurat dibanding mencatat
interprestasi seseorang tentang hal tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengamatan :
 Sebaiknya tidak diketahui klien sehingga data yang di
peroleh akan murni.
 Mengamati asfek fisik, mental, sosial, spritual dan
lingkungan klien.
 Hasil dicatat dalam catatan keperawatan sehingga
dapat dibaca dan dimengerti oleh perawat lain.

7
3. Pemeriksaan fisik
 Merupakan proses inspeksi tubuh dan sistem tubuh guna
menentukan ada / tidaknya penyakit yang didasarkan
pada hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium

Pemerikasaan fisik yang dilakukan diantaranya :

1.Sel :

 Jumlah sel menurun / lebih sedikit

 Ukuran sel lebih besar

 Jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler berkurang

8
 Proporsi protein diotak, otot, ginjal, darah dan hati
menurun
 Jumlah sel otak menurun

 Mekanisme perbaikan sel terganggu

 Otak menjadi atropi

2. Sistem persyarafan :
 Respon dan waktu untuk berespon lambat

 Syaraf panca indra mengecil

 Penglihatan berkurang, pendengaran menghilang,


syaraf penciuman dan perasaan mengecil, lebih
sensitif terhadap perubahan suhu. 9
 Rendahnya ketahanan terhadap dingin

 Kurang sensitif terhadap sentuhan

 Defisit memori

3. Sistem pendengaran
 Gangguan pendengaran : hilangnya daya pendengaran
pada telinga dalam.
 Terjadi pengumpulan serumen

 Fungsi pendengaran semakin menurun pada lansia


yang mengalami ketegangan/stress
 Tinitus ( bising yang mendengung, bisa bernada tinggi
/ rendah, bisa terus menerus/intermiten )

10
 Vertigo ( perasaan tidak stabil yang terasa seperti
goyang atau berputar).

4. Sistem penglihatan
 Lensa lebih suram ( kekeruhan pada lensa ), menjadi
katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan
 Daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah
melihat dalam gelap
 Penurunan/hilangnya daya akomodasi dengan
manifestasi presbiopia, seseorang sulit melihat dekat
yang dipengaruhi berkurangnya elastisitas lensa.

11
 Lapangan pandang menurun : luas pandangan berkurang
 Daya membedakan warna menurun

5. Sistem kardiovaskuler
 Elastisitas dinding oarta menurun

 Kemampuan jantung memompokan darah menurun

 Curah jantung menurun

 Kehilangan elastisitas pembuluh darah

 Kerja jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi


dan perdarahan
 Tekanan darah meningkat akibat resistensipembuluh
darah perifer meningkat. 12
6. Sistem pengaturan tubuh
 Temperatur tubuh menurun ( hipotermia )

 Pada konsisi ini, lansia akan merasa kedinginan dan


dapat pula menggigil, pucat dan gelisah
 Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat
memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi
penurunan aktivitas otot.

7. Sistem pernafasan
 Otot pernafasan mengalami kelemahan akibat
atropi, kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
 Paru kehilangan elastisitas

13
 Berkurangnya elastisitas bronkus

 Reflek kemampuan batuk berkurang

 Kemampuan dinding dada dan kekuatan otot


pernafasan menurun seiring pertambahan usia
8. Sistem pencernaan
 Kehilangan gigi

 Indra pengecapan menurun

 Esopagus melebar

 Rasa lapar menurun

 Peristaltik lemah dan biasa terjadi konstipasi

14
 Fungsi absorpsi melemah ( terutama karbohidrat )

 Hati semangkin mengecil dan tempat penyimpanan


menurun, aliran darah berkurang

9. Sistem reproduksi
 Pada wanita :

 Ovarium menciut, uterus mengalami atropi

 Payudara, vulva atropi

 Pada Pria :

 Testis masih dapat memproduksi spermatozoa,


meskipun ada penurunan berangsur-angsur
 Dorongan sexual menetap sampai usia diatas 70 tahun,
asal kondisi kesehatan baik.

15
10. Sistem endokrin
 Hormon estrogen, progesteron, testosteron mengalami
penurunan
 Produksi hampir semua hormon menurun

 Sekresi hormon kelamin menurun

11. Sistem integumen


 Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan lemak

 Permukaan kulit cendrung kusam, kasar, dan bersisik.

 Timbul bercak pigmentasi akibat proses melanogenesis

yang tidak merata dipermukaan kulit shg kelihatan noda


coklat.
16
 Terjadi perubahan pada daerah sekitar mata,
tumbuhnya kerut halus diujung mata akibat lapisan
kulit menipis.
 Respon terhadap trauma menurun

 Produksi serum, vitamin D menurun dan pigmen kulit


terganggu.
 Kulit kepala dan rambut menipis

 Kuku jari menjadi keras dan rapuh

 Kuku menjadi pudar dan kurang cahaya

 Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti


tanduk
 Jml dan fungsi kelenjar keringat berkurang. 17
12. Sistem muskuloskletal
 Tulang kehilangan densitas ( cairan ) dan semakin rapuh

 Kekuatan dan stabilitas tulang menurun, terutama


vetebra, pergelangan dan paha.
 Kifosis

 Gerakan pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan


terbatas
 Gangguan gaya berjalan

 Kekakuan jaringan penghubung

 Diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (


tinggi menjadi berkurang ). 18
 Persendian membesar dan menjadi kaku

 Tendon mengerut.

 Aliran darah ke tendon berkurang sejalan dengan proses


penuaan.
4. Studi Dokumentasi
Lanjutan

FOKUS PENGKAJIAN KESEHATAN LANSIA


 PENGKAJIAN BIOPSIKO SOSIAL DAN SPRITUAL

 BIOLOGIS / FISIK

Dalam pengkajian biologis atau fisik dapat dilakukan dengan


cara :
 Wawancara riwayat kesehatan :

1. Pandangan lansia thd kesehatannya


2. Kegiatan apa yang mampu dilakukan lansia
3. Kekuatan fisik lansia : Otot, sendi, penglihatan ,
pendengaran
4. Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan 20
Dan kebiasaan minum obat
5. Kebiasaan lansia merawat diri sendiri

6. Kebiasaan minum, makan, istirahat dan tidur, BAB dan


BAK
7. Kebiasaan gerak badan atau olah raga

8. Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang bermakna


dirasakan

9. Masalah-masalah sexual yang dirasakan

21
 Pemeriksaan fisik :

 Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi,


perkusi, dan auskultasi.
 Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik
adalah : Head to toe : pengkajian lansia dari kepala
sampai ke ujung kaki. Pada pengkajian ditanyakan :
Bagaimana dengan tanda – tanda vital lansia, berat
badan, memori dan tingkat orientasi lansia terhadap
orang, tempat waktu, kebutuhan dan pola tidur
lansia.

22
Pengkajian sistem tubuh :

- Sistem integumen / kulit :


Amati kulit lansia, adakah jaringan parut, keadaan
rambut, kuku, kebersihan lansia secara umum dan
gangguan lain pada kulit.

- Sistem Respirasi :
Bagaimana dengan pernafasan lansia adakah gangguan
pada sistem pernafasan : apakah lansia sesak nafas,
apakah menggunakan alat bantu, apakah terdengan
whezing, ronkhi dll.

23
3. Sistem muskuloskletal
Amati kondisi lansia : kontraktur pada sendi, bagaima

na dengan tingkat mobilisasinya, adakah gejala atau


tanda kifosis, gerakan sendi terbatas.

4. Sistem Kardiovaskuler
Adakah keluhan pusing, sakit kepala, apakah ada
tanda edema pada kaki bawah, ekstremitas atas,
adakah pembekakan pada vena jugularis, bagaimana
dengan sirkulasi darah perifer, warna dan
kehangatannya.

24
5. Sistem gastrointestinal
Adakah keluhan mual, muntah, asupan diitnya, status
gizi secara umum, kondisi lansia saat makan dikunyah
atau ditelan, keadaan gigi lansia, adakah bisisng usus,
adakah tanda distensi abdomen, adakah gangguan
konstipasi, diare, adakah tanda inkontinensia alvi.
6. Sistem perkemihan
Bagaimana dengan warna urine lansia, bau urine,
adakah distensi kandung kemih, adakan tanda disuria,
poli uri, anuria, inkontinensia urine,
25
Bagaimana frekuensi urine dan tanyakan berapa
pemasukan dan pengeluaran cairan lansia.
7. Sistem persyarafan

Apakah ada gangguan : paralisis, hemiplegi, dll.


8. Sistem sensorik

Penglihatan : bagaimana penglihatan jelas atau kabur,


adakah pandangan yang doble, berapa jarak pandang
lansia untuk melihat, membaca, dan menulis.
Pendengaran : bagaimana dengan pendengaran lansia
apakah menurun atau tidak ada penurunan.
26
Pengecapan : Bagaimana dengan kemampuan dalam
mengunyah makanan.
Penciuman : Adakah gangguan penciuman terhadap
bau-bauan.

 Psikologis

 Dilakukan saat berkomunikasi dengan pasien untuk


mengetahui fungsi kognitif, termasuk daya ingat, alam
perasaan, orientasi realita, kemampuan dalam
menyelesaikan masalah

27
 Perubahan-perubahan yang terjadi secara umum :

 Penurunan daya ingat

 Proses fikir lambat

 Adanya perasaan sedih

 Merasa kurang perhatian

 Hal-hal yang perlu dikaji dalam asfek psikologis :

 Apakah mengenal masalah-masalah utamanya

 Apakah optimis memandang sesuatu dalam

kehidupan
 Bagaimana sikap lansia terhadap proses penuaan

28
 Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak

 Bagaimana mengatasi masalah / stress yang dialami

 Apakah mudah untuk menyesuaikan diri

 Apakah lansia mennggali kegagalan

 Apakah harapan pada saat ini dan dimasa yang akan

datang.
 Sosial ekonomi

Dalam pengkajian sosial ekonomi pada pasien tanyakan


tentang :
 Bagaimana lansia membina keakraban dg teman sebaya

29
Maupun dengan lingkungannya dan bagaimana dengan
keterlibatan lansia dalam organisasi sosial.
 Penghasilan yang diperoleh

 Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan sosial


ekonomi
 Hal-hal yang perlu dikaji :

 Kesibukan lansia dalam mengisi wakrtu luang

 Dari mana sumber keuangan

 Dengan siapa dia tinggal

 Kegiatan organisasi apa saja yg diikuti lansia

30
 Bagaimana pandangan lansia terhadap
lingkungannya.
 Berapa sering lansia berhubungan dengan orang
lain diluar rumah.
 Siapa saja yang bisa mengunjunginya

 Seberapa besar ketergantungannya.

 Apakah dapat menyalurkan hobi / keinginannya


dengan fasilitas yang ada.
 Spritual

 Berkaitan dengan keyakinan agama yang dimiliki

31
Dan sejauh mana keyakinan tersebut dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari lansia .
 Hal-hal yang perlu dikaji :

 Apakah secara teratur melaksanakan ibadah


sesuai dengan keyakinan agamanya.
 Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat
aktif dalam kegiatan keagamaan misalnya :
pengajian, penyantunan anak yatim atau fakir
miskin, tahlilan, dll.
 Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah
apakah dengan cara berdoa. 32
 Apakah usia lanjut terlihat sabar dan tawakal

 Masalah Utama Dalam pengkajian kesehatan lansia

1. Intelektual failure / gangguan intelektual :


- Penurunan daya ingat / memori

- Penurunan kemampuan penamaan ( Naming )


- Kecepatan mencari kembali informasi yg telah
tersimpan.

- Penurunan intelegensia dasar : kesulitan dalam


berkomunikasi non verbal, pemecahan masalah,
mengenal orang, kesulitan memusatkan perhatian
dan konsetrasi.

33
2. Instability / Immobility
 Penurunan range of motion sendi
 Penurunan kekuatan otot terutama pada ekstremitas
 Perpanjangan waktu reaksi
 Goyangan badan ( tremor )
 Gangguan koordinasi gerak
 Gangguan keseimbangan
 Gangguan gaya berjalan

3. Inkontinensia / Kehilangan kontrol


 Kelemahan otot panggul yang menyanggah kandung kemih

34
 Kontraksi abnormal pada kandung kenih

 Penggunaan obat-obatan dan obat penenang yang terlalu


banyak
 Radang / infeksi kandung kemih

 Kelainan kontrol pada kandung kemih

 Kesulitan bergerak

 Kelainan persyarafan pada kandung kemih

 Faktor psikologis

 Kepikunan

 Penggunaan obat pencahar

 Gangguan syaraf ( demensia, stroke ) 35


 Kelainan pada usus besar

 Kelainan pada ujung saluran pencernaan.

4. Pengkajian Activity Daily living (ADL )


 Pengkajian ADL berhubungan personal Hygiene ;

 Kebersihan mulut dan gigi

 Kebersihan kulit dan badan

 Kebersihan kepala dan rambut

 Pemeliharaan kuku

 Kebersihan tempat tidur

 Toilet

 Berpakaian 36
 Untuk aktivitas sehari-hari

 Kemampuan dalam pemenuhan nutrisi

 Kemampuan untuk kebersihan rumah

 Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan cairan

 Kemampuan dalam mempertahankan kesegaran


jasmani

37
 Lanjutan

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG LAZIM TERJADI PADA LANSIA


 MASALAH GANGGUAN KOGNITIF

A. Demensia
1. Pengertian : Respon kognitif mal adaptif ditandai hilangnya

kemampuan intelektual ( kerusakan memori,


penilaian,berfikir abstrak )

2. Penyebab :
 Penyakit Alzhaimer ( perubahan degenerasi sel otak
terutama pada lobus temporal )
 Penyakit cerebrovaskuler multi - infark ( kemampuan
kognitif mengalami kemunduran ) 38
3. Tanda dan gejala
 Kesukaran dalam melaksanakan ADL

 Pelupa

 Sering mengulang kata

 Tidak mengenal demensi tempat, misal tidur diruang


makan
 Cepat marah dan susah diatur

 Kehilangan daya ingat

 Kerusakan belajar dan mengingat informasi baru

 Kurang konsentrasi

 Rentang terhadap kecelakaan 39


 Tremor
 Kurang koordinasi gerak

3. Karakteristik Demensia :
 Gangguan kognitif yang ditandai hilangnya fungsi
intelektual yang berat
 Dimulai dari disorientasi waktu, tempat, orang : daya ingat
hilang terutama pengalaman baru
 Banyak terjadi pada usia lebih 65 tahun

 Prilaku yang dapat dilihat seperti : hilang daya ingat,


kerusakan penilaian, prilaku sosial yang tidak sesuai, afek
labil, gelisah, agitasi

40
4. Diagnosa keperawatan pada demensia
 Perubahan proses pikir b/d kehilangan memori

5. Intervensi keperawatan :
 Kaji derajat gangguan kognitif seperti perubahan orientasi
terhadap orang, tempat waktu dan rentang perhatian,
kemampuan berfikir.
 Pertahankan lingkungan yang menyenangkan dan tenang

 Lakukan pendekatan dengan cara perlahan dan tenang

 Tatap wajah ketika bercakap – cakap dg klien

 Panggil klien dengan namanya.

41
 Gunakan kata-kata yang pendek dengan kalimat sederhana

 Gunakan suara yang rendah dan bicara secara perlahan pada


klien
 Dengarkan dengan penuh perhatian isi dari pembicaraan klien

 Hindari kritikan, argumentasi

 Gunakan hal-hal yang humoris saat berinteraksi

 Ciptakan aktivitas yang sederhana berdasarkan kemampuan


individu.
 Bantu menemukan / membenarkan hal-hal yang salah dalam
penempatannya.
42
 Beri tanda yang jelas pada kamar klien dengan
menggunakan namanya
 Orientasikan barang pribadi, waktu, tempat dan orang

 Sediakan jam dan kelender

 Kontak personal dan fisik : aktivitas kelompok

 Berikan jadwal aktivitas

B. Delirium

1. Pengertian : Proses fikir yang terganggu ditandai dengan


gangguan perhatian, memori, fikiran dan
orientasi

43
2. Karakteristik delirium :
 Menurunnya kemampuan konsentrasi terhadap stimulus

 Proses fikir tidak tertata

 Afek labil

 Gelisah, agitasi

 Disorientasi

 Gangguan penilaian dan pengambilan keputusan

 Gangguan persepsi

3. Intervensi
 Pemenuhan kebutuhan fisiologi : Pertahanan
keseimbangan nutrisi dan cairan

44
 Lakukan tindakan keperawatan seperti massage
punggung, memberikan susu hangat dan percakapan
yang menenangkan pasien sehingga dapat tidur
 Jika mengalami gangguan persepsi seperti halusiansi :
Biarkan lampu nyala diruangan untuk mengurangi
bayangan, orientasikan kembali orang, waktu, dan
tempat, pastikan keamanan pasien.
 Saat berkomunikasi berikan pesan yang jelas, hindari
pemberian pilihan, gunakan pernyataan langsung yang
sederhana
 GANGGUAN INKONTINENSIA

 Inkontinensia urine

 Pengertian
 Merupakan salah satu keluhan utama pada usia
lanjut
 Pengeluaran urine tanpa disadari dalam jumlah dan
frekuensi yg cukup sehingga mengakibatkan masalah
gangguan kesehatan ( Kane, dkk, 1989 )
 Penyebab inkontinensia Urine

 Melemahnya otot panggung penyanggah kandung


kemih
 Kontraksi abnormal pada kandung kemih

46
 Obat diurinetika yang mengakibatkan sering berkemih

 Radang kandung kemih

 Radang saluran kemih

 Kelainan persyarafan pada kandung kemih

 Faktor psikologis

 Diagnosa Keperawatan

 Kerusakan / Resiko integritas kulit b/d inkontinensia


urine
 Perubahan eliminasi urine b/d kerusakan sensorik,
motorik
47
 Intervensi inkontinensia urine :

 Lakukan latihan menahan kencing / BAK ( perpanjang


interval waktu berkemih ) dgteknik relaksasi
 Biasakan usila berkemih pada waktu yang telah
ditentukan sesuai dg kebiasaan usila
 Mengajarkan klien usila mengenali kondisi berkemihnya
serta dapat memberi tahu perawat/petugas
 Lakukan latihan otot dasar panggul dg kontraksi
berulang-ulang pada otot dasar panggul
 Pada pasien usila yang mengalami trauma medula
spinalis, stroke / demensia dilakukan pemasangan
cateter. 48
 Inkontinensia alvi

 Merupakan salah satu masalah kesehatan yang


cukup serius pada lansia.

1. Pengertian
 Ketidakmampuan seseorang dalam menahan dan
mengeluarkan tinja pada waktu dan tempat yang
tepat.

2. Penyebab inkontinensia alvi


 Obat pencahar perut

 Gangguan syaraf misalnya demensia dan stroke

 Kelainan pada usus besar

 Kelainan pada ujung saluran pencernaan. 49


3. Diagnosa Keperawatan
 Gangguan eliminasi fecal : inkontinensia b/d
disfungsi neurologi
 Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d konstipasi

 Gangguan eliminasi fecal : diare b/d peningkatan


peristaltik usus
4. Intervensi
 Pastikan kecukupan cairan dalam diit
 Dorong untuk melakukan aktivitas
 Fasilitasi pergerakan usus dalam mencerna
 Berikan kebebasan dan posisi tubuh yg normal
 Beri laksatif jika hal diatas tidak efektif. 50
 Masalah pemenuhan ADL

 Pemenuhan kebutuhan nutrisi

 Penyebabnya :

o Penurunan alat penciuman dan pengecapan

o Pengunyahan yang kuang sempurna

o Gigi yang tidak lengkap

o Rasa penuh pada perut dan susah BAB

o Lemahnya otot lambung dan usus

 Pemberian makan pada usia lanjut :

o Berikan makanan porsi kecil, tapi sering

o Banyak minum dan kurangi makanan yg terlalu

asin. 51
o Berikan makanan yang berserat

o Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori

o Membatasi minum kopi dan teh

 Keamanan dan keselamatan usia lanjut ( Kecelakaan )

 Penyebabnya :

o Fleksibel kaki yang berkurang


o Fungsi pengindraan dan pendengaran menurun
o Pancahayaan yang berkurang
o Lantai licin atau tidak rata
 Tindakan pencegahan kecelakaan

o Membiarkan lansia menggunakan alat bantu unt


meningkatkan keselamatan
52
o Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur

o Bila mengalami masalah fisik, misalnya reumatik, latih

klien untuk mneggunakan alat bantu berjalan.


o Bantu klien kekamar mandi, terutama pada klienyang

menggunakan obat penenang / diuretika


o Gunakan kaca mata pada waktu berjalan / melakukan

sesuatu.
o Usahakan ada yang menemani jika bepergian.

o Upayakan lantai bersih, rata, tidak licin dan tidak

basah
o Pasang pegangan dikamar mandi

53
o Hindari lampu redup atau menyilaukan

o Gunakan perabot yang penting saja diruangan lansia

 Kebersihan diri

 Penyebabnya :

o Penurunan daya ingat

o Kurangnya motivasi

o Kelemahan dan ketidakmampuan fisik

 Upaya yang dilakukan :

o Meningkatkan / membantu lansia untuk melakukan

upaya kebersihan diri


54
o Mengajarkan lansia untuk menggunakan sabun lunak

yang mengandung minyak / berikan lation kulit


o Mengingatkan lansia untuk membersihkan telinga, mata

dan kuku.
 Keseimbangan istirahat dan tidur

 Upaya yang dilakukan :

o Menyediakan tempat / waktu tidur yang nyaman

o Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi, bebas dari

bau-bauan.
o Melatih lansia melakukan latihan fisik ringan unt

memperlancar sirkulasi dan melenturkan otot 55


o Memberikan minuman hangat sebelum tidur misal susu

hangat.
 Hubungan interpersonal melalui komunikasi

 Masalah umum yang dikemukakan lansia adalah daya ingat


menurun, depresi, cepat marah, mudah tersinggung, curiga, hal
ini terjadi karena hubungan interpersonal yg tidak adekuat.
 Upaya yang dilakukan :

o Berkomunikasi dg lansia dg tatap muka

o Memberi stimulus / mengingatkan lansia thd kegiatan

yang akan dilakukan.


56
o Menyediakan waktu unt berbincang-bincang dg usila

o Memberikan kesempatan pada usila unt mengekspresi

kan perasaan dan tanggapan terhadap respon nonverbal.


o Libatkan lansia unt keperluan tertentu sesuai dg

kemampuan lansia.
o Hargai pendapat lansia.

 Mobilitas aman

o Cegah gerakan mendadak

o Berdiri perlahan

o Alat bantu mudah dujangkau

57
 Masalah Psikososial spritual

 Marah : Rasa tidak senang yang kuat, biasanya karena

pertentangan atau konflik.

Gejala yang terjadi umumnya :


o Bicara sembarangan

o Sikap berbicara yg selalu buruk thd orang lain

o Menolak ikut serta dalam perawatan

o Menolak unt makan dan minum

o Menolok ketergantungan terhadap petugas

o Melempar makanan atau barang

58
Pertimbangan khusus dalam perawatan :

1. Perawatan dini / segera demi menyadarkan sikap


marah, Untuk mengurangi atau menghilangkan
kemarahan fisik yg membahayakan, dengan jalan :
o Memberi tahu lansia bahwa petugas tidak akan

membiarkan klien melakukan tindakan kekerasan.


o Meluangkan waktu unt lansia, tanyakan apa

penyebab marahnya.
o Mambantu dan memberikan dorongan pada klien unt

mengekpresikan kemarahan dengan kata-kata

2. Beralih keperawatan diri sendiri yg memudahkan lansia


mengungkapkan perasaannya tentang penyakit,

59
Perawatan dan pengobatannya :
o Ikutkan lansia dalam perencanaan perawatannya

o Minta lansia untuk mengerjakan sebagian perawatan

yg mapu dilakukannya
o Meluangkan waktu unt lansia, mengajak bercakap-

cakap, mengarahkan pembicarakan ttg penyakitnya yg


dapat menimbulkan perasaan senang, gunakan
pertanyaan terbuka.
3. Bekerjasama dg tim dan keluarga unt mencapai tujuan
membantu usila secara tepat :
o Mepermudah lansia mengungkapkan perasaan positif

dan negatif melalui orang lain. 60


o Memuji usaha lansia dalam mengungkapkan perasaannya

ttg sesuatu yg telah terjadi.


 Kecemasan : Perasaan yg tidak menyenangkan / ketakutan

yg tidak jelas dan hebat

Gejala yang umum terjadi :


o Perubahan tingkah laku

o Bicara cepat

o Meremas – remas tangan

o Berulang – ulang bertanya

o Tidak mampu berkonsentrasi / memahami penjelasan

o Tidak mampu menyimpan informasi yg diberikan

o Gelisah, kedinginan dan telapak tangan dingin 61


Pertimbangan khusus dalam perawatan :
1. Perawatan segera dalam menanggapi kecemasan yg
dialami dan menurutkan derajat kecemasan dg jalan :
o Menyediakan waktu bersama klien

o Mendengarkan apa yg dibicarakan klien

o Memberikan penjelaskan kepada klien secara jelas

dan ringkas ttg apa yg terjadi.


o Jangan memberikan informasi lebih dari satu

o Jangan menuntut lansia ketika terjadi kecemasan

o Tanyakan kepada klien apa yg dapat dilakukan klien

unt membuat perasaannya lebih tenang.

62
2. Beralih kepada perawatan diri sendiri, unt mengenal
sumber kecemasan :
o Identifikasi bersam lansia mengenai ketergantungan

dan ketakutan yg menimbulkan perasaan cemas.


o Libatkan lansia dalam keputusan ttg perawatannya

o Lanjutkan percakapan dg lansia secara teratur

3. Bekerjasama dg tim dan keluarga untuk mencapai tujuan


membantu lansiasecara tepat :
o Melibatkan staf lain dalam perawatan lansia melalui

tindakan seperti menyediakan waktu unt lansia


ketika cemas muncul. 63
o Melibatkan anggota kelg atau teman dlm proses

memberikan keyakinan dan penjelasan.


o Memberikan penekanan pada pernytaan / sikap orang lain

yg positif shg meringankan kecemasan.


 Depresi : Perasaan sedih, ketidakberdayaan, dan pesimis

berhubungan dengan suatu penderitaan.

Gejala yang terjadi umumnya :


o Pandangan kosong

o Kurang / hilangnya perhatian pada diri, orang lain dan

lingkungan.
o Ketidakmampuan berkonsentrasi

64
o Aktivitas menurun

o Kurangnya nafsu makan

o Kehilangan semangat, sedih, dan cepat lelah sepanjang

waktu.

Pertimbangan khusus dalam perawatan :

1. Pertolongan segera untuk mengatasi depresi :


o Bentuk kontak dg lansia sesering mungkin secara verbal

dan nonverbal.
o Berikan perhatian terus menerus, walaupun lansia tidak

mau dan dapat berbicara dengan perawat.


o Libatkan lansia dalam menolong dirinya sendiri

65
2. Perawatan diri sendiri untuk menambah harga diri :
o Tetapkan waktu luang untuk lansia setiap hari

o Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengekspresikan

perasaan lansia
o Puji klien lansia karena keterlibatannya dalam

menolong dirinya dan aktivitas lain.

3. Bekerjasama dg tim dan keluarga untuk mencapai tujuan


membantu klien usila secara optimal
o Menyakinkan pemberian asuhan ttg tanggung jawab

petugas kes dan tidak memperberat rasa sedih


o Memuji klien lansia atas usaha dan aktivitasnya.

66
 Gangguan sensori : Perubahan dalam persepsi ttg derajat

dan jenis reaksi karena meningkat,

menurun, atau rangsangan indra menghi-


lang.

Gejala umumnya :
o Halusinasi dan waham

o Menarik diri

o Sikap bermusuhan, perasaan yg tidak adekuat

o Suka menangis

o Bingung atau disorientasi waktu, tempat, orang

o Gangguan pengindraan

o gangguan psikomotor, gelisah.

67
Hal –hal yg mungkin menyebabkan gangguan sensori :
 Rangsangan dari luar secara terus menerus

 Kurangnya rangsangan baru

 Penempatan klien lansia diruangan isolasi

Pertimbang khusus dalam perawatan :

1. Perawatan untuk mengenal gangguan sensori / indra :


o Bicara langsung dg lansia dengan menggunakan

isyarat mata unt menciptakan kontak dg nya.


o Gunakan sentuhan, elusan, atur posisi

o Berikan perhatian yg teratur, jangan mengasingkan

lansia baik jasmani maupun rohani. 68


o Hati-hati thd lingkungan yg monoton gunakan alat-alat

untuk merangsang perhatian lansia.


o Berikan kesempatan pada lansia untuk istirahat

2. Untuk mempermudah klien lansia mengenali reaksinya thd


rangsangan dapat dilakukan ;
o Rencanakan tindakan keperawatan serta kegiatan
sehari-hari
o Minta pada lansia untuk dapat memberitahu perawatan
jika rangsang datang.
o Beri perubahan suasana seperti rekreasi,berbincang-
bincang dg lansia.
69
3. Membantu lansia mempermudah mengenali gambaran reaksi
thd gangguan indra :
o Mempertimbangakan dan pencegahan jika diperlukan.

o Bantu lansia berkomunikasi dan mengingat kelemahannya

o Berikan rangsangan pada klien lansia dg melakukan

bercakap – cakap, mengadakan permainan.

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai