PENDAHULUAN
Hal yang melatarbelakangi kami untuk membuat makalah ini yaitu karena rasa
ingin tahu mengenai pendokumentasian asuhan kehamilan. Agar kami dapat melakukan
pendokumentasian Asuhan kehamilan dengan baik dan benar.
1
dijadikan data penelitian dan pendidikan, dan mempunyai nilai hukum merupakan
dokumentasi yang sah.
Dalam kebidanan banyak hal penting yang harus didokumentasikan yaitu segala
asuhan atau tindakan yang diberikan oleh bidan baik pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi,
dan keluarga berencana
6. Bagaimana pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan metode
soap?
1.3 Tujuan
2
5. Untuk mengetahui bagaimana manajemen kebidanan menurut Varney.
6. Untuk mengetahui bagaimana pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan metode SOAP.
8. Untuk mengetahui bagaimana pendokumentasian askeb pada ibu hamil dalam SOAP.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Ke samping (lateral) untuk memberi saran
Tanggal : 23/3/10
Jam : 09.00
Ny. D G1P0A0 hamil 8 minggu umur 24 tahun dengan keluhan mual. TD=120/80 mmHg,
S= 36°C, N=80 kali/ menit, RR=20 kali/menit. Terapi diberikan B6, Fe, Vitamin
Diperkenalkan oleh dr. Lowrence (1969). Berisi dokumen masalah pasien dan
intervensi pemecahannya. Digunakan oleh para dokter dikembangkan di dunia
keperawatan/kebidanan dalam bentuk POR yang merupakan dokumentasi
5
multidisuplimer. Setelah 20 tahun sistem ini dikembangkan langsung menjadi sistem
SOAP Nakes.
Source Oriented Record (SOR) adalah catatan pasien yang berorientasi pada
sumber, karena setiap sumber data mempunyai catatan tersendiri dan terpisah satu
dengan yang lain. Catatan yang digunakan dalam model ini umumnya berbentuk
naratif dan masih bersifat tradisional.
Pada umumnya, catatan model Source Orient Record ini mempunyai 6 bagian
yaitu catatan khusus, lembar catatan dokter, lembar riwayat medik, lembar identitas,
catatan keperawatan/ kebidanan, dan laporan khusus lainnya.
d. Kardeks
6
Merupakan pendokumentasian tradisional dipergunakan diberbagai sumber
mengenai informasi pasien yang disusun dalam suatu buku. Informasi yang terdapat
dalam kardeks:
e. Komputerisasi
Catatan pasien merupakan dokumen yang legal dan bermanfaat bagi dirinya
sendiri juga bagi tenaga kesehatan yang mengandung arti penting dan perlu memperhatikan
prinsip dokumentasi yang dapat ditinjau dari dua segi :
7
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan
bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi
kebidanan, di mana bidan sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa,
maka dokumentasi dapat digunakan sewaktu-waktu, sebagai barang bukti di
pengadilan. Oleh karena itu data-data harus di identifikasi secara lengkap, jelas,
objektif dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan
d. Menulis catatan selalu menggunakan tanggal, jam tindakan atau observasi yang
dilakukan sesuai dengan kenyataan dan bukan interpretasi.
8
e. Hindarkan kata-kata yang mempunyai unsur penilaian; misalnya: tampaknya,
rupanya dan yang bersifat umum
f. Tuliskan nama jelas pada setiap pesanan, pada catatan observasi dan pemeriksaan
oleh orang yang melakukan
g. Hasil temuan digambarkan secara jelas termasuk keadaan, tanda, gejala, warna,
jumlah dan besar dengan ukuran yang lazim dipakai. Interpretasi data objektif
harus didukung oleh observasi
h. Kolom jangan dibiarkan kosong, beri tanda bila tidak ada yang perlu ditulis
Dokumentasi asuhan kebidanan harus mudah dibaca, berisi data akurat dan dapat
mengkomunikasikan informasi penting tentang seorang pasien yang ditangani oleh bidan
ke beberapa profesional. Dalam kasus hukum, dokumentasi asuhan kebidanan bisa menjadi
landasan berbagai kasus gugatan dan menjadi alat pembela diri bagi bidan dan institusi
pelayanan kesehatan yang bersangkutan. Dokumentasi asuhan kebidanan dapat digunakan
sebagai bukti penting dalam mengevaluasi asuhan yang telah diberikan oleh bidan,akan
terlihat apakah bidan telah melakukan asuhan tetapi tidak didokumentasikan atau bidan
tidak memberikan asuhan semestinya.
Agar pendokumentasian yang dibuat, diakui dan legal secara hukum, ada
beberapa pedoman yang harus diikuti oleh bidan. Pedoman pencatatan yang legal menurut
hukum tersebut antara lain:
1. Bidan harus mampu memahami dasar hukum dari tuntutan malpraktek yang mungkin
akan melibatkan para bidan. Untuk itu setiap selesai melakukan asuhan bidan harus
mencatat hasil tindakan dan adanya kebutuhan asuhan kebidanan minimal satu kali
setiap giliran jaga. Kemudian membuat catatan singkat tentang komunikasi yang
dilakukan bidan dengan dokter dan tindakan yang telah dilakukan.
9
2. Bidan harus memberikan informasi tentang kondisi pasien yang tepat
3. Bidan harus memperlihatkan semua fakta mengenai proses asuhan yang telah diberikan
secara tepat dan akurat
4. Bidan harus mampu memperhatikan kondisi pasien dan melakukan pencatatan secara
rinci. Situasi perawatan pasien mungkin dikaitkan dengan tuntutan atau gugatan hukum
kepada bidan karena kelalaiannya.
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
– Riwayat kesehatan
Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang
lengkap. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam
manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
12
yaitu wanita pada trimester ketiga merasa takut terhadap proses persalinan dan persalinan
yang sudah tidak dapat ditunda lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori
“nomenklatur standar diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang
membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk
mengurangi rasa sakit.
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin
mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan
segera setelah lahir, distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang memerlukan
tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter,
misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
13
Pada langkah ini direncanakan asuahan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini
informasi/ data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari
setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap
wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah diberikan
penyuluhan, konseling, dan apakah merujuk klien bila ada masalah-masalah yg berkaitan
dengan sosial ekonomi,kultur atau masalah psikologis. Semua keputusan yg dikembangkan
dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar- benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yg up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau
tidak akan dilakukan oleh klien.
6. Langkah VI : Penatalaksanaan.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota
tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap memikul tanggung
jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya. Manajemen yang efisien akan menyingkat
waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien
7. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksananya. Ada
kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.
14
dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan/atau masalah
kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.
1. STANDAR I: Pengkajian.
1) Pernyataan Standar.
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
2) Kriteria Pengkajian.
a) Data tepat, akurat dan lengkap.
b) Terdiri dari data subyektif (hasil anamnesa: biodata, keluhan utama, riwayat
obstetri, riwayat kesehatan, dan latar belakang sosial budaya).
c) Data obyektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis, dan pemeriksaan
penunjang).
2. STANDAR II: Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.
1) Pernyataan Standar.
Bidan menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikan
secara
akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
2) Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.
a) Diagnoa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.
b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.
c) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi, dan
d) rujukan.
15
2) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
3) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga.
4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan
evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk
klien.
5) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber daya serta
fasilitas yang ada.
4. STANDAR IV: Implementasi.
a. Pernyataan Standar.
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif,
efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien, dalam bentuk
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
b. Kriteria Implementasi.
2.6 Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Metode SOAP
17
dalamnya tersirat proses berfikir bidan yang sistematis dalam menghadapi seorang pasien
sesuai langlah-langkah manajemen kebidanan.
1. S = Subyektif
Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien.
Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan
langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada klien
yang menderita tuna wicara, dibagian data dibagian data dibelakang hruf “S”, diberi
tanda huruf “O” atau”X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien adalah penederita
tuna wicara. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.
Data subyektif merupakan data yang didapat dari hasil anamnesis kepada pasien.
Catatan ini berhubungan masalah dengan sudut pandang pasien. Ekspresi pasien
mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sehingga kutipan langsung atau
ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa (data primer). Pada bayi/anak kecil data
subjektif ini dapat diperoleh dari orang tuanya (data sekunder). Data subjektif
menguatkan diagnosa yang akan dibuat.
b. Riwayat perkawinan, terdiri atas: status perkawinan, perkawinan ke, umur ibu saat
perkawinan dan lama perkawinan
18
d. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: riwayat ANC, gerakan janin, tanda-tanda
bahaya atau penyulit, keluhan utama, obat yang dikonsumsi termasuk jamu,
kekhawatiran ibu
f. Riwayat Keluarga Berencana, meliputi: jenis metode yang dipakai, waktu, tenaga
dan tempat saat pemasangan dan berhenti, keluhan/ alasan berhenti.
i. Imunisasi TT
j. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, meliputi: pola nutrisi (makan dan minum),
eliminasi (BAB dan BAK), personal hygiene, aktivitas dan istirahat
k. Riwayat psikososial, meliputi: pengetahuan dan respon ibu terhadap kehamilan dan
kondisi yang dihadapi saat ini, jumlah keluarga di rumah, respon keluarga terhadap
kehamilan, dukungan keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, tempat
melahirkan dan penolong yang diinginkan ibu.
2. O = Obyektif
19
Data obyektif dari ibu hamil yang harus dikumpulkan adalah :
1) Keadaan umum, meliputi: tingkat energi, keadaan emosi dan postur badan ibu
selama pemeriksaan, TB dan BB
2) Tanda-tanda vital, meliputi: tekanan darah, suhu badan, frekuensi denyut nadi
dan pernapasan
3) Kepala dan leher, meliputi edeme wajah, cloasma gravidarum, mata (kelopak
mata pucat, warna sklera), mulut (radang pucat, kebersihan, keadaan gigi (karies,
karang, tonsil), leher : pembesaran kelenjar tyroid, pembuluh limfe
6) Ekstremitas, meliputi edema tangan dan kaki, pucat pada kuku jari, varises dan
reflek patella
20
9) Pemeriksaan bimanual untuk mencari letak serviks, adalah dilatasi dan nyeri
tekan/ goyang. Palpasi uterus untuk menentukan ukuran, bentuk dan posisi,
mobilitas, nyeri, adanya masa (pada trimester 1)
1) Leopold
Leopold II, untuk menentukan letak janin apakah memanjang atau melintang,
serta menentukan bagian janin yang ada di sebelah kanan dan kiri uterus
2) Osborn Test
c. Pemeriksaan panggul
Pemerikasaan yang harus dilakukan pada ibu hamil adalah pemeriksaan urine (PP
Test, warna urine, bau, kejernihan, protein urine, dan glukose urine) maupun sampel
darah (hemoglobin, golongan darah, hematokrit darah, faktor resus, rubella,
VDRL/RPR dan HIV).
1) Gerakan janin: Bisa dilakukan dengan cara dilihat, dirasakan atau diraba.
Gerakan janin mulai dirasakan ibu hamil primigravida pada usia kehamilan 18
minggu dan usia 16 minggu pada multigravida. Pada usia 20 minggu gerakan
janin bisa diraba oleh pemeriksa.
b) Dengarkan DJJ pada tempat yang paling jelas terdengar DJJ (punctum
maximum)
c) Satu tangan memegang monoskop Leanec, tangan yang lain memegang denyut
nadi radialis ibu, mata melihat jam
e) Pada 5 detik kedua dan 5 detik keempat DJJ tidak dihitung, tetapi tetap
mendengarkan dan memperhatikan DJJ
f) Hasilnya dijumlah dikalikan empat ditulis dengan ”.... kali per menit,
dijelaskan juga keteraturan dan kejelasannya.
22
3) Non Stress Test (NST)
Jika janin sehat maka pada saat janin bergerak aktif DJJ akan meningkat.
Jika janin kurang baik pergerakan tidak diikuti dengan peningkatan DJJ.
4) Amniosentesis
3. A = Assesment/analysis
Ny. ... umur ... tahun, G...P...A... hamil...minggu, anak tunggal/ganda, hidup intra
uterin, letak memanjang/sungsang/lintang, presentasi, puka/puki, divergen/konvergen
Dasar:
-DS
-DO
Dasar :
-DS :
23
-DO:
4. P = Planning/perencanaan
24
mencantumkan evaluasi yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk
menilai efektifitas asuhan/ hasil pelaksanaan asuhan.
25
Untuk mengetahui agar tidak terjadi kekeliruan dan tidak tertukar dengan data ibu
yang lain.
ii. Umur
Untuk mengetahui apakah usia dalam masa produktif 20 – 35 tahun atau tidak
produktif dan untuk mengetahui ibu dalam resiko tinggi atau tidak.
iii. Agama
Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut supaya dalam memberikan asuhan
tidak bertentangan dengan kepercayaan yang dianut.
iv. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pendidikan, sehingga mempermudah penyampai
asuhan dan mempermudah komunikasi pada pasien.
v. Pekerjaan
Untuk mengetahui taraf sosial ekonomi pada pasien, pendapatan dan pekerjaan
umum termasuk pekerjaan yang memberatkan dan yang dapat menyebabkan
gangguan pada ibu hamil serta tidak.
vi. Suku atau ras
Untuk mengetahui adat dan budaya setempat, karena setiap daerah mempunyai
kebiasaan yang berbeda sehingga bidan dapat memberi asuhan sesuai dengan
kebiasaan daerahnya.
vii. Alamat
Untuk mengetahui dimana pasien tinggal dan untuk data pada setiap daerah.
b. Riwayat pasien
Alasan datang
Alasan utama mengapa pasien datang ke pelayanan kesehatan, misalnya ada keluhan
atau hanya ingin memeriksakan kehamilannya.
Anamnesa
Keluhan utama: Keluhan utama untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan serta mengetahui diagnosa pasien dan tindakan selanjutnya
yang harus dilakukan bidan apabila ditemukan keadaan yang menyimpang dari
pasien.
c. Riwayat menstruasi
26
Untuk mengetahui gambaran klinik tentang keadaan dasar dari organ
reproduksinya apakah pasien mengalami gangguan pada alat reproduksinya atau
tidak.
Beberapa data yang dapat ditanyakan dalam riwayat menstruasi antara lain
1. Menarche
Merupakan usia pertama kali ibu mengalami menstruasi. Usianya bisa 10-
16 tahun, tetapi rata-rata 12,5 tahun .
2. Lama
Merupakan lamanya darah menstruasi keluar .Biasanya antara 3-5 hari,
ada yang 1-5 hari diikuti darah sedikt-sedikit,dan ada yang sampai 7-8 hari .Pada
setiap wanita lama haidnya itu tetap .
3. Siklus
Merupakan jarak antara menstruasi yang lalu dengan yang sekarang .
Panjang siklus haid yang atau di anggap siklus haid yang klasik adalah 28 hari
.Tetapi ada pula yang 25-32 hari .Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari
42 hari dan tidak teratur ,biasanya siklus tidak berovulasi .
4. Volume
Merupakan banyak sedikitnya darah yang dikeluarkan pada saat
menstruasi .Dalam data ini bisa ditanyakan dalam beberapa pertanyaan seperti ;
berapa kali ganti pembalut dalam sehari .Data ini ditanyakan untuk mengetahui
apakah pasien mengalami gangguan pada menstruasinya.
5. Keluhan
Hal ini ditanyakan untuk mengetahui apakah ada kelainan pada saat
menstruasi. Keluhan tersebut seperti :
Disminore
merupakan suatu gejala nyeri pada saat keluarnya darah haid.
Premenstrual tension ( tegangan pra haid)
Merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai 1 minggu sampai beberapa
hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang, walaupun
kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.
Mastalgia
merupakan rasa nyeri dan pembesaran mamma sebelum haid.
27
Contoh :
Menarke/haid pertama umur : 13 tahun
Lamanya : 5-7 hari
Siklus : 28 hari teratur setiap bulan
Banyaknya : 100 cc
Warna : merah, darah encer
Bau : anyir
Dismenore : tidak pernah
Fluor albus : ada sedikit jika terlalu capek
28
Taksiran persalinan : 17 Desember 2008
Keluhan:
Trimester I : mual pagi hari dan pusing
Trimester II : tidak ada keluhan
Trimester III : tidak ada keluhan
Pergerakan anak pertama kali dirasakan pada kehamilan 5 bulan
Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak 24 jam terakhir 20 kali
Dalam 24 jam dengan frekuensi < 15 detik
Imunisasi tetanus toksoid (TT):
TT I: 1-12-2005
TT II: 5-1-2006
TT III: belum
TT IV: belum
e. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Nifas
Riwayat ini ditanyakan untuk mengetahui kehamilan, persalinan dan nifas ibu
yang lalu, apakah pada saat itu mengalami gangguan ataupun komplikasi–komplikasi
lainnya. Sehingga dapat membuat suatu perencanaan untuk kehamilan sekarang agar
tidak terjadi gangguan atau komplikasi yang pernah di alami .
Contoh :
1. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas
2. Riwayat Kesehatan
29
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Riwayat ini ditanyakan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu yang lalu,
data ini didapat dari riwayat kesehatan ibu. Penyakit - penyakit yang ditanyakan
dalam riwayat kesehatan yang lalu :
o Penyakit menurun
Penyakit jantung, hipertensi, Diabetes Melitus
o Penyakit menular
Penyakit TBC, Hepatitis, Penyakit Menular Seksual(PMS), HIV/AIDS
4. Riwayat kesehatan sekarang
Data yang didapat dari riwayat kesehatan ibu, untuk mengetahui kondisi
kesehatan ibu sekarang apakah ibu mengalami penyakit antara lain:
o Penyakit menurun
Penyakit jantung, hipertensi, Diabetes Melitus
o Penyakit menular
Penyakit TBC, Hepatitis, Penyakit Menular Seksual(PMS), HIV/AIDS
5. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah dari keluarga ibu atau suami ada yang menderita
penyakit-penyakit menular, menurun dan penyakit menular seksual serta gemeli
(keturunan kembar)
Contoh :
Riwayat penyakit
Jantung : tidak pernah
Ginjal : tidak pernah
Asma/TBS paru : tidak pernah
Hepatitis : tidak pernah
Epilepsy : tidak pernah
Lain-lain : pernah sakit typhus saat remaja
Keluarga dari pihak ayah atau ibu menderita penyakit jantung, hipertensi,
diabetes melitus, atau epilepsi.
6. Riwayat Sosial Ekonomi
30
7. Riwayat pernikahan
Untuk memberikan gambaran kepada bidan mengenai suasana rumah
tangga pasien yang dapat mempengaruhi psikis pada ibu hamil.
Usia menikah
Untuk mengetahui apakah pasien siap membina rumah tangga dan siap untuk
mempunyai anak.
Status pernikahan
Untuk mendapatkan adanya pengakuan dari pihak ayah apabila bayi lahir
nanti
Lama pernikahan
Untuk mengetahui lamanya pasien membina rumah tangga
Frekuensi menikah
Untuk mengetahui kesehatan reproduksi pasien apabila pasien lebih dari 1x
menikah dan waspada akan PMS.
8. Dukungan
Untuk mengetahui apakah keluarga sudah menyiapkan dana untuk proses
persalinan
Untuk mengetahui apakah keluarga memberikan dukungan penuh dan merasa
senang dengan kehamilan ibu
Untuk mengetahui siapa mengambil keputusan pertama dan kedua pada
keluarga
9. Riwayat KB
Riwayat ini ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu pernah menjadi
akseptor KB jenis tertentu .Sehingga kita tahu apakah kehamilan ini diinginkan
atau tidak. apabila ibu pernah menjadi akseptor KB tanyakan jenis KB apa yang
digunakan,misalnya KB suntik,implan,spiral,dll. Berapa lama ibu menjadi
akseptor KB, keluhan apa yang muncul pada saat menjkadi akseptor KB misalnya
badan menjadi gemuk,haid menjadi tidak teratur,dll. Kemudian tanyakan pada ibu
rencana ibu apabila KB tersebut tidak sesuai.
10. Pola kehidupan Sehari-hari
11. Nutrisi
31
Untuk mengetahui apakah ibu sudah tercukupi asuhan gizinya dan agar
memudahkan bidan untuk mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi
asupan gizinya.
Sebelum hamil
Untuk mengethui berapa banyak dan menu apa sajakah yang dikonsumsi oleh
ibu sebelum hamil.
Selama hamil
Untuk mengetahui perbedaan berapa banyak dan menu apa saja yang
dikonsumsi oleh ibu selama hamil
12. Istirahat
Untuk mengetahui kebiasaan istirahat dan hambatan apa saJa yang
mungkin muncul pada pasien.
Sebelum hamil
Untuk mengetahui berapa lama pola tidur ibu sebelum hamil .
Selama hamil
Untuk mengetahui berapa lama pola tidur ibu selama masa kehamilan
13. Aktifitas
Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh ibu
Sebelum hamil
Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan oleh ibu sebelum
hamil, kegiatan tersebut dsendiri atau dibantyu orang lain.
Selama hamil
Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan oleh ibu selama
hamil, kegiatan tersebut dsendiri atau dibantu orang lain.
14. Hubungan seksual
Untuk mengetahui frekuensi dan keluhan dalam hubungan seksual.
Sebelum hamil
Untuk mengetahui frekuensi hubungan seksual ibu sebelum hamil.
Selama hamil
32
Untuk mengetahui frekuensi hubungan seksual ibu selama hamil dan agar
bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan jika ibu ada keluhan dalam
berhubungan seksual selama hamil.
15. Personal hygine
Untuk mengetahui kebersihan ibu dalam kehidupan sehari-harinya.
Sebelum hamil
Untuk megetahui kebersihan pasien sebelum hamil, misalnya sebelum hamil
ibu kearamas berapa kali seminggu, mandi berapa kali sehari, gosok gigi
berapa kali sehari, serta berapa kali ganti celana dalam sehari.
Selama hamil
Untuk mengetahui kebersihan pasien selama hamil. selama hamil ibu
kearamas berapa kali seminggu, mandi berapa kali sehari, gosok gigi berapa
kali sehari, serta berapa kali ganti celana dalam sehari.
f. Rencana persalinan
Untuk megetahui rencana ibu dan keluarga dimana tempat persalinannya
dan siapa yang membantu dalam proses persalinannya nanti.
2. Data Objektif (O)
Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen
Varney pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi
yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan
diagnostic lain. Catatan medic dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam data objektif ini. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien
dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.
1) Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan pasien secara umum seperti :
KU, yaitu berupa keadaan pasien secara keseluruhan
Kesadaran, yaitu untuk menciptakan gambaran tentang kesadaran pasien
( melakukan pengkajian derajat kesadaran dari composmentis sampai koma.
TTV, yaitu untuk mengetahui keadaan tanda – tanda vital dari pasien apakah
normal atau tidak.tanda – tanda vital tersebut berupa :
33
-Tekanan darah: dengan mengukur tekanan darah diharapkan supaya dapat
mengetahui apakah pasien tersebut mengalami hipertensiyang ditandai dengan
tekanan darah > 140/90 mmHg dan hipotensi < 90/60 mmHg dan tekanan
darah normal 120/80 mmHg.
- Nadi: untuk mengetahui frekuensi nadi pasien yang normalnya 80 – 100 x/mnt.
- Respiration rate: untuk mengetahui frekuensi nafas pasien yang normalnya 16 –
24x/ mnt
- Suhu: untuk mengetahui suhu tubuh pasien apakah terjadi infeksi atau tidak.
Suhu normal 36,5 – 37,5 oC
2) Berat Badan, yaitu berupa penimbangan berat badan ibu apakah berat badan ibu
masih dalam kenaikan normal atau mengalami penurunan selama hamil.
3) Tinggi badan, yaitu dalam pengukuran tinggi badan dilakukan karena untuk
mengetahui apakah ibu tergolong dalam ibu hamil dengan resiko atau tidak.
Dimana tinggi badan minimal normalnya 145 cm.
4) Lila, yaitu pengukuran lengan atas yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana
status gizi ibu apakah sudah cukup atau kurang. Lila normal yaitu 23,5 cm,
apabila kurang dari 23,5 cm dapat dikatakan ibu tersebut mengalami KEK
(Kekurangan Energi Kronik)
Contoh :
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum: baik
Kesadaran; kompos mentis
Tanda vital:
Tekanan darah 110/70 mmHg
Nadi 88 denyut/menit
Suhu 36,9
Pernapasan 18 kali/menit
Pemeriksaaan antropometri
Berat badan: 56 kg ( sebelum hamil 45 kg)
Tinggi badan : 150 cm
Lingkar lengan: 24 cm
b. Pemeriksaan Fisik
34
Dalam pengkajian ini dilakukan pemeriksaan secara inspeksi, perkusi
alkustasi dan palpasi yang dilakukan secara berurutan
1. Inspeksi
Muka
Untuk melihat keadaan muka ibu apakah terlihat pucat atau tidak,oedem
atau tidak,dan ada cloasma gravidarum atau tidak
Mata
Untuk mengetahui keadaan ibu apakah konjungtiva atau tidak dan skera
kuning atau tidak.pemeriksak’an ini jiga bisa untuk menentukan apakah
ibu mengalami anemia atau tidak
Leher
Untuk mengetahui keadaan leher ibu apakah ada pembesaran kelenjar
teroid dan kelenjar parotis atau tidak.
Payudara
Untuk mengetahui keadaan payudara ibu membesar atau tidak, areola
menghitam atau tidak, puting menonjol atau tidak, terdapat massa atau
tidak.
Aksila
Untuk mengetahui ada tidak nya pembesaran kelenjar limfe
Abdomen
ada tidaknya strae gravidarum
Ekstrimitas
Untuk mengetahui adakah oedem atau tidak yang bisa menandakan
bahwa mengalami pre eklamsi.
2. Palpasi
Leopold I : untuk mengetahuin TFU dan bagian apa yang teraba
pada bagian fundus.
Leopold II : untuk mengetahui batas kanan kiri perut ibu,dan bagian apa
yang teraba padasebelah kanna dan kiri ibu.
35
Leupold III :untuk mngetahui bagian terbawah perut ibu,dan apakah
sudah masuk kepintu atas panggul atau belum.
Leupold IV:untuk mengethui seberapa bagian kepala janin yang sudah
masuk kedalam panggul.
TFU MC.DONALD:untuk mengetahui tinggi fundus uteri yang di ukur
dengan matline.
TBJ:untuk mengetahui tafsiran berat janin apakah sudah sesuai dengan
umur kehamilan nya.
3. Auskulstasi
DJJ
Untuk meengetahui ada nya denyut jangtung janin dan berapa jumlah
nya.serta frekuensi nya.selain itu DJJ juga bisa untuk mengetahui
apakah janin mengalami gawat janin atau tidak.
Punctum maksimum
Untuk mengetahui letak terkeras denyut jantung janin
4. Perkusi
Reflek patela untuk mengetahui apakah ada reflek patela pada ibu.selain
itu pemeriksaan ini pun untuk mendeteksi dini adanya komplikasi
kehamilan,tetapi pemeriksaan ini dilakukan apabila ada indikasi tertentu.
Selain pemeriksaan diatas juga bias melakukan pemeriksaan penunjang
yang lain seperti dibawah ini :
1. Pemeriksaan panggul
Indikasi pemeriksaan ukuran panggul adalah pada ibu-ibu hamil yang
diduga panggul sempit, yaitu: pada primigravida kepala belum masuk
panggul pada 4 minggu terakhir, pada multipara dengan riwayat obstetri
jelek, pada ibu hamil dengan kelainan letak pada 4 minggu terakhir dan
pada ibu hamil dengan kiposis, skoliosis, kaki pincang atau cebol.
2. Pemeriksaan laboratorium
Beberapa pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada ibu
hamil, adalah pemeriksaan sampel urin pada ibu hamil antara lain untuk
36
keperluan pemeriksaan tes kehamilan (PPTest), warna urin, bau, kejernihan,
protein urin dan glukose urin.
Pemeriksaan darah ibu hamil, antara lain bertujuan untuk memriksa
hemoglobin, golongan darah, hematokrit darah, faktor resus,rubella,
VDRL/RPR dan HIV. Pemeriksaan HIV harus dilakuan dengan persetujuan
ibu hamil.
Contoh :
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan inspeksi, perkusi, palpasi, dan
auskultasi
1. Kepala: Ada hiperpigmentasi pada pipi dan dahi
2. Mata :
a. Simetris
b. Kelopak mata tidak cekung
c. Konjung tiva tidak anemis
d. Sklera tidak ikterus
3. Dada :
a. Simetris
b. Tidak terdengar mangi dan ronki
4. Payudara :
a. Simetris
b. Ada pembesaran payudara
c. Puting susu menonjol
d. Hiperpingmentsi areola mamae
e. Sudah keluar kolostrum
f. Tidak teraba benjolan
g. Konsistensi kenyal
5. Abdomen :
a. Tidak ada bekas oprasi
b. Pembesaran perut sesuai usia kehamilan
c. Hiperpigmentasi linea nigra, straiae livida
37
d. Denyut jantung janin (Djj) 11-12-12
e. Terdengar bising usus
6. Leopold I
Tinggi fundus uteri ( TFU) ½ prosesus xifeodeus bagian fundus teraba
bagian lunak (bokong)
7. Leopold II
Bagian perut kanan ibu teraba keras, rata seperti papan,bagian kiri parut
ibu teraba bagian kecil dan tidak rata punggung kanan (PuKa).
8. Leopold III
Bagian terendah janin teraba melenting dan keras, masih dapat
digoyangkan letak kepala masuk panggul atau belum masuk panggul.
9. Leopold IV
Bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul (PAP), jari-jari
tangan penolong masih dapat bertemu (konvergen)
10. TFU : 27 cm
11. Perineum :
a. Tidak ada luka bekas jahitan
b. Tidak ada kondilomatalata
12.Genetalia :
a. Fluor albus ada sedikit
b. Labia mayora tidak ada kondilomatalata
c. Tidak ada lecet baik pada labia mayora dan minora
d. Bersih
13.Anus :
a. Tidak ada hemoroid, bersih
14. Ekstremitas atas dan bawah :
a. Tidak edema
b. Tidak kemerahan
c. Tidak ada varises
15.Refleks patela :
a. Lutut kanan positif
38
b. Lutut kiri positif
Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium : Hb 11 g%
2. Darah : golongan darah A
3. Urine : Albumin urine negatif ,reduksi negatif, Hbs Ag
negatif
3. Asessment (A)
Untuk mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan kerangka
masalah pasien,selain itu juga untuk menentukan perencanaan yang akan dilakukan
kepada pasien.
Contoh :
Diagnosis
16. G11 P10001
17. Usia kehamilan 32 minggu
18. Bayi Tunggal /hidup (T/H)
19. Kehamilan Intrauteri
20. Kesan jalan lahir normal
21. Keadaan ibu baik
4. Penatalaksanaan (P)
Untuk merencanakan asuhan yang menyeluruh yang berdasarkan diagnosa atau
assesment masalah yang timbul pada saat pemeriksaan dan semua perencanaan yang
dibuat harus bedasarkan pertimbangan yang tepat meliputi perkembangan teori yang
terbaru serta di validasikan dengan asuhan mengenai apa yang di inginkan dan tidak di
inginkan pasien.
Contoh :
1. Tanggal : 10 november 2008
2. Waktu : 10.00 WIB
3. Tujuan :
a. Setelah dilakukan asuhan kebidanan ibu dapat mengetahui kesehatan diri dan
bayinya.
b. Ibu merasa puas akan pelayanan yang diberikan petugas
39
c. Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan kehamilan dapat berlangsung
normal
4. Kriteria hasil :
a. Keadaan umum ibu baik
b. Kesadaran kompos mentis
c. Tanda vital dalam batas normal :
Tekanan darah 110/70 – 130/90 mmHg
Suhu 36,5C – 37 C
Nadi 68-90 denyut/menit
Pernapasan 16-20 kali/menit
Usia kehamilan sesuai HPHT
Letak belakang kepala
Intra-uteri
Jalan lahir normal
DJJ (+) dan teratur
Tunggal
Bayi dapat lahir pervaginam
5. Rencana :
a. Lakukan pendekatan dengan komunikasi secara terapeutik. Agar dapat
membangun kepercayaan pada diri ibu sehingga dapat kooperatif dengan
petugas
b. Lakukan pemeriksaan kehamilan dengan 7T. Mendeteksi tentang kesejahteraan
janin dan kesehatan ibu.
c. Beri tahu hasil pemeriksaan pada ibu. Ibu mengetahui kesehatan diri dan
bayinya
d. Beri penyuluhan tentang beberapa hal berikut :
Makan makanan dengan gizi seimbang. Peningkatan kesehatan ibu dan bayi
serta pertumbuhan bayinya
Hygiene personal. Pemeliharaan kesehatan ibu tetap sehat
Istirahat cukup. Menjaga kesehatan ibu
40
Perawatan payudara. Persiapan menyusui atau laktasi
Cara minum tablet zat besi (Fe). Agar ibu tahu cara minum tablet Fe dengan
benar.
e. Kolaborasi dengan dokter gigi. Karies dibersihkan agar gigi tampak bersih dan
napas menjadi segar.
f. Berikan suntikan TT III. Untuk mencegah tetanus pada bayi baru lahir
g. Beri vitamin B kompleks, C, dan kalk. Untuk mempertahankan stamina ibu
B. Catatan Perkembangan
Hari / Tanggal :
Jam :
S:
O:
A:
P:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
45
Dokumentasi merupakan salah satu hal yang penting dalam melaksanakan asuhan, karena
dokumentasi dapat dijadikan sebagai acuan dalam melihat rekam medic seorang pasien. Dengan
adanya metode pendokumentasian ini, maka akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu hamil merupakan bentuk dari catatan dari
asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada ibu hamil,yakni mulai dari trimester I sampai dengarn
trimester III yang meliputi pengkajian,pembuatan diagnosis kebidanan, pengidentifikasikan
masalah terhadap tindakan segera dan melakukan kolaborasi dengan dokter atau tenaga
kesehatan lain serta menyusun asuhan kebidanan dengan tepat danrasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya.
Lingkup dari masalah ini adalah masalah kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin dalam waktu kurang lebih 280 hari (kurang lebih 40 minggu) atau sembilan bulan
7 hari yang terbagi atas tiga rimester,yakni trimester 1 (mulai kehamilan awal sampai dengan 14
minggu) trimester II (antara kehamilan 14 minggu sampai dengan 28 minggu) dan trimester III
(antara kehamilan 28 minggu sampai dengan 36 minggu atau sesudah 36 minggu)
3.2 Saran
Dalam pembuatan dokumentasi, sebaiknya memerhatikan prinsip, manfaat, serta syarat-
syarat dalam konsep dokumentasi agar data pasien tepat dan akurat sesuai dengan aturannya
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi para pembaca dan
dapat menambah pengetahuan tentang “Pendokumentasian Askeb Pada Ibu Hamil”. Untuk itu
penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk lebih jauh memahami makalah ini dan dapat
memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA
46
Modul Dokumentasi Kebidanan, Kemenkes RI
Wildan, Muhammad, Kebidanan Dokumentasi, 2008, Salemba Medika: Jakarta
47