DISUSUN OLEH :
NIM : PO0220220033
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa ada suatu halangan apapun.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas konsep dasar keperawatan sebagai salah satu tugas kuliah.
i
Sebagai insan Tuhan yang tidak sempurna, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
tidak luput dari kekurangan maupun kesalahan. Oleh sebab itu, penulis memohon maaf serta
mengharap kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki dan di jadikan pedoman dalam
penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI :
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….……………………………………..……………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..……………………………………….……………ii
ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..………….………………………………………………iii
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….…………………………………………………….…………1
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………….………………….………12
B. Saran. …………………………………………………………………………………………………………………..…12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….……..……………………13
BAB I
PENDAHULUAN
iii
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling
banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem
Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit
perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan.Tidak mengherankan apabila
bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan
yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah
pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa
menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat
secara jasmani dan rohani.
Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga kepercayaan
konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai upaya
untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan. Konsumen rumah
sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja
mengharapkan pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan,
akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan pasien, dengan
demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Profesi keperawatan merupakan hasil proses integral yang di bangun dari berbagai elemen
yang terintegrasi. Sebagai sebuah profesi yang profesional, keperawatan dimulai dengan
pembangunan karakter dan skill mahasiswa selaku sumberdaya yang akan terjun langsung
ke dalam dunia kerja. Mahasiswa keperawatan inilah yang diharapkan mampu memperbaiki
kinerja dan citra perawat selama ini.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa keperawatan saat ini adalah melakukan
sebuah revolusi secara menyeluruh dan detail dalam setiap aspeknya. Sehingga mahasiswa
keperawatn akan mampu membentuk sebuah revolusioner dalam dunia keperawatan itu
sendiri.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan kondisi mahasiswa dan profesi keperawatan
saat ini, faktor penyebab, dan solusi yang diharapkan bagi mahasiswa dalam memberikan
sumbangsih bagi kemajuan profesi keperawatan ini.
B. Perumusan Masalah
iv
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan diangkat dalam
makalah ini adalah : ”
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita semua, khususnya para pembaca
memahami dan bisa melihat gambaran yang sesungguhnya mengenai pelayanan kesehatan
di Indonesia khususnya dibidang kesehatan.
v
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, banyak hal yang perlu
dipahami, salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah
tentang apa yang dimaksud dengan kualitas pelayanan.
Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan hampir
selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan kesehatan
yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan
biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai dengan
standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya.
Menurut Azwar (1996) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien.
Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas pelayanan kesehatan.
Dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit tidak
terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting. Berdasarkan standar tentang
evaluasi dan pengendalian kualitas dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin
adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus melibatkan diri
dalam program pengendalian kualitas di rumah sakit.
Menurut Wiedenback (dalam Lumenta, 1989) perawat adalah seseorang yang mempunyai
profesi berdasarkan pengetahuan ilmiah, ketrampilan serta sikap kerja yang dilandasi oleh
rasa tanggung jawab dan pengabdian.
Sedangkan menurut Karsinah (dalam Wirawan, 1998) perawat adalah salah satu unsur
vital dalam rumah sakit, perawat, dokter, dan pasien merupakan satu kesatuan yang paling
membutuhkan dan tidak dapat dipisahkan. Tanpa perawat tugas dokter akan semakin berat
dalam menangani pasien. Tanpa perawat, kesejahteraan pasien juga terabaikan karena
perawat adalah penjalin kontak pertama dan terlama dengan pasien mengingat pelayanan
keperawatan berlangsung terus menerus selama 24 jam sehari.
1
Departemen kesehatan mendefinisikan perawat adalah seseorang yang memberikan
pelayanan kesehatan secara profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan
biologis, psikologis sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan kemampuan melaksanakan kegiatan
secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan dalam usaha mencapai peningkatan kesehatan
dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap individu
mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif (Aditama, 2002).
a. Keandalan (reliability)
Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan
memuaskan, jujur, aman, tepat waktu, ketersediaan. Keseluruhan ini berhubungan
dengan kepercayaan terhadap pelayanan dalam kaitannya dengan waktu.
b. Ketanggapan (responsiveness)
Yaitu keinginan para pegawai atau karyawan membantu konsumen dan memberikan
pelayanan itu dengan tanggap terhadap kebutuhan konsumen, cepat memperhatikan dan
mengatasi kebutuhan-kebutuhan.
c. Jaminan (assurance)
2
Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami
kebutuhan konsumen yang terwujud dalam penuh perhatian terhadap setiap konsumen,
melayani konsumen dengan ramah dan menarik, memahami aspirasi konsumen,
berkomunikasi yang baik dan benar serta bersikap dengan penuh simpati.
Meliputi fasilitas fisik, peralatan pegawai, kebersihan (kesehatan), ruangan baik teratur
rapi, berpakaian rapi dan harmonis, penampilan karyawan atau peralatannya dan alat
komunikasi.
Sedangkan menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa pelayanan
perawatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat dalam memberikan pelayanan
kepada pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar perawatan. Aspek dasar tersebut
meliputi aspek penerimaan, perhatian, tanggung jawab, komuniksi dan kerjasama.
a. Aspek penerimaan
Aspek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum, menyapa
semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima pasien tanpa
membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga
pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus
memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.
b. Aspek perhatian
spek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu
bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan
kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan
peka terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan
ketakutan pasien.
3
c. Aspek komunikasi
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik
dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara
pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.
d. Aspek kerjasama
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik
dengan pasien dan keluarga pasien.
Aspek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan
waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak.
Joewono (2003) menyebutkan adanya delapan aspek yang perlu diperhatikan dalam
pelayanan yaitu :
b. Lingkungan fisik, aspek ini menunjukkan tingkat kebersihan dari lingkungan yang
akan dinikmati konsumen, ketika mereka menggunakan produk.
g. Prosedur, seberapa baik prosedur yang harus dijalankan oleh konsumen saat
berurusan dengan perusahaan.
4
h. Harga, aspek yang menentukan nilai pengalaman servis yang dirasakan oleh
konsumen saat berinteraksi dengan perusahaan.
Sedangkan Soegiarto (1999) menyebutkan lima aspek yang harus dimiliki Industri jasa
pelayanan, yaitu :
a. Cepat, waktu yang digunakan dalam melayani tamu minimal sama dengan batas
waktu standar. Merupakan batas waktu kunjung dirumah sakit yang sudah ditentukan
waktunya.
c. Aman, rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama pengkonsumsian
suatu poduk atau. Dalam memberikan pelayanan jasa yaitu memperhatikan keamanan
pasien dan memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada pasien sehingga memberikan
rasa aman kepada pasien.
e. Nyaman, rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya. Pasien
yang membutuhkan kenyaman baik dari ruang rawat inap maupun situasi dan kondisi
yang nyaman sehingga pasien akan merasakan kenyamanan dalam proses
penyembuhannya.
a) penerimaan meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum,
menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima
pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya,
sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan
perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.
5
b) perhatian, meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan
pertolongan kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki
sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap
kecemasan dan ketakutan pasien.
c) komunikasi, meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang
baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi
antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.
d) kerjasama, meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang
baik dengan pasien dan keluarga pasien.
e) tanggung jawab, meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu
mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam
bertindak.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi
pelayanan dasar dan pelyanan rujukan.Pelayanan keperawatan oleh tenaga perawat dalam
pelayanannya memiliki tugas, diantaranya memberikan keperawatan keluarga, komunitas
dalam elayanan kesehatan dasar dan akan memberikanasuhan keperawatn secara umum
pada pelayanan rujukan.
Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan asuhan keperawatan
pada ruang atau lingkup rujukannya seperti pada anak,maka perawat memberikan asuhan
keperwatan elalui pendekatan proses keperawatan anak,untuk lingkup keperawatan jiwa,
perawat akan memberikan asuhan eperawatn pada pasien gangguan jiwa dll.
Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena
dipengaruhi oleh beberapa factor seperti adanya peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal dan etik, ekonomi dan politik.
6
Mengingat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti oleh
perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya pelayanan kesehatan
jelas lebih mengikuti perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit penyembuhannya maka digunakanlah alat
seperti laser, terapi peruahan gen dll.Maka pelayanan kesehatan ini membutuhkan biaya
yang cukup besar dan butuh tenaga yang professional di bidang tertentu.
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan memiliki kesadaran
yang lebih dalam penngunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga
sebaliknya pada masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang akan memiliki kesadaran
yang rendah terhadap pelayanan kesehatan,sehinnga kondisi demikian akan sangat
mempengaruhi system pelayanan kesehatan.
4. Ekonomi
Semakin tinggi ekonomi seseorang pelayanan kesehatan lbh mudah diperoleh dan di
jangkau dan begitu sebaliknya dengan orang yang tergolong ekonomi rendah.Keadaan
ekonomi ini akan mempengaruhi dalam system pelayanan kesehatan.
5. Politik
Kebijakan pemerintah melalui system politik yang ada akan sangat berpengaruh sekali
dalam system pemberian pelayan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat
memberikan pola dalam system pelayanan.
Strategi yang ada dalam visi Indonesia sehat diantanya pemahaman tentang paradigma
sehat, srategi professionalisme dalam segala tugas, adanya JPKM,dan desentralisai.
7
Dalam menggunakan strategi yang ada, pemerintah telah menyusun misi yang akan di
jalankan sebagaimana dalam system pelayanan kesehatan, diantaranya :
Dalam melaksanakan misi yang ada, keperawatan sebagai profesi dalam bidang kesehatan
dituntut untuk memberikan pelayanan yang professional dan berorientasi pada paradigma
sehat sesuai dengan paradigma keperawatan yang dimiliki, salah satunya adalah
pembangunan kesehai yang berorientasi penyembuhan pada orang berian pelayanan
kesehatan difokuskan pada promosif dam preuk prod agar dapat lebih meninggkatkan dan
memelihara baghat ag segar lebih produktif dan yang sakit agar lebih sehat. Sehingga
akhirnya akan terjadi pola atau gaya hidup sahat pada semua lapisan masyarakat Indonesia.
Banyak alasannya kenapa pelayanan di negeri kita (tercinta) bisa jadi terburuk salah
satunya :
"Menurut dr. Nugroho Wiyadi, MPH, ada pelaku pelayanan primer yang secara profesi tidak
memiliki kompetensi dan kewenangan yang memadai, sehingga penanganan penyakit tidak
sesuai standar, dan sering terjadi pemakaian berbagai obat secara tidak tepat yang pada
akhirnya mengakibatkan ketidakefektifan biaya, dan juga masalah-masalah lain seperti
resistensi obat akibat pemakaian obat antibiotik.
8
F. Bagaimana pelayanan yang berkualitas
Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa dalam menilai kualitas jasa/pelayanan,
terdapat sepuluh ukuran kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
1) Tangible (nyata/berwujud)
2) Reliability (keandalan)
4) Competence (kompetensi)
5) Access (kemudahan)
6) Courtesy (keramahan)
7) Communication (komunikasi)
8) Credibility (kepercayaan)
9) Security (keamanan)
Namun, dalam perkembangan selanjutnya dalam penelitian dirasakan adanya dimensi mutu
pelayanan yang saling tumpang tindih satu dengan yang lainnya yang dikaitkan dengan
kepuasan pelanggan. Selanjutnya oleh Parasuraman et al. (1990) dimensi tersebut
difokuskan menjadi 5 dimensi (ukuran) kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
2) Realibility (keandalan); yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah dijanjikan
secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
9
5) Empaty (empati); meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual,
kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan pasien.
Dalam sebuah perubahan pelayanan keperawatan sebenarnya mempunyai dua pilihan
utama yang saling berhubungan dengan perubahan, mereka melakukan inovasi dan
berubah atau mereka yang hanya menunngu perubahan yang disebabkan oleh sebuah
situasi. Aneh rasanya apabila disatu sisi kondisi masyarakat berubah dari waktu ke waktu
sedangkan dunia keperawatan masih konstan dan statis. Perubahan adalah bagaimana
perawat dan calon perawat berkonstribusi untuk mempertahan profesi keperawatan
sebagai profesi yang sprofesional, namun lebih dari itu berperan aktif dalam melakukan
sebuah perbaikan dalam memberikan pelayanan yang baik.
Mahasiswa keperawatan yang menjadi pengelola awal dalam menciptakan sebuah
perubahan harus memiliki visi dan misi yang jelas terhapap tujuan yang akan dicapai.
Segala hal mengenai tindakan yang akan dilaksanakan harus dioptimalkan secara maksimal.
Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan mahasiswa keperawatan dalam menciptakan
sebuah revolusi bagi profesi keperawatan, diantaranya:
Tuntunan seorang mahasiswa yang paling utama adalah memilki pemikiran akademis
dan menguasai ilmu pengetahuan sesuai bidang nya masing masing, tidak terkecuali juga
bagi mahasiswa keperawatan. Hal ini tidak terbatas pada pembelajaran yang di dapatkan di
bangku perkuliahan saja, lebih dari itu pengetahuan yang di dapat melaui media dan
sumber lain pun juga sangat diperlukan. Namun untuk memulai sebuah perubahan yang
signifikan tidak cukup dengan mempelajari ilmu yang sudah di kembangkan selama ini saja,
lebih dari itu yang dibutuhkan adalah melakukan berbagai riset dan penilitian terkait
permasalahan yang belum terpecahkan. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengadakan
sebuah perbaikan bagi profesi keperawatan, terutama dari segi kognitifnya.
10
2. Mempunyai skill yang baik
Hal yang banyak menjadi masalah dikalangan perawat saat ini adalah, kurangnya
kesadaran akan tugas, fungsi dan perannya sebagai seoran pelayan kesehatan. sebagai
seorang yang bergerak dibidang kemanusiaan , perawat harus memiliki jiwa sosial dan
kemanusiaanya yang tinngi. hal ini akan tercermin dari tindakan dan kontribusi yang akan
dilakukannya baik sewaktu masih menjadi mahasiswa maupun sebagai tenaga perawat
profesional nantinya.
Mahasiswa sebagai sebuah barisan pemuda yang berpendidikan tinggi, bersikap kritis
dan mempunyai semangat kepeduliaan merupakan barisan yang paling genjar dalam
melakukan sebuah kontrol sosial. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa
keperawatan, diantaranya dengan mengikuti segala perkembangan dunia keperawatan
baik melalui media ataupun melalui seminar. Selain itu seorang mahasiswa harus tanggap
terhadap kebijakan yang dibuat terkait masalah keperawatan, seperti contoh yaitu
pengesahan rancangan undang undang keperawatan yang menjadi topik terhangat saat ini.
Mahasiswa bisa melakukan dukungan dalam rangka percepatan pengesahannya melalui
cara cara yang bijak tentunya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
keperawatan merupakan kekuatan awal terbesar yang dimilki oleh dunia keperawatan
saat ini. Mereka memilki kesempatan dan kekuatan untuk melakukan perbaikan, mengingat
masih banyak nya kesempatan yang dimiliki. Hal ini diwujudkan dalam sebuah revolusi
secara signifikan dan menyeluruh dalam berbagai aspek dalam dunia keperawatan. Sehinnga
pada akhirnya akan tercipta profesi keperawatan yang profesional, di hargai, dan
memberikan manfaat banyak bagi negeri tercinta ini.
Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan hampir
selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan kesehatan
yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan
biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai dengan
standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya.
B. Saran
Kemajuan dunia keperawatan tidak akan pernah terlepas dari kontribusi mahasiswa
keperawatannya. Seiring dengan kompleksitas yang ada, Kini bukan saat nya mahasiswa
mementingkan diri nya sendiri, melainkan mampu memberikan sumbangsih pada orang lain.
Bangsa ini sesungguhnya membutuhkan orang orang yang mampu menciptakan sebuah
perubahan terutama dari kalangan mahasiswa
12
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz H., 2003, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 1, Salemba Medika,
Jakarta.
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi, Salemba Medika, Jakarta.
Potter dan Perry, 2005, Keperawatan Fundamental, Vol. 1, Edisi terjemahan, EGC, Jakarta.
Wijono D., 2000, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Air Langga University-Press,
Surabaya.
13