Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KARAKTER NILAI

Teori Caring Menurut Swanson

Disusun Oleh :
1. AQILLATUL HUSNA
2. NURUL HUSNA
3. RAHMI MAULIDA
4. VIRA NORWINA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN JARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan KAMI kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan dengan baik.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah ‘Karakter Nilai’ dengan Judul ‘Teori Caring Menurut
Swanson’.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Karakter Nilai yang
telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Diakhir kami berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah ini
terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Banjarmasin, 13 Mei 2019

2
DAFTAR ISI

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengetahuan tentang proses pengembangan empiris teori/model konseptual
merupakan dasar untuk memahami disiplinilmu keperawatan, sehingga perawat
menyadari kebutuhan akan teori-teori keperawatan untuk membimbing penelitian dan
praktek professional keperawatan /pelayanan keperawatan dimana kualitas pelayanan
keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan. Peningkatan mutu
pelayanan keperawatan akan berjalan dengan baik jika didukung dengan adanya
pengembangan professionalisme keperawatan. Salah satu teori keperawatan yang
memberikan pengaruh didalam pelayanan keperawatan adalah A theory of Caring yang
diperkenalkan oleh Kristen Swanson.
Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit, perawat akan berhadapan dengan
klien dan tenaga kesehatan lainnya. Oleh karena itu, perawat harus meningkatkan
profesionalismenya, yaitu meningkatkan perilaku caring. Caring bukan semata-mata
perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring
juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth
et all, 1999).
Caring adalah sentral praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, yang mana tolak ukurnya pada saat perawat bekerja
memberikan pelayanan keperawatan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada
klien baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pengetahuan tentang proses pengembangan empiris teori/model konseptual
merupakan dasar untuk mengetahui disiplin ilmu keperawatan, sehingga perawat
menyadari kebutuhan akan teori-teori keperawatan untuk membimbing.

B. Tujuan
1. Memahami konsep utama metaparadigma keperawatan melalui teori human caring
2. Memahami asumsi teori kepedulian
3. Memahami perilaku caring dalam praktik keperawatan

C. Manfaat
1. Dapat menambah informasi, ilmu, dan wawasan konsep keperawatan human caring
menurut Kristen Swanson
2. Dapat menerapkan dan mengaplikasikan konsep human caring pada profesi
keperawatan.

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Tinjauan Teori Caring


Teori kepedulian Swanson menawarkan penjelasan tentang apa artinya mempraktekkan
keperawatan secara peduli. Dalam teori ini, kepedulian didefinisikan sebagai “cara
pengasuhan yang berhubungan dengan orang lain yang dihargai yang kepadanya seseorang
merasakan rasa komitmen dan tanggungjawab pribadi” (Swanson,1991, hal 162).
Lima konsep tambahan merupakan bagian integral dari teori caring Swanson dan
mewakili lima proses dasar kepedulian : keyakinan utama, mengetahui, berada bersama,
melakukan dan memungkinkan.
1. Maintaining Belief
Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan
masa-masa transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh
keyakinan, meyakini kemampuan orang lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu
menemukan arti atau mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang
lain dalam situasi apa pun. Tujuannya adalah untuk memungkinkan orang lain terbantu
dalam batas-batas kehidupannya sehingga mampu menemukan makna dan
mempertahankan sikap yang penuh harapan. Memelihara dan mempertahankan keyakinan
nilai hidup seseorang adalah dasar dari caring dalam praktek keperawatan.
Subdimensi:
a. Believing in
Perawat menanggapi apa yang klien rasakan dan percaya bahwa perasaan – perasaan
tersebut bisa terjadi dan wajar terjadi pada siapapun yang sedang dalam masa transisi.
b. Offering a hope-filled attitude
Menunjukkan perilaku bahwa perawat sepenuhnya peduli/care terhadap masalah yang
dialami dengan sikap tubuh, kontak mata dan intonasi bicara perawat.
c. Maintaining realistic optimism
Menjaga dan menunjukan optimisme perawat dan harapan terhadap apa yang menimpa
klien secara realistis dan berusaha mempengaruhi agar klien mempunyai optimisme dan
harapan yang sama.
d. Helping to find meaning
Membantu klien menemukan makna akan masalah yang terjadi sehingga klien perlahan -
lahan menerima bahwa setiap orang dapat mengalami apa yang dialami klien.

5
e. Going the distance (menjaga jarak)
Semakin jauh menjalin/menyelami hubungan dengan tetap menjaga hubungan sebagai
perawat-klien yang tujuan akhir dalam tahap ini adalah kepercayaan klien sepenuhnya
terhadap perawat dan responsibility serta caring secara total oleh perawat kepada klien.
2. Knowing
Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa yang memiliki makna dalam
kehidupan klien. Mempertahankan kepercayaan adalah dasar dari caring keperawatan,
knowing adalah memahami pengalaman hidup klien dengan mengesampingkan asumsi
perawat mengetahui kebutuhan klien, menggali/menyelami informasi klien secara detail,
sensitive terhadap petunjuk verbal dan non verbal, fokus kepada satu tujuan keperawatan,
serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dan
menyamakan persepsi antara perawat dan klien. Knowing adalah penghubung dari
keyakinan keperawatan terhadap realita kehidupan.
Subdimensi:
a. Avoiding assumptions
Menghindari asumsi-asumsi
b. Assessing thoroughly
Melakukan pengkajian menyeluruh meliputi bio psiko sosial spitual dan kultural
c. Seeking clues
Perawat menggali informasi - informasi secara mendalam
d. Centering on the one cared for
Perawat berfokus pada klien dalam melakukan asuhan keperawatan
e. Engaging the self of both
Melibatkan diri sebagai perawat secara utuh dan bekerja sama dengan klien dalam
melakukan asuhan keperawatan yang efektif
3. Being With
Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga komunikasi, berbagi
perasaan tanpa beban dan secara emosional bersama – sama klien dengan maksud
menawarkan kepada klien dukungan, kenyamanan, pemantauan dan mengurangi intensitas
perasaan yang tidak diinginkan.
Subdimensi:
a. Non-burdening
Perawat bekerjasama dengan klien tanpa memaksa kehendak kepada klien dalam
melakukan tindakan keperawatan

6
b. Convering availability
Menunjukan kesediaan perawat dalam membantu klien dan memfasilitasi klien untuk
mencapai tahap kesejahteraan / well being.
c. Enduring with
Bersama-sama berkomitmen dengan klien berusaha dalam meningkatkan kesehatan klien
d. Sharing feelings
Berbagi pengalaman bersama klien yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesehatan
klien.
Dengan “Being with” perawat dapat menunjukkan dengan cara kontak mata, bahasa tubuh,
nada suara, mendengarkan serta memiliki sikap positif dan bersemangat yang dilakukan
perawat, akan membentuk sesuatu suasana keterbukaan dan saling mengerti.
4. Doing For
Doing for berarti bersama – sama melakukan sesuatu tindakan yang bisa dilakukan,
mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan, menjaga privasi dan martabat
klien.
Subdimensi:
a. Comforting ( memberikan kenyamanan)
Dalam melakukan tindakan keperawatan dilakukan dengan memberikan kenyamanan pada
klien dan menjaga privasi klien.
b. Performing competently ( menunjukkan ketrampilan)
Tidak hanya berkomunikasi dan memberikan kenyaman dalam tindakannya, perawat juga
menunjukkan kompetensi atau skill sebagai perawat professional
c. Preserving dignity (menjaga martabat klien)
Menjaga martabat klien sebagai individu atau memanusiakan manusia.
d. Anticipating ( mengatisipasi )
Perawat dalam melakukan tindakan selalu meminta persetujuan klien dan keluarga
e. Protecting (melindungi)
Melindungi hak-hak pasien dalam memberikan asuhan keperawatan dan tindakan medis
5. Enablings
Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien, memfasilitasi klien untuk
melewati masa transisi dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa dalam hidupnya
yang belum pernah dialami dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung dengan
focus masalah yang relevan, berfikir melalui masalah dan menghasilkan alternative
pemecahan masalah sehingga meningkatkan penyembuhan klien atau klien mampu

7
melakukan tindakan yang tidak biasa dia lakukan dengan cara memberikan dukungan,
memvalidasi perasaan dan memberikan umpan balik / feedback.
Subdimensi:
a. Validating (memvalidasi)
Memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan
b. Informing( memberikan informasi)
Memberikan informasi yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan klien dalam rangka
memberdayakan klien dan keluarga klien.
c. Supporting (mendukung)
Memberikan dukungan kepada klien dalam mencapai kesejahteraan / well being sesuai
kapasitas sebagai perawat
d. Feedback (memberikan umpan balik)
Memberikan umpan balik terhadap apa yang dilakukan oleh klien dalam usahanya
mencapai kesembuhan / well being
e. Helping patients to focus generate alternatives (membantu pasien untuk focus dan
membuat alternative)
Menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam program peningkatan kesehatannya
baik tindakan keperawatan maupun tindakan medis. (Potter & Perry, 2009)

Proses peduli ini berurutan dan tumpang tindih. Pada kenyataannya, mereka mungkin
tidak ada terpisah satu sama lain karena masing-masing merupakan komponen integral dari
struktur menyeluruh dari kepedulian (Wojnar, 2010, hal 746). Menurut Swanson 99%
mengetahui, bersama dengan, melakukan untuk memungkinkan dan mempertahankan
keyakinan adalah komponen penting dari hubungan perawat-klien terlepas dari konteksnya.

B. Konsep Utama Metaparadigma Keperawatan berdasarkan Teori Caring


1. Manusia
Asumsi Swanson tentang caring sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Watson
(1985) bahwa manusia merupakan makhluk yang unik dan utuh yang memiliki pemikiran,
perasaan dan tingkah laku. Pengalaman hidup dari setiap orang dipengaruhi oleh warisan
genetik, anugerah spiritual, dan kebebasan memilihnya.

2. Kesehatan
Perawat tidak hanya berfokus bagaimana klien sembuh dari penyakitnya tetapi perawat
membantu klien untuk dapat mencapai, memelihara, atau mendapatkan kembali tingkat
kesehatan atau kesejahteraan hidupnya yang optimal. Pada saat perawat berfokus pada
kesehatan sebagai suatu kesejahteraan hidup, perawatan yang diberikan haruslah meliputi

8
manusia sebagai manusia yang utuh yaitu menjadi seseorang, bertumbuh, merefleksikan
diri dan selalu berusaha untuk dapat berhubungan dengan sesamanya (Swanson, 1993).
Untuk dapat mengalami kesejahteraan adalah dengan hidup sebagai subjektif, memiliki
arti, berpengalaman sebagai manusia seutuhnya. Utuh melibatkan adanya pengertian
integrasi dan menjadi seseorang berarti semua aspek menjadi seseorang bebas untuk
diekspresikan. Aspek yang di maksud adalah : spiritualitas, pemikiran, perasaan, inteligen,
kreativitas, hubungan, feminine, maskulin dan seksualitas (Swanson, 1993).

3. Lingkungan
Lingkungan didefiniskan sebagai sesuatu yang situasional. Di dalam keperawatan
sendiri, lingkungan adalah suatu konteks yang mempengaruhi atau yang terpengaruh oleh
klien. Pengaruh itu sendiri ada beberapa termasuk budaya, politik, ekonomi, sosial,
biofisik, psikologi dan spiritual. Pada saat kita mencari tahu tentang pengaruh lingkungan
terhadap seseorang, ada baiknya untuk mempertimbangkan tuntutan, kendala dan sumber
– sumber yang membawa kepada situasi tersebut dan lingkungan di sekitarnya (Klausner,
1971).
4. Perawatan
Swanson (1991,1993) mendefinisikan keperawatan atau pemberian pelayanan
keperawatan untuk mencapai kesejahteraan individu. Swanson meyatakan bahwa ilmu
keperawatan dibentuk dari ilmu pengetahuan keperawatan ilmu pengetahuan lain seperti
etika, kepribadian, estetika yang dijadikan nilai-nilai dan harapan individu dan social secara
manusiawi dan berdasarkan pengalaman.

C. Asumsi Teori Kepedulian


Asumsi utama dalam teori peduli termasuk dalam definisi konsep-konsep utama.
 Orang bersifat dinamis dan terus berkembang
 Orang adalah refleksi diri
 Orang adalah makhluk spiritual rindu untuk terhubung dengan orang lain
 Perawat bertanggungjawab untuk mengambil aturan kepemimpinan dalam
memperjuangkan HAM, akses yang setara keperawatan kesehatan dan penyebab
kemanusiaan lainnya.
 Perawat yang mengarahkan perhatian mereka kepada diri sendiri dan perawat lain.

D. Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan


Pandangan Swanson (1993) tentang keperawatan adalah siapa yang kita layani,
bagaimana kita memberikan pelayanan dan kenapa kita terus untuk melayani merupakan
keharusan bagi perawat untuk dapat mengintegrasikan ilmu pengetahuan, diri sendiri, fokus
pada kemanusian dan caring. Yang kemudian disempurnakan dengan adanya transaksi
antara keperawatan, setiap perawat dan klien bahwa perawat adalah profesi yang memiliki
komitmen caring, pemeliharan akan martabat manusia dan meningkatkan kesehatan.
Swanson (1991) mempelajari tentang klien dan profesi pemberi layanan dalam
usahanya untuk membuat teori tentang caring dalam praktik keperawatan yang bermanfaat
dalam memberikan petunjuk bagaimana membangun strategi caring yang berguna dan

9
efektif. Teori caring Swanson ini juga menyajikan permulaan yang baik untuk memahami
kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan yang berisi lima kategori atau proses.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan
cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring
merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian
inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan (Nanda Sartika, 2010).
Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi
sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga menekankan
harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa
selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga
bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat. Penilaian terhadap seorang perawat
dapat terlihat dari perilaku Caring yang dimiliki perawat. Teori Caring Swanson
menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses karakteristik
pelayanan. Teori Caring Swanson (1991) menjelaskan tentang proses Caring yang terdiri
dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir
secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap
diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi
kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup.

10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori kepedulian Swanson (1991, 1993, 1999a) menawarkan penjelasan tentang apa
artinya mempraktekkan keperawatan secara peduli. Dalam teori ini, kepedulian
didefinisikan sebagai “cara pengasuhan yang berhubungan dengan orang lain yang dihargai
yang kepadanya seseorang merasakan rasa komitmen dan tanggungjawab pribadi”
(Swanson,1991,hal 162). Ada empat konsep metaparadigma yang diidentifikasikan oleh
Kristen Swanson, adalah : individu/orang, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan.
Kristen Swanson memiliki lima proses dasar kepedulian, Konsep Maintaining Belief
(mempertahankan keyakinan) adalah mempertahankan keyakinan pada kemampuan orang
lain untuk melewati suatu peristiwa atau transisi dan menghadapi masa depan dengan
makna, Konsep Knowing (pengetahuan) mengacu pada upaya untuk memahami makna
dari peristiwa-anak di hidup dari yang lain, menghindari asumsi, fokus pada orang yang
dirawat, mencari petunjuk, menilai dengan cermat, dan menarik baik yang satu peduli dan
yang dirawat dalam proses mengetahui, Konsep Being With (menjadi dengan) mengacu
pada kehadiran emosional kepada yang lain, termasuk hadir secara pribadi, menyampaikan
ketersediaan, dan berbagi perasaan tanpa membebani orang diasuh, Konsep Doing For
(melakukan untuk) mengacu pada melakukan untuk orang lain apa yang akan dilakukan
seseorang untuk dirinya sendiri, termasuk mengantisipasi kebutuhan, menghibur,
melakukan dengan terampil dan kompeten, dan melindungi yang dirawat sementara
menjaga martabatnya, Konsep Enablings (pemungkinan) mengacu pada memfasilitasi
bagian lain melalui transisi kehidupan dan kejadian yang tidak biasa dengan berfokus pada
peristiwa, memberitahu, menjelaskan, mendukung, memvalidasi perasaan, menghasilkan
alternatif, memikirkan semuanya, dan memberikan umpan balik.

B. Saran
1. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat dapat memodifikasi konsep
teori Swanson sehingga lebih fleksibel, kreatif dan inovatif tetapi tetap memandang
bahwa klien adalah manusia yang unik dengan masalah keperawatan yang
komprehensif serta disesuaikan dengan hukum, kode etik dan moral sehingga
praktek keperawatan akan berperan dalam peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
2. Teori Human Caring yang diberikan oleh Kristen Swanson diterapkan dalam
aktivitas sehari-hari dalam keperawatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kozier,Barbara,dkk.2010.Fundamental Keperawatan Konsep, Proses & Praktik.Jakarta:EGC


Medical Publisher

12

Anda mungkin juga menyukai