Anda di halaman 1dari 11

PENDEKATAN TEORI KING DALAM PENELITIAN KEPERAWATAN

Ami Kadewi1, Luthfia Fadlillahsari2, Tri Candraca Firman3, Fitriani4, Diah Mulyati Suga5,
Dian Pramona Sari6, Ovi Aprisa Nini7
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Jln. Lintas Palembang-Prabumulih Zona F Gedung Abdul Muthalib KM 32 Kampus UNSRI
Indralaya 30662, Ogan Ilir, Sumatera Selatan
Email: Apkeperawatan2017@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah
riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah
keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai
landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan
keperawatan (Body of Knowledge).

Tujuan : Untuk mengetahui informasi terkini tentang pendekatan teori king dalam penelitian
keperawatan dan penelittian, serta menganalisis kualitas jurnal

Metode : Artikel didapat dari jurnal-jurnal elektronik menggunakan kata kunci Teori King,
Keperwatan. Kriteria inklusi telaah literature ini adalah artikel yang diterbitkan dalam periode
tahun antara 2012-2017 dan bisa diakses dengan full text.

Hasil : Dari telaah literatur ini, di dapatkan 5 jurnal penelitian yang yang membahas
pendekatan teori king dalam penelitian keperawatan.

Pembahasan dan Kesimpulan : Dari berbagai penelitian yang di lakukan dapat di tarik
kesimpulan bahwa teori King dapat di terapkan dalam berbagai tetanan dan berbagai kasus
kesehatan maupun keperawatan. Sehingga teori yang telang oleh King bisa berkembang dan
berguna bagi dunia kesehatan khususnya keperawatan.

Kata kunci : Teori King, Keperawatan, teori interaksi, pencapaian tujuan

1
THE KING'S THEORY APPROACH IN NURSING RESEARCH

Ami Kadewi1, Luthfia Fadlillahsari2, Tri Candraca Firman3, Fitriani4, Diah Mulyati Suga5,
Dian Pramona Sari6, Ovi Aprisa Nini7
Student of Nursing Science Program Faculty of Medicine Sriwijaya University
Lintas Palembang-Prabumulih Street, Zona F Gedung Abdul Muthalib KM 32 Kampus
UNSRI Indralaya 30662, Ogan Ilir, Sumatera Selatan
Email: Apkeperawatan2017@gmail.com

ABSTRACT

Background: An important element of nursing development is nursing research, as nursing


research is urgently needed to solve nursing problems and build or validate much needed
theories as a foundation in nursing practice and the development of the body of nursing
science.

Objectives: To find out the latest information about theoretical approaches in nursing
research and research, and quality of the journal

Method: Articles obtained from electronic journals using the keyword Theory King,
Keperwatan. The inclusion criteria of this literature review is an article published in the
period of the year between 2012-2017 and can be accessed with full text.

Results: From the study of this literature, get 5 research journals that are discussing theories
in nursing research.

Discussion and completion: From the various studies that can be drawn the conclusion of
the theory of the king can be applied in various tetanan and various cases of health and
nursing. The theory that King by the can be developed and useful for the world of health,
especially nursing.

Keywords: king's theory, nursing, interaction theory, goal attainment

2
A. LATAR BELAKANG
King mengungkapkan teori secara bertahap yang dimulai pada periode tahun
1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” (General Concepts
of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan
literatur. Asumsi dasar King bahwa manusia seutuhnya meliputi sosial, perasaan,
rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.
Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka
Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya
pada tahun 1968-1972 King menyimpulkan teori keperawatan sebagai gambaran yang
sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan
keperawatan. Pada periode 1971 ia mengatakan, perawat adalah individual dan
professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu.
Pada tahun 1980-1981 mempublikasikan teori keperawatannya sebagai suatu
sistem, konsep dan proses. Pada suatu pertemuan King mengatakan bahwa teori
sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan interaksi yang dinamis. King
mengidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi, yaitu: personal
systems (individual), interpersonal systems (group) dan social systems (keluarga,
sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll) yang disebut
dengan Dynamic Interacting Systems.
Asumsi dasar King adalah jika tujuan keperawatan fokus terhadap pencapaian
tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima,
berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya kerangka kerja
konseptual harus diorganisir untuk menggabungkan ide-ide Berdasarkan kerangka
kerja konseptual (conceptual framework)dan asumsi dasar tentang human being, King
menggabungkannya menjadi teori pencapaian tujuan (theory of goal attainment).
Menurut King, sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi
manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai
sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Parker,2001).
Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara
berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik
dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu
keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan
dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang

3
kokoh. Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset
keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan
masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat
dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh
ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge).

Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun
kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil
penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan
keperawatan (Body of Knowledge) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam
praktek keperawatan.

Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada praktek
keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja teori/konsep
dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan Theory Analysis.
Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai prosedur antara lain origins, meaning,
logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan testability yang
bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut
sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi.

B. TUJUAN
Untuk mengetahui informasi terkini tentang pendekatan teori King dalam
penelitian keperawatan dan penelittian, serta menganalisis kualitas jurnal yang ada.

C. METODE

Metode yang digunakan dalam telaah literatur ini adalah mengumpulkan dan
menganalisis artikel-artikel penelitian pendekatan teori king dalam penelitian
keperawatan. Artikel didapat dari jurnal-jurnal elektronik menggunakan kata kunci
Teori King, Keperawatan. Kriteria inklusi telaah literature ini adalah artikel yang
diterbitkan dalam periode 2012-2017 dan bisa di akses dengan full text. Dari
pencarian ini di dapatkan 5 jurnal terpilih yang melakukan penelitian yang
menggunakan teori king sebagai landasannya.

4
D. HASIL

Dari telaah literatur ini, di dapatkan 5 jurnal penelitian yang yang membahas
pendekatan teori king dalam penelitian keperawatan. Penelitian-penelitian tersebut
dilakukan di lakukan di berbagai Kota di Indonesia dan Luar negeri yaitu di Indonesia
yakni di Surabaya dan Jakarta, Amerika Serikat dan Albuquerque. Alat ukur atau
instrumen penelitian yang paling banyak digunakan pada penelitian ini adalah
observasi dan wawancara.

Tabel 1.

Peneliti
Tempat Jumlah Metode
(Tahun Judul Alat Ukur Hasil
Penelitian Sampel Penelitian
Terbit)

Khamida, Surabaya Terapi 20 Kuantitatif Observasi Efektif


2013 kelompok pre-post
suportif asertif test
menurunkan control
nilai perilaku group
kekerasan desain
pasien
skizofrenia
berdasarkan
model
keperawatan
interaksi King

Erlita Surabaya Pengaruh 14 Kuantitatif kuesioner Efektif


Kusuma R, pendidikan
pre-post
2012 kesehatan
test
dengan metode
control
ceramah,
group
diskusi,dan
desain
tugas terhadap
pengetahuan

5
sikap remaja
putri tentang
pencegahan
keputihan

Williams, Amerika Imogene King’s - - - Efektif


Leigh Ann Serikat Interacting
Systems Theory:
Application in
Emergency and
Rural Nursing

Mamik, et al Albuquerq Goal attainment 100 Kualitatif Pengkajia Ada


ue after treatment n/Observa Hubungan
in patients with si
symptomatic
pelvic organ
prolapse

Sukartini, et Jakarta, Kepatuhan 8 Kualitatif -


al Indonesia pasien TB paru
berdasarkan
teori sistem
interaksi King

Hasil telaah literature ini menunjukkan bahwa teori King dapat di terapkan di
berbagai bidang keperawatan.

E. PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh khamida, 2013, tentang pendekatan teori
king dalam terapi kelompok suportif asertif menurunkan nilai perilaku kekerasan pasien
skizofrenia terbukti efektif dengan uji validitas P value (0,045). Terapi kelompok suportif
asertif merupakan penggabungan antara terapi suportif dan latihan asertif. Terapi kelompok

6
suportif asertif merupakan terapi yang diberikan kepada pasien secara bersama-sama dengan
kelompoknya sesama pasien perilaku kekerasan untuk saling memberikan dukungan dalam
berperilaku asertif. Teori kelompok suportif asertif yang diberikan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan model keperawatan interaksi king, yaitu dengan menggunakan dua
sistem personal (individu) dan sistem interpersonal (kelompok) dan sistem sosial. Dalam
terapi kelompok supoertif asertif pasien skizofrenia yang mengalami perilaku kekerasan
mampu mengatasi atau mengendalikan perilaku kekerasannya, karena terbentuknya suatu
situasi yang terkondisi, dukungan yang telah diciptakan dalam kelompok, karena hubungan
yang bersifat suportif antar anggota yang dibangun, mampu membuat pasien mengendalikan
perilaku kekerasannya dengan cara mengoptimalkan kemampuan positif pada dirinya dan
dukungan dari anggota kelompok. Penulisan jurnal penelitian ini sangat terperinci dan
sistematis, dapat menampilkan gambaran dari pengolahan sample, pelaksanaan penelitian,
dan pengolahan data, sehingga jurnal ini menjadi layak dijadikan referensi.

Penelitian kedua dilakukan oleh Erlita, 2012, dengan judul Pengaruh pendidikan
kesehatan dengan metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT) terhadap tingkat
pengetahuan remaja putri. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode ceramah plus
diskusi dan tugas (CPDT) kesadaran remaja putri untuk menjaga kesehatan organ reproduksi
didukung motivasi yang tinggi agar tidak mengalami keputihan yang disebabkan oleh
penyakit. Berdasarkan uji validitas pendekatan metode ceramah plus diskusi dan tugas
(CPDT) Pvalue (0,001) untuk pengetahuan, dan Pvalue (0,002) untuk sikap, yang artinya ada
perubahan pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah pemberian pendidikan kesehatan
pencegahan keputihan terhadap remaja putri. Namun ada beberapa sikap remaja putri yang
masih negatif setelah pendidikan kesehatan dapat dikarenakan oleh beberapa hal yaitu 1)
penyampaian informasi yang hanya sekali, 2) faktor subyek belajar, perubahan sikap
memerlukan proses internal yang membutuhkan waktu dan setiap individu akan memberikan
respon yang berbeda untuk berubah; 3) faktor lingkungan yaitu lingkungan fisik atau kondisi
tempat belajar dan lingkungan sosial yaitu manusia dengan segala interaksinya, pada saat
penelitian berlangsung kondisi ruang kelas cukup tertib namun lingkungan diluar kelas gaduh
oleh siswa lain sehingga menganggu konsentrasi siswi yang sedang mendapatkan pendidikan
kesehatan. Situasi ini menuntut kita sebagai seorang perawat untuk berusaha memberikan
keyakinan (membangun kepercayaan) kepada responden agar sikap mereka dapat berubah
kearah yang lebih positif. Hal ini sesuai dengan teori Imogene King (1987) yang menyatakan
bahwa keperawatan berfokus pada interaksi tiga sistem: sistem personal, sistem interpersonal

7
dan sistem sosial. Ketiganya membentuk hubungan personal antara perawat dan klien.
Dalam penelitian ini tim penulis menilai bahwa peneliti belum dapat mengembangkan lebih
jauh faktor penyebab perubahan pengetahuan dan sikap sehingga masih adanya sikap negatif
setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

Penelitian selanjutnya di lakukan di Amerika Serikat oleh Williams. Pada jurnal ini,
penulis tidak mencantumkan P value yang di dapat saat penelitian di karenakan penelitian
berbentuk kualitatif eksperimen. Wiliams melakukan perbandingan melakukan teori King
yang si lakukan di Keperawatan Gawat Darurat dan di pedesaan. Pada gawat darurat teori
King di lakukan perawat dengan pasien dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada
umumnya. Kerangka konseptual King mencakup tiga sistem yang berinteraksi dengan
masing-masing sistem memiliki kelompok konsep dan karakteristiknya sendiri. Sistem ini
termasuk sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem sosial. Sistem personal yang King
bicarakan mengacu pada individu. Konsep dalam Sistem personal dan fundamental dalam
memahami manusia adalah persepsi, diri, tubuh citra, pertumbuhan dan perkembangan,
waktu, dan ruang (King, 1981). King (1981) melihat persepsi sebagai variabel yang paling
penting karena persepsi mempengaruhi perilaku. King meringkas hubungan antara konsep
dalam pernyataan berikut: "Persepsi individu tentang diri, citra tubuh, waktu dan ruang
mempengaruhi cara dia merespons orang, objek, dan kejadian dalam hidupnya. Seiring
pertumbuhan dan perkembangan individu melalui masa hidup, pengalaman dengan
perubahan struktur dan fungsi tubuh mereka dari waktu ke waktu mempengaruhi persepsi
mereka terhadap diri "(King, 1981, hal 19). Sistem interpersonal melibatkan individu yang
berinteraksi satu sama lain. King mengacu pada dua individu berinteraksi seperti diad, tiga
individu sebagai triad, dan empat atau lebih individu sebagai kelompok kecil atau besar
(King, 1981). Konsep yang terkait dengan sistem interpersonal adalah interaksi, transaksi,
komunikasi, peran dan stres. Interaksi dan transaksi itu terjadi antara perawat dan klien, atau
diad, mewakili contoh interpersonal sistem. Komunikasi antara perawat dan klien dapat
diklasifikasikan sebagai verbal atau nonverbal Pertukaran verbal mencakup komunikasi lisan
dan tulisan, sementara nonverbal Komunikasi meliputi hal-hal seperti penampilan, jarak,
ekspresi wajah, postur tubuh dan Sentuh (Seiloff, 1991). Sistem interaksi ketiga dan terakhir
dalam model King adalah sistem sosial. Sistem sosial adalah kelompok orang dalam sebuah
komunitas atau masyarakat yang memiliki tujuan, kepentingan, dan nilai. Sistem sosial
menyediakan kerangka kerja untuk interaksi sosial dan hubungan, dan menetapkan aturan
perilaku dan tindakan (King, 1971). Contoh sistem sosial termasuk keluarga, sekolah, dan

8
gereja. Di dalam organisasi inilah individu itu keyakinan, sikap, nilai dan kebiasaan
terbentuk. Konsep yang diidentifikasi King berkaitan dengan sistem sosial adalah organisasi,
otoritas, kekuasaan, status, dan pengambilan keputusan. Pada tatanan gawat darurat teori
King di gunakan untuk melakukan pengkajian pada pasien-pasien seperti Dm dan lainnya.
Pada gawat darurat di harapkan perawat cekatan dalam memperhatikan dan menerapkan teori
King. Sedangkan pada area pedesaan teori King sulit untuk di kembangkan karena pada sitem
pedesaan kesehatan maupun perawatan merupakan tidak terlalu di hiraukan. Klien pedesaan
mungkin tidak memiliki akses yang sama terhadap perawatan kesehatan sebagai penghuni
perkotaan, dan kesehatan seringkali tidak menjadi prioritas bagi mereka. Ini penting bagi
perawat untuk tidak menghakimi dalam situasi ini karena ini hanyalah sebuah cara hidup
bagi penduduk pedesaan, sebuah cara hidup yang mereka anggap sebagai norma.

Penelitian selanjutnya oleh Mamik et al di Albuquerque November 2013 tentang


Pencapaian tujuan setelah perawatan pada pasien dengan gejala prolaps organ panggul.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbedaan dalam pencapaian tujuan dan
membandingkan pasien secara global perbaikan antar kelompok. Subyek dari penelitian ini
yaitu pasien wanita dengan usia >18 tahun dan di anggap sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil
dari penelitian ini di dapat tidak ada perbedaan yang signifikan antara karakteristik baseline 2
kelompok. Pasien bedah menempatkan pencapaian tujuan mereka lebih tinggi daripada
pasien pessary untuk semua 3 tujuan yang tercantum. Demikian pula, skor PGI-I juga lebih
tinggi pada operasi (2,4 ± 1,1) dibandingkan pessary (1,93 ± 0,8) kelompok perlakuan (P
<.04). Pasien dalam kelompok operasi juga memiliki perbaikan gejala yang lebih baik diukur
dengan PFDI-20 (P <.02). Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan pencapaian
tujuan dan kesan global perbaikan antara wanita yang memilih operasi vs mereka yang
memilih pessary untuk pengobatan prolaps simtomatik. Ditemukan bahwa wanita yang
menjalani operasi untuk prolaps gejala melaporkan tujuan yang lebih tinggi pencapaian dan
kesan global yang lebih besar perbaikan dibanding wanita yang memilih pessary. Yang
penting kami menemukan bahwa penetapan tujuan awal tidak berbeda antar kelompok, dan
meskipun demikian kedua kelompok melaporkan perbaikan signifikan dalam gejala prolaps,
mereka terus memiliki perbedaan pencapaian tujuan yang dipilih sendiri.

Penelitian terakhir dilakukan oleh Sukartini et al di Indonesia tentang Kepatuhan


pasien tb paru berdasarkan teori sistem interaksi King. Penelitian ini dilakukan karena
Indonesia merupakan negara penyumbang pasien TB terbesar ke-empat di dunia. Penelitian
dilakukan dengan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan metode purpose sampling.

9
Metode fenomenologis fokus pada penemuan fakta pada fenomena sosial dan mencoba
memahami perilaku manusia berdasarkan perspektif peserta. Metode fenomenologis dipilih
untuk ini penelitian ini untuk mengeksplorasi pengalaman pasien bahwa kepatuhan dalam
melaksanakan pengobatan tuberkulosis paru. Partisipan yang terlibat ada 8 orang yang sudah
sesuai dengan kriteria inklusi. Dari penelitian di dapat 12 tema kepatuhan pasien TB antara
lain persepsi yang positif atau benar tentang TB paru; (2) kesadaran diri; (3) pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal; (4) gambaran diri yang positif; (5) lingkungan yang sehat;
(6) meminum obat dengan disiplin; (7) koping yang efektif; (8) komunikasi yang terbuka
dengan tenaga kesehatan dan keluarga; (9) secara optimal; (10) menyeimbangkan stres
selama sakit; (11) mengetahui birokrasi pelayanan kesehatan; (12) mampu mengambil
keputusan. Dimana 12 tema di atas menjelaskan. sistem, yaitu sistem personal, sistem
interpersonal, dan sistem sosial dari teori King. Dari 12 tema ini di terapkan teori King yaitu
Sistem personal, sistem interpersonal dan sistem sosial. Menurut hasil ada 12 tema kepatuhan
pasien berdasarkan teori King sistem interaksi Pasien yang patuh adalah pasien yang 1)
memiliki persepsi yang benar tuberkulosis paru; 2) memiliki self- kesadaran untuk
menyembuhkan; 3) memiliki pertumbuhan optimal dan pengembangan; 4) memiliki citra diri
yang positif; 5) memiliki lingkungan yang sehat; 6) disiplin untuk minum obat; 7) memiliki
penanganan yang efektif; 8) memiliki komunikasi terbuka dengan keluarga dan pekerja
kesehatan; 9) mampu melakukan peran optimal; 10) mampu menyeimbangkan stres; 11)
menentukan birokrasi perawatan kesehatan dan 12) mampu mengambil keputusan.

F. KESIMPULAN

Dari berbagai penelitian yang di lakukan dapat di tarik kesimpulan bahwa teori King
dapat di terapkan dalam berbagai tetanan dan berbagai kasus kesehatan maupun keperawatan.
Sehingga teori yang telang oleh King bisa berkembang dan berguna bagi dunia kesehatan
khususnya keperawatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

R EK. Pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode ceramah plus diskusi dan tugas
(CPDT) terhadap tingkat pengetahuan remaja putri Penelitian Kesehatan. 2012;1:23-
30.

Khamida. Terapi Kelompok Suportif Asertif Menurunkan Nilai Perilaku Kekerasan Pasien
Skizofrenia Berdasarkan Model Keperawatan Interaksi King. penelitian 2013:1-9.

Williams. Imogene King’s Interacting Systems Theory: Application in Emergency and Rural
Nursing. Penelitian: 40-50

Mamik, et al. Goal attainment after treatment in patients with symptomatic pelvic organ
prolapse. Penelitian 2017: 1-13.

Sukartini, et al. Kepatuhan pasien TB paru berdasarkan teori sistem interaksi King.
Penelitian: 2015: 289-295.

11

Anda mungkin juga menyukai