Anda di halaman 1dari 109

JUDUL

BAB I PENDAHULUAN
 LATAR BELAKANG MASALAH
 PERUMUSAN MASALAH
 TUJUAN PENELITIAN (Umum & Khusus)
 MANFAAT PENELITIAN
 KETERBATASAN PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS &
DEFINISI OPERASIONAL
BAB IV METODE PENELITIAN
 Design penelitian
 Waktu & Tempat penelitian
 Populasi & sampel
 Jenis & cara pengumpulan data
 Pengolahan & analisis data
RENCANA KEGIATAN
RENCANA ANGGARAN / BIAYA
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (Kuesioner)
JUDUL
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
 LATAR BELAKANG MASALAH
 PERUMUSAN MASALAH
 TUJUAN PENELITIAN (Umum & Khusus)
 MANFAAT PENELITIAN
 KETERBATASAN PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS &
DEFINISI OPERASIONAL
PENELITIAN :
Upaya memahami & memecahkan masalah
secara ilmiah, sistematis & logis
 Ilmiah: kebenaran pengetahuan
berdasarkan fakta empiris
 Sistematis: menurut aturan tertentu
 Logis: sesuai dengan penalaran
 TAHAP PERSIAPAN (PERENCANAAN)
 TAHAP PELAKSANAAN
(PENGUMPULAN DATA)
 TAHAP PENGOLAHAN & ANALISIS
DATA
 TAHAP PENULISAN HASIL
PENELITIAN (LAPORAN)
 Merupakan kalimat yg
menggambarkan variabel2 yg diteliti
 Hrs dpt mengungkapkan masalah &
ruang lingkup penelitian
 Pencerminan dr tujuan penelitian
 Akurat, Ringkas & Jelas
 Tdk menggunakan singkatan, kecuali
yg telah baku
Perlu dicantumkan, bila
 Peneliti ingin mengajukan yg khas pd
tempat penelitian, & tdk mewakili
tempat lain
 Sampel di tempat penelitian tdk
mewakili populasi pd umumnya
LATAR BELAKANG
MASALAH

 Menguraikan :
1) Fakta2
2) Pengalaman2
3) Hasil penelitian org lain
4) Teori2 yg melatarbelakangi
masalah yg diteliti
LATAR BELAKANG
MASALAH

 Mencakup :
1) Pembenaran (Justifikasi)
Mengapa masalah tsb perlu diteliti
2) Pernyataan alternatif pemecahan
masalah & alternatif yg dipilih utk
memecahkan masalah
Tujuan Penelitian
 untuk menjawab & menyelesaikan masalah
yg akan diteliti yg ditetapkan sebelumnya.
 indikasi ke arah mana atau data
(informasi) apa yg akan dicari
Tujuan Umum (ultimate objective)
Dinyatakan secara kategoris apakah tujuan akhir
penelitian yg hendak dilaksanakan.
Merupakan aspek yg lebih luas / tujuan jangka panjang
Uraian tujuan secara garis besar

Tujuan Khusus (specific objectives)


Uraian tujuan secara lebih terperinci
Merupakan penjabaran dr tujuan umum
Uraian tujuan untuk variabel univariat / gambaran /
data deskriptif lebih dahulu kemudian variable
bivariat / hubungan dua variabel
 Dikemukakan secara jelas dlm
kalimat tanya (pertanyaan)
 Substansi yang dimaksud bersifat
khas, tidak bermakna ganda
 Bila banyak pertanyaan, hendaknya
dibuat dalam pertanyaan terpisah
MANFAAT PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA &
KRANGKA TEORI
Tinjauan teori yg berkaitan dg masalah yg diteliti.
Peneliti mempunyai wawasan sbg dasar utk
mengembangkan / mengidentifikasi variabel2 yg
akan diteliti.
Tinjauan dr hasil2 penelitian yg lain yg bekaitan
dg masalah yg akan diteliti.
Sbg pembanding dg masalah / variabel2 yg akan
diteliti.
KERANGKA KONSEP
• Menggambarkan batas-batas ruang-
lingkup penelitian.
• Menunjukkan keterkaitan antar variabel.
• Dapat memberikan informasi yg jelas &
mempermudah peneliti utk memilih
desain penelitian
JENIS VARIABEL

Variabel Bebas (Variabel Independen) Variabel


yg variasinya dapat mempengaruhi variabel
lain

Variabel Terikat (Variabel Dependen)


Variabel yg variasinya dipengaruhi / tergantung
oleh satu / lebih variabel bebas
SKALA UKUR VARIABEL

1. Nominal
- kategorisasi / pengelompokkan
- ada perbedaan
- tidak ada penjenjangan
Contoh : Jenis kelamin, suku bangsa
2. Ordinal
- kategorisasi / pengelompokkan
- ada penjenjangan tp tdk sama
Contoh :
Tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA, D3, S1)
3. Interval
- ada penjenjangan
- tidak ada nilai absolut
Contoh : IQ
4.    Rasio
- ada penjenjangan
- ada nilai absolut
Contoh : Berat badan, tinggi badan
HIPOTESIS
Merupakan jawaban sementara atas perta-
nyaan penelitian, yg kebenarannya hrs diuji
secara empiris
Contoh :
·  Semakin besar nilai A maka akan semakin
besar pula nilai B
·  Ada hubungan antara perubahan nilai P
dengan nilai Q
Definisi yg diberikan kpd satu variabel dg cara
memberikan arti atau men-spesifikasi-kan kegiatan.
Memberikan suatu keterangan yg bersifat
operasional yg diperlukan utk mengukur satu
variabel.
Memberikan pengertian pd variabel shg dpt
diobservasi atau diukur.
Variabel penelitian hrs diberikan definisi
operasional agar :
·    Spesifik (tdk berinterpretasi ganda)
·    Terukur (observable atau measureable)

Definisi operasional hrs dpt menjelaskan :


      Metode yg akan digunakan.
      Alat pengukuran yg digunakan.
Cara mengekspresikan variabel
secara operasional :
   1. Cara Langsung (Measured Operational)
   Mengarah pd bagaimana cara pengukuran
variabel tsb.

2. Cara Tidak Langsung (Experimental


Operational)
     Mengekspresikan kriteria manipulasi /
perlakuan thd variabel, dan cara mengukur efek
dr manipulasi tsb.
A B A B A B

C C C

1 2 3

C merupakan var konfounding pd hub A dan B


Rambut Jumlah Kanker Sewa
beruban stroke anak payudara rumah PJK

umur umur merokok

1 2 3

C merupakan var konfounding pd hub A dan B


Confoundi
ng
Berasal dr bahasa latin “CONFUNDERE” (mix together)

Definition
• The situation in which the effect of two processes are
not separated
• A situation in which a measure of the effect of an
exposure and risk is distorted because of the
association of exposure with other factor(s) which
influence the outcome under study
Confoundi
ng
1. An independent risk for outcome, not a
consequence of the outcome

2. Related to exposure (causally or non-causally)

3. Not an intermediate variable in the causal


pathway between exposure and outcome
CONTOH
Bukan Perokok Perokok
Stat
us
tdk Tota tdk Tota
rum PJK PJK
ah PJK l PJK l

Sew
33 923 956 52 898 950
a
Milik
send 48 1722 1770 29 678 707
iri
Tota
81 2645 2726 81 1576 1657
l
A B A B A B A B

C C C C

1 2 3 4

C bukan merupakan var konfounding pd hub A dan B


asupan
vit C
merokok PJK
rendah scurvy

1 2
asupan Kurang
kolesterol konsumsi
tinggi buah

Konsumsi
merokok PJK alkohol MI
tinggi
3
4

Fibrinogen aspirin
Is there an association between
risk factor X and disease Y ?

Yes
Yes Confounded or spurious
Is it due to confounding or bias ?
association
No

Interaction or effect modification


present
Is the association of similar No
magnitude in subgroups of the Ye
population ? s

No interaction
merokok PJK
A B

C asupan kolesterol
tinggi
1. The interdependent operation of two or more
causes to produce or prevent an effect.
Biological interaction is the interdependent
operation of two or more causes to produce,
prevent or control disease.
2. Differences in the effect of one or more factors
according to the level of the remaining factors
Deskriptif Studi Prevalensi

Desain Eksperimen
Penelitian - Uji Klinis
- Quasi Experiment
Analitik
Observasi
- Cross-sectional
- Kasus Kontrol
- Kohort
 Studi yg meneliti sekaligus suatu faktor pajanan
(exposure) dan sebuah penyakit / masalah
kesehatan tanpa arah dimensi penyelidikan
tertentu (non-directional dimention)

 Bisa memiliki 2 tingkat kedalaman


analisis, bisa masuk lingkup
deskriptiof, bisa pula lingkup
analitik (memiliki 2 “kaki”)
 Variabel bebas (faktor risiko) dan variabel
tergantung (efek) dinilai/diukur secara
simultan atau pada saat yang bersamaan
 Studi prevalens : didapatkan prevalens
penyakit pd kelompok dgn risiko dan
prevalens penyakit pada kelompok tanpa risiko
 Mempelajari etiologi suatu penyakit terutama
untuk faktor risiko penyakit yang mempunyai
onset yang lama (slow onset) dan lama sakit
yang panjang (long duration)
PENGUKURAN VARIABEL
INDEPENDEN DAN DEPENDEN
DILAKUKAN PADA SATU SAAT

FAKTOR EFEK (+) A


RISIKO (+) EFEK (-) B

FAKTOR EFEK (+) C


RISIKO (-) EFEK (-) D
Prevalence Ratio (PR) atau Rasio Prevalens (RP)

PR dipakai utk penyakit yang periode ber-


risiko-nya terbatas (restricted risk period),
yaitu biasanya penyakit akut, sbg estimasi
terhadap Incident Density Ratio (IDR)
Prevalence Ratio (PR) atau Rasio Prevalens (RP)
EFEK
FAKTOR RISIKO YA TIDAK JUMLAH

YA A B A+B
TIDAKPrevalens dapat dihitung
Rasio C D
dengan C+D
membagi
prevalens efek pada kelompok dengan faktor risiko
dengan prevalens efek pada kelompok tanpa faktor
risiko
A C
Rasio Prevalens (RP) = :
(A+B) (C+D)
Prevalence Odds Ratio (POR)

POR dipakai utk penyakit yang periode ber-


risiko-nya panjang (extended risk period),
yaitu biasanya penyakit kronis, sebagai
estimasi terhadap Cummulative Incident Risk
Ratio (IRR)
Prevalence Odds Ratio (POR)
EFEK
FAKTOR RISIKO YA TIDAK JUMLAH

YA A B A+B
TIDAK
Prevalens Odds terkenaCefek pd Dkelompok
C +dg
D risiko
dibandingkan dgn Prevalens Odds terkena efek pd
kelompok tanpa risiko

A C AD
POR = : =
B D BC
Interpretasi Nilai PR dan POR
Prevalensi penyakit pd
kelp dg faktor risiko
RP = 1
sama dg prev pd kelp
tanpa faktor risiko
Faktor yg diteliti (faktor
RP > 1 risiko) merupakan faktor
penyebab
Faktor yg diteliti (faktor
risiko) merupakan faktor
RP < 1
protektif (pencegah
1. Mengidentifikasi variabel-variabel
penelitian dan megidentifikasi faktor
risiko dan efek
2. Menetapkan subjek penelitian
3. Melakukan observasi atau pengukuran
variabel-variabel
4. Melakukan analisis korelasi dengan
membandingkan proporsi antar kelompok
 Menggambarkan status/masalah kesehatan.
 Memperkirakan kebutuhan pelayanan kesehatan kesehatan
(utk perencanaan kesehatan)
 Formulasi hipotesis (skrining hipotesis) baru
 Lebih feasible, nyaman & hemat waktu
 Cukup valid utk melihat pengaruh suatu faktor risiko dgn
penyakit tertentu bila faktor risiko yg diteliti lebih jelas
terjadinya mendahului penyakit
 Biasanya diambil dr suatu “study population” yg lebih besar,
maka dimungkinkan utk melakukan generalisasi hasil studi
 Memungkinkan penggunaan populasi dari
masyarakat umum
 Relatif murah, mudah dan hasil cepat
diperoleh
 Dapat meneliti banyak variabel sekaligus
 Tidak terancam lost to follow up
 Dapat menjadi pedoman/dasar untuk
penelitian kohort atau eksperimen
 Tdk dpt mengatur risiko (risk) atau rate
penyakit yg sesungguhnya
 Kemenduaan temporal (temporal ambiguity),
khususnya pd data exposure yg paling terkini
 Dpt rentan thd kesalahan pengukuran krn
informasi yg digali retrospektif berdasarkan
ingatan atau catatan
 Status penyakit bisa mempengaruhi seleksi
subjek (bias seleksi)
 Sering tdk bisa membedakan faktor risiko
(prediktor terjadinya penyakit) & faktor
prognosis (mempengaruhi perjalanan
penyakit
 Tdk efisien utk meneliti penyakit yg
prevalensinya rendah (penyakit yg jarang,
sangat fatal, atau singkat durasinya)
 Proporsi pajanan pd kasus prevalence tdk
sama dg proporsi pajanan pd kasus incidence
 Sulit utk menentukan hub sebab akibat
 Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek
dengan masa sakit yg panjang
 Dibutuhkan subyek yang besar terutama bila
variabel yang diukur banyak
 Tidak menggambarkan perjalanan penyakit,
insiden maupun prognosis
 Tidak praktis utj meneliti kasus yang jarang
 Kesimpulan korelasi faktor risiko dengan efek
paling lemah
Membandingkan klp yg menderita penyakit (kasus) dg
klp yg tidak menderita penyakit (kontrol), dg meneliti
faktor risiko / penyebabnya.
Faktor
Risiko Retrospektif

Terpapar Kasus
Tidak Terpapar (Subjek dg peny.)

Terpapar Kontrol
Tidak Terpapar (Subjek tanpa peny.)
KASUS KONTROL

Hipotesis

Kelompok dg penyakit X mendapat


pajanan faktor risiko yg lebih besar atau
lebih sering dibandingkan dg kelompok
yg tidak berpenyakit X
TAHAP-TAHAP
STUDI KASUS KONTROL
1. Menetapkan pertanyaan penelitian &
hipotesis
2. Mendeskripsikan faktor risiko & efek
3. Menentukan sampel pd kelp kasus &
kelp kontrol
4. Melakukan pengukuran efek & faktor
risiko
5. Menganalisis data
EFEK
FAKTOR
RISIKO KONTRO
KASUS JUMLAH
L
YA A B A+B
TIDAK C D C+D
ODDS RATIO (OR) = ODDS KASUS : ODDSA+B+C+
KONTROL
JUMLAH A+C B+D
Prop kasus dg ft risiko Prop kontrol dgDft risiko
OR = :
Prop kasus tanpa ft risiko Prop kontrol tanpa ft risiko
A / (A+C) B / (B+D) AD
OR = : =
C / (A+C) D / (B+D) BC
Interpretasi Nilai OR
Faktor risiko tidak ada
OR = 1 pengaruhnya thd efek
(bebas/netral)
Faktor yg diteliti (faktor
OR > 1 risiko) merupakan faktor
penyebab
Faktor yg diteliti (faktor
risiko) merupakan faktor
OR < 1
protektif (pencegah
terjadinya efek)
 Cenderung lebih murah dibanding desain
analitik lainnya.
 Cenderung lebih hemat waktu dibanding
desain analitik lainnya.
 Efisien utk meneliti penyakit yg jarang
 Dpt menyelidiki multiple exposure / risk factor
 Subjek penelitian lbh sedikit
 Tdk bermanfaat utk tujuan deskriptif
 Rentan thd bias seleksi, krn info ttg paparan dpt
mempengaruhi seleksi subjek secara berbeda utk
kelompok kasus & kelompok kontrol
 Tdk tepat jika outcome penyakit lebih baik diukur sbg
variabel kontinyu\
 Informasi ttg paparan rentan thd kesalahan pengukuran
(bias informasi), terutama apabila dikumpulkan secara
retrospektif melalui ingatan (recall) atau catatan medik,
krn diukur setelah penyakitnya terjadi.
 Jika paparan yg diukur adalah paparan masa sekarang,
problem yg lebih besar dpt terjadi bias temporal ambiguity
 Recall Bias. Krn lupa atau responden
cenderung lbh mengingat pajanan thd
faktor risiko
 Tdk dpt memberikan insidens rate
 Tdk dpt menentukan lbh dr satu variabel
dependen, hanya berkaitan dg satu efek /
penyakit
Membandingkan insidens efek pd klp yg terpapar
faktor risiko dg insidens efek pd klp yg tidak
terpapar faktor risiko.
Prospektif Efek

Ada peny.
Faktor Risiko (+)
Tidak ada peny.
Ada penyakit
Faktor Risiko (-)
Tidak ada peny.
TAHAP-TAHAP STUDI KOHORT
1. Menetapkan pertanyaan penelitian &
hipotesis
2. Menetapkan kohort
3. Memilih kelompok kontrol
4. Mengidentifikasi variabel penelitian
5. Mengamati timbulnya efek
6. Menganalisis hasil
EFEK
FAKTOR
RISIKO YA TIDAK JUMLAH

YA A B A+B
TIDAK C D C+D
RISIKO Insidens efek pd kelp dg ft risiko
RELATIF (RR) =
Insidens efek pd kelp tanpa ft risiko

A / (A+B)
RR =
C / (C+D)
Interpretasi Nilai RR
Faktor risiko tidak ada
RR = 1 pengaruhnya thd efek
(bebas/netral)
Faktor yg diteliti (faktor
RR > 1 risiko) merupakan faktor
penyebab
Faktor yg diteliti (faktor
risiko) merupakan faktor
RR < 1
protektif (pencegah
terjadinya efek)
 Desain terbaik dlm menentukan insidens
& perjalanan penyakit
 Dpt menentukan kasus yg fatal /
progresif
 Dpt meneliti beberapa efek sekaligus dr
suatu faktor risiko tertentu
 Dpt meneliti berbagai masalah kesehatan
yg makin meningkat
 Memerlukan waktu yg lama & biaya mahal
 Seringkali rumit
 Kurang efisien utk meneliti kasus yg jarang
terjadi
 Terancam terjadinya drop out atau terjadinya
perubahan intensitas pajanan
 Dpt menimbulkan maslh etika, krn membiarkan
subjek terpajan faktor yg dicurigai sebago faktor
risiko
Memberikan perlakuan/intervensi pd subjek
penelitian
Kelompok
Efek ?
Perlakuan
SUBJEK
PENELITIAN
R
Kelompok
Efek ?
Kontrol
R = Randomisasi
RANCANGAN EKSPERIMEN

Perlakua
Sesuda
Sebelum n/
Sampel h/
/ Pretest Intervens
Posttest
i
Kelompo
k
Perlakua
T0 X T1
n/
Intervens
i
Kelompo T0
TAHAP-TAHAP EKSPERIMEN
1. Menetapkan pert penelitian & hipotesis
2. Menetapkan uji klinis/intervensi
3. Menetapkan subjek penelitian
4. Mengukur variabel data dasar
5. Melakukan randomisasi
6. Mengukur variabel efek
7. Menganalisis hasil
 Bias dpt dikontrol
 Kriteria inklusi, perlakuan & outcome
telah ditentukan lebih dahulu
 Jumlah perlakuan & kontrol sebanding
 Intervensi dr luar tdk banyak berpengaruh
 Biaya relatif mahal & desain lbh
kompleks
 Paling sering dihadapkan pd masalah
etika, krn biasanya hanya memberikan
perlakuan kpd klp perlakuan tp tdk pd
klp kontrol
 Kadang-kadang sangat tidak praktis
 Kapan & lamanya penelitian dilaksanakan

TEMPAT / LOKASI PENELITIAN


 Dimana penelitian dilaksanakan
 Kemukakan alasan pemilihan lokasi
penelitian
POPULASI
Setiap subyek penelitian yg memenuhi
karakteristik yg telah ditentukan.
 Populasi Target : Populasi yang menjadi
sasaran akhir penerapan hasil penelitian
 Populasi Terjangkau : Bagian dari
populasi target yang dapat dijangkau oleh
peneliti
SAMPEL
Bagian dari populasi yang dipilih dengan
cara tertentu hingga dianggap mewakili
populasinya
KELOMPOK KARAKTERISTIK CONTOH
SUBYEK

Dibatasi oleh Anak balita gizi


POPULASI karakteristik kurang
TARGET klinis & (jumlahnya tidak
demografis terbatas)

Dibatasi oleh Anak balita gizi


POPULASI tempat & kurang di Kota
TERJANGKAU waktu Bandung
(80 org)

Dipilih secara 60 anak balita


SAMPEL random/non- gizi kurang
random dari
pop.
terjangkau
A. PROBABILITY SAMPLING
 Simple Random Sampling
 Systematic Sampling
 Stratified Random Sampling
 Cluster
NON PROBABILITY SAMPLING
 Purposive (Judgement) Sampling
 Quota Sampling
 Accidental Sampling
 Simple Random Sampling
 Setiap anggota populasi mempunyai
kesempatan yg sama utk menjadi sampel
 Setiap sampel dipilih berdasarkan nomor yang
di dapat dari tabel bilangan acak atau dengan
cara diundi
PROBABILITY SAMPLING
 Systematic Sampling
 Modifikasi dari simple random sampling
 Cara: membagi jumlah populasi dgn jumlah
sampel yg dibutuhkan (interval)
 Misal: Σpopulasi = 200, Σsampel = 50
Interval = 200:50 = 4
Maka sampel adalah setiap elemen yg
mempunyai nomor kelipatan 4.
 Stratified Random Sampling
 Bila populasi mempunyai unit yg berbeda-beda
(heterogen)
 Menetapkan jumlah populasi pada tiap
kelompok/strata
 Hitung jumlah sampel dari tiap strata secara
proporsional
 Pilih sampel dari tiap strata secara random
 Cluster Sampling
 Unit sampel bukan individu tetapi
kelompok/gugusan (geografis,
organisasi)
 Pilih kelompok/gugusan secara
random
 Ambil seluruh anggota/unit pada
Kelompok/gugusan yang terpilih
 Purposive Sampling
 Didasarkan pada pertimbangan
peneliti berdasarkan
ciri/karakteristik populasi yang
sudah diketahui sebelumnya dr
penelitian pendahuluan
 Teknik ini sering digunakan pada
penelitian studi kasus
 Quota Sampling
 Didasarkan pada pertimbangan
peneliti
 Besar sampel ditetapkan secara
quotum (jatah)
 Dapat dilakukan bila peneliti telah
benar-benar mengenal lokasi
penelitian
 Accidental Sampling
 Mengambil sampel/kasus yang
kebetulan ada pada saat penelitian
 Jumlah sampel tdk berdasarkan
perhitungan, asal memenuhi keperluan
saja
 Derajat keterwakilan rendah,
kesimpulan dari sampel kasar &
sementara
TINGKAT KEPERCAYAAN,
TINGKAT KESALAHAN &
NILAI Z

TINGKAT TINGK
AT Z Z
KEPERCA
KESAL (1 arah) (2 arah)
YAAN AHAN
99% 0,01 2,236 2,576

95% 0,05 1,645 1,960

90% 0,1 1,282 1,645


1. Pengamatan / Observasi
2. Wawancara / Interview
3. Angket
4. Pengukuran Langsung
 TEXTULAR
menggunakan kalimat / tulisan
 TABULAR
menggunakan tabel
 GRAFIK / DIAGRAM
menggunakan gambar
Penyajian data dalam bentuk kalimat tertulis
Contoh:
Jumlah mahasiswa baru Poltekkes Bandung pada tahun
2004 adalah 560 orang dengan perincian sebagai berikut:
 Jurusan Gizi sebanyak 90 orang
 Jurusan Keperawatan sebanyak 120 orang
 Jurusan Kebidanan sebanyak 110 orang
 Jurusan Kesehatan Lingkungan sebanyak 60 orang

 Jurusan Analisis Kesehatan sebanyak 100 orang


 Jurusan Kesehatan Gigi sebanyak 80 orang
Penyajian data dengan menggunakan kolom
dan baris
Macam-macam tabel:
1. Master table (tabel induk)

2. Tabel Distribusi Frekuensi


 Frekuensi Relatif
 Frekuensi Kumulatif
3. Tabel Silang (Cross Tabulasi)
 Judul tabel: singkat, jelas & lengkap
 Nomor tabel
 Keterangan-keterangan
 Sumber darimana tabel dikutip
 Tabel yang berisikan semua hasil
pengumpulan data yang masih
dalam bentuk data mentah
 Biasanya disajikan pada bagian
lampiran
Umur
BB
No Id (tahun
(kg)
)
1 Bd 39 67

2 Cr 43 50

….. ….. … …
VARIABEL
UJI
INDEPENDEN DEPENDEN STATISTIK

Kai Kuadrat
Nominal Nominal Fisher Exact
Test
Nominal Interval/Ra
T-test
(dikotom) sio
Nominal
Interval/Ra
(> 2 ANOVA
sio
katagori)
HASIL &
PEMBAHASAN
HASIL
• Hasil ditampilkan berdasarkan
variabel2 yg diteliti
• Hasil penelitian yg ditampilkan
biasanya didahului dengan Analisis
Univariat kemudian Analisis Bivariat
PEMBAHASAN
• Uraian yg membahas hasil penelitian
yg ditemukan
• Hasil penelitian dibahas & diuji scr
sistematis dlm hubungannya dg :
- pengujian hipootesis
- perbandingannya dg hasil penelitian
lain, apakah memperkuat,
berlawanan atau sama sekali baru
PEMBAHASAN
• Perlu dukungan ilmiah dari kepustakaan
atau referensi yg lain

• Uraikan scr jujur, bila terdapat


kelemahan atau keterbatasan dlm
penelitian yg telah dilaksanakan
PEMBAHASAN
Bila Hipotesisi tdk terbukti kebenarannya, tdk
berarti penelitiannya gagal sama sekali. Yang
penting adalah peneliti memberikan keterangan
dan alasanyg jelas & kuat mengenai hal tsb.

Utk memperkecil terjadinya hipotesis tdk terbukti


kebenarannya, perlu persiapan yg cermat &
menyeluruh sejak awal penelitian
SIMPULAN &
SARAN
SIMPULAN
• Menjawab pertanyaan2 penelitian
• Tdk bertentangan dg hasil uji statistik
• Hrs benar2 didukung oleh data hasil penelitian
• Tegaskan dlm urutan yg logis
• Dibuat dlm kalimat pernyataan yg jelas
SARAN
• Dibuat bertitik tolak dr proses & hasil
penelitian yg dilakukan
• Dua macam saran
- Yg menyangkut penelitian yg dilakukan,
misalnya perlu penelitian lain yg lbh luas
& mendalam
- Yg menyangkut pemanfaatan hasil
penelitian, berupa usul bg pihak ketiga
• Bersifat operasional
BUKU
Penulis. Tahun. Judul buku. Tempat terbit:
Penerbit

BAB PADA BUKU


Penulis BAB. Tahun. “Judul BAB”. dalam Penulis
Buku. Judul buku. Tempat terbit: Penerbit.
Halaman

JURNAL/MAJALAH
Penulis Artikel . Tahun. “Judul Artikel”. dalam
Judul Jurnal/majalah. Volume. Halaman
PEMILIHAN WEB SITE / SITUS PD
INTERNET
 WHO: www.who.int atau www.who.org
 DEPKES: www.depkes.go.id

PENULISAN:
Penulis.Tahun. Judul Artikel. dikutip dari
nama website. Tanggal download artikel
tersebut.
Cumulative Incidence is used in this study
because cumulative incidence provides an
estimate of individual probability of
developing a disease during a specified period
of time (Hennekens and Buring, 1987).

Hennekens and Buring. 1987. Epidemiology


and Medicine. Boston : Little Brown and
Company.
The distribution of dwellings and the distances between
houses within the village is also correlated with the Aedes
larval distribution (Strickman and Kittayapayong, 2002 and
Reiter et.al, 2003).

Strickman D and Kittayapayong P. 2002. “Dengue and its


Vectors in Thailand: Introduction to The Study and Seasonal
Distribution of Aedes Larvae” dalam American Journal
Tropical Medicine and Hygiene 67(3): 247-259.

Reither P., dkk. 2003. “Texas Lifestyle Limits Transmission


of Dengue Virus”. dalam Emerging Infectious Diseases 9(1):
86-89.
Several studies show that the flight distance of
Aedes aegypti varies. In an open environment,
Aedes aegypti can fly 25 km per day but in urban
environment, the flight distance ranges from 25
meters to a few hundred meters (Kuno, 1997).

Kuno, G. 1997. “Factors Influencing the


Transmission of Dengue Viruses” dalam Gubler D
and Kuno G. Dengue and Dengue Haemorrhagic
Fever. Cab. International. BAB 4:61-88.
Dengue is a vector-borne disease which is
found in urban and semi-urban areas in tropical
and sub-tropical regions (WHO, 2002).

World Health Organization. 2002. Dengue and


Dengue Haemorrhagic Fever. Fact Sheet No.
117. dikutip dari www.who.org, pada tanggal 8
Agustus 2003.

Anda mungkin juga menyukai