Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancaranya yang dilakukannya pada wanita yang
mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara
sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan kesehatan
(Potter et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan pada
saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat
pasien. Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini,
yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan
sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan
dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang
pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses
becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak hanya menjadi
dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam membantu pasien lebih dekat dengan
tujuannya (well-being).
Teori caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses
karakteristik pelayanan. Teori caring Swanson menjelaskan tentang proses caring yang terdri dari
bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara emosional,
melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi
dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan
seseorang dalam menjalani hidupnya.
Swanson (1991) menjelaskan middle range theory of caring. Caring didefinisikan sebagai ´a nurturing
way of relating to a valued other toward whom one feels a personal sense of commitment and
responsibility`. Kata kunci dari definisi tersebut adalah memberikan asuhan keperawatan yang bernilai
kepada klien dengan penuh rasa komitment dan tanggung jawab.
1. Maintaining Belief
Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi
dalam hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan, meyakini kemampuan orang
lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu menemukan arti atau mengambil hikmah dari setiap
peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi apa pun. Tujuannya adalah untuk memungkinkan
orang lain terbantu dalam batas-batas kehidupannya sehingga mampu menemukan makna dan
mempertahankan sikap yang penuh harapan. Memelihara dan mempertahankan keyakinan nilai hidup
seseorang adalah dasar dari caring dalam praktek keperawatan.
Subdimensi:
a. Believing in
Perawat menanggapi apa yang klien rasakan dan percaya bahwa perasaan – perasaan tersebut bisa
terjadi dan wajar terjadi pada siapapun yang sedang dalam masa transisi.
Menunjukkan perilaku bahwa perawat sepenuhnya peduli/care terhadap masalah yang dialami
dengan sikap tubuh, kontak mata dan intonasi bicara perawat.
Menjaga dan menunjukan optimisme perawat dan harapan terhadap apa yang menimpa klien secara
realistis dan berusaha mempengaruhi agar klien mempunyai optimisme dan harapan yang sama.
Membantu klien menemukan makna akan masalah yang terjadi sehingga klien perlahan - lahan
menerima bahwa setiap orang dapat mengalami apa yang dialami klien.
Semakin jauh menjalin/menyelami hubungan dengan tetap menjaga hubungan sebagai perawat-klien
yang tujuan akhir dalam tahap ini adalah kepercayaan klien sepenuhnya terhadap perawat dan
responsibility serta caring secara total oleh perawat kepada klien.
2. Knowing
Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa yang memiliki makna dalam kehidupan klien.
Mempertahankan kepercayaan adalah dasar dari caring keperawatan, knowing adalah memahami
pengalaman hidup klien dengan mengesampingkan asumsi perawat mengetahui kebutuhan klien,
menggali/menyelami informasi klien secara detail, sensitive terhadap petunjuk verbal dan non verbal,
fokus kepada satu tujuan keperawatan, serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang yang
diberi asuhan dan menyamakan persepsi antara perawat dan klien. Knowing adalah penghubung dari
keyakinan keperawatan terhadap realita kehidupan.
Subdimensi:
a. Avoiding assumptions
Menghindari asumsi-asumsi
b. Assessing thoroughly
Melakukan pengkajian menyeluruh meliputi bio psiko sosial spitual dan kultural
c. Seeking clues
Melibatkan diri sebagai perawat secara utuh dan bekerja sama dengan klien dalam melakukan asuhan
keperawatan yang efektif
3. Being With
Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga komunikasi, berbagi perasaan tanpa
beban dan secara emosional bersama – sama klien dengan maksud menawarkan kepada klien
dukungan, kenyamanan, pemantauan dan mengurangi intensitas perasaan yang tidak diinginkan.
Subdimensi:
a. Non-burdening
Perawat bekerjasama dengan klien tanpa memaksa kehendak kepada klien dalam melakukan tindakan
keperawatan
b. Convering availability
Menunjukan kesediaan perawat dalam membantu klien dan memfasilitasi klien untuk mencapai tahap
kesejahteraan / well being.
c. Enduring with
d. Sharing feelings
Berbagi pengalaman bersama klien yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesehatan klien.
Dengan “Being with” perawat dapat menunjukkan dengan cara kontak mata, bahasa tubuh, nada suara,
mendengarkan serta memiliki sikap positif dan bersemangat yang dilakukan perawat, akan membentuk
sesuatu suasana keterbukaan dan saling mengerti.
4. Doing For
Doing for berarti bersama – sama melakukan sesuatu tindakan yang bisa dilakukan, mengantisipasi
kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan, menjaga privasi dan martabat klien.
Subdimensi:
Dalam melakukan tindakan keperawatan dilakukan dengan memberikan kenyamanan pada klien dan
menjaga privasi klien.
Tidak hanya berkomunikasi dan memberikan kenyaman dalam tindakannya, perawat juga menunjukkan
kompetensi atau skill sebagai perawat professional
d. Anticipating ( mengatisipasi )
Perawat dalam melakukan tindakan selalu meminta persetujuan klien dan keluarga
e. Protecting (melindungi)
Melindungi hak-hak pasien dalam memberikan asuhan keperawatan dan tindakan medis
5. Enablings
Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien, memfasilitasi klien untuk melewati masa
transisi dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa dalam hidupnya yang belum pernah dialami
dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung dengan focus masalah yang relevan, berfikir
melalui masalah dan menghasilkan alternative pemecahan masalah sehingga meningkatkan
penyembuhan klien atau klien mampu melakukan tindakan yang tidak biasa dia lakukan dengan cara
memberikan dukungan, memvalidasi perasaan dan memberikan umpan balik / feedback.
Subdimensi:
a. Validating (memvalidasi)
Memberikan informasi yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan klien dalam rangka
memberdayakan klien dan keluarga klien.
c. Supporting (mendukung)
Memberikan dukungan kepada klien dalam mencapai kesejahteraan / well being sesuai kapasitas sebagai
perawat
Memberikan umpan balik terhadap apa yang dilakukan oleh klien dalam usahanya mencapai
kesembuhan / well being
e. Helping patients to focus generate alternatives (membantu pasien untuk focus dan membuat
alternative)
Menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam program peningkatan kesehatannya baik
tindakan keperawatan maupun tindakan medis. (Potter & Perry, 2009)