Anda di halaman 1dari 6

The Sunrise Model ( Model matahari terbit)

Sunrise Model dari teori Leininger dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Matahari terbit sebagai
lambang/ symbol perawatan. Suatu kekuatan untuk memulai pada puncak dari model ini dengan
pandangan dunia dan keistimewaan struktur sosial untuk mempertimbangkan arah yang membuka
pikiran yang mana ini dapat mempengaruhi kesehatan dan perawatan atau menjadi dasar untuk
menyelidiki berfokus pada keperawatan profesional dan sistem perawatan kesehatan secara umum.
Anak panah berarti mempengaruhi tetapi tidak menjadi penyebab atau garis hubungan. Garis putus-
putus pada model ini mengindikasikan sistem terbuka. Model ini menggambarkan bahwa tubuh
manusia tidak terpisahkan/tidak dapat dipisahkan dari budaya mereka.

Suatu hal yang perlu diketahui bahwa masalah dan intervensi keperawatan tidak tampak pada teori
dan model ini. Tujuan yang hendak dikemukakan oleh Leininger adalah agar seluruh terminologi
tersebut dapat diasosiasikan oleh perawatan profesional lainya. Intervensi keperawatan ini dipilih
tanpa menilai cara hidup klien atau nilai-nilai yang akan dipersepsikan sebagai suatu gangguan,
demikian juga masalah keperawatan tidak selalu sesuai dengan apa yang menjadi pandangan klien.
Model ini merupakan suatu alat yang produktif untuk memberikan panduan dalam pengkajian dan
perawatan yang sejalan dengan kebudayan serta penelitian ilmiah.

Gambar : The Sun Rise Model


Leininger Sunrise Model merupakan pengembangan dari konseptual model asuhan keperawatan
transkultural. Terdapat 7 (tujuh) komponen dalam sunrise model tersebut, yaitu :

1. Faktor Teknologi ( Technological Factors )

Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat
penawaran untuk menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Berkaitan dengan
pemanfatan teknologi kesehatan, maka perawat perlu mengkaji berupa persepsi individu tentang
penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini, alasan
mencari kesehatan, persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan.

2. Faktor keagamaan dan falsafah hidup ( Religous and Philosofical Factors)

Agama adalah suatu sistem simbol yang mengakibatkan pandangan dan motivasi yang realistis bagi
para pemeluknya. Agama memberikan motivasi kuat sekali untuk menempatkan kebenarannya di
atas segalanya bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti :
agama yang dianut, kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar untuk
sembuh tanpa mengenal putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh.

3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (Kinship and Social Factors)

Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan nama panggilan
dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, hubungan klien dengan kepala keluarga, kebiasaan
yang dilakukan rutin oleh keluarga.

4. Faktor nilai budaya dan gaya hidup (Cultural Values and Lifeways)

Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan
buruk. Hal-hal yang perlu dikaji berhubungan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah posisi
dan jabatan, bahasa yang digunakan, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan, makan
pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang dimanfaatkan dan persepsi sakit
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari.

5. Faktor peraturan dan kebijakan (Polithical and Legal Factor)

Peraturan dan kebijakan yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu
dalam asuhan keperawatan transkultural. Misalnya peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan
jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang menunggu.

6. Faktor ekonomi ( Economical Faktor )

Klien yang dirawat dapat memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai
sakitnya agar segera sembuh. Sumber ekonomi yang ada pada umumnya dimanfaatkan klien antara
lain asurannsi, biaya kantor, tabungan.
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan klien, sumber biaya
pengobatan.

7. Faktor pendidikan (Educational Factor)

Latar belakang pendidikan individu adalah pengalaman individu dalam menmpuh jalur pendidikan
formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan individu, maka keyakinannya harus didukung
oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan dapat beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan
kondisi kesehatannya.

Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan meliputi tingkat pendidikan, jenis pendidikan,
serta kemampuan belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang
kembali. http://yuudi.blogspot.com/2011/05/teori-keperawatan-madeleine-leininger.html

Manusia Sebagai Unit (Rogers)

Berdasarkan teori Rogers sakit timbul akibat ketidakseimbangan energi penanganan dengan metode
terapi modalitas/ komplementer. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip –
prinsip kreativitas, seni dan imaginasi. Aktivitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktivitas
yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers
menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan
aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan
pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu seutuhnya.

Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi,
sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses
kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam
dan perkembangan manusia secara langsung. Berdasarkan pada kerangka konsep yang
dikembangkan oleh Roger ada 5 asumsi mengenai manusia, yaitu :

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya berbeda di
beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat
secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang
memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya
tidak dijumpai.

Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain.
Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan
merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.

Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu
kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali
atau menjadi seperti yang diharapkan semula.

Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.


Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan, bertutur bahasa dan
berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu
berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.

Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar. Beliau menghadirkan lima asumsi tentang
manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu utuh. Manusia dan lingkungan selalu
saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan
berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut merupakan pola
kehidupan. Pada akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi, membayangkan
dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi negentropik dapat diketahui
dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang berbeda satu sama lain dan
tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu lingkungan, keperawatan dan kesehatan.

http://nursingisbeautiful.wordpress.com/2011/05/08/home-care/
ARTIKEL
http://www.go4healthylife.com/articles/3318/1/Pengobatan-Alternatif-Berbahaya-Berakibat-
Fatal/Page1.html

Anda mungkin juga menyukai