Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN


(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mutu Pelayanan
Kebidanan dan Kebijakan Kesehatan)

Dosen Pengampu : Tiara Widiatami, M.Tr.Keb

Oleh :
Afrilia Sunia Futri (203310001)

Progam Studi D3 Kebidanan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya,
makalah yang kami susun dengan judul ”Manajemen Mutu Pelayanan Kebidanan” dapat
terselesaikan dengan baik. Kami menyadari apabila makalah yang kami usun ini jauh dari
sempurna.
Maka dari itu kami memohon saran serta kritiknya baik dari Ibu dosen maupun teman-
teman, supaya kami dapat merefisi makalah kami sehingga menjadi lebih baik. Semoga
makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat, memberikan tambahan wawasan bagi teman-
teman mahasiswi kebidanan dan semoga bisa menjadi bahan referensi untuk pembelajaran
kita.

Pangkalan Bun, 27 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................1
D. Manfaat....................................................................................................................2
BAB II Tinjauan Teori
A. Mutu ......................................................................................................................3
B. Mutu Pelayanan Kebidanan ....................................................................................3
C. Pelayanan Kesehatan ..............................................................................................4
BAB III Pembahasan
A. Konsep Dasar Mutu ...............................................................................................5
B. Standar Mutu Pelayanan Kebidanan........................................................................7
C. Program Menjaga Mutu ..........................................................................................10
D. Bentuk-Benktuk Program Menjaga Mutu ..............................................................12
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan.............................................................................................................13
B. Saran ......................................................................................................................13
Daftar Pustaka

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Globalisasi mempertinggi arus kompetisi disegala bidang termasuk  bidang
kesehatan dimana bidan terlibat didalamnya. Untuk dapat mempertahankan
eksistensinya, maka setiap organisasi dan semua elemen-elemen dalam organisasi
harus berupaya meningkatkan mutu pelayanannya secara terus menerus.
Kecenderungan masa kini dan masa depan menunjukkan bahwa masyarakat
semakin menyadari pentingnya peningkatan dan mempertahankan kualitas hidup
(quality of life). Oleh karena itu pelayanan kesehatan yang  bermutu semakin dicari
untk memperoleh jaminan kepastian terhadap mutu  pelayanan kesehatan yang
diterimanya. Semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya
kesehatan untuk mempertahankan kualitas hidup, maka customer akan semakin kritis
dalam menerima produk jasa, termasuk jasa pelayanan kebidanan, oleh karena itu
peningkatan mutu kinerja setiap bidan perlu dilakukan terus menerus.
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu  banyak
upaya yang dapat dilaksanakan.Upaya tersebut jika dilaksanakan secara terarah dan
terencana ,dalam ilmu administrasi kesehatan dikenal dengan nama program menjaga
mutu pelayanan kesehatan (Quality AssuranceProgram).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar mutu pelayanan kebianan?
2. Apa standar mutu pelayanan kebidanan?
3. Apa itu program menjaga mutu?
4. Apa saja bentuk-bentuk program menjaga mutu?

C. Tujuan
1. Memahami konsep dasar mutu pelayanan kebidanan
2. Memahami standar mutu pelayanan kebidanan
3. Memahami program menjaga mutu
4. Memahami bentuk-bentuk program menjaga mutu

1
2

D. Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini memiliki manfaat bagi mahasiswa untuk memahami
tentang manajemen mutu pelayanan kebidanan, makalah ini dapat menambah
wawasan atau pengetahuan tentang manajemen mutu pelayanan kebidanan, dan juga
dapat menjadi referensi pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Mutu
Menurut kamus Bahasa Indonesia, mutu adalah ukuran, derajat, atau taraf
tentang baik buruknya suatu produk barang atau jasa. Mutu adalah perpaduan sifat-
sifat dan karakteristik produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pemakai atau
pelanggan (Bustami, 2011).
Menurut A.A. Gde Muninjaya (2011), mutu adalah apa yang diharapkan atau
ditentukan oleh konsumen. Erwin Suryatama (2014) mendefinisikan bahwa mutu
adalah gambaran karakteristik langsung dari suatu produk. Kualitas bisa diketahui
dari segi bentuk, penampilan, performa suatu produk, dan juga bisa dilihat dari segi
fungsinya serta segi estetisnya.
Dening dalam Wahid Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin (2009)
mendefinisikan mutu atau kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
konsumen. Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat diketahui bahwa mutu adalah
ukuran yang dibuat oleh konsumen terhadap produk atau jasa yang dilihat dari segala
dimensi atau karakteristik untuk memenuhi tuntutan kebutuhan, keamanan, dan
kenyamanan konsumen.

B. Mutu Pelayanan Kebidanan


Mutu pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui
asuhan kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana termasuk
kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat (Soepardan,
2007).
Mutu Pelayanan Kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka
tercapainya keluarga yang berkualitas, dan layanan yang diberikan bidan sesuai
kewenangan dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
tercapainya keluarga berkualitas (Estiwidani,et al, 2008).

3
4

C. Pelayanan Kesehatan
Gonross dalam (Dedi Mulyadi, dkk, 2013), pelayanan adalah suatu aktivitas
atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang
terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal
yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk
memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.
Pelayanan adalah suatu kumpulan atau kesatuan yang melakukan kegiatan
menguntungkan dan menawarkan suatu kepuasan meskipun hasilnya secara fisik tidak
terikat kepada produk (Kotler, 2014). Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan
dasar masyarakat, maka kesehatan adalah hak bagi setiap warga masyarakat yang
dilindungi oleh Undang-Undang Dasar (Daryanto dan Ismanto Setyabudi, 2014).
Oleh karena itu, perbaikan pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan
suatu investasi sumber daya manusia untuk mencapai masyarakat yang sejahtera
(welfare society).
BAB III

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Mutu Pelayanan kebidanan


Mutu pelayanan kebidanan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kebidanan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap
pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata
cara  penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan  profesi
kebidanan yang telah ditetapkan.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
yang diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga dalam rangka
tercapainya keluarga yang berkualitas. Layanan kebidanan ini diberikan oleh
bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga
berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Konsep mutu adalah ukuran yang dibuat oleh konsumen atas produk dilihat
dari segala dimensi, untuk memenuhi tuntutan kebutuhan, keamanan, kenyamanan
serta kemudahan konsumen atau pasien.
Manajemen Mutu Pelayanan Kebidanan Merupakan Ilmu yang memberikan
kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan,
melaksanakan pemecahan masalah, memelihara dan meningkatkan mutu
pelayanan kebidanan dengan pokok bahasan konsep dasar mutu pelayanan
kesehatan khususnya kebidanan, faktor yang mempengaruhi, standar mutu,
indikator dan penilaian mutu pelayanan kebidanan.
Untuk menjaga pelaksanaan program pelayanan kesehatan agar tetap
berpedoman kepada standar yang telah ditetapkan maka disusunlah pedoman
petunjuk pelaksanaan, yaitu penyataan tertulis yang disusun secara sistematis dan
yang dipakai sebagai pedoman oleh pelaksanaan dalam mengambil keputusan dan
atau dalam melaksanakan pelayanan kesehatan (Herlambang, 2016
Ada pula Persepsi Mutu Pelayanan Kebidanan sebagai berikut :
a. Bagi Pengguna Pelayanan Kebidanan
Klien/masyarakat (konsumen) melihat pelayanan kebidanan yang
bermutu sebagai suatu pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan

5
6

diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu,


tanggap dan mampu mengatasi permasalahannya.
b. Bagi pemberi pelayanan kebidanan
Pemberi layanan kebidanan (provider) mengaitkan pelayanan
kebidanan yang bermutu dengan ketersediaan peralatan, prosedur kerja
atau protokol, kebebasan profesi dalam melakukan setiap pelayanan
kebidanan sesuai dengan teknologi kesehatan mutakhir, dan bagaimana
keluaran (outcome) atau hasil pelayanan kebidanan tersebut.
c. Bagi pemilik sarana pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan yang bermutu merupakan pelayanan yang
menghasilkan pendapatan yang mampu menutupi biaya operasional
dan pemeliharaan, tetapi dengan tarif yang masih terjangkau oleh
klien/masyarakat, yaitu pada tingkat biaya yang tidak mendapat
keluhan dari pasien dan masyarakat.
d. Bagi administrator pelayanan kebidanan
Administrator dapat menyusun prioritas dalam menyediakan apa yang
menjadi kebutuhan dan harapan klien/masyaraat serta pemberi layanan
kebidanan.

Berikut terdapat dimensi mutu;

a. Kompetensi teknis
Bilamana pengetahuan dan ketrampilan sipemberi pelayanan kesehatan
kurang memadai maka pelayanan kesehatan yang sesuai standar tidak
terlaksana.
b. Akses atau jangkauan pelayanan
Bila pelayanan kesehatan tidak terjangkau oleh masyarakat seperti
karana letaknya yang terlampau jauh.
c. Efektifitas pelayanan
Apakah teknologi yang digunakan dalam standar pelayanan sudah bisa
memberikan kesembuhan bagi yang sakit.
d. Hubungan antar manusia
Interaksi antara pemberi pelayanan dengan konsumen/pasien atau
antara sesame petugas kesehatan merupakan hal yang sangat penting
dalam kaitannnya dengan mutu pelayanan kesehatan.
7

e. Efisiensi pelayanan
Pelayanan yang efisien menghasilkan mutu pelayanan yang optimal
sesuai dengan sumberdaya yang dapat dipikul oleh masyarakat atau
konsumen dan saran pelayanan kesehatan.
f. Kesinambungan pelayanan
Kesinambungan pelayanan berarti pasien mendapat pelayanan
kesehatan sesuai dengan yang dibutuhkan dan mempunyai akses
kepada pelayanan rujukan yang diperlukan.
g. Keamanan pelayanan
Dimensi keamanan pelayanan berarti pelayanan kesehatan harus aman
dari resiko cedera, efek samping, dan bahaya lain.
h. Kenyamanan atau kenikmatan
Kenyamanan atau kenikmatan pelayanan tidak berhubungan langsung
dengan efektifitas klinis , tapi dapat mempengaruhi kepuasan pasien
dan kemauan untuk datang kembali berobat ke puskesmas untuk
memperoleh pelayanan lanjutan.
i. Informasi kepada pengunjung
Pelayanan kesehatan yang bermutu harus dapat memberikan informasi
yang jelas kepada pengunjung.

B. Standar Mutu Pelayanan Kebidanan


Menurut Clinical Practice Guideline (1990) Standar adalah keadaan
ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan
sebagai batas penerimaan minimal. Menurut Donabedian (1980) Standar adalah
rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan
dengan parameter yang telah ditetapkan. Menurut and Rowland (1983) Standar adalah
spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan
kesehatan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal
dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan secara luas.
a. Klasifikasi Standar
Donabedian (1980) menganjurkan agar standart dan criteria
diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok. anjuran Donabedian tersebut pada
perinsipnya sama yang dian.jurkan dengan WHO yaitu standar struktur,
standart proses (outcome)
8

a) Standar Input Atau Struktur


Adalah standart yang menjelaskan aturan system, kadang – kadang
disebut juga sebagai masukan atau struktur. Termasuk kedalamnya
adalah hubungan organisasi, misi organisasi, kewenangan, komite-
komite, personel, peralatan, gedung, rekam medis, keuangan,
perbekalan, obat dan fasilitas.
Konsep struktur termasuk manusia, fisik, dan sumber keuangan

yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan medis. Struktur


digunakan sebagai pengukuran tidak langsung dari kualitas
pelayanan.
Hubungan antara struktur dan kualitas pelayanan adalah hal
penting dalam merencanakan, mendesain, dan melaknsankan system

kehendaki untuk meberikan pelayanan kesehatan. Pengaturan


karakteristik struktur yang digunakan mempunyai kecendrungan
untuk mempengaruhi proses pelayanan sehingga ini akan membuat
kulitasnya berkurang atau meningkat.
b) Standar Proses
Standart proses adalah suatu yang menyangkut semua aspek
pelaksanaan kegiatan layanan kesehatan melakukan prosedur
kebijaksanaan. Standart proses akan menjelaskan apa yang
dilakukan,
bagaimana melakukannya dan bagaimana system bekerja. Dengan
kata lain standart proses adalah playing the game. Beberapa
pengertian tentang proses :
1. Interaksi professional anatara pemberi pelayanan
dengan
konsumen (pasien dan masyarakat) (Depkes RI, 2001).
2. Suatu bentuk kegiatan yang berjalan dengan dan antara
dokter dan pasien (donabedian,1980).
3. Suatu kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya yang
mengadakan interaksi secara professional dengan
pasiennya. Baik tidaknya pelaksanaan proses pelayanan
9

diRS dapat diukur dari 3 aspek yaitu relavan tidaknya


proses itu bagi pasien, efektivitasnya prosesnya dan
berkualitasnya interaksi asuhan terhadap pasien
(muninjaya 2004).
4. Proses yaitu semua kegiatan system melalui proses akan

mengubah input menjadi output


5. Pengubahan /transformasi berbagai masukan oleh
kegiatan operasi/produksi menjadi keluaran yang
berbentuk produk atau jasa.
c) Standart Output atau Outcome (keluaran)
Standart output merupakan hasil akhir atau akibat dari
pelayanan
kesehatan. Standar keluaran akan menunjukan apakah layanan
tersebut berhasil atau gagal. Keluaran (outcome) adalah apa
yang diharapkan akan terjadi sebagai hasil dari layanan
kesehatan yang diselengarakan dan terhadap apa keberhasilan
tersebut akan diukur. Tentang oucome/output, donabidean
memberikan penjelasaan bahwa outcome secara tidak langsung
dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menilai pelayanan
kesehatan. Dalam menilai aapakah hasilnya bermutu atau tidak
diukur dengan standart hasil (yang diharapkan) dari pelayanan
medis yang telah dikerjakan.
b. Penyusunan Standar Pelayanan Kesehatan
Penyusunan standar layanan kesehatan merupakan cara penyusunan
bertahap. Pendekatan ini digunakan untuk memandu organisasi
layanan kesehatan atau orang:
a) Standar Input atau Struktur
1. Sumber daya manusia
2. Perbekalan
3. Peralatan
4. Bahan
5. Fasilitas
6. Kebijaksanaan
10

7. Standar
b) Standar Proses
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang medic
4. Peresepan obat  
5. Penyuluhan kesehatan
6. Merujuk pasien
c) Standar Output atau Keluaran
1. Tingkat kepatuhan meningkat  
2. Tingkat kesembuhan meningkat
3. Tingkat kematian menurun
4. Tingkat kecacatann menurun
5. Tingkat kepuasan pasien meningkat

Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar yang


dikelompokkansebagai berikut :

1. Standar pelayanan umum (2 standar)


2. Standar pelayanan antenatal (6 standar)
3. Standar prtolongan persalinan (4 standar)
4. Standar pelayanan nifas (3 standar)
5. Standar penanganan kegawatdaruratan obstetri neonatal (9 standar)

C. Program Menjaga Mutu


a. Pengertian
Pengertian program menjaga mutu terdiri dari bebrapa bentuk antara lain adalah:
a) Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan,
sistematis dan objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang
diselenggarakan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta
menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu
pelayanan(Maltos & Keller, 1989).
b) Program menjaga mutu adalah suatu proses untuk memperkecil kesenjangan
antara penampilan yang ditemukan dengan keluaran  yang diinginkan dari
11

suatu sistem, sesuai dengan batas-batas teknologi yang dimiliki oleh sistem
tersebut (Ruels & Frank, 1988).
c) Program menjaga mutu adalah suatu upaya terpadu yang mencakup
identifikasi dan penyelesaian masalah pelayanan yang diselenggarakan, serta
mencari dan memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk lebih
meningkatkan mutu  pelayanan(TheAmericanHospitalAssociation,1988).
d) Program menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang disusun secara
objektif dan sistematis dalam memantau dan menilai mutu dan kewajaran
pelayanan, menggunakan berbagai peluang yang tersedia untuk
meningkatkan pelayanan yang diselenggarakan serta menyelesaikanberbagai
masalah yang ditemukan (Joint Commission on Acreditation of Hospitals,
1988).
b. Tujuan
Tujuan program menjaga mutu mencakup dua hal yang bersifat pokok, yang jika
disederhanakan dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Tujuan antara.
Tujuan antara yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah
diketahuinya mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program
menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila masalah serta prioritas masalah
mutu berhasil ditetapkan.
b) Tujuan akhir.
Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah makin
meningkatnya mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program
menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila masalah dan penyebab masalah
mutu berhasil diatasi.
c. Manfaat 
Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat yang akan
diperoleh. Secara umum beberapa manfaat yang dimaksudkan adalah:
a) Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan.Peningkatan
efektifitas yang dimaksud di sini erat hubungannya dengan dapat
direlesaikannya masalah yang tepat dengan cara penyelesaian masalah yang
benar. Karena dengan diselenggarakannya program menjaga mutu dapat
diharapkan  pemilihan masalah telah dilakukan secara tepat serta pemilihan
dan  pelaksanaan cara penyelesaian masalah telah dilakukan secara benar.   
12

b) Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan.Peningkatan


efesiensi yang dimaksudkan disini erat hubungannya dengan dapat dicegahnya
penyelenggaraan pelayanan yang berlebihan atau yang dibawah standar. Biaya
tambahan karena pelayanan yang berlebihan atau karena harus mengatasi
berbagai efek samping karena pelayanan yang dibawah standar akan dapat
dicegah.
c) Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayan
kesehatan.Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah
sesuainya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan. Apabila peningkatan
penerimaan ini dapat diwujudkan, pada gilirannya pasti akan berperan besar
dalam turut meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
d) Dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari kemungkinan
munculnya gugatan hukum.

D. Bentuk-Bentuk Program Menjaga Mutu


a. Program Menjaga Mutu prospektif
Program menjaga mutu prospektif/prospective quality assurance adalah
program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan
dilaksanakan, perhatian utama pada standar masukan dan lingkungan.
a) Standarisasi: menjamin terselenggaranya pelayanan yang bermutu, ditetapkan
standarisasi pelayanan kesehatan atau keperawatan
b) Perijinan atau licensure: standarisasi diikuti dengan perijinan
c) Sertifikasi: Tindak lanjut perijinan akan diberikan setifikat atau pengakuan
kepada institusi
d) Akreditasi: bentuk lain dari sertifikasi, nilainya lebih tinggi. Ditinjau secara
berkala
b. Program Menjaga Mutu Konkuren
Yang dimaksud dengan Program menjaga mutu konkuren adalah yang
diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini
perhatian utama lebih ditujukan pada standar proses, yakni memantau dan
menilai tindakan medis, keperawatan dan non medis yang dilakukan.
Program menjaga mutu konkuren adalah program menjaga mutu yang
dilaksanakan bersamaan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pada
13

bentuk ini, perhatian utama lebih ditujukan pada unsure proses, yakni menilai
tindakan medis dan nonmedis yang dilakukan. Apabila kedua tindakan tersebut
tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka berarti pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan kurang bermutu.
Program menjaga mutu konkuren dinilai paling baik, namun paling sulit
dilaksanakan. Penyebab utamanya adalah karena adanya factor tentang rasa serta
„bias‟ pada waktu pengamatan. Seseorang akan cenderung lebih
berhati-hati, apabila mengetahui sedang diamati. Kecuali apabila pelayanan
kesehatan tersebut dilaksanakan oleh satu tim (team work), atau apabila telah
tdrbentuk kelompok kesejawatan .
Mutu pelayanan kesehatan sebenarnya menunjuk pada penampilan
(performance) dari pelayanan kesehatan yang dikenal dengan Keluaran (output)
yaitu hasil akhir kegiatan dari tindakan dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap
pasien, dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun
sebaliknya. Sedangkan baik atau tidaknya keluaran tersebut sangat dipengaruhi
oleh proses (process), masukan (input) dan lingkungan (environment). Maka
jelaslah bahwa baik atau tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi
oleh unsur-unsur tersebut, dan untuk menjamin baiknya mutu pelayanan kesehatan
ketiga unsur harus diupayakan sedemikian rupa agar sesuai dengan standar dan
atau kebutuhan.
c. Program Menjaga Mutu Retrospektif
Program menjaga mutu retrospektif adalah program menjaga mutu
yang dilaksanakan setelah pelayanan kesehatan diselenggarakan. Pada bentuk ini,
perhatian utama lebih ditujukan pada unsur keluaran, yakni menilai pemanpilan
peleyanan kesehatan. Jika penampilan tersebut berada dibawah standar yang telah
ditetapkan, maka berarti pelayanan kesehtan yang diselenggarakan kurang
bermutu.
Karena program menjaga mutu retrospektif dilaksanakan setelah
diselenggarakannya pelayanan kesehatan, secara informal, dalam arti
melangsungkan tanya jawab setelah usainya setiap pelayanan kesehatan, atau
secara formal, dalam arti melakukan suatu survei yang dirancang khusus. Survei
dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung
maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur. Misalnya : survei
kepuasan pasienmaka objek program menjaga mutu umumnya bersifat tidak
14

langsung. Dapat berupa hasil dari pelayanan kesehatan, atau pandangan pemakai
jasa pelayanan kesehatan. Beberapa contoh program menjaga mutu retrospektif
adalah:
a) Review rekam medis (record review)
Disini penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari rekam medis yang
dipergunakan. Semua catatan yang ada dalam rekam medis
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Tergantung dari
masalah yang ingin dinilai, reviu rekam medis dapat dibedakan atas
beberapa macam. Misalnya drug usage review jika yang dinilai adalah
penggunaan obat, dan atau surgical case review jika yang dinilai
adalah pelayanan pembedahan. Review merupakan penilaian terhadap
pelayanan yang diberikan, penggunaan sumber daya, laporan
kejadian/kecelakaan seperti yang direfleksikan pada catatan-catatan.
Penilaian dilakukan baik terhadap dokumennya sendiri apakah
informasi memadai maupun terhadap kewajaran dan kecukupan dari
pelayanan yang diberikan.
b) Review jaringan (tissue review)
Disini penampilan pelayanan kesehatan (khusus untuk bedah) dinilai
dari jaringan pembedahan yang dilakukan. Apabila gambaran patologi
anatomi dari jaringan yang diangkat telah sesuai dengan diagnosis
yang
ditegakkan, maka berarti pelayanan bedah tersebut adalah pelayanan
kesehatan yang bermutu.
c) Survei klien (client survey)
Disini penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari pandangan
pemakai
jasa pelayanan kesehatan. Survai klien ini dapat dilakukan.
d. Program Menjaga Mutu Internal (Internal Quality Assurance)
Yang dimaksud dengan Program menjaga mutu internal adalah bentuk
kedudukan organisasi yang bertanggungjawab menyelenggarakan Program
Menjaga Mutu berada di dalam institusi yang menyelenggarakan  pelayanan
kesehatan. Untuk ini di dalam institusi pelayanan kesehatan tersebut dibentuklah
suatu organisasi secara khusus diserahkan tanggung  jawab akan
menyelenggarakan Program Menjaga Mutu.
15

Macam-macam Program Menjaga Mutu Internal Jika ditinjau dari peranan


para pelaksananya, secara umum dapat dibedakan atas dua macam:
a) Para pelaksana Program Menjaga Mutu adalah para ahli yang tidak
terlibat dalam pelayanan kesehatan (expert group) yang secara khusus
diberikan wewenang dan tanggung jawab menyelenggarakan Program
Menjaga Mutu.
b) Para pelaksana Program Menjaga Mutu adalah mereka yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan (team based), jadi semacam
Gugus Kendali Mutu, sebagaimana yang banyak dibentuk di dunia
industri.
Dari dua bentuk organisasi yang dapat dibentuk ini, yang dinilai  paling
baik adalah bentuk yang kedua, karena sesungguhnya yang paling  bertanggung
jawab menyelenggarakan Program Menjaga Mutu seyogyanya bukan orang lain
melainkan adalah mereka yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan itu
sendiri.
e. Program Menjaga Mutu Eksternal
Pada bentuk ini kedudukan organisasi yang bertanggung jawab
menyelenggarakan program menjaga mutu berada di luar institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Untuk itu, biasanya untuk suatu wilayah
kerja tertentu dan untuk kepentingan tertentu, dibentuklah suatu organisasi di luar
institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang bertanggung jawab
menyelenggarakan program menjaga mutu. Misalnya, suatu Badan Penyelenggara
Program Asuransi Kesehatan, untuk kepentingan programnya, membentuk suatu
Unit Program menjaga Mutu, guna memantau, menilai, serta mengajukan saran-
saran perbaikan mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh berbagai
institusi  pelayanan kesehatan yang tergabung dalam program yang
dikembangkannya.
Pada program menjaga mutu eksternal seolah-olah ada campur tangan  pihak
luar untuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh suatu institusi
pelayanan kesehatan, yang biasanya sulit diterima.
16
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen Mutu Pelayanan Kebidanan Merupakan Ilmu yang memberikan
kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan, melaksanakan
pemecahan masalah, memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
dengan pokok bahasan konsep dasar mutu pelayanan kesehatan khususnya kebidanan,
faktor yang mempengaruhi, standar mutu, indikator dan penilaian mutu pelayanan
kebidanan.
Dalam standar mutu pelayanan kebidanan diklasifikasikan menjadi stuktur,
proses dan keluaran. Program menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang
disusun secara objektif dan sistematis dalam memantau dan menilai mutu dan
kewajaran pelayanan, menggunakan berbagai peluang yang tersedia untuk
meningkatkan pelayanan yang diselenggarakan serta menyelesaikanberbagai masalah
yang ditemukan.

B. Saran
Diharapkan pada praktisi kesehatan untuk terus belajar demi meningkatkan
skill masing-masing sehingga program pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan
baik.

17
18
DAFTAR PUSTAKA

Satriangara, M. Fais dan Sitti Saleha. 2009. Organisasi dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta; Salemba Medika.

Ratnaningtyas, Erma. 2018. Manajemen Mutu Pelayanan Kebidanan. Kediri; Strada Press

Syafrudin, dkk. 2010. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan untuk


Bidan. Jakarta: Trans Info Media

Wiyono, DJ. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan: Teori, Strategi dan Aplikasi.
Universitas Airlangga. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai