Anda di halaman 1dari 8

LO

A. PENGERTIAN CARING
Caring atau kepedulian adalah suatu tindakan atau reaksi yang dilakukan
seseorang terhadap orang lain . Perilaku perawat dalam pelayanan keperawatan
merupakan suatu tanggapan dan tindakan terhadap kebutuhan dan keinginan dari para
pasien (Anjaryani, 2009). Caring perawat merupakan sikap peduli yang memudahkan
pasien untuk mencapai peningkatan kesehatan dan pemulihan . Perilaku caring sebagai
bentuk peduli, memberikan perhatian kepada orang lain, berpusat pada orang,
menghormati harga diri, dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegah terjadinya status
kesehatan yang memburuk, memberi perhatian dan menghormati orang lain (Nursalam,
2014 dalam Kusmiran 2015).
Perilaku caring adalah esensi dari keperawatan yang membedakan
perawat dengan profesi lain dan mendominasi serta mempersatukan
tindakan-tindakan keperawatan (Waston, 2009 dalam Kusmiran 2015).
Perilaku Caring merupakan kunci sukses bagi perawat dalam menjalankan
profesinya yaitu apabila mempunyai ilmu untuk mensintesa semua
kejadian yang berhubungan dengan klien, mampu menganalisa, mengintepretasikan,
mempunyai kata hati, dan mengerti apa yang terjadi
terhadap masalah yang dihadapi klien (Rinawati, 2012).
Menurut Jean Watson, ada 10 faktor karatif di dalam human caring :
1. Penanaman nilai humanistic-altruistik
Penerapan humanistik dan altruistic dengan kasih sayang dan ketenangan berupa
pengenalan akan identitaas pasien, mengenal kelebihan dan karakter pasien sesuai
dengan nama yang disukai para pasien.
2. Menanamkan sikap penuh pengharapan (faith-hope)
Dengan memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga untuk dapat menerima
penyakitnya.
3. Menanamkan sensifitas terhadap diri sendiri dan orang lain.
Bentuk sikap sensitifitas terhadap diri sendiri adalah sikap empati. Perawat lebih
sensitive dan tulus dalam memberikan bantuan kepada
pasien.
4. Membina hubungan saling membantu, saling percaya dan peduli (human care).
Hubungan semacam ini melibatkan komunikasi efektif, empati dan
kehangatan.
5. Mengekspresikan perasaan positif dan negative
Perilaku perawat seperti menjadi pengengar yang baik, mendengarkan
secara aktif setiap keluahan pasien dengan sabar.
6. Menggunakan problem solving dalam pemecahan masalah pasien.
Berhubungan dengan proses keperawatan menggunakan metode
penyelesaian masalah yang sistematis dengan langkah-langkah dari
pengkajian sampai evaluas.
7. Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal
Proses belajar mengajar interpersonal dapat diciptakan dengan
mendiskusikan setiap keluhan dan cara mengatasinya.
8. Menciptakan lingkungsn fisik, mental, social, dan spiritual yang suportif, protektif,
dan korektif.
Bentuk perilaku perawat adalah persetujuan perawat terhadap
keinginan pasien untuk beribadah sesuai agamanya.
9. Membantu dalam memenuhi kebutuhan pasien
Bersedia memenuhi kebutuhan dasar pasien dengan ikhlas, penuh
penghargaan dan menjaga kerahasiaan pasien.
10. Menjadi peka terhadap kekuatan eksistensial-fenomenologi spiritual.
Perawat dapat memfasilitasi kebutuhan pasien dan keluarga untuk
mencari terapi alternatif, berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa, dan menyiapkan
pasien dan keluarga dalam menghadapi proses kematian dan berduka.
B. MANFAAT CARING
Pemberian pelayanan keperawatan yang didasari oleh perilaku caring
perawat mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penerapan caring
yang diintegrasikan dengan pengetahuan biofisikal dan pengetahuan mengenai
perilaku manusia akan dapat meningkatkan kesehatan individu dan memfasilitasi
pemberian pelayanan kepada pasien. Watson (1979 dalam Tomey & Alligod,
2006) menambahkan bahwa caring yang dilakukan dengan efektif dapat
mendorong kesehatan dan pertumbuhan individu. Selain itu, William (1997)
dalam penelitiannya, menemukan adanya hubungan yang signifikan antara
persepsi mengenai perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan. Dengan demikian, perilaku caring yang ditampilkan oleh
seorang perawat akan mempengaruhi kepuasan klien.
Perilaku caring perawat tidak hanya mampu meningkatkan kepuasan
klien, namun juga dapat menghasilkan keuntungan bagi rumah sakit. Godkin dan
Godkin (2004) menyampaikan bahwa perilaku caring dapat mendatangkan
manfaat finansial bagi industri pelayanan kesehatan. Issel dan Khan (1998)
menambahkan bahwa perilaku caring staf kesehatan mempunyai nilai ekonomi
bagi rumah sakit karena perilaku ini berdampak bagi kepuasan pasien. Dengan
demikian, secara jelas dapat diketahui bahwa perilaku caring perawat dapat
memberikan kemanfaatan bagi pelayanan kesehatan karena dapat meningkatkan
kesehatan dan pertumbuhan individu serta meningkatakan kepuasan pasien
sehingga akan meningkatkan kunjungan pasien ke rumah sakit dan pada akhirnya
memberikan keuntungan finansial bagi rumah sakit.
C. CARING TRANSPERSONAL
Hubungan Caring Transpersonal diartikan sebagai hubungan manusia yang
bersifat caring atau bersatu dengan orang lain dengan menghargai seseorang seutuhnya.
Setiap faktor memiliki komponen fenomenologis yang bersifat dinamis dan relatif bagi
setiap individu yang terlibat dalam hubungan yang tercakup dalam keperawatan :
1. Membentuk Sistem Nilai Humanistik Altruistik
Nilai humanistik dan altruistik dipelajari pada usia dini tetapi dapat sangat
dipengaruhi oleh perawat pendidik. Faktor ini dapat diartikan sebagai kepuasan
yang didapat dengan memberi dan memperluas dimensi diri (sense of self).

2. Membangkitkan Keyakinan-Harapan
Faktor ini, dipadukan dengan nilai humanistik dan altruistik, dapat membantu
mewujudkan keperawatan yang holistik dan kesehatan positif pada populasi
pasien. Faktor ini juga menggambarkan peran perawat dalam mengembangkan
hubungan perawat-pasien yang efektif dan meningkatkan kesejahteraan pasien
dengan membantunya.

3. Menanamkan Kepekaan terhadap Diri dan Orang Lain


Menyadari perasaan diri, baik bagi perawat maupun pasien, dapat mengarahkan
seseorang menuju aktualisasi dirinya. Perawat mengakui kepekaan dan
perasaannya dapat menjadi lebih tulus, ikhlas dan peka terhadap orang lain.

4. Mengembangkan Hubungan Membantu Hubungan Rasa Percaya


Hubungan membantu dan rasa percaya antara perawat dan pasien sangat penting
dikembangkan untuk mewujudkan hubungan caring transpersonal. Melalui
hubungan saling percaya, perawat dan pasien dapat mengungkapkan perasaan
positif maupun negatifnya. Hubungan semacam ini membutuhkan sikap yang
empati, selaras, kehangatan yang tidak bersifat posesif, dan komunikasi efektif.
Sikap yang selaras yaitu sikap yang jujur, tulus, asli dan tidak berpura-pura.
Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami sudut pandang dan
perasaan orang lain.
Kehangatan yang tidak posesif ditunjukkan dengan nada suara yang sedang/tidak
terlalu pelan atau keras, sikap tubuh yang terbuka, dan ekspresi wajah yang
sesuai. Sedangkan komunikasi efektif memiliki komponen kognitif, afektif, dan
perilaku.

5. Meningkatkan dan Menerima Ungkapan Perasaan Positif dan Negatif Berbagi


perasaan dapat dianggap sebagai pengalaman yang berisiko bagi perawat ataupun
pasien. Perawat harus siap menghadapi perasaan yang positif atau negatif.
Perawat harus menyadari pula bahwa pemahaman intelektual dan
emosional dari setiap situasi dapat berbeda-beda.

6. Menggunakan Metode Pemecahan Masalah secara Sistematis untuk Pengambilan


Keputusan
Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan pemecahan masalah secara
ilmiah dalam keperawatan, memupuskan citra perawat sebagai pembantu dokter.
Proses keperawatan sama dengan proses penelitian yang sistematis dan tertata.

7. Meningkatkan Pengajaran-Pembelajaran

Faktor ini merupakan konsep yang penting dalam keperawatan karena


membedakan caring dengan curing. Melalui proses pengajaran-pembelajaran
interpersonal, pasien dapat terinformasikan, sehingga dapat bertanggungjawab
untuk mencapai kesejahteraan dan kesehatan dirinya. Perawat memfasilitasi
proses ini dengan teknik mengajar-belajar yang dirancang untuk memampukan
pasien merawat dirinya, menentukan kebutuhan dirinya, dan memberikan
kesempatan bagi dirinya untuk tumbuh.

8. Menyediakan Lingkungan Psikologis, Fisik, Sosial Budaya dan Spiritual yang


Mendukung, Melindungi, dan Memperbaiki
Perawat harus menyadari adanya pengaruh lingkungan internal dan eksternal
terhadap sehat dan sakit individu. Konsep yang relevan dengan lingkungan
internal termasuk di antaranya kesejahteraan jiwa dan spiritual serta keyakinan
sosial budaya seorang individu. Selain variabel tersebut, variabel epidemiologis,
variabel eksternal lainnya meliputi kenyamanan, privacy, keamanan, kebersihan
dan lingkungan yang indah.

9. Membantu Pemenuhan Kebutuhan Manusia


Perawat menyadari adanya kebutuhan biofisik, psikofisik, psikososial, dan
intrapersonal dari dirinya sendiri dan juga pasien. Pasien harus dapat memenuhi
kebutuhan yang lebih mendasar terlebih dahulu sebelum dapat memenuhi
kebutuhan lain yang lebih tinggi tingkatannya. Kebutuhan nutrisi, eliminasi, dan
ventilasi adalah contoh kebutuhan biofisik dasar. Sementara kebutuhan aktivitas,
inaktivitas dan seksualitas termasuk kebutuhan psikofisik dasar. Pencapaian dan
afiliasi merupakan kebutuhan psikososial yang tingkatannya lebih tinggi.
Aktualisasi diri merupakan kebutuhan intrapersonal-interpersonal yang
tingkatannya juga tinggi.

10. Mengizinkan Kekuatan Eksistensial-Fenomenologis


Fenomenologi menggambarkan data dari situasi yang membantu untuk
memahami suatu fenomena. Sedangkan psikologi eksistensial adalah ilmu
manusia yang menggunakan analisis fenomenologi. Watson menganggap faktor
ini sulit dipahami. Faktor ini diikutsertakan untuk memberikan pengalaman yang
dapat memicu pemikiran agar dapat memahami diri sendiri dan orang lain.
Watson percaya bahwa perawat memiliki tanggung jawab untuk melakukan lebih
dari 10 faktor karatif tersebut dan membantu pasien dalam area promosi
kesehatan melalui tindakan preventif. Tujuan ini dapat dicapai dengan
mengajarkan pasien perubahan diri untuk meningkatkan kesehatan, memberikan
dukungan sesuai situasi, mengajarkan cara menyelesaikan masalah, serta
mengetahui kemampuan adaptasi dan koping terhadap kehilangan.
D. ESTABLISHING CARING RELATIONSHIP

Hubungan perawat dengan pasien adalah suatu wahana untuk mengaplikasikan


proses keperawatan pada saat perawat dan pasien berinteraksi kesediaan untuk terlibat
guna mencapai tujuan asuhan keperawatan. Hubungan perawat dan pasien adalah
hubungan yang direncanakan secara sadar,bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
pencapaian tiuan klien. Dalam hubungan itu perawat menggunakan pengetahuan
komunikasi guna memfasilitasi hubungan yang efektif.

Pada dasarnya hubungan perawat dan pasien bersifat professional yang diarahkan
pada pencapaian tujuan. Hubungan perawat dengan pasien merupakan hubungan
interpersonal titik tolak saling memberi pengertian.

Kewajiban perawat memberikan asuhan keperawatan  dikembangkan hubungan


saling percaya dibentuk dalam interaksi ,hubungan yang dibentuk bersifat terapetik dan
bukan hubungan social,hubungan perawat dan klien sengaja dijalin terfokus pada
klien,bertujuan menyelesaikan masalah klien.

Tahap interaksi yang dilalui dalam berhubungan banyak factor yang perlu
diperhatikan baik klien maupun perawat ada 2 yaitu :

1. Perawat professional mampu menjalin hubungan terapeutik dengan klien

2. Keikhlasan,empati dan kehangatan diciptakan dalam berhubungan dengan


klien

Anda mungkin juga menyukai