Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI

PERAWATAN DIRI ISTIRAHAT NUTRISI DAN ASUHAN BBL PADA IBU NIFAS
(Materi ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui)

Dosen Pengampu : Dwi Suprapti, S.Tr. Keb.,M.Kes.

Oleh:
kelompok 1
Afrilia Sunia Futri (203310001)
Ernawati (193110004)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BORNEO CENDEKIA MEDIKA PANGKALAN BUN
2021
KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI

A. Perawatan Diri
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan
perasaan nyaman ibu (Hamilton, 1992). Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh,
pakaian, tempat tidur maupun lingkngan. Mandi di tempat tidur dilakukan sampai ibu
dapat mandi sendiri di kamar mandi yang terutama dibersihkan adalah putting susu dan
mamae dilanjutkan perawatan payudara (Wulandari, 2009).
Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu post partum dalam menjaga kebersihan diri
adalah sebagai berikut:
a. Mandi teratur minimal 2 kali sehari
b. Mengganti pakaian dan alas tempat tidur
c. Menjaga lingkungan sekitar tempat tidur
d. Melakukan perawatan perineum.
e. Nasehatkan kepada ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai berkemih
dan defekasi.
f. Mencuci tangan dengan air dan sabun setiap sebelum dan sesudah
membersihkan daerah genetalia.
g. Jika ada luka episiotomy atau laserasi, sarankan ibu agar jangan menyentuh
daerah luka (Damai Yanti, 2011).
Pada masa nifas terjadi perdarahan sampai 40 hari. Di sinilah pentingnya menjaga
kebersihan di daerah sekitar vagina dengan seksama. Kebersihan vagina harus
dilakukan karena beberapa alasan, seperti:
a. Banyak darah dan kotoran yang keluar dari vagina.
b. Vagina merupakan daerah yang dekat dengan tempat buang air kecil dan tempat
buang air besar.
c. Vagina merupakan organ terbuka sehingga memudahkan kuman yang ada di
daerah tersebut menjalar ke rahim (Marmi, 2011)
Kemudian cara agar vagina bersih adalah:
a. Siram vagina dan anus dengan air setiap kali BAK dan BAB. Air yang
digunakan tidak perlu masak asal bersih. Basuh hingga tidak ada sisa-sisa
kotoran yang menempel disekitar vagina, baik kotoran dari air seni, darah nifas,
maupun feses, karena bisa menimbulkan infeksi pada luka robekan atau jahitan.
b. Cara membilas yang benar adalah dari depan ke beakang. Bukan sebaliknya.
Proses membersihkan dari belakang ke depan dapat mengakibatkan bakteri dan
kuman yang ada di anus masuk ke vagina sehingga memungkinkan infeksi bisa
menjadi lebih besar.
c. Keringkan bibir vagina dengan handuk lembut, lalu gantilah pembalut. Yang
perlu dicermati, pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB minimal
3 jam sekali atau bila ibu merasa tidak nyaman. Bila tidak sering diganti,
daerah seputar vagina akan lembab serta penuh kuman yang menyebabkan
rawan infeksi (Marmi, 2011).

B. Istirahat
Semua ibu yang baru melahirkan rata-rata menderita keletihan postpartum,
khususnya pada masa awal, akibatnya ibu kurang tidur ditambah dengan
tanggungjawab yang harus diberikan pada bayinya. Tiga hari pertama setelah
melahirkan biasanya ibu sulit untuk beristirahat. Penyebabnya seperti nyeri
perineum, rasa tidak nyaman di kandung kemih, serta gangguan bayi yang
dapat mempengaruhi daya ingat dan psikomotor ibu. Biasanya pola tidur akan
kembali normal dalam 2-3 minggu setelah persalinan (Marmi, 2014).
Dengan istirahat dan tidur yang cukup tubuh akan berfungsi secara optimal
dan dapat melakukan kegiatan sehari-hari (Tarwoto & Wartonah, 2003). Pada
ibu postpartum membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup berguna untuk
memperlancar keluarnya ASI, mempercepat proses involusi uterus, serta
memulihkan keadaan setelah hamil dan melahirkan agar dapat menjalani
aktivitas sehari-hari (Bahiyatun, 2009).
Kebutuhan istirahat ibu menyusui minimal 8 jam perhari melalui istirahat siang
dan malam (Sulistyawati, 2009). Kurangnya istirahat atau tidur pada ibu
postpartum akan mengakibatkan berkurangnya suplai ASI, memperlambat proses
involusi uterus, dan menyebabkan ketidakmampuan merawat bayi serta depresi
(Suhana, 2010). Selain itu kurang istirahat atau tidur pada ibu postpartum bisa
menjadi nsomnia kronis, juga mengakibatkan rasa kantuk di siang hari,
mengalami penurunan kognitif, kelelahan, cepat marah serta ibu postpartum
yang mengalami masalah dengan tidur merupakan salah satu gejala postpartum blues
(Dortheim, dkk, 2009).
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu
nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Kurang istirahat
akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal yaitu :
a. Mengurangi jumlah AS1 yang di produksi
b. Memperlambat proses involusio uterus dan meningkatkan perdarahan
c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri.
Istirahat yang cukup dapat membantu :
a. Membantumempercepat proses involusi uterus
b. Mengurangiperdarahan
c. Memperbanyakjumlah pengeluaran ASI
d. Mengurangi penyebab terjadinyadepresi.
Anjurkan ibu untuk:
a. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk Kembali ke kegiatan kegiatan RT secara perlahan
c. Istirahat selagi bayi tidur

C. Nutrisi
Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah
melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi air susu. Ibu nifas
dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan gizi, pedoman umum yang baik adalah:
1. Mengkonsumsi tambahan 700 kalori pada 6 bulan pertama kemudian 500
kalori bulan selanjutnya tiap hari
2. Makan diet berimbang untuk mendapatkan:
 Protein baik hewani (daging, ikan, telur, hati, otak, usus, limfa, udang,
kepiting) maupun nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan).
 Mineral (sumber mineral: ikan,daging banyak megandung kalsium,
fosfor, zat besi, seng dan yodium)
 Vitamin yang cukup, bersumber dari hewani dan nabati
3. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui)
4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pasca bersalin.
5. Minum Vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan Vitamin A kepada
bayinya melalui ASInya.
6. Suplemen Besi atau vitamin A Vitamin A pada ibu setelah melahirkan 1 kali
1 kapsul di berikan paling lambat 30 hari setelah melahirkan (Damai Yanti,
2011).
Zat-zat yang dibutuhkan ibu pasca persalinan antara lain:
1. Kalori
Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori. Wanita
dewasa memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan
mengurangi kebutuhan kalori, karena akan mengganggu proses metabolisme
tubuh dan menyebabkan ASI rusak.
2. Protein
Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari. Satu protein
setara dengan tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gram keju,
1 ¾ gelas yoghurt, 120-140 gram ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu
atau 5-6 sendok selai kacang.
3. Kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi.
Kebutuhan kalsium dan vitamin D didapat dari minum susu rendah kalori
atau berjemur di pagi hari. Konsumsi kalsium pada masa menyusui
meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu setara dengan 50-60 gram keju, satu
cangkir susu krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280
gram tahu kalsium.
4. Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf
dan memperkuat tulang. Kebutuhan megnesium didapat pada gandum dan
kacang-kacangan.
5. Sayuran hijau dan buah
Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga porsi sehari. satu porsi setara
dengan 1/8 semangka, 1/4 mangga, ¾ cangkir brokoli, ½ wortel, ¼-1/2
cangkir sayuran hijau yang telah dimasak, satu tomat.
6. Karbohidrat kompleks
Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks diperlukan enam porsi
per hari. Satu porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼ cangkir jagung pipil, satu
porsi sereal atau oat, satu iris roti dari bijian utuh, ½ kue muffin dari bijian
utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers, ½ cangkir kacang-kacangan, 2/3
cangkir kacang koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.
7. Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14 gram
perporsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju, tiga
sendok makan kacang tanah atau kenari, empat sendok makan krim,
secangkir es krim, ½ buah alpukat, dua sendok makan selai kacang, 120-140
gram daging tanpa lemak, sembilan kentang goreng, dua iris cake, satu
sendok makan mayones atau mentega, atau dua sendok makan saus salad.
8. Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari makanan
asin seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.
9. Cairan
Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya 3 liter tiap
hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan sup.
10. Vitamin
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan. Vitamin yang
diperlukan antara lain:
a. Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata.
Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang
dibutuhkan adalah 1,300 mcg.
b. Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi
syaraf. Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari. Vitamin B6
dapat ditemui di daging, hati, padi-padian, kacang polong dan
kentang.
c. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan
daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-
kacangan, minyak nabati dan gandum.
11. Zinc
Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan pertumbuhan.
Kebutuhan Zinc didapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam
pencernaan dan metabolisme memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap hari
sekitar 12 mg. Sumber seng terdapat pada seafood, hati dan daging.
12. DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan DHA
berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada pada
telur, otak, hati dan ikan.

D. Asuhan Bayi Baru Lahir


a. Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat adalah suatu aktivitas pemeliharaan tali pusat sampai
tali pusat mengering dan lepas dengan spontan untuk menjaga kebersihan tali
pusat dan mencegah terjadinya infeksi pada potongan tali pusat yang tersisa
pada bayi (Farrer, 2001).
Tujuan dari perawatan tali pusat menurut Sodikin (2009) ada empat, yaitu:
1. Mencegah terjadinya infeksi.
Bila tali pusat basah, berbau dan menunjukkan tanda-tanda infeksi,
harus waspada terhadap infeksi tali pusat. Infeksi ini harus segera
diobati untuk menghindari infeksi yang lebih berat. Di mana infeksi
tali pusat pada bayi dapat menyebabkan sepsis, meningitis dan
tetanus. Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat dicegah dengan melakukan
perawatan tali pusat yang baik dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan
kering dan bersih.
2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat.
3. Mempercepat terlepasnya tali pusat.
4. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir.
Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus ke dalam
tubuh melalui tali pusat, baik dari alat steril, pemakaian obat-obatan,
bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat
mengakibatkan infeksi.
Waktu untuk melakukan perawatan tali pusat menurut Sodikin (2009), yaitu :
1. Sehabis mandi pagi atau sore.
2. Sewaktu-waktu bila balutan tali pusat basah oleh air kencing atau kotoran
bayi.
3. Lakukan sampai tali pusat puput atau kering.
Tanda-tanda Infeksi Tali Pusat
1. Pangkal tali pusat atau sekitarnya berwarna merah atau bengkak.
2. Keluar cairan yang berbau dan bernanah.
3. Ada darah yang keluar terus menerus.
4. Kejang.
5. Bayi mengalami demam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat menurut Sodikin
(2009):
1. Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi karena dapat
menyebabkan iritasi sekitar daerah tali pusat.
2. Daerah tali pusat dan sekitarnya harus selalu dalam keadaan kering dan
bersih
3. Jangan mengoleskan alkohol atau betadine pada tali pusat karena akan
menyebabkan tali pusat menjadi lembab.
4. Lipatlah popok di bawah puntung tali pusat.
5. Bila terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat, seperti kemerahan atau
mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi petugas
kesehatan.
6. Jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan apapun
ke puntung tali pusat.
b. Cara Memandikan Bayi
Memandikan bayi adalah salah satu tindakan perawatan bayi sehari-hari yang
dilakukan oleh seorang bidan. Memandikan bayi baru lahir dilakukan pada
saat suhu tubuh bayi stabil yaitu 36,5 0C - 37,5 0C atau menunggu 6 jam
setelah bayi lahir. Memandikan bayi adalah kegiatan penting yang harus
dilakukan secara benar.
Saat lahir, bayi belum perlu dimandikan. Bayi masih memiliki lapisan
pelindung yang terlihat seperti lemak berwarna keputihan yang berfungsi untuk
menjaga suhu bayi. Setelah 6 jam bayi dapat dilap dengan air hangat saja.
Sebelum tali pusat lepas, bayi dapat dimandikan dengan kain lap atau spon.
Setelah tali pusat lepas bayi dapat dimandikan dengan dimasukkan ke dalam air,
hati-hati kepala terendam dalam air. Gunakan air hangat-hangat kuku, sabun dan
sampo khusus bayi. Sebaiknya tidak memandikan bayi terlalu pagi maupun
terlalu sore. Saat melakukan perawatan kulit bayi, prinsipnya menggunakan
seminimal mungkin zat-zat yang berkontak dengan kulit, karena kulit bayi masih
sangat sensitif.
Tujuan memandikan bayi:
1. Membersihkan badan bayi.
2. Memberi rasa nyaman pada bayi.
3. Membuat bayi tetap wangi dan bersih.
4. Mengurangi risiko terjadinya infeksi.
5. Mandi sebelum tidur akan membantu relaksasi.
6. Merupakan bentuk perhatian ibu untuk menunjukan rasa sayangnya.
7. Merangsang saraf sensorik dan motorik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memandikan bayi
1. Hindari mandi tepat sesudah atau sebelum makan.
2. Jangan meninggalkan bayi sendirian ketika sedang mandi.
3. Suhu air 370-380C.
4. Hindari bayi dari kedinginan.
Cara menjaga bayi tetap hangat
1. Mandikan bayi dengan air hangat 6 jam setelah lahir dengan syarat
kondisi stabil.
2. Beri pakaian dan selimuti setiap saat.
3. Segera ganti baju dan popok jika basah.
4. Pakaikan topi, kaos kaki, kaos tangan jika dirasa cuaca dingin.
5. Lakukan perawatan metode kanguru jika berat <2500 gram
6. Usahakan bayi berada dalam lingkungan udara sejuk
- Jika gunakan kipas angin, usahakan agar arah angin tidak langsung
mengenai bayi
- Suhu AC sekitar 25 – 26 o
c. ASI Eksklusif
Asi ekslusif adalah pemberian ASI saja pada bayi tanpa makanan atau
cairan
lain kecuali obat sampai usia 6 bulan (Haryono and Setianingsih, 2014).
Adapun manfaat Bagi Bayi menurut Depkes, RI, (2001)
1. Aspek Gizi : Kolostrum membantu melancarkan pengeluaran feses
bayi (mekonium).
2. Aspek Imunologi (Kekebalan Tubuh)
3. Aspek psikologi
4. Aspek kecerdasan
5. Aspek Neurologis
Bagi ibu antara lain:
1. Mengurangi terjadinya perdarahan dan anemia
2. Menunda kehamilan
3. Mengecilkan Rahim
4. Menurunkan berat badan ibu
5. Meningkatkan imunitas tubuh ibu sehingga dapat mengurangi resiko
terkena kanker payudara.
Jenis ASI
1. Kolostrum
Ini adalah cairan pertama yang keluar, berwarna kekuningan.
Mengandung banyak protein, leukosit, vitamin A dan antibodi
(imunitas). Keluar di hari pertama hingga hari ketiga
2. Masa Transisi Susus Air
Transisi Asi dari kolostrum ke Asi Matur. Keluar 4-10 hari
3. Susu matang
Cairan putih kekuningan. Berisi semua nutrisi, hari ke-10 dan
seterusnya (Haryono dan Setianingsih, 2014)
Memberikan ASI on demand atau tanpa jadwal adalah cara terbaik karena
dapat mencegah masalah pada proses menyusui dan bayi tetap kenyang.
Semakin sering disusui berpengaruh terhadap penambahan berat badan bayi,
bayi akan mendapatkan gizi yang optimal. Semakin lama bayi menyusu,
maka bayi menerima asupan foremilk dan hindmilk secara seimbang (WHO,
2011).
ROLE PLAY
KIE PERAWATAN DIRI ISTIRAHAT NUTRISI DAN ASUHAN BBL
PADA IBU NIFAS

Tokoh:
1. Bidan: Afrilia Sunia Futri
2. Pasien: Ernawati

Pada hari kamis tanggal 7 November 2021 pukul 11.00 di Klinik Harapan Bunda,
ada ibu bersalin bernama Ny. Desi berusia 25 tahun melahirkan anak pertama pada usia
kehamilan 37 minggu, bayi lahir secara spontan, dengan berat badan 3000 gram dan panjang
badan 50 cm.
Bidan :” Selamat sore ibu desi”
Ny. Erna :”Sore ibu bidan”
Bidan :”Selamat ya bu atas kelahiran putrinya, semoga anaknya menjadi anak yang
solehah dan berbakti kepada orang tua.”
Ny. Erna :”Aamiin.. terimakasih ibu atas doanya.”
Bidan :”Baik ibu, karena kondisi ibu sudah membaik tidak ada keluhan, kondisi ibu dan
bayi juga normal, ibu pada sore ini sudah diperbolehkan pulang bu ya, jadi nanti
ibu bisa merawat bayi ibu dirumah dibantu dengan suami ibu atau keluarga
lainnya.”
Ny. Erna :”iya ibu bidan, terimaksih ya atas bantuannya”
Bidan :”Baik. Ibu jika sudah dirumah selama masa nifas jangan lupa melakukan perawatan
diri ya bu, tujuannya untuk Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber
infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman ibu.”
Ny. Erna :”Baik ibu, saya menjalani masa nifas ini berapa lama ya bu bidan dan perawatan
diri apa saja yang saya lakukan dirumah?”
Bisan :”Masa nifas normalnya berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari ibu. Nah,
perawatan diri yang bisa ibu lakukan yaitu dengan mandi teratur minimal 2 kali
sehari, mengganti pakaian yang sudah kotor lembab atau basah. Lalu setelah ibu
BAB atau BAK jangan lupa dibersihkan, cara membilas yang benar dari depan
kebelakang ya bu bukan sebaliknya, dan keringkan dengan handuk atau tisu,
karena proses membersihkan dari belakang kedepan dapat mengakibatkan bakteri
dan kuman yang ada di anus masuk ke vagina sehingga memungkinkan terjadi
infeksi. Lalu yang terakhir pasti diganti setiap habis BAK dan BAB minimal 3 jam
sekali atau ketika ibu merasa tidak nyaman. Seperti itu ibu, apakah ibu paham?”
Ny. Erna :”Paham ibu bidan, tapi kenapa pembalut harus sering diganti ibu bidan?”
Bidan :”Pembalut harus sering diganti karena jika daerah seputar vagina lembab serta
penuh kuman itu dapat menyebabkan rawan infeksi ibu.”
Ny. Erna :”Oh.. seperti itu ya bu.”
Bidan :”Iya ibu.. Selanjutnya ke istirahat ibu, karena ibu selesai melahirkan pasti itu
merasa kelelahan jadi ibu harus istirahat yang cukup. Istirahat tidur yang ibu
perlukan selama masa nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang
hari. Istirahat ini juga punya manfaat ibu, manfaatnya bisa membantu mempercepat
proses pemulihan kondisi rahim ibu seperti semua sebelum hamil, lalu dapat
mengurangi pendarahan, memperbanyak jumlah pengeluaran asi, dan mengurangi
penyebab terjadi stress pada ibu.”
Ny. Erna :”Lalu nanti jika saya merawat anak saya pastikan sangat sibuk, jadi bangaimana
caranya bu bidan?”
Bidan :”Caranya bisa ketika bayi ibu tidur, saat itu ibu juga ikut istirahat. Dan jika ibu mau
melakukan kegiatan seperti semula lakukan secara perlahan dan bertahap ya bu.
Apakah bisa dimengerti ibu?”
Ny. Erna :”Bisa ibu bidan”
Bidan :”Baik, lalu untuk nutrisi ibu juga perlu dipenuhi ya bu, ibu nifas memerlukan
nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah melahirkan, cadangan
tenaga serta untuk memenuhi produksi air susu. Ibu sebaiknya minum sedikitnya 3
liter setiap setiap kali menyusui, meminum pil zat besi harus diminum untuk
menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin. Ibu dapat
mengonsumsi makanan yang mengandung kalori, karbohidrat dan magnesium
seperti kacang-kangan juga gandum, lalu protein seperti susu dan telur, kalsium.”
Ny. Erna :” iya bu, gunanya mengonsumsi sayuran hijau apa ya bu?
Bidan :” sayuran hijau mengandung banyak serat yang dapat melancarkan pencernaan dan
mencegah sembelit ibu, juga banyak gizi untuk kandungan ASI ibu.”
Ny. Erna :”Oh seperti iitu.”
Bidan :”Selain itu, ibu juga perlu mengonsumsi makananan yang mengandung vitamin A,
B6, D dan E ya bu.”
Ny. Erna :” Vitamin tersebut bisa didapatkan dari makanan apa saja ibu?”
Bidan :” Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan adalah
1,300 mcg. Vitamin B6 dapat ditemui di daging, hati, padi-padian, kacang polong dan
kentang. Vitamin E terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan, minyak
nabati dan gandum dan vitamin D seperti tahu, sarden dan salmon.”
Ny. Erna :” , iya bu nanti saya kalau sudah dirumah saya akan mengonsumsi makanan-
makanan yang bernutrisi agar dapat membantu proses pemulihan saya dan memenuhi
produksi ASI untuk bayi saya.”
Bidan :” Oke ibu, bagus sekali. Ibu sudah tau bagaimana cara merawat tali pusat yang
benar?”
Ny. Erna :” belum bu, seperti apa ya bu?”
Bidan :”Perawatan tali pusat ini bertujuan untuk menjaga kebersihan tali pusat dan
mencegah terjadinya infeksi pada potongan tali pusat yang tersisa pada bayi.
Yang pertama jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi karena
dapat menyebabkan iritasi sekitar daerah tali pusat. Kedua, Daerah tali pusat dan
sekitarnya harus selalu dalam keadaan kering dan bersih, jangan mengoleskan alkohol
atau betadine pada tali pusat karena akan menyebabkan tali pusat menjadi lembab.
Ketiga, jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke
puntung tali pusat. Dan yang terakhir bila terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat,
seperti kemerahan atau mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi
petugas kesehatan.”
Ny. Erna :”Mengapa tidak boleh di berikan bahan apapun yang puntung pusat ibu, lalu
bagaimana dong cara memandikannya?”
Bidan :”tidak boleh diberikan ramuan apapun karena tali pusat ibu seharusnya kering dan
bersih ibu, jadi jika nanti diberi bahan atau ramuan lain bisa lembab dan menjadi
tempat pertumbuhan kuman sehingga dapat menyebabkan infeksi pada puntung tali
pusatnya ibu. Dan cara untuk memandikan bayinya sebelum tali pusat lepas, bayi
dapat dimandikan dengan kain lap atau spon. Setelah tali pusat lepas bayi dapat
dimandikan dengan dimasukkan ke dalam air, hati-hati kepala terendam dalam air.
Gunakan air hangat-hangat kuku, sabun dan sampo khusus bayi. Sebaiknya tidak
memandikan bayi terlalu pagi maupun terlalu sore. Saat melakukan perawatan kulit
bayi, prinsipnya menggunakan seminimal mungkin zat-zat yang berkontak dengan
kulit, karena kulit bayi masih sangat sensitif. Apakah dapat dipahami ibu?”
Ny. Erna :” Oh begitu ya bu bidan?”
Bidan :” Lalu kita juga perlu menjaga kehangan tubuh bayi ibu.”
Ny. Erna :“ Mengapa kita perlu menjaga kehangatan tubuh bayi apa bu?”
Bidan :” Karena bayi masih berada dalam tahapan adaptasi dengan dunia di luar rahim
sang ibu, bayi baru lahir perlu dijaga kehangatan tubuhnya. Nah, caranya dengan
memandikan bayi dengan air hangat dengan syarat kondisi stabil, tidak memandikan
bayi terlalu pagi maupun terlalu sore, beri pakaian dan selimuti setiap saat, lalu kita
pakaikan topi, kaos kaki, kaos tangan jika cuaca terasa dingin, segera ganti baju dan
popok jika basah, dan jika ingin menggunakan kipas angin jangan arahkan langsung
mengenai bayi ya bu. Dapat dipahami ya bu?”
Ny. Erna :”Bisa bu, tadi caranya dengan tidak memandikan bayi terlalu pagi maupun terlalu
sore, beri pakaian dan selimuti setiap saat, lalu kita pakaikan topi, kaos kaki, kaos
tangan jika cuaca terasa dingin, segera ganti baju dan popok jika basah, dan jika ingin
menggunakan kipas angin jangan arahkan langsung mengenai bayi ya bu.”
Bidan :”Iya ibu, betul sekali. lalu setelah ini ibu mau memberikan bayi ibu ASI atau susu
formula?”
Ny. Erna :” Saya inginnya ASI bu bidan.”
Bidan :” Wah.. bagus sekali itu bu Desi. Pemberian ASI eksklusif memang sangat bagus
untuk masa emas pertumbuhan anak dan juga dapat menciptakan ikatan yang kuat
antara ibu dan bayi ibu. ASI eksklusif itu pemberian ASI saja pada bayi tanpa
makanan atau cairan lain kecuali obat sampai usia 6 bulan. Nanti saat ibu menyusui
dirumah akan keluar kolostrum, kolostrum itu adalah ASI yg keluar pada hari pertama
setelah bayi lahir & warnanya terus berubah sampai hari ke-3,mempunyai warna
kekuning – kuningan, banyak mengandung vitamin ,protein,serta gizi yg tinggi. Jadi
nanti jika keluar kolostrum itu jangan malah dibuang ya bu.”
Ny. Erna :”Oh.. jadi tidak boleh dibuang. Lalu untuk ASI eksklusif ada manfaatnya untuk
saya tidak bu?”
Bidan :”Tentu saja ada ibu, manfaatnya bisa mengurangi terjadinya perdarahan dan
anemia, menunda kehamilan, membantu mengecilkan Rahim, menurunkan berat
badan ibu, meningkatkan imunitas tubuh ibu sehingga dapat mengurangi resiko
terkena kanker payudara. Jadi bagaimana ibu apakah dapat ibu pahami tentang yang
saya sampaikan semua tadi?”
Ny. Desi :”Bisa ibu bidan, terimakasih yaa atas ilmunya.”
Bidan :”Baik ibu, semoga dapat diterapkan dirumah yaa.. semangat ibu. Kalau begitu saya
tinggal dulu ya bu, ibu dan bisa siap-siap untuk kembali kerumah, Sekali lagi selamat
ya ibu.. Mari, Selamat Siang.”
Ny. Desi :” Baik ibu, selamat siang.”
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 97-115).
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 71-76).
Nurmayani, Winda. Dkk. 2020. Pendidikan Kesehatan pada Ibu Hamil dan Nifas tentang
ASI Eksklusif untuk Meningkatkan Cakupan Asi Eksklusif. STIKES Yarsi Mataram.
(volume 1 hlm: 96)
Mardiatun. Perawatan Diri Ibu Nifas Upaya Mencegah Infeksi Nifas. Jurnal Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Mataram.
Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Modul 2 Kebutuhan Dasar Nifas. 2013. Badan
PPSDM Kesehatan. Kemenkes RI
Novitasari, Pinky. Dkk. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur pada Ibu Postpartum
dengan Preeklamsia. Akademi Keperawatan Widya Husada: Semarang.

Anda mungkin juga menyukai