Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 1

1. Alisye Siahaya
2. Edi Gunawan
3. Sondari
4. Sumarni
5. Vernando Lameky
Keperawatan anak sebagai pelayanan profesional dalam aplikasinya
harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh, dengan
demikian perawat harus mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan
mengidentifikasi fenomena respon manusia. Pengetahuan dan keterampilan
berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan
menggunakan teori model keperawatan dalam praktik keperawatan sesuai
dengan kebutuhan. Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya
adalah teori model keperawatan Nola J. Pender.
Nola J Pender menciptakan teori Model Promosi Kesehatan / Health
Promotion Model (HPM). Health Promotion Model sangat cocok diterapkan
pada pelayanan kesehatan primer (Nies, 2015) karena ditempat ini
memerlukan pelayanan promotif seperti di keluarga, komunitas, sekolah,
tempat kerja, panti dan lembaga lain.
Model Promosi Kesehatan (Health Promotion
Model atau HPM) asli milik Pender di sajikan
dalam edisi pertama tulisannya, Health
Promotion in Nursing Practice yang diterbitkan
pada tahun 1982. Kemudian HPM di revisi dan
disajikan dalam edisi ke dua pada tahun 1987
dan dalam edisi ke tiga pada tahun 1996.
Suatu cara untuk menggambarkan interaksi
manusia dengan lingkungan fisik dan
interpersonalnya dalam berbagai dimensi

Teori nilai harapan Teori kognitif social


(expectancy value) (social cognitive
theory)
Menurut teori nilai harapan, perilaku sehat
bersifat rasional dan ekonomis. Seseorang
akan mulai bertindak dari perilakunya akan
tetap digunakan dalam dirinya, ada 2 hal
pokok yaitu :
 Hasil tindakan bernilai positif
 Pengambilan tindakan untuk
menyempurnakan hasil yang diinginkan.
Teori model interaksi yang meliputi
Iingkungan, manusia dan perilaku
yang saling mempengaruhi. Teori ini
menekankan pada:
Pengarahan diri (self direction)
Pengaturan diri (self regulation)
Persepsi terhadap kemajuan diri
(self efficacy).
Seorang balita berumur 7 bulan datang ke Puskesmas diantarkan
ke dua orang tuanya. Ibu mengatakan anaknya mengalami sesak
nafas sejak 3 hari yang lalu, batuk berlendir, beringus dan disertai
dengan demam yang tinggi. Dari hasil pemeriksaan keadaan klien
lemah, TD 100/80 mmhg, Nadi : 98x/menit, Suhu: 39c Pernafasan
32x/menit berat badan 8 kg dengan diagnosa Pneumonia.
Ibu mengatakan dari riwayat keluarga ada anggota keluarga yang
batuk-batuk disertai darah, yaitu nenek klien yang tinggal
serumah dengan klien, ibu klien mengatakan tinggal disebuah
kontrakan dan tidak mempunyai kamar sendiri, ruangan lembab
dan jarang membuka pintu dan jendela di pagi hari dan
lingkungan yang tidak bersih, jarang membersihkan rumah dan
banyak debu. Ibu klien juga mengatakan memberikan ASI hanya
sampai umur klien 6 bulan setelah itu diganti dengan PASI dan
bubur beras merah.
Norma budaya menganut budaya jawa tetapi
tidak diterapkan dalam semua sisi kehidupan.
Keluarga saling menyayangi dan komunikasi
berjalan dengan baik. Jika ada keluarga yang
sakit dibawa berobat ke Puskesmas. Ibu klien
mengatakan bingung dan tidak tahu cara
merawat anaknya yang sakit. Ibu klien ingin
sekali mengetahui kondisi anaknya dan ingin
mengetahui cara merawat anaknya yang sakit.
Identitas Balita Identitas Orang Tua
Nama : “An.R” Ayah
Nama : “Tn.N”
Umur : 7 bulan
Umur : 28 Thn
Jenis kelamin : Laki – laki Pendidikan : SD
Agama : Islam Pekerjaan : Supir mobil
Alamat : Jl R.A. Kartini Agama : Islam
Tanggal MRS : 21 Oktober 2018 Alamat : Jl R.A. Kartini
Jam MRS : 09.00 WIB Ibu
Tgl pengkajian : 21 Oktoer 2018 Nama : “Ny.M”
Jam pengkajian : 10.00 WIB Umur : 24 Thn
Diagnosa medis : Pneumonia Pendidikan : SMP
Pekerjaa : Ibu Rumah Tangga
No. Registrasi : 7544
Agama : Islam
Alamat : Jl R.A. Kartini
Berdasarkan Model Promosi Kesehatan, perawat harus
melakukan pengkajian komprehensif agar dapat
mengembangkan rencana asuhan keperawatan. Pengkajian yang
dilakukan oleh perawat adalah :

a. Pengkajian perilaku sebelumnya meliputi pengalaman


mengenai penyakit sebelumnya.

Riwayat penyakit dahulu klien belum pernah


dirawat di rumah sakit sebelumnya. ibu klien
mengatakan tinggal disebuah kontrakan dan tidak
mempunyai kamar sendiri, ruangan lembab dan
jarang membuka pintu dan jendela di pagi hari dan
lingkungan yang tidak bersih, jarang membersihkan
rumah dan banyak debu.
b. Pengkajian faktor personal meliputi faktor biologis (usia, jenis
kelamin, indeks massa tubuh, status pubertas, kapasitas aerobik,
kekuatan, kecerdasan, keseimbangan), faktor psikologis (harga
diri, motivasi diri, kompetensi personal, status kesehatan
sebelumnya, definisi tentang kesehatan) dan faktor sosial
budaya (ras, etnik, penyesuaian diri, status sosial ekonomi).
• Hasil pengkajian ini menunjukkan bahwa usia anak 7 bulan,
Tekanan darah 100/80 mmHg, nadi 98x/menit, pernafasan
32x/menit, suhu 39°C. Keadaan umum lemah, menangis, dan
terus mau digendong ibunya Terdengar bunyi stridor, ronchii
pada lapang paru. bibir cyianosis,arteri karotis kuat,tekanan
vena jugularis tidak meninggi. Nafsu makan menurun, 2x
sehari diselingi PASI dan bubur, BB 8 kg. BAB 1x sehari, BAK 3-
4 kali sehari, selama sakit An.R sulit tidur karena sesak nafas.
c. Pengkajian perilaku spesifik, pengetahuan dan sikap
individu yang meliputi persepsi tentang manfaat
tindakan, persepsi tentang hambatan tindakan,
persepsi tentang kemampuan diri, aktivitas yang
berhubungan dengan sikap, pengaruh interpersonal
dan pengaruh situasional. Pengaruh interpersonal
meliputi norma, dukungan sosial dan role model.
Pengaruh interpersonal terutama berasal dari keluarga,
kelompok dan tenaga kesehatan
d. Pengkajian mengenai hasil perilaku yang meliputi
komitmen terhadap rencana tindakan, tuntutan yang
mendesak dan adanya pilihan-pilihan yang lebih baik
serta perilaku promosi kesehatan.
Bersihan jalan nafas tidak efektif

Pola Nafas tidak efektif

Gangguan Pertukaran Gas

Defisit Pengetahuan
Bersihan jalan nafas tidak efektif
• Mendemonstrasikan untuk batuk efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan
sputum, bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
• Memberi informasi kepada keluarga tentang cara
mengidentifikasikan dan mencegah faktor yang penyebab.
• Ajarkan keluarga untuk membantu klien istirahat dan tehnik napas
dalam
• Ajarkan keluarga mengatur Posisikan klien untuk memaksimalkan
ventilasi
• Ajarkan kelaurga/ untuk mengatur intake cairan mengoptimlakan
keseimbangan
• Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang penggunaan peralatan :
O2, Suction, Inhalasi.
Pola nafas tidak efektif
• Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dg mudah, tidakada pursed lips)
• Menunjukkan jalan nafas yang paten(klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
• Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)
• Anjurkan keluarga untuk bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
• Pertahankan jalan nafas yang paten
• Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi
untuk memperbaiki pola nafas.
• Ajarkan bagaimana batuk efektif
• Monitor pola nafas
Gangguan pertukaran gas

• Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan


oksigenasi yang adekuat
• Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed lips)
• Tanda tanda vital dalam rentang normal
• Ajarkan keluargan mengatur posisi pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
• Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan
tindakan dan tujuan penggunaan alat tambahan (O2,
Suction, Inhalasi)
• Defisit Pengetahuan
 Kaji tingkat pengetahuan keluarga
 Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini
berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat
pada keluarga.
 Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,
dengan cara yang tepat pada keluarga
 Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat pada keluarga
 Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
 Sediakan informasi pada keluarga tentang kondisi pasien, dengan
cara yang tepat
 Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
 Diskusikan pilihan terapi atau penanganan yang baik pada keluarfa
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second
opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan keluarga, dengan
cara yang tepat
» Dari definisi konsep teori pender
menjelaskan kejelasan dan mengarahkan
pengertian fenomena perilaku
kesehatan yang kompleks, diagram
visual diilustrasikan dengan hubungan
yang jelas yang saling berkaitan. Teori
pender ini juga dapatdi aplikasikan
karena logis dan lebih ekonomis.
» Teori Pender tentang model promosi
kesehatan ini konsisten dan berfokus
pada pentingnya promosi dan
pencegahan kesehatan untuk dilakukan
guna peningkatan kesehatan klien atau
masyarakat yang lebih baik dan optimal.
SARAN

» Teori ini meskipun saling berkaitan tapi


masih terbatas, teori ini juga berperan aktif
pasien dalam mengatur perilaku sehatnya
dengan memodifikasi lingkungan namun
tidak semua pasien dapat melakukan hal
tersebut karena ada juga pasien yang cacat
atau gangguan mental yang terbatas dalam
melakukan aktivitas.
» Selain itu teori ini juga sulit di aplikasikan
pada mayarakat yang berekonomi rendah
dan berpendidikan rendah. Karena orang
dengan ekonomi dan berpendidikan rendah
lebih fokus dalam memenuhi kebutuhannya
sehari-hari dari pada meningkatkan status
kesehatannya.

Anda mungkin juga menyukai