Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN PRILAKU CARING KEPERAWATAN

DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT


INAP RSUD DR.MOEWARDI

Disusun untuk memenuhi


Tugas Metodologi penelitian

Dosen pembimbing :

Arum Pratiwi, S.Kp., M.Kes., Ph.D

Di susun oleh :
Titania Nur Rizkya
J210200118

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kemajuan teknologi di berbagai bidang telah memberikan banyak dampak


bagi kehidupan manusia salah satunya peningkatan masalah kesehatan yang
berdampak pada status kesehatan masyarakat. Hal ini mendorong peningkatan
kebutuhan akan pelayanan kesehatan, yang salah satunya adalah pelayanan
keperawatan. Keperawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang
berhubungan dengan manusia, dan memberikan pelayanan komprehensif terhadap
seluruh aspek kehidupan yaitu biopsiko-sosial dan spiritual (Nursalam, 2014)

Pelayanan keperawatan merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang unik dan


berbeda dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter ataupun profesi lain.
Filosofi dari keperawatan adalah humanisme, holismdancare (Nursalam ,2014 ).
Keperawatan merupakan profesi yang mengedepankan sikap “care”, atau kepedulian,
dan kasih sayang terhadap klien. (Perry, 2012).

(Watson, 2009) menempatkan caring sebagai dasar dan sentral dalam praktek
keperawatan. Caring memberikan kemampuan pada perawat untuk memahami dan
menolong klien. Seorang perawat harus memiliki ke s ada r an t ent ang a suhan
keperawatan, dalam memberikan bantuan bagi klien dalam mencapai atau
mempertahankan kesehatan atau mencapai kematian dengan damai Linberg, dalam
(Nursalam, 2014).

Penelitian Aiken (2012) menunjukkan persentase perawat yang memiliki


kualitas pelayanan caring yang buruk terdapat pada Negara Irlandia 11%, dan Yunani
47%. International Association of Human Caring menjelaskan bahwa keperawatan
selalu meliputi empat konsep yaitu merawat adalah apa yang perawat lakukan,
manusia adalah sasaran dari apa yang perawat lakukan, kesehatan adalah tujuannya
dan lingkungan adalah tempat dimana perawat merawat.
Perilaku yang ditampilkan oleh perawat adalah dengan memberikan rasa
nyaman, perhatian, kasih sayang, peduli, pemeliharaan kesehatan, memberi dorongan,
empati, minat, cinta, percaya, melindungi, kehadiran, mendukung, memberi sentuhan
dan siap membantu serta mengunjungi klien (Watson, 2012). Perilaku seperti itu akan
mendorong klien dalam perubahan aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial kearah
yang lebih baik

2. MASALAH PENELITIAN

a. Perawat belum mampu menunjukkan kesiapan dalam mengambil risiko, seperti


perawat belum memahami perasaan klien,

b. perawat kurang merasa khawatir dengan klien yang berhubungan dengan


penyakitnya

c. perawat kurang perilaku dalam penerimaan ungkapan perasaan positif-negatif


terhadap klien.

3. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran perilaku caring perawat terhadap pasien di

ruangan rawat inap RSUD Dr. Moewardi

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi karakteristik pasien yang dirawat di

ruangan rawat inap RSUD Dr. Moewardi

b. Diketahui distribusi perilaku caring perawat di ruangan rawat inap

RSUD Dr. Moewardi


c. Diketahui distribusi frekuensi perilaku caring perawat berdasarkan

karakteristik pasien di ruangan rawat inap RSUD Dr. Moewardi

4. MANFAAT PENELITIAN

a. Caring dipersepsikan oleh klien sebagai ungkapan cinta dan ikatan, otoritas dan
keberadaan, selalu bersama, empati,

b. Memotivasi perawat untuk dapat lebih care pada klien dan mampu melakukan
tindakan sesuai kebutuhan klien.

c. Semakin baik perilaku caring perawat dalam memberikan pelayanan asuhan


keperawatan,

d. Klien atau keluarga semakin senang dalam menerima pelayanan, berarti


hubungan terapeutik perawat-klien semakin terbina.

e. Dapat menunjukkan perhatian, tanggung jawab atas perawatan yang diberikan


terhadap klien, dan juga merawat klien dilakukan dengan tulus dan ikhlas.
BAB II

TINAUAN TEORI

1. Caring Keperawatan

1.1 Definisi Caring

Caring dipersepsikan oleh klien sebagai ungkapan cinta dan ikatan, otoritas
dan keberadaan, selalu bersama, empati, dapat memotivasi perawat untuk dapat lebih
care pada klien dan mampu melakukan tindakan sesuai kebutuhan klien. Semakin
baik perilaku caring perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan, klien
atau keluarga semakin senang dalam menerima pelayanan, berarti hubungan
terapeutik perawat-klien semakin terbina. Hal ini perawat yang memberikan caring
terhadap klien yang berarti perawat sudah dapat menunjukkan perhatian, tanggung
jawab atas perawatan yang diberikan terhadap klien, dan juga merawat klien
dilakukan dengan tulus dan ikhlas.

Perilaku caring merupakan manifestasi perhatian kepada orang lain, berpusat


pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan. Caring mempunyai komitmen
untuk mencegah terjadinya sesuatu yang buruk, memberi perhatian dan konsen,
menghormati orang lain dan kehidupan manusia. Caring juga merupakan ungkapan
cinta dan ikatan, otoritas dan keberadaan, selalu bersama, empati, dapat memotivasi
perawat untuk dapat lebih care pada klien dan mampu melakukan tindakan sesuai
kebutuhan klien (Dwidiyanti, 2012).

Caring menurut Watson (2012) dikutip dari Poer & Perry (2013) merupakan
sentral praktek keperawatan dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya terhadap klien. Aspek utama caring dalam analisis meliputi :
pengetahuan, penggantian irama (belajar dari pengalaman), kesabaran, kejujuran, rasa
percaya, kerendahan hati harapan dan keberaniannya. memberi perhatian dan konsen,
menghormati orang lain dan kehidupan manusia.

Dampak perilaku caring bagi klien adalah meningkatkan hubungan saling


percaya, meningkatkan penyembuhan fisik, keamanan, memiliki banyak energi, biaya
perawatan lebih rendah, serta menimbulkan perasaan lebih nyaman (Watson, 2012).
Hasil penelitian Suryantini (2014) menunjukan hasil adanya hubungan yang positif
antara perilaku caring perawat dengan kepuasan klien. Semakin baik caring perawat
akan meningkatkan proporsi kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.
Kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan merupakan indikator penting dari
kualitas pelayanan Rumah Sakit, karena sebagian besar pelayanan yang ada di rumah
sakit diberikan oleh perawat (Laschinger, Gilbert & Smith, 2011).

1.2 Karakteristik Caring

Karakteristik caring menurut Rogers dalam Sudarsono(2010) adalah sebagai berikut:

a. Be ourselves

Sebagai manusia harus jujur, dapat dipercaya, tidak tergantung pada orang lain.

b. Clarity

Keinginan untuk terbuka dengan orang lain

c. Respect

Selalu menghargai orang lain

d. Separetenes

Perawat tidak boleh tertawa dalam suasana dan masalah yang dihadapi pasien dan
tetap mempetahankan jarak dengan klien.

e. Freedom

Memberikan kebebasan kepada orang lain untuk mengekspresikan perasaannya.

f. Emphaty

Merasakan dan memikirkan perasan klien, tetapi tidak larut dalam masalah tersebut.

g. Evaluation

Dinilai bersama-sama Karakteristik caring menurut Leininger dalam Blassdell, Nancy


D (2017) terbagi menjadi 3(tiga) yaitu:

a. Profesional caring
Sebagai perwujudan kemapuan kognitif perawat bertindak terhadap respon yang
ditujukan pasien berdasarkan ilmu, sikap dan keterampilan profesional, sehingga
dalam memberikan bantuan terhadap klien sesuai dengan kebutuhan, masalah dan
tujuan yang telah ditetapkan perawat dan pasien.

b. Scientific caring

Segala kepatuhan dan tindakan dalam memberikan asuhan berdasarkan pengetahuan


yang dimiliki perawat.

c. Humanistic caring

Proses bantuan kepada orang lain yang bersifat kreatif,intuitif ataukognitif yang
didasarkan pada filosofi,fenomenologik, perasaan subjektif dan objektif. Marlaine
Smith dengan theory of unitary caring dalam Kusmiran (2015) mengatakan caring
sebagai kesatuan yang terdiri dari lima karakteristik yaitu :

a. Manifesting intentions (berniat mewujudkan) Perawat memberikan perilaku caring


secara utuh terhadap kebutuhan dasar pasien.

b. Appreciating pattern (menghargai pola/kebiasaan). Perawat memahami masalah


yang dihadapi pasien, menggali kebiasaan yang yang dilakukan pasien dalam
mengatasi masalahnya.

c. Attuning to dynamic flow (memfasilitasi proses) Perawat menggali pernyataan


klien mengenai permasalahannya. Perawat melaukan validasi terhadap pernyataan
klien.

d. Experincing the infinite (memberikan waktu bagi klien untuk mengungkapkan


masalahnya dengan tuntas).

e. Inviniting creative emergence ( mendorong klien menyampaikan solusi terhadap


permasalahannya.

3. Aspek-aspek yang mendasari perawat bersifat care Tiga aspek yang mendasari
perawat bersifat care terhadap orang lain,(Morrison & Burnard, 2009) yaitu:

a. Aspek kontrak
Perawat memiliki tugas fungsional untuk bersifat care.Menawarkan klien terhadap
sebuah pelayanan keperawatan berarti menawarkan care pada klien tersebut.

b. Aspek etika

Pernyataan etika merupakan pernyataan tentang apa yang benar atau salah, membuat
keputusan yang tepat,bertindak dalam situasi tertentu yang akan mempenagaruhi cara
perawat dalam membrikan asuhan keperawatan.

c. Aspek spiritual

Isu tentang spiritualis ini merupakan isu yang kompleks. Setiap perawat mempunyai
komitmen terhadap suatu bentuk agama yang mungkin membangkitkan hasrat untuk
care terhadap orang lain, dan dari sinilah asal gagasan spiritual.

1.3 Indikator yang menunjukan perilaku caring

Perry & Potter (2009), menjelaskan sikap keperawatan yang berhubungandengan


kehadiran, sentuhan kasih sayang, selalu mendengarkan dan memahami klien. Selain
itu Swanson dalam Kusmiran (2015) melakukan pengembangan teori dalam bentuk
caring profesional scale. Swanson mendefenisikan perawat yang memberikan
pelayanan keperawatan yang berkaitan dengan nilai-nilai seperti kepribadian,
komitmen dan tanggung jawab.

1.4 Atribut Caring dalam keperawatan

Atribut caring perawat meliputi (Kusmiran, 2015)

a. Kemampuan berkomunikasi

Kemampuan komunikasi yaitu kemampuan perawat dalam melakukan proses


pengiriman dan penerimaan peasan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga
peasan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi ini bertujuan untuk membina
hubungan antara perawat dan pasien,keluarga, sejawat dan tim kesehatan lainnya.

b. Keterampilan interpersonal

Kemampuan untuk membina hubungan antara pribadi dengan satu orang atau lebih .

c. Kejujuran
Sifat tulus dan jujur dalam memberikan pelayanan terhadap pasien.

d. Empati

Mampu merasakan keluhan atau masalah pasien yang dirawat.

e. Kerjasama dalam tim

Yaitu suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk
mencapai suatu tujuan bersama.

f. Semangat Kerja

Perasaan hati dengan kemauan kuat untuk bekerja dalam kondisi apapun.

g. Kemampuan mendengarkan orang lain.

Kemampuan dalam memperhatikan dengan sungguh-sungguh mengenai pesan yang


disampaikan, membina hubungan antar pribadi dan memberikan bantuan dengan
cepat.

h. Kesabaran

Perawat mampu menunjukan sikap tenang dalam menghadapi segala keluhan atau
karakteristik pasien/klien.

i. Rasa kasih sayang

Perawat memiliki rasa kasih sayang kepada orang lain.

j. Kemampuan berorganisasi

Kemampuan untuk membentuk kelompok kerjasama denagn orang lain untuk


mencapai tujuan bersama.

1.5 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Caring Perawat

Menurut Yuliawati (2012) faktor yang mempengaruhi caring perawat antara lain:

a. Beban Kerja

Tingginya beban kerja yang dilakukan oleh perawat menyebabkan tingginya stress
yang terjadi pada perawat sehingga menurunkan motivasi perawat untuk melakukan
caring. Juliani (2009) menyampaikan ada hubungan yang signifikan antara beban
kerja perawat dengan pelaksanaan perilaku caring perawat. Beban kerja yang tinggi
menyebabkan kelelahan pada perawat sehingga menurunkan motivasi perawat untuk
bersifat caring. Tingginya beban kerja menyebabkan perawat memiliki waktu
yanyang bersifat lebih sedikit untuk memahami dan memberikan perhatian terhadap
pasien secara emosional dan hanya berfokus terhadap kegiatan yang bersifat rutinitas,
seperti memberikan obat dan menulis catatan perkembangan (Yuliawati, 2012).

b. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang nyaman akan menimbulkan kenyamana dalam bekerja pada
perawat sehingga memungkinkan perawat untuk menerapkan perilaku caring. Suryani
(2010) menyebutkan bahwa lingkungan kerja memiliki pengaruh yang positif
terhadap terhadap perilaku caring perawat dan meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan. Lingkungan kerja tidak hanya terpaku pada lingkungan fisik saja,
namun lebih dari itu iklim kerja yang kondusif, kesempatan untuk meningkatkan
jenjang karir dan upah dan penghasilan berdampak pada meningkatnya kinerja dan
motivasi perawat melakukan caring (Yuliawati, 2012).

2. Kepuasan Pasien

2.1 Definisi Kepuasan Pasien

Memahami kebutuhan dan keinginan pasien adalah hal penting yang


mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat
berharga karena apabila pasien merasa puas mereka akan terus melakukan pemakaian
terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan
memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman
buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien, rumah sakit harus menciptakan dan
mengelola suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan
untuk mempertahankan pasiennya.

Pasien adalah orang sakit yang dirawat dokter dan tenaga kesehatan lainnya
ditempat praktek (Yuwono; 2003). Sedangkan kepuasan adalah perasaan senang
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan
suatu produk dengan harapannya (Nursalam; 2011). Kotler (dalam Nursalam; 2011)
menyebutkan bahwa kepuasan adalah perasan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau
hasil suatu produk dan harapan-harapannya.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Menurut Budiastuti (dalam Nooria; 2008), faktor yang mempengaruhi


kepuasan pasien yaitu:

a. Kualitas produk atau jasa, pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka
menunjukkan bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi pasien
terhadap kualitas produk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas
produk atau jasa dan komunikasi perusahaan, dalam hal ini rumah sakit dalam
mengiklankan tempatnya.

b. Kualitas pelayanan, pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan
yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

c. Faktor emosional, pasien merasa bangga, puas dan kagum terhadap rumah sakit
yang dipandang “rumah sakit mahal”.

d. Harga, semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang
lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi berharga murah,
memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.

e. Biaya, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan, maka pasien cenderung puas
terhadap jasa pelayanan tersebut.

2.3 Aspek-aspek Kepuasan Pasien

Menurut Zeitham dan Berry (dalam Tjiptono; 2002), aspek-aspek kepuasan


pasien meliputi:

a. Keistimewaan, yaitu dimana pasien merasa diperlakukan secara istimewa oleh


perawat selama proses pelayanan.

b. Kesesuaian, yaitu sejauhmana pelayanan yang diberikan perawat sesuai dengan


keinginan pasien, selain itu ada ketepatan waktu dan harga.
c. Keajegan dalam memberikan pelayanan, artinya pelayanan yang diberikan selalu
sama pada setiap kesempatan dengan kata lain pelayanan yang diberikan selalu
konsisten.

d. Estetika, estetika dalam pelayanan berhubungan dengan kesesuaian tata letak


barang maupun keindahan ruangan.
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. KERANGKA TEORI

Kepuasan Pasien

Caring Kerawatan Kepuasan Pasien

Pelayanan
Keperawatan Prilaku caring  Kepuasan Pasien 
1. Aspek Perhatian 1. Maintenancing 1. Responsive 
(Caring)
2. Believe  2. Reliability 
2. Aspek Penerimaan
3. Knowing  3. Assurance 
3. Aspek
Komunikasi 4. Being With  4. Empaty 

4. Aspek Kerja Sama 5. Doing For  5. Tangibles

5. Aspek Tanggung 6. Enabling


Jawab Marini
(2010

Faktor Yang Mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi



1. Faktor Individu 
1. Aspek Kenyamanan 
2. Faktor Psikologis 
2. Aspek Hub Klien &
3. Faktor Organisasi
Perawat 

3. Aspek Kompetensi
Teknis Perawat 

4. Aspek Biaya
B. KERANGKA KONSEP

Caring Keperawatan Kepuasan Pasien

6. HIPOTESIS

1. Hipotesis Nol (Ho) Hipotesis yang dinyatakan tidak ada perbedaaan suatu kejadian
antara kedua kelompok, atau hipotesis yang dinyatakan tidak ada hubungan antara
variabel satu dengan variabel yang lain. Pada penelitian ini, sesuai judul maka
hipotesis nol dituliskan sebagai berikut :

Ho : tidak ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di
ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi

2. Hipotesis alternatif (Ha) Hipotesis yang menyatakan ada perbedaan suata kejadian
antara kedua kelompok, atau hipotesis yang menyatakan ada hubungan variabel satu
dengan variabel yang lain. Hipotesis alternatif pada penelitian ini adalah :

Ha : Ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di ruang
rawat inap RSUD Dr. Moewardi

Anda mungkin juga menyukai