Anda di halaman 1dari 5

Konsep Teori Caring Kristen Swanson

Swanson mendefinisikan caring sebagai suatu cara pemeliharaan hubungan dengan

saling menghargai orang lain, disertai perasaan memiliki dan tanggung jawab. Caring

merupakan proses yang terus ada dalam dinamika hubungan pasien-perawat. Ada yang melihat

proses ini sebagai hubungan yang linear, namun juga harus dianggap sebagai hubungan siklik.

(Potter & Perry 2009).

Caring merupakan proses bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam

hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti

melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam

menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup

(Swanson, 1991). Sikap pelayanan yang dinilai klien terdiri dari bagaimana perawat menjadikan

pertemuan yang bermakna bagi klien, menjaga kebersamaan, dan bagaimana memberikan

perhatian. Teori Swanson (1991) memberikan petunjuk bagaimana membentuk strategi caring

yang berguna dan efektif. Setiap proses caring memiliki defenisi dan subdimensi yang

merupakan dasar dalam intervensi keperawatan.

Dimensi Caring Menurut Kristen Swanson

Menurut Swanson (1991) ada lima dimensi yang mendasari konsep caring yaitu :

1. Maintaining Belief

Adanya kepercayaan dan keyakinan seseorang dalam melalui proses kehidupan dan masa

saat transisi dalam hidupnya untuk menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan,

menumbuhkan bersikap optimisme, memaknai arti atau mengambil hikmah dari setiap

peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi apa pun. Tujuannya adalah untuk

membantu orang lain dalam batas-batas kehidupannya sehingga dapat menemukan


makna dan mempertahankan sikap yang penuh harapan. Memelihara dan

mempertahankan keyakinan nilai hidup seseorang adalah dasar dari caring dalam praktek

keperawatan. Subdimensi yang terdapat dalam maintaining belief yaitu:

a. Believing In

(Percaya / Memegang Kepercayaan) Perawat mendengarkan keluhan-keluhan pasien

dan mempercayai semua yang dirasakan pasien yang mungkin terjadi pada semua

orang yang mengalami masa transisi.

b. Offering A Hope-Filled Attitude (Memberikan Harapan) Memberikan dorongan

dengan berperilaku sebagai perawat penuh dengan pehatian dan kepedulian/care

terhadap masalah yang dialami dengan sikap tubuh, kontak mata dan intonasi bicara

perawat

c. Maintaining Realistic Optimism (Menawarkan Keyakinan Yang Realistis)

Menunjukkan dan memelihara sikap optimisme perawat dan harapan terhadap masalah

yang menimpa klien secara realistis serta mendorong dan meningkatkan sikap

optimisme dan harapan yang dimiliki klien.

d. Helping To Find Meaning (Membantu Menemukan Arti) Membantu klien memaknai

hal yang sedang dialami klien sehingga secara perlahan klien dapat memahami dan

menerima bahwa setiap orang dapat mengalamimasalah seperti yang dialami klien.

e. Going The Distance (Menjaga Jarak) Mempererat hubungan dengan klien dengan

tetap mempertahankan peran sebagai antara perawat dan klien sehingga menumbuhkan

rasa kepercayaan klien terhadap perawat dan tanggung jawab serta caring secara

menyeluruh oleh perawat kepada klien.


2. Knowing Berusaha mengerti kejadian-kejadian yang memberikan makna dalam

kehidupan klien. Mempertahankan kepercayaan adalah dasar dari caring keperawatan,

knowing dianggap suatu pembelajaran terhadap pengalaman hidup klien dengan

mengesampingkan asumsi perawat yang mengetahui kebutuhan klien, menggali/mencari

informasi klien secara detail, peka terhadap bahasa verbal dan non verbal, memfokus

kepada satu tujuan keperawatan, serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang

yang diberi asuhan dan menyatukan persepsi antara perawat dan klien.

Subdimensi yang terdapat dalam knowing yaitu:

a. Avoiding Assumptions (Menghindari Asumsi) Menghindari adanya perbedaan asumsi-

asumsi dengan menyamakan persepsi antara klien dan perawat.

b. Assessing Thoroughly (Penilaian Menyeluruh) Melakukan pengkajian secara holistic

yaitu berdasarkan aspek biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural.

c. Seeking Clues (Mencari Petunjuk) Upaya untuk menemukan informasi-informasi yang

mendalam dan menyeluruh tentang klien.

d. Centering On The One Cared For (Fokus Pada Pelayanan Satu Orang) Perawat

melaksanakan asuhan keperawatan dengan fokus kepada klien.

e. Engaging The Self Of Both (Mengikat Diri Atau Keduanya) Menjalankan fungsi

sebagai perawat secara utuh dan saling bekerja sama dalam melaksanakan asuhan

keperawatan yang efektif.

3. Being with Bukan hanya hadir secara menyeluruh tetapi juga saling berkomunikasi yang

bertujuan untuk berbagi apa yang dirasakan klien dan secara emosional memberikan

dukungan dan kenyamanan serta memantau klien baik fisik maupun emosional.

Subdimensi yang terdapat dalam being with yaitu:


a. Non Burdening (Tidak Membebankan) Perawat dalam menjalankan tugas bekerjasama

dengan klien tanpa memaksa kehendak kepada klien untuk melakukan tindakan

keperawatan.

b. Convering Availability (Menunjukkan Kesediaan) Menunjukan kesediaan perawat

dalam membantu klien dan memberikan fasilitas kepada klien untuk mencapai tahap

kesejahteraan / well being.

c. Enduring With (Menunjukkan Kemampuan) Saling berkomitmen antara perawat dan

klien dalam upaya meningkatkan kesehatan klien.

d. Sharing Feelings (Berbagi Perasaan) Saling berbagi pengalaman hidup yang bertujuan

untuk meningkatkan kesehatan klien.

4. Doing For Melakukan sesuatu tindakan kepada klien dengan mengantisipasi kebutuhan

yang diperlukan, kenyamanan, menjaga privasi dan martabat klien. Subdimensi yang

terdapat dalam doing for yaitu:

a. Comforting ( Memberikan Kenyamanan) Dalam setiap memberikan asuhan

keperawatan, perawat harus memperhatikan kenyamanan pada klien dan menjaga

privasi klien.

b. Performing Competently (Menunjukkan Ketrampilan) Tidak hanya berkomunikasi dan

memberikan kenyaman dalam tindakannya, perawat juga menunjukkan kompetensi

atau skill sebagai perawat profesional.

c. Preserving Dignity (Menjaga Martabat Klien) Dalam melaksanakan tugas perawat harus

tetap menjaga martabat klien sebagai individu atau memanusiakan manusia.

d. Anticipating ( Mengatisipasi ) Perawat dalam melakukan tindakan selalu meminta

persetujuan klien dan keluarga.


e. Protecting (melindungi) Memberikan perlindungan terhadap hak-hak pasien dalam

memberikan asuhan keperawatan dan tindakan medis.

5. Enablings Memberikan kemudahan atau memberdayakan klien, memfasilitasi klien agar

dapat melewati masa transisi dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa dalam

hidupnya yang belum pernah dialami dengan memberi informasi, menjelaskan,

mendukung dengan fokus masalah yang relevan, berfikir melalui masalah dan

menghasilkan alternatif pemecahan masalah sehingga meningkatkan penyembuhan klien

atau klien mampu melakukan tindakan yang tidak biasa dia lakukan dengan cara

memberikan dukungan, memvalidasi perasaan dan memberikan umpan balik/feedback.

Subdimensi yang terdapat dalam enablings yaitu:

a.Validating (Memvalidasi) Memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan kepada

klien

b. Informing (Memberikan Informasi) Menjelaskan informasi yang berkaitan dengan

peningkatan kesehatan klien dalam rangka memberdayakan klien dan keluarga klien.

c. Supporting (Mendukung) Mendukung klien dalam upaya pencapaian kesejahteraan/well

being sesuai kemampuan sebagai perawat.

d. Feedback (Memberikan Umpan Balik) Memberikan umpan balik atau reward terhadap

apa yang dilakukan oleh klien dalam usahanya mencapai kesembuhan/well being.

e. Helping Patients To Focus Generate Alternatives (Membantu Pasien Untuk Fokus Dan

Membuat Alternatif) Menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam program

peningkatan kesehatannya baik tindakan keperawatan maupun tindakan medis (Potter

& Perry, 2009)

Anda mungkin juga menyukai