Anda di halaman 1dari 6

VOL. V NO.

2 Agustus 2012 ISSN 1979-8091

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT DEPRESI PASIEN


KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI

INFLUENCE FACTORS OF THE DEPRESSION LEVEL


OF BREAST CANCER PATIENTS WITH CHEMOTHERAPY

Yetti Wilda, Yessy Dessy Arna, Ivan Putra


Prodi D-III Keperawatan Kampus Sidoarjo Poltekkes Kemenkes Surabaya

ABSTRAK

Kanker payudara menjadikan depresi dan shock bagi wanita yang divonis menderitanya. Hal ini karena
dia merasa bukan wanita seutuhnya lagi. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan faktor umur,
pendidikan, dan pengetahuan dengan tingkat depresi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di
Ruang Bedah Aster Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya. Desain penelitian adalah analitik cross sectional.
Populasi penelitian adalah seluruh pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Ruang Bedah Aster
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Besar sampel sebanyak 23 pasien kanker payudara yang diambil dengan
systematic random sampling. Variabel independen penelitian adalah faktor umur, pendidikan, dan pengetahuan.
Variabel dependen penelitian adalah tingkat depresi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data
menggunakan uji Spearman Correlation. Hasil penelitian menunjukkan hampir sebagian (43,5%) pasien kanker
payudara mengalami tingkat depresi yang ekstrim. Terdapat hubungan antara faktor umur dengan terjadinya
depresi pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi (ρ=0,036). Tidak terdapat hubungan antara
faktor pendidikan dan pengetahuan dengan terjadinya depresi pada pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi. Hal ini dikarenakan mereka bersikap pasrah atas keadaannya sebagai pasien kanker payudara
(ρ=0,285 dan ρ=0,168). Hal ini dikarenakan masih kurangnya pasien kanker payudara dalam memahami cara
pencegahan kanker payudara dan efek samping dilakukanya kemoterapi. Disarankan kepada pasien kanker
payudara untuk meningkatkan pemahaman diri.

Kata-kata kunci: faktor, pengaruh, depresi, kanker payudara, kemoterapi

ABSTRACT

Breast cancer makes depression and shock for a woman who was sentenced to suffer. This is because
he was not her whole again. The research objective was to analyze the correlation between age, education, and
knowledge of the level of depression in breast cancer patients undergoing chemotherapy in Nursing General
Hospital Dr. Aster. Soetomo. The study design was cross sectional analytic. Population were all breast cancer
patients who underwent chemotherapy in Nursing Hospital Dr. Aster. Soetomo. Large sample of 23 breast cancer
patients taken by systematic random sampling. The independent variables were age factor research, education,
and knowledge. The dependent variable is the level of depression research. Data collection using questionnaires.
Data analysis using the Spearman correlation test. The results showed almost half (43.5%) breast cancer patients
experiencing extreme levels of depression. There is a relationship between the factors of age with the occurrence
of depression in breast cancer patients undergoing chemotherapy (ρ = 0.036). There was no relationship
between the factors of education and knowledge of the occurrence of depression in breast cancer patients
undergoing chemotherapy. This is because they let go on the condition of breast cancer patients (ρ = 0.285 and
ρ = 0.168). This is due to the lack of breast cancer patients in understanding how to prevent breast cancer and
the side effects of chemotherapy dilakukanya. It is suggested that breast cancer patients to improve self-
understanding.

Key words: influence factor, depression, breast cancer, chemotherapy

Alamat Korespondensi: Jl Pahlawan 173 A Sidoarjo Telp (031) 8921789

PENDAHULUAN dalam International Classification of Diseases (ICD)


dengan kode nomor 17 (Suryaningsih & Sukaca,
Kanker payudara (Carcinoma mammae) 2009). Kanker payudara adalah jenis penyakit yang
adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas membahayakan. Cara, sikap ataupun reaksi
berasal dari parenchyma. Menurut World Health seseorang dalam menghadapi kanker payudara
Organization (WHO) Kanker payudara dimasukkan berbeda satu sama lain dan bersifat individual. Hal

Jurnal keperawatan 78
VOL. V NO. 2 Agustus 2012 ISSN 1979-8091

tersebut tergantung kemampuan pasien dalam yang telah didiagnosis kanker dan menjalani
beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap situasi kemoterapi selama 3 kali tersebut merasa shock
yang mengancam hidupnya. Penyesuaian diri pasien dan terlihat murung, putus asa, serta selalu
kanker tergantung pada usia, kematangan menyangkal apa yang telah di katakan dokter
emosional, pola perilaku, reaksi emosi dalam tentang penyakitnya. Berdasarkan hasil
menghadapi stres, hubungan kekeluargaan, pengumpulan data 5 wanita tersebut 4 diantaranya
keadaan sosial, ekonomi, dan pendidikan (Hawari, tingkat pendidikannya adalah SMA dan memiliki
2004). pengetahuan yang kurang tentang kanker
Kanker payudara merupakan penyakit payudara.
yang ditakuti oleh semua wanita, karena dapat Pasien kanker payudara akan merasa
menimbulkan kematian bagi pasiennya. Keadaan shock ketika divonis oleh dokter. Menurut mereka
tersebut mempengaruhi kondisi psikologis pasien penyakit tersebut akan menghancurkan masa
kanker. Dampak psikologis yang besar bagi pasien depannya. Mereka kemudian mengurung diri dan
kanker yaitu adanya resiko dilakukan operasi menghukum diri sendiri. Bagi mereka dunia telah
pengangkatan payudara bagi pasien. Spinetta berakhir ketika vonis tersebut datang (Brunner &
(1998) mengatakan bahwa kehilangan salah satu Suddart, 1996). Menurut Hawari (2004) bahwa
anggota badan tubuh karena proses penyembuhan reaksi emosi yang ditunjukkan oleh individu
kanker merupakan pengalaman yang traumatik dan penyandang kanker payudara dibagi dalam 3
memalukan bagi sebagian besar wanita. Sebagian tahapan, yaitu: (1) individu akan merasa shock
dari mereka memilih untuk tidak melakukan mental manakala diberitahu mengenai penyakitnya,
perawatan daripada kehilangan payudara. Payudara (2)individu diliputi rasa takut (fear) dan depresi
bagi wanita berfungsi sebagai simbol kewanitaan, (murung), tahap ini biasanya cepat berlalu,
keindahan dan merupakan organ seksual sekunder (3)individu menunjukkan reaksi emosional
(Gates dalam Uila, 2009). Banyak wanita merasa penolakan (denial) dan tidak yakin bahwa dirinya
dirinya menjadi tidak berharga dan merasa bukan mengidap kanker payudara. Pada tahap ini pasien
wanita seutuhnya lagi. Perasaan putus asa, tidak akan panik sehingga melakukan tindakan yang sia-
berharga, bersalah, dan bunuh diri adalah gejala- sia. Pasien kanker payudara tidak berani melakukan
gejala depresi (Haylock & Curtiss dalam Paulin, pengobatan karena takut terjadi perubahan bentuk
2009) tubuhnya. Perubahan tersebut seperti badan
Berbagai macam pengobatan kanker menjadi kurus, takut kehilangan payudaranya. Bagi
payudara yang diterima pasien diantaranya adalah wanita, payudara merupakan simbol kewanitaan
dengan menjalani kemoterapi yang bertujuan dan merupakan kebanggaannya. Mereka bangga
mencegah dan mengurangi pertumbuhan sel yang jika memiliki payudara yang indah tapi sebaliknya
ganas. Pasien biasanya mengalami mual, muntah, mereka akan merasa shock ketika mengetahui
nyeri tulang, kuku dan kulit menghitam kadang kulit bahwa harapan tersebut tidak mungkin terlaksana
kering, kemungkinan resiko infeksi (biasanya karena adanya kanker pada payudaranya (Wilensksi
sariawan pada mulut, tenggorokan susah menelan dan Jackie, 2007).
karena infeksi jamur), hilang nafsu makan, diare Terjadinya depresi pada pasien kanker
atau malahan susah buang air besar, asam lambung payudara yang menjalani kemoterapi membutuhkan
naik serta rambut rontok (Erlyn, 2009). peran perawat sebagai konselor untuk
Jumlah pasien kanker payudara di meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi
Indonesia menduduki tingkat kedua setelah kanker pasien kanker payudara. Pemberian penyuluhan
Rahim. Diperkirakan terdapat 100 pasien kanker tentang kegiatan positif apa saja yang dapat
baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya dilakukan pasien kanker payudara tersebut sangat
(Suryaningsih & Sukaca, 2009). Dari 100.000 penting. Beberapa saran yang diberikan oleh
penduduk di Indonesia setiap tahun ada 100 wanita perawat untuk mengurangi terjadinya depresi
yang terkena kanker payudara (Djoerban dalam adalah 1)mendapatkan sinar matahari dan cahaya
Uila, 2009). Sedangkan di Provinsi Jawa Timur yang cukup, 2)mencari kesibukan misalnya
kasus penyakit kanker payudara sebanyak 3.884 berolahraga, 3)berelaksasi, dan 4) melakukan
atau (36,83%) dari 10.546 kasus kanker (Depkes, kegiatan sosial. Diharapkan setelah perawat
2008). Jumlah pasien kanker payudara yang dirawat memberikan beberapa saran di atas pasien kanker
INAP Bedah Aster RSU Dr. Soetomo Surabaya pada payudara tidak terlalu mengalami depresi yang
bulan Januari 2007 sampai bulan Desember 2009 mendalam terhadap vonis kanker payudara yang
sebanyak + 1578 pasien dan + 304 pasien kanker diterimanya. Sehingga pasien kanker payudara
payudara yang menjalani kemoterapi di Ruang beranggapan bahwa vonis kanker payudara bukan
Bedah Aster RSU Dr. Soetomo Surabaya . merupakan akhir dari segalanya (Gale & Charrete,
Berdasarkan hasil wawancara yang telah 1999).
dilakukan peneliti di Ruang Bedah Aster RSU Dr. Berdasarkan uraian diatas rumusan
Soetomo Surabaya terhadap 5 wanita yang masalah penelitiannya adalah faktor-faktor apa saja
didiagnosis kanker payudara yang telah menjalani yang mempengaruhi tingkat depresi pasien kanker
kemoterapi selama 3 kali, 4 dari 5 (80%) wanita payudara yang menjalani kemoterapi di Ruang

Jurnal keperawatan 79
VOL. V NO. 2 Agustus 2012 ISSN 1979-8091

Bedah Aster Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Hubungan faktor Umur dengan Terjadinya
Surabaya? Tujuan Umum Penelitian adalah Depresi Pasien Kanker Payudara Yang
menganalisis hubungan antara umur, pendidikan, Menjalani Kemoterapi
dan pengetahuan dengan tingkat depresi pasien
kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Hasil uji Spearman Correlation
Ruang Bedah Aster Rumah Sakit Umum Dr. menunjukkan adanya hubungan antara faktor umur
Soetomo Surabaya. Tujuan khususnya adalah dengan terjadinya depresi pada pasien kanker
mengidentifikasi tingkat depresi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di ruang
payudara yang menjalani kemoterapi; dan bedah aster RSU Dr. Soetomo Surabaya
menganalisis hubungan antara faktor umur, (p=0,036<α=0,05). Pasien yang berumur remaja
pendidikan, dan pengetahuan dengan terjadinya akhir seluruhnya (100%) mengalami tingkat depresi
depresi pada pasien kanker payudara yang parah. Pasien kanker payudara yang berumur
menjalani kemoterapi. dewasa awal sebanyak 60% dan yang berumur
Manfaat penelitian bagi pasien dan dewasa pertengahan sebanyak 46,7% mengalami
keluarganya adalah mendapatkan penanganan dan tingkat depresi ekstrim (tabel 2).
perawatan untuk mencegah terjadinya depresi yang
dapat memperparah kondisi fisik dan mental pasien. Tabel 1 Tingkat Depresi Pasien Kanker Payudara
Bagi perawat sebagai bahan masukan tentang Yang Menjalani Kemoterapi Di Bedah Aster
beberapa faktor yang mempengaruhi depresi pasien RSU Dr. Soetomo Surabaya,
kanker payudara yang menjalani kemoterapi dan Maret-April 2011
dapat digunakan dalam memberikan asuhan Tingkat Depresi f %
keperawatan pada pasien kanker secara umum. Ekstirm 10 43,5
Parah 4 17,4
BAHAN DAN METODE Klinis 3 13,0
Ringan 4 17,4
Desain penelitian adalah deskriptif analitik Tanpa Depresi (Wajar) 2 8,7
menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi Jumlah 23 100
penelitian adalah seluruh pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi di Ruang Bedah Aster Adanya hubungan antara faktor umur
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Jumlah populasi rata- dengan terjadinya depresi pada pasien kanker
rata sebanyak 25 pasien per bulan. Besar sampel payudara yang menjalani kemoterapi di RSU Dr.
sebanyak 23 pasien kanker payudara yang dirawat Soetomo Surabaya disebabkan umur sangatlah
di RSUD Dr. Soetomo Ruang Bedah Aster. Teknik mempengaruhi terjadinya depresi karena semakin
pengambilan sampel dengan systematic random bertambahnya umur seseorang maka seseorang
sampling. Variabel independen penelitian adalah tersebut akan lebih matang dalam menghadapi
faktor umur, pendidikan, dan pengetahuan pasien depresi dikarenakan semakin bertambahnya umur
kanker payudara yang menjalani kemoterapi di seseorang maka akan semakin mampu beradaptasi
Ruang Bedah Aster RSU Dr. Soetomo Surabaya, dalam menghadapi depresi (David, 1988). Hal ini
sedangkan variabel dependen adalah tingkat sesuai dengan pendapat Hurlock (1978) yang
depresi pada pasien yang sama. Pengumpulan data menyatakan bahwa semakin cukup umur, tingkat
menggunakan kuesioner, waktu bulan November dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
2010 sampai April 2011. Analisis data menggunakan menghadapi depresi, dikarenakan sebagai akibat
uji Spearman Correlation. pengalaman dari kematangan jiwanya.
Hal ini dibuktikan oleh sebagian besar pasien
kanker payudara yang di rawat di Ruang Bedah
HASIL DAN PEMBAHASAN Aster RSU Dr. Soetomo Surabaya berumur dewasa
pertengahan (31-39 tahun). Menurut Lidianti (2008)
Tingkat Depresi Pasien Kanker Payudara resiko kanker payudara seiring dengan
Yang Menjalani Kemoterapi perkembangan usia di Indonesia mencapai 252
orang menderita kanker payudara setiap tahunya
Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan pada rentang usia 30-40 tahun. Pada usia dewasa
sebanyak 43,5% pasien kanker payudara yang pertengahan (31-39 tahun) adalah usia dimana
menjalani kemoterapi di bedah aster RSU Dr. kondisi seseorang tersebut mengalami penurunan
Soetomo Surabaya mengalami tingkat depresi diantaranya daya tahan tubuh yang menurun
ekstrim, masing-masing sebanyak 17,4% karena pada usia tersebut fungsi dari organ-organ
mengalami tingkat depresi parah dan ringan, tubuh seseorang akan menurun hal ini merupakan
sebanyak 13% mengalami tingkat depresi klinis dan hal yang fisiologis namun hal ini akan dapat
hanya sebanyak 8,7% yang tidak mengalami berakibat buruk jika seseorang tersebut tidak
depresi (wajar). mampu menjaga daya kondisi kesehatan dengan
baik. Diantaranya yaitu beresiko tinggi untuk
terserangnya suatu penyakit.

Jurnal keperawatan 80
VOL. V NO. 2 Agustus 2012 ISSN 1979-8091

Hubungan faktor Pendidikan dengan penelitian ini didapatkan orang yang berpendidikan
Terjadinya Depresi Pasien Kanker Payudara lebih rendah ternyata masih ada yang tidak
Yang Menjalani Kemoterapi mengalami depresi dibandingkan dengan yang
berpendidikan lebih tinggi. Hal ini dikarenakan
Hasil uji Spearman Correlation mereka bersikap pasrah atas keadaannya sebagai
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pasien kanker payudara. Bagi mereka yang penting
faktor pendidikan dengan terjadinya depresi pada berusaha berobat dengan kemoterapi, adanya
pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi kesembuhan atau tidak pada akhirnya diserahkan
di ruang bedah aster RSU Dr. Soetomo Surabaya sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(p=0,285<α=0,05). Pasien yang berpendidikan SD Sebagian besar pasien kanker payudara
dan SMP terbanyak mengalami tingkat depresi yang di rawat di Ruang Bedah Aster RSU Dr.
ekstrim masing-masing sebanyak 62,5% dan Soetomo Surabaya adalah Lulus SMP. Menurut
33,3%. Sedangkan pasien kanker payudara yang Notoatmodjo (2003) pendidikan merupakan salah
berpendidikan SMA yang mengalami tingkat depresi satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan
ekstrim, depresi klinis, dan depresi ringan adalah seseorang. Dengan demikian, semakin rendah
sama yaitu masing-masing 33,3% (tabel 3). tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin
Kondisi tersebut didukung oleh data yang sulit untuk menerima informasi karena semakin sulit
diperoleh bahwa pendidikan terbanyak pada pasien untuk menerima informasi jadi semakin sedikit pula
kanker payudara yang menjalani kemoterapi di pengetahuan yang dimiliki, dan semakin sedikit
Ruang Bedah Aster RSU Dr. Soetomo adalah lulus pengetahuan seseorang maka orang tersebut akan
SMP. Sesuai dengan pendapat Koentjoroningrat beresiko tinggi untuk terserangnya suatu penyakit.
(1997) bahwa pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang. Pada

Tabel 2 Hubungan Faktor Umur Dengan Terjadinya Depresi Pada Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani
Kemoterapi di Ruang Bedah Aster di RSU Dr. Soetomo Surabaya,
Maret– April 2011
Tingkat Deresi
Umur Depresi Depresi Depresi Depresi Tanpa Total
Ekstrim Parah Klinis Ringan Depresi
(Wajar)
Remaja Akhir - 3 - - - 3
(100%) (100%)
Dewasa Awal 3 - 1 - 1 5
(60%) (20%) (20%) (100%)
Dewasa Pertengahan 7 1 2 4 1 15
(46,7%) (6,7%) (13,3%) (26,7%) (6,7%) (100%)

Spearman Correlation p= 0,036< α = 0,05

Tabel 3 Hubungan Faktor Pendidikan Dengan Terjadinya Depresi Pada Pasien Kanker Payudara Yang
Menjalani Kemoterapi di Ruang Bedah Aster di RSU
Dr. Soetomo Surabaya, Maret– April 2011

Tingkat Depresi
Depresi Depresi Depresi Klinis Depresi Tanpa
Total
Pendidikan Ekstrim Parah Ringan Depresi
(Wajar)
SD 5 2 - - 1 8
(62,5%) (25%) (12,5%) (100%)
SMP 4 2 2 3 1 12
(33,3%) (16,6%) (16,6%) (25,0%) (8,3%) (100%)
SMA 1 - 1 1 - 3
(33,3%) (33,3%) (33,3%) (100%)

Spearman Correlation p= 0,285 > α = 0,05

Jurnal keperawatan 81
VOL. V NO. 2 Agustus 2012 ISSN 1979-8091

Tabel 4 Hubungan Faktor Pengetahuan Dengan Terjadinya Depresi Pada Pasien Kanker Payudara Yang
Menjalani Kemoterapi di Ruang Bedah Aster di RSU
Dr. Soetomo Surabaya, Maret– April 2011
Tingkat Depresi
Pengetahuan Depresi Depresi Depresi Klinis Depresi Tanpa Total
Ekstrim Parah Ringan Depresi
(Wajar)
Kurang 2 1 - - 1 4
(50%) (25%) (25%) (100%)
Cukup 7 2 2 2 1 14
(50%) (14,3%) (14,9%) (14,9%) (7,1%) (100%)
Baik 1 1 1 2 - 5
(20%) (20%) (20%) (40%) (100%)

Spearman Correlation p= 0,168 > α= 0,05

Hubungan faktor Pengetahuan dengan otot dan syaraf, perdarahan, anemia, kulit dapat
Terjadinya Depresi Pasien Kanker Payudara menjadi kering dan berubah warna (Miler, 2008).
Yang Menjalani Kemoterapi Dengan adanya informasi yang lengkap tentang
cara pencegahan kanker payudara serta efek
Hasil uji Spearman Correlation samping dari kemoterapi itu sendiri, membuat
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pasien kanker payudara itu sendiri akan semakin
faktor pengetahuan dengan terjadinya depresi pada tahu akibat yang ditimbulkannya. Ketakutan pada
pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi pasien akibat kanker payudara menyebabkan
di ruang bedah aster RSU Dr. Soetomo Surabaya bertambahnya tingkat depresi. Kenyataan bahwa
(p=0,168<α=0,05). Pasien yang mempunyai lamanya waktu kemoterapi dan dampak dari
pengetahuan kurang dan cukup masing-masing kemoterapi itu sendiri, juga dapat menambah
sebanyak 50% mengalami tingkat depresi ekstrim. tingkat depresi (Suwarno, 1992; Wilenski dan
Sedangkan pasien kanker payudara yang Jackie, 2008).
berpengetahuan baik hampir sebagain (40%)
mengalami tingkat depresi ringan (tabel 4).
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit SIMPULAN DAN SARAN
kanker payudara yang dialaminya, bisa
menyebabkan seseorang mengalami depresi. Beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah
Namun demikian dari responden yang sebagai berikut: 1)Pasien kanker payudara hampir
berpengetahuan cukup dan kurang, ternyata masih sebagian (43,5%) mengalami tingkat depresi yang
didapatkan masing-masing 1 orang yang tidak ekstrim; 2)Terdapat hubungan antara faktor umur
mengalami depresi. Hal ini dikarenakan sikap dengan terjadinya depresi pada pasien kanker
pasrah mereka atas penyakit kanker payudara yang payudara yang menjalani kemoterapi; 3)Tidak
dialaminya. Dengan kemoterapi yang dijalani terdapat hubungan antara faktor pendidikan dengan
mereka berharap bisa sembuh dari kanker terjadinya depresi pada pasien kanker payudara
payudara. yang menjalani kemoterapi; 4)Tidak terdapat
Sedangkan dari 5 orang yang hubungan antara faktor pengetahuan tentang
berpengetahuan baik tentang pengertian, gejala, kanker payudara dengan terjadinya depresi pada
tindakan, dan deteksi dini dari kanker payudara itu pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.
sendiri semuanya mengalami depresi, hal ini terjadi Berdasarkan kesimpulan diatas dapat
dikarenakan masih kurangnya pasien kanker diajukan beberapa saran antara lain: 1)bagi pasien
payudara dalam memahami cara pencegahan hendaknya meningkatkan pengetahuannya tentang
kanker payudara agar tidak terjadi metastase kanker payudara untuk mengurangi depresi; 2)bagi
dengan cepat disamping itu mereka masih kurang perawat hendaknya memahami faktor-faktor yang
memahami efek samping dari dilakukanya mempengaruhi depresi yang dialami pasien kanker
kemoterapi itu sendiri yang mana dengan payudara yang menjalani kemoterapi. Sehingga
dilakukanya kemoterapi itu sendiri dapat dapat memberikan pengertian dan motivasi kepada
mengakibatkan efek samping yang diantaranya pasien kanker payudara agar tetap dapat menjadi
adalah lemas, mual dan muntah, gangguan pendorong untuk kesembuhan.
pencernaan, sariawan, rambut rontok, kelemahan

Jurnal keperawatan 82
VOL. V NO. 2 Agustus 2012 ISSN 1979-8091

DAFTAR ACUAN Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan


Pengetahuan Kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Brunner & Suddart. 1996. Keperawatan Medikal
Bedah Ed.2. Jakarta : EGC. Paullin, 2009. Terapi Penanganan Depresi.
www.griya+terapi+depresi.com diakses
Erlyn, Chintya. 2009. Akhirnya aku sembuh dari tanggal 26 Desember 2010
kanker payudara. Yogyakarta: Maximus
Spinetta, 1998. Gambaran Persepsi Tentang Diri
Hawari, Dadang. 2004. Kanker Payudara Psikoreligi, www.gambaran-diri.medianusantara.com.
Jakarta: FKUI. diakses tanggal 17 Desember 2010

David, Burn. 1988. Pendekatan Baru Bagi Suryaningsih, K. Endang & Sukaca, E. Bertiani,
Penanganan Depresi. Jakarta: Erlangga 2009. Kupas Tuntas Kanker Payudara,
Paradigma Indonesia.
Department Kesehatan RI. 2008. Pedoman
Penanggulangan Kanker Payudara, Jakarta. Suwarno, 1992. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Depresi.www.faktor-faktoryangmempenga
Gale & Charrete. 1999. Rencana Asuhan ruhidepresi.com. diakses tanggal 12
Keperawatan Onkologi, Jakarta: EGC. Desember 2010

Hurlock, B. Elizabeth (1978). Perkembangan Uila, Ut, 2009. Kanker, Apakah itu? Pengobatan,
Kepribadian. Edisi 6. Jilid 1. Jakarta: Harapan hidup, dan Dukungan Keluarga.
Erlangga. www.cancer.gov. diakses tanggal 20
Desember 2010
Koentjoroningrat, 1997. Metode Penelitian
Masyarakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Wilenski dan Jackie, Lincoln, 2007. Kanker Payudara
Utama. Diagnosis dan Solusinya, Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Miller, 2008. Pencegahan dan Pengobatan Peyakit
Kanker. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya. , 2008. Lima Cara Mengatasi Depresi.
http://www.kabariindonesia.blogspot. com.
Diakses 18 Desember 2010.

Jurnal keperawatan 83

Anda mungkin juga menyukai