Pada tahun 2025 menghasilkan Ners yang unggul dalam menerapkan ilmu dan teknologi
keperawatan lanjut usia
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Caring adalah pusat fokus atau inti dari keperawatan. Banyak teori dan makna dari
caring mulai dari grand theory, middle range theory, sampai practice theory seperti yang
disampaikan Watson tentang Human care, Swanson dengan A Theory of Caring, Boykin
dan Schoenhofer dengan Nursing As Caring. Newhouse et al., dalam sebuah Systematic
Review Advanced Practice Nurse Outcomes 1990-2008 menyatakan bahwa kepuasan pasien
merupakan high evidence grade, selanjutnya dalam sebuah meta synthesis “Patient
Satisfaction With Nursing Care” memberikan kesimpulan bahwa untuk mendapatkan
kepuasan pasien hal yang paling terpenting adalah perilaku caring. Pernyataan tersebut
menjadikan caring perawat merupakan bagian dari kepuasan pasien yang digunakan sebagai
evaluasi dari sistem pelayanan kesehatan. Caring adalah salah satu tindakan keperawatan
yang dilakukan setiap hari secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien
yang di hadapi (Watson,2011). Dalam memberikan pelayanan keperawatan, perlu
diperhatikan tiga aspek yakni care, cure, dan core. Proporsi pelayanan yang di berikan
sebanyak tiga perempatnya adalah caring (tindakan yang berfokus pada kenyaman dan
kepuasan bagi klien selama di rawat), sedangkan seperempatnya curing (tindakan
pengobatan yang di berikan dalam proses penyembuhan) (Lydia,2011).
Perilaku caring perawat merupakan hal yang penting bagi pasien sebagai pengguna
jasa dalam pelayanan keperawatan yang akan membantu salah satu proses dari kesembuhan
pasien itu sendiri. Perilaku caring adalah fokus utama dalam praktik dari keperawatan.
Caring mengandung nilai humanistik, menghormati kebebasan manusia, menekankan pada
peningkatan kemampuan dan kemandirian, peningkatan pengetahuan dan menghargai setiap
orang (Laila, 2011).
Caring sebagai evaluasi pelayanan kesehatan merupakan trend di era ini, karena
gelombang pemasaran pelayanan kesehatan sekarang sudah berubah dari era service
excellence yang berbasis pada standar operasional prosedur atau juga standar pelayanan
minimal bergeser ke era care with character yang menjadikan nilai – nilai caring sebagai
prinsip dalam pelayanan kesehatan. Caring seorang tenaga medis sangat perlu dilakukan
penilaian.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep caring dalam keperawatan gerontik
2. Mahasiswa dapat mengetahui konsep Caring dari teori Kristen Swanson
3. Mahasiswa dapat memahami konsep utama metaparadigma keperawatan melalui
teori human caring
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengerti tentang Analisis keperawatan berdasarkan teori human caring
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori human caring dalam profesi keperawatan
3. Mahasiswa dapat memahami proses dan teori keperawatan human caring
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Konsep Caring
Pengertian caring secara umum merupakan suatu pengabdian diri kepada orang lain
yang berupa pengawasan, perhatian, rasa empati, maupun rasa cinta dan kasih sayang
yang merupakan kehendak keperawatan (Potter & Perry, 2005). Caring dapat diartikan
sebagai tindakan kepedulian. Caring juga dapat diartikan sebagai rasa kepedulian kita
untuk orang lain, pengawasan kita terhadap orang lain, perasaan empati dan perasaan
cinta serta rasa menyayangi terhadap sesama makhluk hidup.
Menurut Meidiana (2007), caring adalah manifestasi dari perhatian kepada orang lain,
berpusat pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan, komitmen untuk
mencegah terjadinya suatu yang memburuk, memberi perhatian dan konsen,
menghormati kepada orang lain dan kehidupan manusia, cinta dan ikatan, otoritas dan
keberadaan, selalu bersama, empati, pengetahuan, penghargaan dan menyenangkan.
Menurut Morrison dan Burnard (2009), caring merupakan suatu proses yang
memberikan kesempatan kepada seseorang (baik pemberi asuhan (carrer) maupun
penerima asuhan) untuk pertumbuhan pribadi, yang didukung dengan aspek-aspek
pengetahuan, penggantian irama, kesabaran, kejujuran, rasa percaya, kerendahan hati,
harapan dan keberanian.
Menurut Potter dan Perry (2005), caring adalah suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati
pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak
keperawatan
Caring bukan sesuatu yang harus diajarkan, melainkan hasil dari tindakan dari
rasa peduli yang kita miliki. Seorang perawat harus memiliki sifat caring, karena
seorang perawat sudah sepatutnya peduli terhadap pasiennya dan juga kepada orang
lain. Tindakan caring seorang perawat tentunya bukan hanya kepada keluarga atau
orang terdekatnya saja, melainkan kepada siapapun.
Sikap dari seorang perawat yang berhubungan dengan caring adalah kehadiran,
sentuhan kasih sayang, mendengar keluh kesah seorang pasiennya, memahami pasien,
caring dalam spiritual dan juga dalam perawatan keluarga. Keperawatan sebagai suatu
profesi dan berdasarkan pengakuan masyarakat, Keperawatan adalah ilmu kesehatan
tentang asuhan atau pelayanan keperawatan atau The Health Science of Caring
(Lindbreg, 1990).
Caring adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam memberi dukungan kepada
individu secara utuh. Tindakan dalam bentuk perilaku caring diajarkan kepada manusia
sejak lahir, masa pertumbuhan, masa perkembangan, masa pertahanan, sampai
meninggal. Perilaku caring bertujuan dan berfungsi untuk mengubah struktur sosial,
pandangan hidup dan nilai dalam merawat diri sendiri dan orang lain, serta dalam
prakteknya akan berbeda pada setiap kultur dan etik serta pada sistem profesioanal
carenya (Leininger, 1991).
Bentuk pelayanan kesehatan yang bekerja dengan terampil, cermat, cepat, dan
berdasarkan ilmu perawat yang benar dan sesuai akan membuat pasien kita senang
dengan bentuk pelayanan yang profesional tentunya. Bentuk dari sebuah caring dalam
keperawatan merupakan inti dari profesi keperawatan. Caring memliki banyak makna
yang bersifat aktifitas, sikap (emosional) dan kehati-hatian (Barnum, 1994). Caring di
dalam suatu praktik keperawatan juga termasuk dalam tidak menerima uang atau
meminta uang kepada seorang pasien, kolaborasi dengan baik bersama anggota tim
kesehatan yang lain, dan dalam kegiatan jaminan mutu.
Teori keperawatan pada dasarnya terdiri dari empat konsep yang berpengaruh
dan menentukan kualitas praktik keperawatan yaitu konsep manusia, keperawatan,
konsep sehat-sakit, dan konsep lingkungan. Meski keempat konsep digunakan pada
setiap teori keperawatan, akan tetapi pengertian dan antara konsep ini berbeda antara
teori yang satu dengan teori yang lain.
Pada teori Watson (1978, 1988), caring adalah model holistik keperawatan yang
menyebutkan bahwa tujuan caring adalah untuk mendukung proses penyembuhan
secara total (Hoover, 2002). Watson (2002) menggabungkan bahwa proses pelayanan
manusia dengan lingkungan pemulihan menyertakan proses generasi kehidupan,
penerimaan kehidupan dari pelayanan manusia, serta pemulihan untuk perawat dan
kliennya.
Teori Watson juga berhubungan erat dengan spiritual dan transformatif yang
berarti keperawatan pemulihan itu mendukung proses penyembuhan dari dalam diri
(batin). Terdapat sepuluh faktor karatif, yaitu sifat dari karakter perawat yang
menjelaskan bagaimana caring dimanifestasikan sebagai esensi dan inti keperawatan.
Teori Watson sebagai pembangun struktur ilmu caring, yaitu :