Oleh :
Afrilia Sunia Futri (203310001)
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya,
makalah yang kami susun dengan judul ”Manajemen Mutu Pelayanan Kebidanan” dapat
terselesaikan dengan baik. Kami menyadari apabila makalah yang kami usun ini jauh dari
sempurna.
Maka dari itu kami memohon saran serta kritiknya baik dari Ibu dosen maupun teman-
teman, supaya kami dapat merefisi makalah kami sehingga menjadi lebih baik. Semoga
makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat, memberikan tambahan wawasan bagi teman-
teman mahasiswi kebidanan dan semoga bisa menjadi bahan referensi untuk pembelajaran
kita.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................1
D. Manfaat....................................................................................................................2
BAB II Tinjauan Teori
A. Mutu ......................................................................................................................3
B. Mutu Pelayanan Kebidanan ....................................................................................3
C. Pelayanan Kesehatan ..............................................................................................4
BAB III Pembahasan
A. Konsep Dasar Mutu ...............................................................................................5
B. Standar Mutu Pelayanan Kebidanan........................................................................7
C. Program Menjaga Mutu ..........................................................................................10
D. Bentuk-Benktuk Program Menjaga Mutu ..............................................................12
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan.............................................................................................................13
B. Saran ......................................................................................................................13
Daftar Pustaka
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi mempertinggi arus kompetisi disegala bidang termasuk bidang
kesehatan dimana bidan terlibat didalamnya. Untuk dapat mempertahankan
eksistensinya, maka setiap organisasi dan semua elemen-elemen dalam organisasi
harus berupaya meningkatkan mutu pelayanannya secara terus menerus.
Kecenderungan masa kini dan masa depan menunjukkan bahwa masyarakat
semakin menyadari pentingnya peningkatan dan mempertahankan kualitas hidup
(quality of life). Oleh karena itu pelayanan kesehatan yang bermutu semakin dicari
untk memperoleh jaminan kepastian terhadap mutu pelayanan kesehatan yang
diterimanya. Semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya
kesehatan untuk mempertahankan kualitas hidup, maka customer akan semakin kritis
dalam menerima produk jasa, termasuk jasa pelayanan kebidanan, oleh karena itu
peningkatan mutu kinerja setiap bidan perlu dilakukan terus menerus.
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak
upaya yang dapat dilaksanakan.Upaya tersebut jika dilaksanakan secara terarah dan
terencana ,dalam ilmu administrasi kesehatan dikenal dengan nama program menjaga
mutu pelayanan kesehatan (Quality AssuranceProgram).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar mutu pelayanan kebianan?
2. Apa standar mutu pelayanan kebidanan?
3. Apa itu program menjaga mutu?
4. Apa saja bentuk-bentuk program menjaga mutu?
C. Tujuan
1. Memahami konsep dasar mutu pelayanan kebidanan
2. Memahami standar mutu pelayanan kebidanan
3. Memahami program menjaga mutu
4. Memahami bentuk-bentuk program menjaga mutu
1
2
D. Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini memiliki manfaat bagi mahasiswa untuk memahami
tentang manajemen mutu pelayanan kebidanan, makalah ini dapat menambah
wawasan atau pengetahuan tentang manajemen mutu pelayanan kebidanan, dan juga
dapat menjadi referensi pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Mutu
Menurut kamus Bahasa Indonesia, mutu adalah ukuran, derajat, atau taraf
tentang baik buruknya suatu produk barang atau jasa. Mutu adalah perpaduan sifat-
sifat dan karakteristik produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pemakai atau
pelanggan (Bustami, 2011).
Menurut A.A. Gde Muninjaya (2011), mutu adalah apa yang diharapkan atau
ditentukan oleh konsumen. Erwin Suryatama (2014) mendefinisikan bahwa mutu
adalah gambaran karakteristik langsung dari suatu produk. Kualitas bisa diketahui
dari segi bentuk, penampilan, performa suatu produk, dan juga bisa dilihat dari segi
fungsinya serta segi estetisnya.
Dening dalam Wahid Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin (2009)
mendefinisikan mutu atau kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
konsumen. Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat diketahui bahwa mutu adalah
ukuran yang dibuat oleh konsumen terhadap produk atau jasa yang dilihat dari segala
dimensi atau karakteristik untuk memenuhi tuntutan kebutuhan, keamanan, dan
kenyamanan konsumen.
3
4
C. Pelayanan Kesehatan
Gonross dalam (Dedi Mulyadi, dkk, 2013), pelayanan adalah suatu aktivitas
atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang
terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal
yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk
memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.
Pelayanan adalah suatu kumpulan atau kesatuan yang melakukan kegiatan
menguntungkan dan menawarkan suatu kepuasan meskipun hasilnya secara fisik tidak
terikat kepada produk (Kotler, 2014). Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan
dasar masyarakat, maka kesehatan adalah hak bagi setiap warga masyarakat yang
dilindungi oleh Undang-Undang Dasar (Daryanto dan Ismanto Setyabudi, 2014).
Oleh karena itu, perbaikan pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan
suatu investasi sumber daya manusia untuk mencapai masyarakat yang sejahtera
(welfare society).
BAB III
PEMBAHASAN
5
6
a. Kompetensi teknis
Bilamana pengetahuan dan ketrampilan sipemberi pelayanan kesehatan
kurang memadai maka pelayanan kesehatan yang sesuai standar tidak
terlaksana.
b. Akses atau jangkauan pelayanan
Bila pelayanan kesehatan tidak terjangkau oleh masyarakat seperti
karana letaknya yang terlampau jauh.
c. Efektifitas pelayanan
Apakah teknologi yang digunakan dalam standar pelayanan sudah bisa
memberikan kesembuhan bagi yang sakit.
d. Hubungan antar manusia
Interaksi antara pemberi pelayanan dengan konsumen/pasien atau
antara sesame petugas kesehatan merupakan hal yang sangat penting
dalam kaitannnya dengan mutu pelayanan kesehatan.
7
e. Efisiensi pelayanan
Pelayanan yang efisien menghasilkan mutu pelayanan yang optimal
sesuai dengan sumberdaya yang dapat dipikul oleh masyarakat atau
konsumen dan saran pelayanan kesehatan.
f. Kesinambungan pelayanan
Kesinambungan pelayanan berarti pasien mendapat pelayanan
kesehatan sesuai dengan yang dibutuhkan dan mempunyai akses
kepada pelayanan rujukan yang diperlukan.
g. Keamanan pelayanan
Dimensi keamanan pelayanan berarti pelayanan kesehatan harus aman
dari resiko cedera, efek samping, dan bahaya lain.
h. Kenyamanan atau kenikmatan
Kenyamanan atau kenikmatan pelayanan tidak berhubungan langsung
dengan efektifitas klinis , tapi dapat mempengaruhi kepuasan pasien
dan kemauan untuk datang kembali berobat ke puskesmas untuk
memperoleh pelayanan lanjutan.
i. Informasi kepada pengunjung
Pelayanan kesehatan yang bermutu harus dapat memberikan informasi
yang jelas kepada pengunjung.
7. Standar
b) Standar Proses
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang medic
4. Peresepan obat
5. Penyuluhan kesehatan
6. Merujuk pasien
c) Standar Output atau Keluaran
1. Tingkat kepatuhan meningkat
2. Tingkat kesembuhan meningkat
3. Tingkat kematian menurun
4. Tingkat kecacatann menurun
5. Tingkat kepuasan pasien meningkat
suatu sistem, sesuai dengan batas-batas teknologi yang dimiliki oleh sistem
tersebut (Ruels & Frank, 1988).
c) Program menjaga mutu adalah suatu upaya terpadu yang mencakup
identifikasi dan penyelesaian masalah pelayanan yang diselenggarakan, serta
mencari dan memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan(TheAmericanHospitalAssociation,1988).
d) Program menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang disusun secara
objektif dan sistematis dalam memantau dan menilai mutu dan kewajaran
pelayanan, menggunakan berbagai peluang yang tersedia untuk
meningkatkan pelayanan yang diselenggarakan serta menyelesaikanberbagai
masalah yang ditemukan (Joint Commission on Acreditation of Hospitals,
1988).
b. Tujuan
Tujuan program menjaga mutu mencakup dua hal yang bersifat pokok, yang jika
disederhanakan dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Tujuan antara.
Tujuan antara yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah
diketahuinya mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program
menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila masalah serta prioritas masalah
mutu berhasil ditetapkan.
b) Tujuan akhir.
Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah makin
meningkatnya mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program
menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila masalah dan penyebab masalah
mutu berhasil diatasi.
c. Manfaat
Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat yang akan
diperoleh. Secara umum beberapa manfaat yang dimaksudkan adalah:
a) Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan.Peningkatan
efektifitas yang dimaksud di sini erat hubungannya dengan dapat
direlesaikannya masalah yang tepat dengan cara penyelesaian masalah yang
benar. Karena dengan diselenggarakannya program menjaga mutu dapat
diharapkan pemilihan masalah telah dilakukan secara tepat serta pemilihan
dan pelaksanaan cara penyelesaian masalah telah dilakukan secara benar.
12
bentuk ini, perhatian utama lebih ditujukan pada unsure proses, yakni menilai
tindakan medis dan nonmedis yang dilakukan. Apabila kedua tindakan tersebut
tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka berarti pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan kurang bermutu.
Program menjaga mutu konkuren dinilai paling baik, namun paling sulit
dilaksanakan. Penyebab utamanya adalah karena adanya factor tentang rasa serta
„bias‟ pada waktu pengamatan. Seseorang akan cenderung lebih
berhati-hati, apabila mengetahui sedang diamati. Kecuali apabila pelayanan
kesehatan tersebut dilaksanakan oleh satu tim (team work), atau apabila telah
tdrbentuk kelompok kesejawatan .
Mutu pelayanan kesehatan sebenarnya menunjuk pada penampilan
(performance) dari pelayanan kesehatan yang dikenal dengan Keluaran (output)
yaitu hasil akhir kegiatan dari tindakan dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap
pasien, dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun
sebaliknya. Sedangkan baik atau tidaknya keluaran tersebut sangat dipengaruhi
oleh proses (process), masukan (input) dan lingkungan (environment). Maka
jelaslah bahwa baik atau tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi
oleh unsur-unsur tersebut, dan untuk menjamin baiknya mutu pelayanan kesehatan
ketiga unsur harus diupayakan sedemikian rupa agar sesuai dengan standar dan
atau kebutuhan.
c. Program Menjaga Mutu Retrospektif
Program menjaga mutu retrospektif adalah program menjaga mutu
yang dilaksanakan setelah pelayanan kesehatan diselenggarakan. Pada bentuk ini,
perhatian utama lebih ditujukan pada unsur keluaran, yakni menilai pemanpilan
peleyanan kesehatan. Jika penampilan tersebut berada dibawah standar yang telah
ditetapkan, maka berarti pelayanan kesehtan yang diselenggarakan kurang
bermutu.
Karena program menjaga mutu retrospektif dilaksanakan setelah
diselenggarakannya pelayanan kesehatan, secara informal, dalam arti
melangsungkan tanya jawab setelah usainya setiap pelayanan kesehatan, atau
secara formal, dalam arti melakukan suatu survei yang dirancang khusus. Survei
dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung
maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur. Misalnya : survei
kepuasan pasienmaka objek program menjaga mutu umumnya bersifat tidak
14
langsung. Dapat berupa hasil dari pelayanan kesehatan, atau pandangan pemakai
jasa pelayanan kesehatan. Beberapa contoh program menjaga mutu retrospektif
adalah:
a) Review rekam medis (record review)
Disini penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari rekam medis yang
dipergunakan. Semua catatan yang ada dalam rekam medis
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Tergantung dari
masalah yang ingin dinilai, reviu rekam medis dapat dibedakan atas
beberapa macam. Misalnya drug usage review jika yang dinilai adalah
penggunaan obat, dan atau surgical case review jika yang dinilai
adalah pelayanan pembedahan. Review merupakan penilaian terhadap
pelayanan yang diberikan, penggunaan sumber daya, laporan
kejadian/kecelakaan seperti yang direfleksikan pada catatan-catatan.
Penilaian dilakukan baik terhadap dokumennya sendiri apakah
informasi memadai maupun terhadap kewajaran dan kecukupan dari
pelayanan yang diberikan.
b) Review jaringan (tissue review)
Disini penampilan pelayanan kesehatan (khusus untuk bedah) dinilai
dari jaringan pembedahan yang dilakukan. Apabila gambaran patologi
anatomi dari jaringan yang diangkat telah sesuai dengan diagnosis
yang
ditegakkan, maka berarti pelayanan bedah tersebut adalah pelayanan
kesehatan yang bermutu.
c) Survei klien (client survey)
Disini penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari pandangan
pemakai
jasa pelayanan kesehatan. Survai klien ini dapat dilakukan.
d. Program Menjaga Mutu Internal (Internal Quality Assurance)
Yang dimaksud dengan Program menjaga mutu internal adalah bentuk
kedudukan organisasi yang bertanggungjawab menyelenggarakan Program
Menjaga Mutu berada di dalam institusi yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Untuk ini di dalam institusi pelayanan kesehatan tersebut dibentuklah
suatu organisasi secara khusus diserahkan tanggung jawab akan
menyelenggarakan Program Menjaga Mutu.
15
A. Kesimpulan
Manajemen Mutu Pelayanan Kebidanan Merupakan Ilmu yang memberikan
kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan, melaksanakan
pemecahan masalah, memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
dengan pokok bahasan konsep dasar mutu pelayanan kesehatan khususnya kebidanan,
faktor yang mempengaruhi, standar mutu, indikator dan penilaian mutu pelayanan
kebidanan.
Dalam standar mutu pelayanan kebidanan diklasifikasikan menjadi stuktur,
proses dan keluaran. Program menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang
disusun secara objektif dan sistematis dalam memantau dan menilai mutu dan
kewajaran pelayanan, menggunakan berbagai peluang yang tersedia untuk
meningkatkan pelayanan yang diselenggarakan serta menyelesaikanberbagai masalah
yang ditemukan.
B. Saran
Diharapkan pada praktisi kesehatan untuk terus belajar demi meningkatkan
skill masing-masing sehingga program pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan
baik.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Satriangara, M. Fais dan Sitti Saleha. 2009. Organisasi dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta; Salemba Medika.
Ratnaningtyas, Erma. 2018. Manajemen Mutu Pelayanan Kebidanan. Kediri; Strada Press
Wiyono, DJ. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan: Teori, Strategi dan Aplikasi.
Universitas Airlangga. Surabaya.