Anda di halaman 1dari 40

TUGAS KELOMPOK LEADERSHIP

Skenario 1
Oleh
Kelompok 1:
1. Apidha Kartina Sari NIM I1A015006
2. Atrik Pristica Diani NIM I1A015007
3. Cici Chairunisa NIM I1A015009
4. Eldha Savitri NIM I1A015015
5. Emma Risalda Zia NIM I1A015016
6. Fina Sulistiawatti NIM I1A015020
7. Ghyna Fakhriah NIM I1A015023
8. Ivana Elenora NIM I1A015026
9. Laily Wahyu Atanta NIM I1A015029
10. Jannatul Fajriyah NIM I1A015090
11. Laris Donar M.S. NIM I1A015091
12. Mida Ridayanti NIM I1A015094
13. M. Naufal Firdaus NIM I1A015096
14. Iqbal Saka Nugraha NIM I1A015217
15. Irfan Syauqi H. NIM I1A015218
16. Maulana Malik I. NIM I1A015223
17. M. Faisal Bayu P. NIM I1A015224
18. Rika Mulyana NIM I1A015234
19. Rizki Noor Amalia NIM I1A015235
20. Septiyan Dimas P. A. NIM I1A015236
21. Windi Yani P. U. NIM I1A015237

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUD PENDIDIKAN DOKTER
2018
Skenario 1

Sebuah RSUD dengan 236 tempat tidur dan BOR 65%, sejak dua tahun yang lalu
dipimpin oleh seorang dokter senior. Dalam menjalankan fungsi manajerialnya
banyak sekali dipengaruhi oleh karakter kepribadiannya yang bersifat keras kepala
dan kurang kooperatif. Komunikasinya dengan para dokter rumah sakit tidak
berjalan dengan baik. Komunikasi dan kerjasamanya dengan Pemerintah Daerah
terutama Kepala Dinkes dan Walikota tidak berjalan dengan baik. Akibatnya,
setelah satu tahun menjabat mulai timbul konflik, baik intern maupun ekstern.

I. Identifikasi Istilah
1. BOR
2. Manajemen
3. Fungsi manajerial
4. Konflik
5. Kooperatif
II. Klarifikasi Istilah

1. BOR (Bed Occupancy Ratio) = Rata-rata jumlah pasien keluar x jumlah


kapasitas tempat tidur x 100%. Angka yang menunjukkan presentase tempat
tidur yang digunakan dalam satu tahun. BOR ideal = 75 – 85 %.
2. Manajemen = suatu seni dalam ilmu dan pengorganisasian seperti menyusun
perencanaan, membangun organisasi dan pengorganisasiannya, pergerakan,
serta pengendalian atau pengawasan. Bisa juga diartikan bahwa manajemen
merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sistematis agar dapat memahami
mengapa dan bagaimana manusia saling bekerja sama agar dapat
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain maupun golongan
tertentu dan masyarakat luas.
3. Fungsi Manajerial
Fungsi manajemen dapat dipecah-pecah menjadi empat bagian, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pelaksanaan (Actuating)
4. Pengawasan (Controling)
4. Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau lebih yang diantara salah
satunya memiliki rasa ingin menyingkirkan pihak lain dengan cara apupan
yang dapat membuat pihak lain hancur dan tidak berdaya. Konflik yang dapat
terkontrol akan menghasilkan integrasi yang baik, namun sebaliknya integrasi
yang tidak sempurna dapat menciptakan suatu konflik.
Konflik dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Konflik internal adalah permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam
organisasi, meliputi konflik yang terjadi di dalam individu, konflik antar
individu yang dipimpin, konflik antara individu yang dipimpin dan
organisasi, konflik antara pemimpin dan yang dipimpin, serta konflik antara
pemimpin dengan organisasi. (Winardi, 2007)
b. Konflik eksternal yakni berkaitan dengan hubungan organisasi dengan
lingkungannya.
5. Kooperatif adalah bersifat kerjasama dan bersedia membantu.
III. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana cara menjalankan fungsi manajerial yang baik?
2. Apa saja aspek yang mencakup kemampuan manajerial?
3. Apa fungsi komunikasi di dalam suatu kelompok / organisasi?
4. Mengapa komunikasi yang efektif dan komunikatif merupakan hal yang
penting bagi manajer?
5. Apa unsur pokok yang mengidentifikasi komunikasi yang relevan dengan
ilmu perilaku organisasi?
6. Bagaimana keterampilan manajerial yang efektif?
7. Apa saja fungsi kerjasama?
8. Apa manfaat yang didapatkan dengan bekerjasama?
9. Bagaimana metode untuk menangani konflik?
10. Bagaimana gaya komunikasi yang dapat memicu konflik?
11. Bagaimana cara mengkualifikasi pemimpin yang layak?
12. Apa saja kriteria pemimpin yang baik?
13. Bagaimana cara atau tahapan menyelesaikan suatu konflik terutama pada
skenario ini?
14. Apa saja hak dan tanggung jawab seorang pemimpin?
15. Bagaimana manajemen RS yang baik?
16. Bagaimana sikap pemimpin yang kooperatif?
IV. Analisis Masalah

1. Bagaimana cara menjalankan fungsi manajerial yang baik?

Fungsi Manajemen terdiri atas 4 fungsi utama yang dikenal dengan istilah
POAC, yaitu :

A.. Planning (fungsi perencanaan)

Planning adalah bagaimana perusahaan menetapkan tujuan yang


diinginkan dan kemudian menyusun rencana strategi bagaimana cara untuk
mencapai tujuan tersebut. Manajer dalam fungsi perencanaan harus mengkaji dan
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum memutuskan karena ini adalah
langkah awal yang bisa berpengaruh secara total dalam perusahaan kedepannya.
Ada beberapa aktivitas dalam fungsi perencanaan:

1) Menetapkan arah tujuan dan target bisnis


2) Menyusun strategi untuk mencapai tujuan tersebut
3) Menentukan sumber daya yang dibutuhkan
4) Menetapkan standar kesuksesan dalam upaya mencapai tujuan

B. Organizing (fungsi pengorganisasian)

Organizing (fungsi perencanaan) adalah pengaturan sumber daya manusia


dan sumber daya fisik yang dimiliki agar bisa menjalankan rencana-rencana yang
sudah diputuskan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pengorganisasian bisa
memudahkan manajer untuk mengawasi dan menentukan orang-orang yang
dibutuhkan dalam menjalankan tugas yang telah dibagi-bagi. Contoh kegiatan
Organizing adalah:
1) Mengalokasikan sumber daya, menyusun dan menetapkan tugas-tugas
serta menetapkan prosedur yang diperlukan

2) Menetapkan struktur perusahaan yang menunjukkan adanya garis


kewenangan dan tanggung jawab

3) Merekrut, menyeleksi, dan melakukan pelatihan serta pengembangan


tenaga kerja

4) Menempatkan tenaga kerja pada posisi yang pas dan paling tepat.

C. Actuating /Directing (pengarahan)

Directing alias fungsi pengarahan adalah upaya untuk menciptakan


suasana kerja dinamis, sehat agar kinerjanya lebih efektif dan efisien. Beberapa
kegiatan pada fungsi pengarahan :

1) Membimbing dan memberi motivasi kepada pekerja supaya bisa bekerja


secara efektif dan efisien

2) Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan

3) Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan

D. Controlling (pengendalian)

Upaya untuk menilai suatu kinerja yang berpatokan kepada standar yang
telah dibuat, juga melakukan perbaikan apabila memang dibutuhkan. Kegiatan
pada fungsi pengendalian misalnya:

1) Mengevaluasi keberhasilan dan target dengan cara mengikuti standar


indikator yang sudah ditetapkan

2) Melakukan klarifikasi dan koreksi terhadap penyimpangan yang


ditemukan

3) Memberi alternatif solusi yang mungkin bisa mengatasi masalah yang


terjadi.
2. Apa saja aspek yang mencakup kemampuan manajerial?

a. Kepemimpinan

b. Pemecahan masalah

c. Komunikasi

d. Keterampilan Manajerial

e. Pengalaman

f. Kewiraswastaan

g. Motivasi

3. Apa fungsi komunikasi di dalam suatu kelompok atau organisasi?

Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga fungsi


komunikasi organisasi sebagai berikut :

a. Fungsi perintah berkenaan dengan angota-anggota organisasi mempunyai


hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak
atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara
sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.

b. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan


anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif
hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam
pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan (job performance) dalam
berbagai cara.

c. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi


organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Komunikasi
adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity)
yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya
untuk membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang
membutuhkan perolehan informasi bersama.
Di sisi lain, Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi
adalah sebagai berikut:

a. Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem


pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih
baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap
anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.
Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang
terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan
informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi
tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan
sebagainya.

b. Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang


berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulatif, yaitu:Berkaitan dengan orang-orang yang berada
dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi
perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan
sebagaimana semestinya.Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif
pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan
kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.

c. Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan


kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka
untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan
sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran
yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal
tersebut, yaitu:Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam
organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan
organisasi.Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi
selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan
darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan
untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.

4. Mengapa komunikasi yang efektif & komunikatif merupakan hal yang


penting bagi manajer?

Komunikasi efektif dapat memberikan banyak manfaat, yakni:

a. Pemecahan masalah lebih cepat

b. Keputusan yang lebih kuat

c. Meningkatkan produktivitas

d. Arus kerja yang lebih siap dan efektif

e. Hubungan bisnis yang lebih kuat

f. Materi promosi yang lebih jelas

g. Meningkatkan citra professional

h. Meningkatkan tanggapan stakeholders

5. Apa unsur pokok yang mengidentifikasi komunikasi yang relevan dengan


ilmu perilaku organisasi?

Unsur pokok perilaku organisasi adalah sebagai berikut:

a. Orang
Orang adalah mahluk berjiwa, berpikiran, berperasaan yang membentuk
organisasi

b. Struktur

Hubungaan resmi orang-orang didalam sebuah organisasi.

c. Teknologi

Sumber daya yg digunakan orang-orang untuk bekerja. Sumber daya ini


mempengaruhi tugas yg mereka lakukan.

d. Lingkungan (tempat organisasi beroperasi):

Lingkungan dapat mempengaruhi beberapa aspek, yaitu sikap orang-orang,


kondisi kerja, dan menimbulkan persaingan untuk memperoleh sumber daya
dan kekuasaan.

Jenis komunikasi yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan rumah sakit antara
lain:

 Jenis komunikasi yaitu:

a. Komunikasi verbal: proses komunikasi yang mana pesannya disampaikan


dengan menggunakan kata-kata. Baik itu melalui lisan atau pun tulisan.

b. Komunikasi nonverbal: proses komunikasi yang mana pesannya


disampaikan tidak menggunakan kata-kata, melainkan menggunakan
bahasa tubuh, gerak isyarat, ekspresi wajah dan kontak mata, begitu juga
dengan intonasi, kualitas suara dan gaya bicara serta emosi.

 Jenis komunikasi berdasarkan cara penyampaiannya:

a. Komunikasi Secara Lisan; Yaitu komunikasi yang terjadi secara langsung


dan tidak dibatasi oleh jarak. Contoh dua orang yang sedang
bercengkerama.
b. Komunikasi Secara Tertulis; Yaitu komunikasi secara tidak langsung
melalui media seperti surat, memo, dan pengumuman. Umumnya
komunikasi tidak langsung ini digunakan dalam maksud penyampaian
singkat.

 Jenis komunikasi berdasarkan ruang lingkup:

a. Komunikasi internal; yaitu komunikasi yang terjadi dalam ruang lingkup


atau lingkungan tertentu. Seperti dalam organisasi, perusahaan atau dalam
rumah keluarga.

b. Komunikasi Eksternal; yaitu komunikasi yang terjadi antara suatu


organisasi atau perusahaan dengan pihak luar. Contohnya adalah
konferensi pers dan siaran televisi.

 Jenis komunikasi berdasarkan arus informasi:

a. Komunikasi Satu Arah

b. Komunikasi Dua Arah

c. Komunikasi Kebawah

d. Komunikasi ke atas

e. Komunikasi ke samping

 Jenis komunikasi berdasarkan individu:

a. Komunikasi individu dengan individu yang lain, yang mana diantara


keduanya terjadi interaksi yang saling mempengaruhi satu dengan yang
lainnya.

b. Komunikasi individu dengan lingkungan luar.

c. Komunikasi individu dengan beberapa kelompok sekaligus.

 Jenis komunikasi menurut tujuan:


a. Berceramah, seorang yang berceramah berkomunikasi dihadapan orang
dengan maksud memberi ceramah kepada orang lain.

b. Berpidato, orang yang berpidato berkomunikasi dengan orang lain dengan


maksud memberikan pidato dan penyuluhan.

c. Memberi Nasehat, orang yang memberi nasehat bermaksud memberi


nasehat kepada lawan bicaranya.

d. Memerintah, orang yang berkomunikasi dengan memberi perintah


bermaksud meminta tolong atau memerintah lawan bicaranya.

 Jenis komunikasi menurut tingkah laku:

a. Komunikasi Formal: Komunikasi yang terjadi antara suatu perusahaan


dengan perusahaan yang lain dalam struktur dengan tata cara yang sudah
ditentukan.

b. Komunikasi Informal: Komunikasi yang terjadi antar individu pada sebuah


perusahaan atau organisasi yang tidak terikat oleh struktur tertentu.

 Jenis komunikasi menurut jaringan :

a. Komunikasi jaringan kerja santai

b. Komunikasi jaringan lingkaran kerja

c. Komunikasi jaringan satu sentral

7. Bagaimana keterampilan manajerial yang efektif?

Terdapat beberapa bidang keterampilan manajerial yang perlu dikuasai


oleh manajer, agar segala tindakannya menjadi efektif, di antaranya:
1. Keterampilan Konseptual (conceptual skill)
Keterampilan konseptual (conceptual skill) yaitu keterampilan yang harus
dimiliki oleh manajer untuk menentukan strategi, merencanakan, merumuskan
kebijakan, serta memutuskan suatu yang terjadi dalam organisasi. Untuk maksud
tersebut para manajer memerlukan konsep-konsep yang didasarkan pada
pemahaman tentang organisasi, cara mengatasi masalah, dan mempertahankan,
serta meningkatkan perkembangan organisasi. Untuk mewujudkan keahlian
konseptual seorang pemimpin harus memiliki mental kepribadian yang unggul.
Selain itu, seorang pemimpin memerlukan keterampilan di ataranya yaitu:
a. kemampuan intrapersonal adalah kemapuan seseorang menerima
informasi, mengelola, menyimpan, dan menghasilkan kembali.
b. penguasaan pengetahuan secara holistik Seorang pemimpin agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik dan optimal harus memiliki ilmu
pengetahuan yang luas dan komprehensif
c. Kemampuan sifat dan mental pemimpin. Seorang pemimpin hendaknya
memiliki sifat kestabilan dan kemampuan mental. Kestabilan ini
mencakup kestabilan dalam tingkah laku, pandangan hidup, dan kestabilan
dalam nilai-nilai yang dianut. Kestabilan dalam perilaku berarti bahwa
sesesorang yang segala perbuatanya dan tingkah lakunya senantiasa
berdasarkan atas suatu rencana yang telah dipikirkan (dikonsep) dan
dipertimbangkan secara matang. Kestabilan di sini bukanlah dalam
pengertian yang kaku atau tidak dapat di ubah, tetapi kestabilan dinamis.
Maksudnya adalah perilaku dapat berubah meskipun sudah direncanakan,
tetapi perubahan ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang
rasional.
2. Keterampilan Administrasi (admistrative skill)
Secara sederhana administrasi berasal dari kata Latin “ad” dan “ministro”.
Ad mempunyai arti “kepada” dan ministro berarti “melayani”. Secara bebas dapat
diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap
subjek tertentu. Keterampilan administrasi (administrative skill) yaitu keseluruhan
proses keterampilan bekerja sama dengan memanfaatkan dan memberdaya segala
sumber yang tersedia melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian, penggerakkan, pemotivasian, penyusunan kepegawaian,
pengawasan dan supervisi, serta penilaian untuk mewujudkan sistem pendidikan
yang efektif dan efesien dan berkualitas.
3. Keterampilan Manusiawi (human relationship skill)
Keterampilan manusiawi (human relationship skill) adalah kemampuan
mengembangkan hubungan yang harmonis dengan semua anggota lembaga atau
organisasi. Keterampilan ini didemostrasikan dalam cara seorang manajer
berhubungan dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk memotivasi,
pemberian sarana, koordinasi, bimbingan, komunikasi, dan memecahkan konflik.
4. Keterampilan Tehnik (Technical Skill)
Keterampilan teknis (technical skill) yaitu kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan, metode-metode, prosedur, tehnik dan akal yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas spesifik yang diperoleh lewat pengalaman,
pendidikan, dan pelatihan.
8. Apa saja fungsi kerjasama?

Fungsi dari kerjasama diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengembangkan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah


bersama-sama
b. Mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan komunikasi antar anggota
c. Menumbuhkan rasa percaya diri terhadap kemampuan masing-masing
anggota
d. Untuk dapat memahami dan menghargai satu sama lain antar anggota.
9. Apa manfaat yang didapat dengan bekerjasama?
Kerja sama kelompok sangat diperlukan dalam suatu organisasi atau
perusahaan
supaya kumpuulan manusia tersebut dapat saling berhubungan dan bekerja sama
satu sama
lain. Adapun manfaat yang didapat dengan kerjasama adalah :
a. Hasil kerja sama kelompok dapat memberikan hasil yang lebih banyak
b. Kerja sama kelompok memberikan semangat, kepuasan dan kebahagiaan
bagi para anggotakelompok
c. Kemampuan perorangan dalam kerja sama kelompok dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kinerja organisasi atau perusahaan
d. Keberhasilan kelompok dapat diraih melalui saling membantu antara
anggota kelompok.
e. Bekerja merupakan hal yang menyenangkan dan semua memiliki
kesempatan yang sama untuk berprestasi
f. Hubungan antar anggota organisasi atau perusahaan baik dan
menyenangkan serta saling percaya dan menghargai satu sama lain
g. Kesalahan dan kegagalan yang terjadi bisa diterima dengan ikhlas dan
tidak saling menyalahkan satu sama lain
h. Adanya persaingan sehat
i. yang bersifat saling mendorong anggota organisasi atau perusahaan untuk
berprestasi
j. Adanya pertemuan atau rapat yang melibatkan semua anggota tanpa
membedakan satu sama lain.

10. Apa saja jenis metode untuk penanganan konflik?


Ditinjau dari sudut manajerial, metode - metode penanganan konflik antara
lain:
a. Forcing
Forcing berarti memaksakan kehendak atau pandangan dari satu pihak
kepada pihak lain yang sedang terlibat konflik. Artinya, pada saat forcing, ada
pihakyang menang dan ada pihak yang kalah. Hal ini dapat terjadi bila pihak yang
satu posisinya terlalu kuat terhadap yang lain. Selain itu, biasanya pihak yang
kalah memilika ketergantungan yang bersifat prinsip terhadap pemenang.
b. Pemecahan masalah (problem solving)
Pemecahan masalah sering juga disebut konfrontasi, karena sifatnya
adalah membicarakan secara terbuka dan langsung berdialog antara pihakpihak
yang terlibat. Jadi dalam hal ini, terlebih dahulu didefinisikan apa yang menjadi
konflik, mencari dan mengumpulkan informasi, sebab-sebab terjadinya konflik,
menganalisis berbagai alternative yang dipandang palaing baik.
c. Berdamai atau kompromi
Kompromi berarti kedua belah pihak telah memikirkan berbagai
alternative, member dan menerima, dan mencari pemecahan yang sampai batas-
batas tertentu dapat diterima oleh kedua belah pihak.
d. Menarik diri (withdrawal)
Langkah ini dapat diartikan sebagai menghindari (tidak bersedia
menghadapi) terjadinya ketidak cocokan dalam saat tertentu. Hal ini
bisa jadi disebabkan karena belum adanya konsep yang jelas untuk mendinginkan
suasana, sambil memikirkan pendekatan lain pada waktu yang lebih baik.
e. Mendinginkan suasana (smoothing)
Mendinginkan suasana dilakukan dengan cara menekankan aspek yang
positif (dari sudut kepentingan bersama) dari bagian isu yang menjadi sumber
konflik dan menomor duakan atau mengesampingkan sementara perbedaan
pendapat bagian isu yang lain. Jadi, disini diusahakan menjaga agar suasana tetap
bersahabat.
11. Bagaimana gaya komunikasi yang dapat menyebabkan konflik?
Beberapa jenis gaya komunikasi yang tersedia, yaitu:
1. Controlling style
Gaya komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The Controlling
Style) ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi,
memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-
orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama
komunikator satu arah atau one-way communications. Pihak-pihak yang
memakai controlling style of communication ini lebih memusatkan perhatian
kepada pengiriman pesan dibandingkan upaya mereka untuk berharap pesan.
Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan.
Mereka tidak mempunyai ketertarikan dan perhatian pada umpan balik,
kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan
pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan
pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusahamenggunakan kewenangan
dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-
pandangannya. Pesan-pesan berasal dari komunikator satu arah ini, tidak
berusaha “menjual” gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada
usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling
style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain
supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk
kritik. Namun demikian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan diri
ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi
respon atau tanggapan yang negatif pula.
2. Equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka.
Artinya, setiap anggota organisasi the equalitarian style dapat mengungkapkan
gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal.
Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi
mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya
komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of
communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan
verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two way
communication) Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang
bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian
yang tinggi serta kemampun membina hubungan yang baik dengan orang lain
baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The
equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi,
sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya
dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang
kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak
berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.
3. Structuring style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini memanfaatkan pesan-pesan verbal
secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus
dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerja serta struktur organisasi.
Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk
memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan
organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi
tersebut.
4. Dynamic Style
komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif karena
pengirim pesan (sender) memahami bahwa lingkungan pekerjaannya
berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of
communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor
yang membawa para wiraniaga. Tujuan utama gaya komunikasi ini adalah
menstimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih
cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam
mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan
bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk
mengatasi masalah yang kritis tersebut.
5. Relinquishing style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima
saran, pendapat atau gagasan orang lain dari pada keinginan untuk memberi
perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi
perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini
akan efektif ketika pengirim pesan (sender) sedang bekerja sama dengan
orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti, serta bersedia
untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang
dibebankannya.
6. Withdrawal style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak
komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya
ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan
ataupun kesulitan antar pribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: “saya
tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia
mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan
suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh
karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi.
12. Bagaimana cara mengkualifikasi pimpinan yang layak ?
Kualifikasi pemimpin yang baik adalah dengan memilih pemimpin yang
ideal dengan melihat karakter utama pemimpin yang ideal. Ada 7 karakter utama
pemimpin yang ideal :
1. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Cerdas
Kecerdasan adalah titik tentu yang idealnya harus dimiliki oleh seorang
pemimpin. Kecerdasan merupakan point utama yang menentukan seberapa baik
langkah yang diambil oleh seorang pemimpin jika dihadapkan oleh suatu masalah
kelompok. Pemimpin ideal adalah pemimpin yang cerdas dalam membawa diri
yang didukung dengan keunggulan berfikir dan peka terhadap hal-hal sekitar.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang pemimpin yang ideal akan mampu berfikir
luwes dan memiliki ide-ide segar untuk keberlangsungan kepentingan
kelompoknya.
2. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Berinisiatif
Tidak hanya cerdas, pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang berani
berinisiatif jika dihadapkan dengan suatu masalah. Inisiatifme diri jelas
dibutuhkan oleh seorang pemimpin demi terciptanya solusi yang bersifat nyata
dan menjanjikan. Pemimpin yang berinisiatif adalah pemimpin yang mampu
menggerakkan dirinya sendiri terlebih dahulu untuk memulai segala sesuatunya
tanpa adanya paksaan. Dengan sifat inisiatif yang ada dalam diri pemimpin,
kekuatan diri dari tiap anggota untuk menjalankan misi kelompok pun akan
terjamin dengan baik.
3. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Bertanggung jawab
Bertanggung jawab berarti berani untuk menanggung efek dari segala
keputusan yang timbul akibat tindakan yang telah dilaksanakan. Selain cerdas dan
berinisatif, seorang pemimpin yang ideal tentunya perlu memiliki sifat
bertanggung jawab. Pengambilan keputusan terhadap cara kerja dan pelaksanaan
misi suatu kelompok tentunya diputuskan dengan tidak tergesa-gesa. Pemimpin
yang bertanggung jawab adalah pemimpin yang tetap teguh dan mampu berfikir
taktis untuk menerima segala resiko yang timbul dari keputusan yang diambil.
4. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Dapat Dipercaya
Karakter yang satu ini tentunya timbul dari seberapa berhasilnya seorang
pemimpin dalam menggerakkan anggotanya dan bijak dalam mengambil
keputusan. Pemimpin ideal adalah pemimpin yang tanpa perlu berfikir ulang,
anggotanya akan dengan kesungguhan hati mampu mempercayai pemimpin
tersebut untuk mengambil keputusan. Pemimpin yang dapat dipercaya adalah
pemimpin yang mampu mendamaikan hati semua anggota. Dengan pemimpin
yang dapat dipercaya, setiap anggota akan merasa lebih terpacu untuk menyatukan
hati dan menciptakan keseragaman kelompok demi terciptanya keutuhan.
5. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Jujur
Kejujuran dalam diri seseorang tentunya menjadi point khas yang harus
dimiliki oleh seorang manusia, terutama oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang
jujur menjanjikan keterbukaan dan keluwesan dalam memberikan segala
informasi yang mencakup kepentingan kelompok. Kejujuran yang ada dalam diri
seorang pemimpin akan menjadi ciri khas tersendiri yang mampu diandalkan oleh
anggota. Pemimpin ideal dengan tingkat kejujuran tinggi akan mendapatkan
kepercayaan yang luas dari kelompoknya.
6. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Rela Berkorban
Rela berkorban berarti rela menerjunkan diri dalam kepentingan
kelompoknya dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Pemimpin yang rela
berkorban akan mampu memfokuskan diri untuk mencapai visi kelompok secara
detail. Sifat rela berkorban ini pun tentunya harus didasari dengan kecerdasan dan
kebijakan dari seorang pemimpin. Pemimpin ideal yang rela berkorban akan
mampu mengambil keputusan secara tepat tanpa merugikan banyak pihak.
7. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Dicintai dan Mencintai Kelompoknya
Cinta hadir dalam diri seorang pemimpin yang ideal dan juga kelompok
yang dipimpinnya. Segala bentuk tingkah laku yang hadir dari seorang pemimpin
yang ideal akan selalu diiringi dengan unsur cinta yang akan meminimalisir
bentuk kecurangan juga hal-hal buruk lainnya. Kelompok yang dipimpinnya pun
akan mampu mencintai pemimpin tersebut tanpa adanya unsur paksaan yang
berlebih. Pemimpin yang ideal jelas akan mampu menciptakan tindakan dengan
cinta yang terkoordinir rapih untuk kemajuan.
13. Bagaimana cara / tahapan penyelesain konflik ?

Penyelesaian konflik seseorang itu ada 3 tahap yang biasanya terjadi:

a. Tahap 1 adalah tahap dimana seseorang butuh dimediasi untuk menyelesaikan


konfliknya dengan orang lain.
b. Tahap 2 adalah tahap dimana seseorang mulai memberanikan diri untuk
menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa meminta dimediasi (inisiatifnya mulai
tumbuh)
c. Tahap 3 adalah tahap dimana seseorang mulai bosan dan capek dengan inisiasi,
dia merasa orang lain yang harus belajar inisiatif (terbatas porsi bosan dan
ingin orang lain belajar besar yang mana hanya dia dan Tuhannya yang tahu).
Usaha manusia untuk meredakan pertikaian atau konflik dalam mencapai
kestabilan dinamakan “akomodasi”. Pihak-pihak yang berkonflik kemudian
saling menyesuaikan diri pada keadaan tersebut dengan cara bekerja sama.
Bentuk-bentuk akomodasi :

14. Apa kriteria pemimpin yang baik ?

Kriteria pemimpin yang baik adalah :

1. Terjun Lapangan

Seorang pemimpin yang baik bukan hanya menyuruh anak buahnya saja untuk
melakukan suatu pekerjaan, tetapi pemimpin yang baik harus bisa terjun langsung
ke lapangan untuk menapatkan hasil yang lebih memuaskan. Selain itu, juga dapat
menjadi contoh yang baik bagi warganya agar jika sewaktu waktu warganya
menjadi seorang pemimpin bisa menjadi contoh juga bagi pengikutnya, begitupun
seterusnya. Hal ini sangat baik kedepannya dan pemimpin yang sering terjun ke
lapangan menandakan bahwa ia adalah seorang pekerja keras. Seorang pemimpin
yang bisa terjun ke lapangan secara langsung akan mendapatkan respect (Rasa
Hormat) dari karyawaanya dan akan dinilai lebih baik oleh semua yang
bersangkutan.

2. Hubungan Yang Baik

Seorang pemimpn harus memiliki kriteria tersebut untuk menghasilkan kerja yang
optimal. Pemimpin harus memiliki hubungan yang baik terhadap karyawannya
agar ia bisa membuat nyaman dan aman saat menjadi anak buahnya (Bawahan).
Perlu di ingat, bahawa seorang bawahan atau karyawan memiliki kepribadian
yang unik dan permasalahan tertentu. Menjadi seorang pemimpin harus benar
benar berbaur dengan karyawannya, Anda bisa mengenalnya secara personal
sehingga karyawan tidak akan merasa canggung sehingga seorang pemimpin bisa
melakukan coaching yang tepat.

3. Menumbuhkan Motivasi

Pemimpin yang baik harus bisa menjadi acuan bagi bawahannya. Di sisi lain,
seorang pemimpin juga harus menghargai kerja keras seorang karyawan dengan
memberikan penghargaan atapun dengan yang lainnya agar bisa menumbuhkan
motivasi dirinya untuk terus berkembang menjadi lebih baik. Adapun jika ada
karyawan yang terlambat berikanlah kata kata pujian tanpa menyindirnya
sedikitpun. Itu akan membuat karyawan tersebut menjadi lebih baik lagi dan
termotivasi untuk tidak mengulangi kesalahannya.

4. Menjadi Inspirasi

Pemimpin yang baik harus menjadi seorang yang bisa ditiru oleh para
karyawannya. Berbagi penglaman kepada bawahan adalah cara terbaik bagi anda
untuk menjadi inspirasi bagi karyawan maupun semua orang. Pengalaman yang
anda punya bisa menjadi sebuah inspirasi bagi bawahan. Anda bisa menceritakan
pertam kali anda bekerja atapun hal apapun yang anda kerjakan dari nol hingga
menjadi seorang pemimpin. Hal itu akan sangat bermanfaat dan menjadi tolak
ukur bagi para karyawannya.

5. Komunikasi Yang Baik

Pemimin yang baik dan benar merupakan seorang yang bisa berkomunikasi
dengan perorangan ataupun kelompok secar jelas, tegas, dan dimengerti. Setiap
perkataan seorang pemimpin akan sangat berpengaruh kedepannya karena setiap
ucapan yang dikeluarkan akan selalu dicermati oleh bawahannya. Bekali anak
buah dengan penilaian terhadap hasil kerjanya sampai saat ini, apakah masih
kurang ataupun sudah cukup memuaskan. Bicarakan kepada karyawan Anda
apakah setuju jika mengeluarkan kebijakan yang baru atau tidak dan Musyawarah
itu akan membuat anda menjadi seorang pemimpin yang mudah berbaur dengan
bawahan.

6. Bersikap Positif

Menjadi seorang pemimpin harus sealu bersikap postif terutama kepada anak
buahnya. Setiap orang selalu tidak luput dari keslahan, jadi ika ada karyawan yang
melakukan kesalahan baik itu kecil maupun besar untuk tidak memarahinya
ataupun mengomelinya secara berlebihan. Bicarakan baik baik apa yang
menyebabkan kesalahan tersebut dan selesaikan persalahan tersebut secara tuntas.
Tidak menutuk kemungkinan juga seorang pemimpin melakukan sebuah
kesalahan. Sebagai pemimpin yang baik dan benar harus mengakui kesalahannya
kepada pihak tertentu dan pastinya memperbaiki kesalahan tersebut dan tidak
akan mengulanginya kembali.

7. Menyelesaikan Masalah

Seorang pemimpin diharuskan bisa menyelesaikan sebuah permasalahan yang


dilakukan oleh pihak pihak yang terkait maupun drinya sendiri terhadap orang
lain. Pemimpin harus bisa membuat sebuah permasalahan tersebut selesai secara
tuntas tanpa adanya masalah yang berkepanjangan. Itu dimaksudkan agar antara
pemimpin dengan akryawan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya halangan
sedikitpun.

15. Apa saja hak dan tanggung jawab seorang pemimpin ?

 Ada 4 macam hak yang mesti dilakukan oleh seorang pemimpin :

1. Hak memperoleh Surat Keputusan (SK) dari jabatan yang berwenang

2. Hak memperoleh jaminan atas jabatan

3. Hak mendapat imbalan atas dasar tugas dan tanggung jawab

4. Hak melakukan tugas kepemimpinan kepada bawahan.

 Tanggung jawab pemimpin :

1. Menentukan tujuan pelaksanaan kerja realitas (dalam artian kuantitas,


kualitas, keamanan dan sebagainya)

2. Melengkapai para karyawan dengan sumber-sumber dana yang diperlukan


untuk menjalankan tugasnya.

3. Mengkomunikasikan pada karyawan tentang apa yang diharapkan dari


mereka.

4. Memberikan susunan hadiah yang sepadan untuk mendorong prestasi.

5.Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi


apabila memungkunkan.

6.Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif.

7.Menilai pelaksanaan pekerjaan yang mengomunikasikan hasilnya.

8.Menunjukan perhatian pada karyawan.


16. Bagaimana manajemen rumah sakit yang baik?

Penerapan Manajemen Rumah Sakit antara lain:

 Rumah sakit perlu menerapkan sistem manajemen yang berorientasi pada


kepuasan pelanggan. Untuk itu rumah sakit di Indonesia harus
menciptakan kinerja yang unggul. Kinerja yang unggul atau Performance
Excellence merupakan salah satu faktor utama yang harus diupayakan oleh
setiap organisasi untuk memenangkan persaingan global, begitu juga oleh
perusahaan penyedia jasa pelayanan kesehatan.
 Banyak cara yang dapat dilakukan oleh para pengelola rumah sakit untuk
menciptakan kinerja yang unggul diantaranya melalui pemberian
pelayanan yang bagus serta tindakan medis yang akurat dan mekanisme
pengelolaan mutu tentunya.
 Salah satu strategi yang dilakukan oleh pengelola rumah sakit swasta
dalam mempertahankan atau meningkatkan jumlah konsumen adalah
pelayanan. Tuntutan untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas dan
nyaman semakin meningkat, sesuai dengan meningkatnya kesadaran arti
hidup sehat. Keadaan ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial
budaya dan sosial ekonomi masyarakat yang perlu mendapat perhatian
dari pengelola rumah sakit.
 Untuk memenuhi tuntutan masyarakat tersebut, di setiap kota besar seperti
Jakarta banyak sekali usaha rumah sakit dengan kualitas pelayanan dan
peralatan medis yang prima dapat kita temukan di setiap sudut kota,
sehingga masyarakat konsumen yang tadinya harus ke luar negeri demi
servis dan kualitas dokter yang prima, sekarang tidak perlu lagi ke luar
negeri.
 Dalam usaha peningkatan kualitas pelayanan terhadap konsumen, rumah
sakit berusaha untuk mempunyai tenaga dokter ahli yang tetap, sekaligus
memperkerjakan dokter waktu dan dokter kontrak. Bahkan di beberapa
rumah sakit di kota besar seperti Jakarta dapat kita jumpai pelayanan Unit
Gawat Darurat (UGD) yang ditangani oleh dokter tetap maupun dokter
kontrak.
 Bahkan ada rumah sakit yang menyediakan tempat dan sarana lengkap
seperti laboratorium dengan tenaga analis, radiologi dan tempat perawatan
yang serba lengkap. Sedangkan untuk tenaga dokternya mereka
mengambil dokter-dokter spesialis yang terkenal dan pengelola rumah
sakit menganggap dokter spesialis dan pasiennya sebagai “customer”
mereka
 Untuk menjaga agar dokter spesialis ternama tersebut tetap menjadi
customer mereka, maka pihak rumah sakit melakukan strategi sedemikian
rupa. Diantaranya dengan menyediakan peralatan medis yang dikehendaki
oleh para dokter tersebut
 Sedangkan untuk menghasilkan mekanisme pengelolaan mutu yang bagus,
perusahaan dalam hal ini rumah sakit perlu menerapkan metode
pengukuran yang efektif untuk dapat menganalisis dan menemukan
dimensi mutu 0 yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan untuk mencapai
mutu yang tinggi. Salah satu model pengukuran yang sudah dikenal luas
dan terbukti secara efektif membantu keberhasilan penerapan sistem
manajemen mutu adalah sistem Malcolm Baldrige National Quality
Award. Malcolm Baldrige National Quality Awards (MBNQA) merupakan
sistem manajemen yang sangat efektif untuk menghasilkan loyalitas
pelanggan dan kinerja tinggi bila diterapkan dengan tepat.
 Kriteria penilaian/pengukuran kinerja yang dimiliki oleh MBNQA juga
dapat digunakan oleh industri jasa pelayanan kesehatan, yang disebut
dengan Performance Excellence for Health Care based on MBNQA.
Kriteria dari Performance Excellence for Health Care based on MBNQA
terdiri dari 7 kategori, yaitu: Health Care Results, Patient -and Other
Customer- Focused Results, Financial and Market Results, Staff and Work
System Results, Organizational Effectiveness Results, Governance and
Social Responsibility Results.
 Dengan penerapan sistem manajemen mutu secara menyeluruh dan model
pengukuran tepat maka perusahaan akan menjadi perusahaan kelas dunia
yang siap memenangkan persaingan.
 Dalam penerapannya, manajemen di rumah sakit dapat dilihat dari fungsi
perencanaan rumah sakit dan fungsi pergerakan dan pelaksanaan rumah
sakit.

17. Bagaimana sikap pemimpin yang kooperatif?

Sikap pemimpin yang kooperatif yaitu :

a. Kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri (individu-alism).


b. Besar rasa ingin tahu dan cepat tertarik pada manusia dan benda-benda
(Curious).
c. Multi-terampil atau memiliki kepandaian beraneka ragam.
d. Memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, suka berkawan.
e. Perfeksionis, selalu ingin mendapatkan yang sempurna.
f. Mudah menyesuaikan diri, adaptasinya tinggi.
g. Sabar namun ulet, serta tidak “mandek” berhenti.
h. waspada, peka, jujur, optimistis, berani, gigih, ulet realistis.
i. Komunikatif, serta pandai berbicara atau berpidato.
j. Berjiwa wiraswasta.
k. Sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan suka menerima tugas yang berat,
serta berani mengambil resiko.
l. Tajam firasatnya, tajam dan adil pertimbangannya.
m. Berpengetahuan luas dan haus akan ilmu pengetahuan
n. Memiliki motivasi tinggi dan menyadari target atau tujuan hidupnya yang
ingin dicapai, dibimbing oleh idealisme tinggi.
o. Punya imajinasi tinggi, daya kombinasi dan daya inovasi.
V. Problem Tree

VI. Sasaran Belajar


1. Konflik
a. Definisi Konflik
b. Klasifikasi Konflik
c. Penatalaksanaan Konflik
d. Pencegahan Konflik
2. Kepemimpinan
a. Definisi Kepemimpinan
b. Fungsi Kepemimpinan
c. Tipe-Tipe Kepemimpinan
d. Peran Kepemimpinan
e. Teori Kepemimpinan
3. Komunikasi
a. Definisi Komunikasi
b. Unsur-Unsur Komunikasi
c. Syarat-Syarat Komunikasi Efektif
d. Fungsi dan Proses Komunikasi Eektif
VII. Analisis Sasaran Belajar
1. Konflik
a. Definisi Konflik
Konflik (conflict) adalah sebuah proses yang dimulai ketika suatu pihak
memiliki persepsi bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara
negative,sesuatu yang menjadi kondisi yang merupakan titik awal proses
konflik.
Menurut Nurdjana (1994) mendefinisikan konflik sebagai akibat situasi
dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu
dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.
Menurut Kilman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya
ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang
ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain.
b. Klasifikasi Konflik
1. Konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (personrole
conflict), dimana peraturan yang berlaku tidak dapat diterima oleh
seseorang sehingga orang itu memilih untuk tidak melaksanakan
sesuatu sesuai dengan peraturan yang berlaku;
2. Konflik antar peranan (inter role conflict), dimana orang menghadapi
persoalan karena dia menjabat dua tau lebih fungsi yang saling
bertentangan; misalnya saja anggota serikat pekerja yang juga
pengawasan atau mandor perusahaan;
3. Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa
orang (intersender conflict), misalnya saja dekan suatu fakultas harus
memenuhi permintaan yang berlainan para ketua jurusan;
4. Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling
bertentangan (intrasender conflict)
c. Penatalaksanaan Konflik
Lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan:
1. Pengenalan
Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana
keadaan yang seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap
adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan masalah atau
menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).
2. Diagnosis
Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji
mengenai siapa, apa, mengapa, dimana dan bagaimana berhasil dengan
sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah utama dan bukan pada
hal-hal sepele.
3. Menyampaikan suatu solusi
Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan
dari orang-orang yang terlibat didalamnya. Saringlah penyelesaian
yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis.Jangan sekali-kali
menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang
terbaik.
4. Pelaksanaan
Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati,
jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihandan arah
kelompok.
5. Evaluasi
Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru.
Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-
langkah sebelumnya dan cobalah lagi.
d. Pencegahan Konflik
1. Jangan hanyut dalam perebutan kekuasaan dengan orang lain. Ada
pepatah dalam masyarakat yang tidak dapat dipungkiri, bunyinya: bila
wewenang bertambah maka kekuasaan pun berkurang, demikian pula
sebaliknya.
2. Jangan terlalu terpisah dari konflik. Dinamika dan hasil konflik dapat
ditangani secara paling baik dari dalam tanpa melibatkan pihak ketiga.
3. Jangan biarkan visi dibangun oleh konflik yang ada. Jagalah cara
pandang dengan berkonentrasi pada masalahmasalah penting. Masalah
yang paling mendesak belum tentu merupakan kesempatan yang
terbesar.
2. Kepemimpinan
a. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan


mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan
kepada mereka. Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan
mempengaruhi paraanggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan.
Pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai proses dan sebagai
atribut. Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan
oleh para pemimpin, yaitu proses di mana para pemimpin menggunakan
pengaruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan,
atau yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut, serta
membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi. Adapun dari
sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai
seorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain
tanpa menggunakan kekuatan,sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima
dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka.
b. Fungsi Kepemimpinan
1) Pemimpin sebagai eksekutif ( executive Leader)
Sering kali disebut sebagai administrator atau manajer. Fungsinya adalah
menerjemahkan kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan, dia memempin dan
mengawasi tindakan orang-orang yang menjadi bawahannya. Dan membuat
keputusan-keputusan yang kemudian memerintahkannya untuk dilaksanakan.
Kepemimpinan ini banyak ditemukan didalam masyarakat dan biasanya bersifat
kepemerintahan, mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah memerlukkan fungsi
tersebut.
2) Pemimpin sebagai penengah
Dalam masyarakat modern, tanggung jawab keadilan terletak di tangan
pemimpin dengan keahliaanya yang khas dan ditunjuk secara khusus. Ini dikenal
dengan pengadilan. Dan bidang lainnya, umpamanya dalam bidang olahraga,
terdapat wasit yang mempunyai tugas sebagai wasit.
3) Pemimpin sebagai penganjur
Sebagai propagandis, sebagai juru bicara, atau sebagai pengarah opini
merupakkan orang-orang penting dalam masyarakat. Mereka bergerak dalam
bidang komunikasi dan publistik yang menguasai ilmu komunikasi. Penganjur
adalah sejenis pemimpin yang memberi inspirasi kepada orang lain. Seringkali ia
merupakkan orang yang pandai bergaul dan fasih berbicara.
4) Pemimpin sebagai ahli
Pemimpin sebagai ahli dapat dianalogikan sebagai instruktur atau seorang
juru penerang, berada dalam posisi yang khusus dalam hubungannya dengan unit
sosial dimana dia bekerja. Kepemimpinannya hanya berdasarkan fakta dan hanya
pada bidang dimana terdapat fakta. Termasuk dalam kategori ini adalah guru,
petugas sosial, dosen, dokter, ahli hukum, dan sebagainya yang mencapai dan
memelihara pengaruhnya karena mereka mempunyai pengetahuan untuk
diberikkan kepada orang lain.
5) Pemimpin diskusi
Tipe pemimpin yang seperti ini dapat dijumpai dalam lingkungan kepemimpinan
yang demokratis dimana komunikasi memegang peranan yang sangat penting.
Seseorang yang secara lengkap memenuhi kriteria kepemimpinan demokratis
ialah orang yang menerima peranannya sebagai pemimpin diskusi.
c. Tipe – tipe Kepemimpinan
1) Tipe Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Gaya kepemimpinan otoriter (Authoritarian) adalah gaya pemimpin yang
memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya
sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang
oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya
melaksanakan tugas yang telah diberikan. Gaya kepemimpinan yang
dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain :
a. Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya

b. Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya

c. Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi

d. Menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan


oleh bawahan,
2) Tipe Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan
wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang
tugas serta tanggung jawab para bawahannya. Gaya kepemimpinan secara
demokratis yang diterapkan antara lain:
a. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku
koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.

b. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian


rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan
kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.

c. Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan


tingkatnya.

d. Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung


harkat dan martabat manusia

e. Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.

3) Tipe Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire


Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah
yang dihadapi. Karakteristik dan Gaya Kepemimpinan tipe ini adalah:
a. Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
b. Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang
lebih rendah dan kepada petugas operasional, kecuali dalam hal-hal
tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya langsung.
c. Status quo organisasional tidak terganggu
d. Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindah
yang inovatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang
bersangkutan sendiri.
e. Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan
prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi
berada pada tingkat yang minimum.
4) Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat
yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama
masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para
anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin
seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-
toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap
kebersamaan.
5) Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang
kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas
yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut
yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang
kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para
pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang
tersebut dikagumi.
d. Peran Kepemimpinan
Terdapat 4 (empat) peran penting bagi kepemimpinan efektif yaitu:
1) Penentu arah, pemimpin harus mampu melakukan seleksi dan menetapkan
sasaran dengan mempertimbangkan lingkungan eksternal masa depan
yang menjadi tujuan pengerahan seluruh sumber daya organisasi dalam
mencapai visi, pemimpin yang dapat berperan sebagai penentu arah
adalah pemimpin visioner.
2) Agen perubahan, pemimpin harus mampu mengantisipasi berbagai
perubahan dan perkembangan lingkungan global dan membuat prediksi
tentang implikasinya terhadap organisasi, mampu membuat skala prioritas
bagi perubahan yang diisyaratkan visinya, serta mampu mempromosikan
eksperimentasi dengan partisipasi orang- orang untuk menghasilkan
perubahan yang diinginkan.
3) Juru bicara, pemimpin harus mampu menjadi negosiator dan pembentuk
jaringan hubungan eksternal, menyusun visi dan mengkomunikasikannya
melakukan pemberdayaan serta melakukan perubahan.
4) Pelatih, pemimpin harus memberitahu orang lain tentang realita saat ini,
apa visinya atau ke mana tujuan, bagaimana merealisasikannya . Selalu
member semangat untuk maju dan menuntun bagaimana
mengaktualisasikan potensi mencapai visi.

e. Teori Kepemimpinan
1) Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not
made". bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan
karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun
seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia
dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2) Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made",
make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :
"Leaders are made and not born".
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat
menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3) Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori
sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat
menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-
bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan
yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk
mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan
teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori
kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam
masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang
menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
3. Komunikasi
a. Definisi Komunikasi
Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah
kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata units, sebuah
kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata Benda
communio, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan communion, yang berarti
kebersamaan, persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan,
atau hubungan. Karena untuk bercommunio diperlukan adanya usaha dan kerja,
maka kata itu dibuat kata kerja communicate yang berarti membagi sesuatu
dengan sese orang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang,
memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,
berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti pemberitahuan pembicaraan,
percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
Komunikasi efektif atau dalam bahasa lain sering pula disebut diplomasi,
perlu dilakukan untuk dapat membangun sebuah kesamaan keinginan dari sebuah
informasi yang disajikan. Sehingga tujuan yang ingin diraih dapat dilakukan
secara bersama-sama. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila pesan diterima
dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindak lanjuti
dengan sebuah perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan, dapat
meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi, dan tidak ada hambatan.
b. Unsur-Unsur Komunikasi
1) Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan
dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat
berupa orang, lembaga, buku, dokumen, dan lain-lain.
2) Komunikator
Komunikator adalah setiap orang atau kelompok yang
menyampaikan pesan-pesan komunikasi sebagai suatu proses.
Komunikator dapat menjadi komunikan dan sebaliknya, komunikan dapat
menjadi komunikator.
3) Pesan
Pesan adalah keseluruhan dri apa yang disampaikan oleh
komunikator. Inti pesan menjadi pengarah dalam usaha mencoba
mengubah sikap dan tingkah laku komunikan.
4) Channel/saluran
Saluran adalah media penyampaian pesan. Media komunikasi dapat
berupa media massa, media cetak, radio, televisi, film, dan lain-lain.
5) Effect/hasil
Efek adalah hasil akhir dari komunikasi, yaitu sikap dan ingkah
laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang diinginkan.
c. Syarat-syarat Komunikasi Efektif
Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :

1. Menciptakan suasana yang menguntungkan.


2. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak
komunikan.
4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya.
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak
komunikan.
d. Fungsi dan Proses Komunikasi Efektif
Komunikasi interpersonal dianggap efektif, jika orang lain memahami
pesan dengan benar, dan memberikan respon sesuai dengan yang diinginkan.
Komunikasi yang efektif berfungsi membantu untuk:29
1. Membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu
2. Menyampaikan pengetahuan/ informasi
3. Mengubah sikap dan perilaku
4. Pemecahan masalah hubungan antar manusia
5. Citra diri menjadi lebih baik
6. Jalan menuju sukses.
Proses komunikasi ialah langkah-langkah yang menggambarkan terjadinya
kegiatan komunikasi Secara sederhana proses komunikasi dapat dikatakn efektif
jika proses yang menghubungkan pengiriman dengan penerimaan pesan. Proses
tersebut terdiri dari enam langkah :
1) Keinginan berkomunikasi. Seorang komunikator mempunyai keinginan untuk
berbagi gagasan dengan orang lain.
2) Encoding oleh komunikator. Encoding merupakan tindakan memformulasikan
isi pikiran atau gagasan ke dalam simbol- simbol, kata- kata, dan sebagainya
sehingga komunikator merasa yakin dengan pesan yang disusun dan cara
penyampaiannya.
3) Pengiriman pesan. Untuk mengirim pesan kepada orang yang dikehendaki,
komunikator memilih saluran komunikasi seperti telepon, SMS, e-mail, surat,
ataupun secara tatap muka. Pilihan atas saluran yang akan digunakan tersebut
bergantung pada karakteristik pesan, lokasi penerima, media yang tersedia,
kebutuhan tentang kecepatan penyampaian pesan, karakteristik komunikan.
4) Penerimaan pesan. Pesan yang dikirim oleh komunikator telah diterima oleh
komunikan.
5) Decoding oleh komunikan. Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri
penerima. Melalui indera, penerima mendapatkan macam- macam data dalam
bentuk “mentah”, berupa kata- kata dan simbol- simbol yang harus diubah ke
dalam pengalaman- pengalaman yang mengandung makna. Dengan demikian,
decoding adalah proses memahami pesan.
6) Umpan balik. Setelah penerima pesan dan memahaminya, komunikan
memberikan respon atau umpan balik. Dengan unpan balik ini, komunikator dapat
mengevaluasi efektifitas komunikasi. Umpan balik ini biasanya juga merupakan
awal dimulainya suatu siklus proses komunikasi baru, sehingga proses
komunikasi berlangsung secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar A. Menjaga mutu pelayanan kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan;
1996.
2. Winardi. Asas-asas manajemen. Bandung: Alumni; 1986.
3. Winardi. Manajemen konflik (konflik perubahan dan pengembangan).
Bandung: Mandar Maju;1994.
4. Departemen Pendidikan Bahasa Indonesia. Kamus besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka; 2008.
5. http://www.academia.edu/12250357/Tehnik_Interaksi_dan_komunikasi_efektif
_dalam_manajemen
6. http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-manajemen-fungsi
prinsip.html?m=1
7. http://sugengrusmiwari.blogspot.com/2012/11/manfaat-komunikasi-yang
efektif.html?m=1
8. https://hestiwahyuningratna.wordpress.com/2016/01/25/komunikasi organisasi-
komunikasi-manajemen/
9. http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-organisasi.html?m=1
10. http://www.academia.edu/8969207/PENGARUH_KOMUNIKASI_INTERN
AL_TERHADAP_PENINGKATAN_KINERJA_PEGAWAI_RUMAH_SAK
IT_UMUM_HERNA
11. http://rhya-syam.blogspot.com/2012/01/kepemimpinan-rumah-sakit.html?m=1
12. https://adenrabani.wordpress.com/2013/11/13/pengertian-komunikasiunsur-
unsur-komunikasibagaimana-menyalurkan-ide-melalui-komunikasihambatan-
hambatan-komunikasiklasifikasi-dalam-organisasi/
13. https://ifani.wordpress.com/2010/10/17/perilaku-organisasi/
14. Iskandar, Jamaludin. Keterampilan manajerial kepala sekolah. Makassar:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Jurnal Idarah; 2017
Vol 1(1).
15. Setiyani SW. Membangun kerja sama tim (Kelompok). Semarang: STIE
Semarang. Jurnal STIE Semarang; 2012 Vol. 4(3).
16. Susila, Herman. Metode penanganan konflik dalam pelaksanaan proyek
konstruksi Gedung di Surakarta. Surakarta: Fakultas Teknik UTP Surakarta;
2012.
17. Nuraida, Aida. Gaya komunikasi kepemimpinan perempuan Betawi, studi
pada gaya komunikasi Sylviana Murni sebagai Walikota Jakarta Pusat.
Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta; 2017.
18. Gibson, James L. Kepemimpinan organisasi: Perilaku dan Struktur. Jakarta:
Erlangga; 1987.
19. Kartono, Kartini. Pemimpin dan kepemimpinan: apakah pemimpin abnormal
itu?. Jakarta: Raja Grafindo Persada; 1998.
20. Anatan, Lina. Model kontingensi keefektifan kepemimpinan: Kontroversi dan
Relevansi. Jurnal Manajemen; 2015.
21. Daryanto, Arief, Daryanto HKS. Model kepemimpinan dan pemimpin
agribisnis dimasa depan. Bogor : Institute Pertanian Bogor ; 2004.
22. Sule, Trisnawati E.,Saefulloh K. Pengantar manajemen. Jakarta :Prenada
Media Group; 2005.
23. Wirawan. Konflik dan manajemen konflik, teori, aplikasi dan penelitian.
Jakarta: Salemba Humanika; 2010.
24. Daswati. Implementasi peran kepemimpinan dengan gaya kepemimpinan
menuju kesuksesan organisasi. Jurnal Academica Fisip Untad. 2012; 1(4):
783-798.
25. Burhan AL. Bahan bacaan, gaya kepemimpinan. Surabaya: Universitas
Airlangga-BHMN; 2006.
26. Maliki MA. Komunikasi yang efektif. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara; 2006.

Anda mungkin juga menyukai