Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1


PRINSIP – PRINSIP LEGAL DALAM KEPERAWATAN

Dosen :
Ns. Dini Sukmalara, S.kep., M.Kes

Disusun oleh :
Kelompok 10
1. Laela romadona 2720200054
2. Muhammad Reza D 272020112
3. Sri Fitria Lestari 2720200066

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Makalah ini kiranya tak akan dapat
selesai tanpa dukungan dari beberapa pihak.Terima kasih kepada kepada Dosen pembimbing
yang telah memberikan kesempatan danarahan,agar kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat wa
ktu. Adapun tujuan pembuatanmakalah ini adalah dalam rangka pemenuhan tugas mengenai “Pri
nsip - Prinsip Legal dalam Praktik Keperawatan.”.
 Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang ada, serta sudilah kiranya bagi pembac
a untuk dapat memahami arti dan tujuan dari makalah ini dengan sebaik mungkin,kami sebagai p
enulis akan sangat berterima kasih jika ada yang memberi masukan dan arahanyang lebih baik.

Jakarta, 10 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................................i


Daftar isi ......................................................................................................................................ii
BAB I ..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .....................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang
Maslah ...................................................................................................1
1.2. Rumusan
Masalah ...........................................................................................................1
1.3. Tujuan .......................................................................................................................
......1
BAB II .........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN .........................................................................................................................2
2.1. Pengertian Legal dan Issue legal dalam Praktik
keperawatan ........................................2
2.2. Tipe Tindakan
Legal .......................................................................................................2
2.3. Prinsip – prinsip Legal dalam Praktik
Keperawatan .......................................................3
2.4. Proses legalisasi dalam
keperawatan ...............................................................................4
a. Definisi Legalisasi .....................................................................................................7
b. Tujuan Legalisasi ...................................................................................................... 8
c. Prinsip dasar legalisasi untuk praktik keperawatan .................................................. 8
d. Fungsi legalisasi keperawatan .................................................................................. 8
e. Tahapan legalisasi keperawatan ............................................................................... 9
f. Pemberian lisesnsi .................................................................................................... 9
g. Registrasi .................................................................................................................. 9
h. Sertifikasi .................................................................................................................. 9
i. Akreditasi ................................................................................................................. 10
BAB III ....................................................................................................................................... 11
PENUTUP .................................................................................................................................. 11
3.1. Kesimpulan ...............................................................................................................
...... 11
3.2. Saran .........................................................................................................................
...... 11

ii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


 Kesadaran masyarakat terhadap hak hak mereka dalam pelayanan kesehatan dan
tindakan yang manusiawi semakin meningkat, sehingga diharapkan adanya pemberi pelayanan
kesehatan dapat memberi pelayanan yang aman, efektif dan ramah terhadap mereka. Jika
harapan ini tidak terpenuhi, maka masyarakat akan menempuhi jalur hukum untuk membela
haknya . klien mempunyai hak legal yang diakui secara hukum untuk mendapatkan
pelayanannya yang tepat aman dan kompeten. Perhatian terhadap legal dan etik yang
dimunculkan oleh konsumen telah mengubah sistem pelayanan kesehatan. Kebijakan yang ada
dalam institusi menetapkan prosedure yang tepat untuk mendapatkan persetujuan klien terhadap
tindakan pengobatan yang dilaksanakan. Institusi telah membentuk berbagai komite etik untuk
meninjau praktik profesional dan memberi pedoman bila hak-hak klie terancam. Perhatian lebih
juga diberikan oada advokasi klien sehingga pemberi pelayanan kesehatan semakin bersungguh-
sungguh untuk tetap memberikan informasi kepada klien dan keluarganya bertanggung jawab
terhadap tindakan yang dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Legal dalam keperawatan?
2. Bagaimana Issue legal dalam Keperawatan?
3. Apa saja tipe tindakan legal?
4. Apa saja prinsip – prinsip legal dalam praktik keperawatan?
5. Bagaiamana proses legalisasi dalam praktik keperawatan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui praktik legal dalam keperawatan.
2. Memahami issue legal dalam praktik keperawatan.
3. Mengetahui tipe-tipe tindakan legal.
4. Mengetahui prinsip- prinsip legal dalam praktik keperawatan.
5. Mengetahui proses legalisasi dalam praktik keperawatan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Legal dan Issue Legal dalam Praktik Keperawatan


Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerja sama
bersifat kolaboratif dengan pasien atau klien dan tenaga kesehatana lainnya dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Seorang perawat
profesional dalam bekerja memberikan praktik asuhan keperawatan harus sesuai dengan standar
keperawatan dan peraturan perundang-undangan atau hukum, dengan kata lain bahwa praktik
keperawatan tersebut harus bersifat legal.
Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang(Kamus Besar
Indonesia). Aspek legal yang sering pula disebut dasar hukum praktik keperawatan mengacu
pada hukum nasional yang berlaku di suatu negara. Hukum bermaksud melindungi hak publik,
misalnya ubdang – undang keperawatan bermaksud melindungi hak publik dan kemudian
melindungi hak perawatan.
Isssue legal dalam praktik keperawatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
diperkirakan terjadi atau tidak terjadi dimasa mendatang dan sah, sesuai dengan undang-undang
atau hukum mengenai tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama dengan klien baik
individu, keluarga atau komunitas dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya, baik
tanggung jawab medis atau kesehatan maupun tanggung jawab hukum.
2.2 Tipe Tindakan Legal
Terdapat dua macam tindakan legal yaitu tindakan sipil atau pribadi, dan tindakan
kriminal.
a. Tindakan sipil berkaitan dengan isu antara individu-individu.
Contonya : seorang pria dapat mengajukan tuntuntan terhadap seseorang yang
diyakininya telah menipunya.
b. Tindakan kriminal berkaitan dengan perselisihan antara individu dan masyarakat secara
keseluruhan.
Contohnya : jika seorang pria menembak seseorang, masyarakat akan membawanya ke
persidangan.

2
2.3 Prinsip – prinsip Legal dalam Praktik Keperawatan.

1. Malpraktek
Malpraktek adalah praktek kedokteran atau keperawatan yang salah atau tidak
sesuai dengan standar profesi atau standar prosedur operasional. Untuk malpraktek
kedokteran ataupun keperawatan juga dapat dikenai hukum kriminal. Malpraktek
kriminal terjadi ketika seorang dokter yang menangani sebuah kasus telah melanggar
undang-undang hukum pidana. Perbuatan ini termasuk ketidak jujuran, kesalahan
dalam rekam medis, penggunaan ilegal obat-obatan, pelanggaran dalam sumpah
dokter, perawatan yang lalai dan tindakan pelecehan seksual dan tindakan pelecehan
seksual pada pasien. Malpraktek adalah kelalaian seorang tenaga kesehatan untuk
mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim
dipergunakan untuk merawat klien atau orang yang terluka menurut ukuran
lingkungannya yang sama. (hanafiah dan amir 1999).

a. Tindakan yang termasuk Malpraket

 Kesalahan diagnosa
 Penyuapan
 Penyalahgunaan alat-alat kesehatan
 Pemberian dosis obat yang salah
 Salah pemberian obat kepada pasien
 Alat – alat yang tidak memenuhi standar kesehatan atau tidak steril
 Kesalahan prosedur operasi.

b. Dampak Malpraktek

 Merugikan pasien terutama pada fisiknya bisa menimbulkan cacat yang


permanen.
 Bagi petugas kesehatan mengalami gangguan psikologisnya, karena merasa
bersalah
 Dari segi hukum dapat dijerat hukum pidana
 Dari segi sosial dapat dikucilkan oleh masyarakat
 Dari segi agama mendapat dosa
 Dari etika keperawatan melanggar rtika keperawatan bukan etika
keperawatan bukan tindakan profesional.

3
2. Kelalaian

Kelalaian bukanlah suatu kejahatan. Seorang dokter atau perawat dikatakan lalai
jika ia bertindak tak acuh, tidak memperhatikan kepentingan orang lain sebagai mana
lazimnya. Akan tetapi jika kealalian itu telah mencapai suatu tingkat tertentu sehingga
tidak memperdulikan jiwa orang lain maka hal ini akan membawa akibat hukum,
apalagi jika sampai merenggut nyawa, maka hal ini akan digolongkan sebagai
kelainan berat adapun yang menjadi tolak ukur dari timbulnya kelalaian berat.
Adapun yang menjadi tolak ukur dari timbulnya kelalaian dapat ditinjau dari
beberapa hal :

a. Tidak melakukan kewajiban dokter atau perawat yaitu tidak melakukan kewajiban
profesionalnya untuk mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya.
b. Menyimpang dari kewajiban yaitu menyimpang dari apa yang seharusnya
dilakukan.
c. Adanya hubungan sebab akibat yaitu adanya hubungan langsung antara penyebab
dengan kerugian yang di alami pasien sebagai akibatnya.

Untuk menentukan kelalaian. Standar asuhan di penuhi dengan penjelasan apakah


seseorang beralasan akan atau melakukan sesuatu pada situasi yang sama. Setiap
perawat bertanggung jawab untuk mengikuti standar asuhan keperawatan dalam
praktek. Dalam pembuktiannya dapat dilakukan dengan dua cara :
Cara langsung Taylor membuktikan adanya kelalaian memakai tolak ukur.
 Kewajiban
 Penyimpangan dari kewajiban
 Penyebab langsung
 Kerugian

Cara tidak langsung cara pembuktian yang mudah pasien, yakni dengan
mengajukan fakta- fakta yang diderita oleh sebagai hasil layanan perawat
yang dapat diterapkan, apabila fakta – fakta yang ada memenuhi kriteria :

 Fakta tidak mungkin ada atau terjadi apabila tenaga perawat tidak lalai.
 Fakta itu terjadi memang berada dalam tanggung jawab tenaga perawatan.
 Fakta itu terjadi tanpa ada konstribusi dari pasien dengan perkatan lain
tidak ada gugatan pasien.

4
Elemen – elemen pertanggung jawaban hukum (liability)
Yang harus di tetapkan untuk membuktikan bahwa malpraktek atau kelalaian telah
terjadi (vestal, 1991) :
a. Kewajiban (duty)

Pada saat terjadi cedera terkait dengan kewajiban, yaitu kewajiban


mempergunakan segala ilmu dan kepandaian untuk meyembuhkan atau setidaknya
meringankan beban penderitaan pasien berdasarkan standar profesi. Contoh :

 Perawat rumah sakit bertanggung jawab untuk pengkajian yang aktul bagi
pasien yang ditugaskan untuk memberikan asuhan keperawatan
 Mengingat tanggung jawab asuhan keperawatan profesional untuk mengubah
kondisi klien
 Kompoten melaksanakan cara – cara yang aman untuk pasien.

b. Breach of the duty (tidak melaksanakan kewajiban)

Pelanggaran terjadi sehubungan dengan kewajiban, artinya menyimpang dari apa


yang seharusnya dilakukan menurut standar profesinya. Contoh :

 Gagal mencatat dan melaporkan apa yang dikaji dari pasien, seperti tingkat
kesadaran pada saat masuk.
 Gagal dalam memenuhi standar keperawatan yang di tetapkan sebagai
kebijakan rumah sakit
 Gagal melaksankan dan mendokumentsikan cara-cara pengamanan yang tepat
(pengamanan tempat tidur).

c. Proximate caused (sebab akibat )

Pelanggaran terhadap kewajiban menyebabkan atau terkait dengan cedera yang di


alami klien. Contoh :

 Cedera yang terjadi secara langsung berhubungan dengan pelanggaran


terhadap kewajiban perawat terhadap pasien atau gagal menggunakan cara
pengamanan yang tepat yang menyebabkan klien jatuh dan menyebabkan
klien jatuh dan menyebabkan fraktur.

d. Injury (cedera)
Seseorang mengalami cedera atau kerusakan dapat dituntun secara hukum. Contoh :
faktur panggul, nyeri, waktu rawat nginap lama dan memerlukan rehabilitatasi.

5
3. Pertanggunggugatan dan pertanggung jawaban

1. Pertanggunggugatan
Adalah sutau tindakan gugatan apabila terjadi suatu kasus tertentu.
Contoh : ketika dokter memberi intruksi kepada perawat untuk memberikan obat
kepada pasien tapi ternyata obat yang diberikan itu salah, dan mengakibatkan
penyakit pasien menjadi tambah parah dan dapat merenggut nyawanya. Maka pihak
keluarga pasien berhak menggugat dokter atau perawat tersebut.

2. Pertanggung jawaban adalah suatu konsekewnsi yang harus diterima seseorang ats
perbuatannya.
Contoh : jika ada kesalahan atu kelalaian yang dilakukan oleh dokter ataupun
perawat dan pihak keluarga pasien maka, dokter atau perawat akan bertanggung
jawab atau tidak terima karena kondisi semakin parah akibat kesalahan atau
kelalaian.

3. Situasi yang harus di hindari dari perawat

a. Kelainan seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencedera pasien


dengan yang diharapkan ataupun tidak melakukan tugas dengan hati-hati
sehingga mengakibatkan pasien jatuh dan cedera.

b. Pencurian mengambil sesuatu yang bukan milik anda membuat anda bersalah
karena mencuri. Jika anda tertangkap, anda akan dihukum. Mengambil barang
yang tidak berharga sekalipun dapat dianggap sebagai pencurian.

c. Fitnah jika anda membuat pernyataan palsu tentang sesseorang dan merugikan
orang tersebut, anda bersalah karena melakukan fitnah. Hal ini benar jika anda
menyatakan secara verbal atau tertulis.

d. False imprisonment
Menahan tindakan seseorang tanpa otorisasi yang tepat merupakan pelanggaran
hukum atau false imprisonment. Menggunakan restrein fisik atau bahkan
mengancamkan melakukannya agar pasien mau bekerja sama bisa juga
termasuk dalam false imprisonment. Penyokong dan restrein harus digunakan
sesuai dengan perintah dokter.

e. Penyerangan dan pemukulan penyerangan


Artinya dengan sengaja berusaha untuk menyentuh tubuh orang lain atau
bahkan mengancam untuk melakukannya. Pemukulan berarti secara nyata
menyentuh orang lain tanpa izin. Perawat yang kita berikan selalu atas izin
pasien atau informedconsent. Ini berarti pasien harus mengetahui dan
menyetujui apa yang kita rencanakan dan kita lakukan.

6
f. Pelanggaran privasi pasien mempunyai hak atas kerahasiaan dirinya dan urusan
pribadinya. Pelanggaran terhadap kerasahiaan adalah pelanggaran privasi dan
itu adalah tindakan yang melawan hukum.

g. Penganiayaan menganiaya pasien melanggar prinsip-prinsip etik dan membuat


anda terikat secara hukum untuk menanggung tuntunan hukum. Standar etik
meminta perawat untuk tidak melakukan sesuatu yang membahayakan pasien.
Setiap orang dapat dianiaya, tetapi hanya orang tua dan anak-anaklah yang
paling rentan. Biasanya, pemberi layanan atau keluargalah yang bertanggung
jawab terhadap penganiayaan ini. Mungkin sulit di mengerti mengapa
seseorang menganiaya orang lain yang lemah atau rapuh, tetapi hal ini terjadi.
Beberapa orang merasa puas bisa mengendalikan orang lain. Tetapi hampir
semua penganiayaan berawal dari perasaan frustasi dan kelelahan dan sebagai
seorang perawat perlu menjaga keamanan dan keselamatan pasiennya.

2.4 Proses Legalisasi dalam Praktik Keperawatan


Legalisasi keperawatan adalah proses pembuatan undang – undang atau penyempurnaan
perangkat hukum yang sudah ada yang mempengaruhi ilmu dan kita dalam praktik
keperawatan (sand, Robbles 1981). Legalisasi praktek keperawatan merupakan ketetapan
hukum yang mengatur ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seorang perawat
dalam melakukan praktek keperawatan di Indonesia diatur melalui Urat Keputusan Menteri
Kesehatan tentang registrasi dan praktek perawat. Legalisasi (registrasi dan praktek
keperawatan) Keputusan Menteri Kesehatan No.1239/Menkes/XI/2001, Latar belakang
perawat sebagai tenaga profesional bertanggung jawab dan berwenang memberikan
pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan
lainnya sesuai dengan kewewenangannya. Untuk itu perlu ketetpan yang mengatur tentang
hk dan kewajiban seseorang untuk terkait dengan pekerjaan atau profesi.
a. Tujuan Legalisasi adalah untuk melindungi masyarakat serta melindungi perawat.
Tujuan yang lainnya adalah :
 Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
 Melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan
 Menetapkan standar pelayanan keperawatan
 Menapis IPTEK keperawatan
 Menilai boleh tidaknya praktik
 Menilai kesalahan dan kelalaian

7
b. Prinsip dasar legalisasi untuk keperawtan
 Harus jelas membedakan tiap kategori tenaga keperawatan.
 Badan yang mengurus legislasi bertanggung jawab atas sistem keperawatn.
 Pemberian lisensi berdasarkan keberhasilan pendidikan dan ujian sesuai
ketetapan.
 Memperinci kegiatan yang boleh dan tidak boleh dan tidak boleh dilakukan
perawat.

c. Fungsi legalisasi keperawatan


 Memberi perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan keperawatan
yang diberikan.
 Memelihara kualitas layanan keperawatan yang diberikan.
 Memberi kejelasan batas kewenangan setiap kategori tenaga keperawatan.
 Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat.
 Memotivasi pengembangan profesi
 Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.

d. Legalisasi keperawatan dibagi 3 tahap antara lain :

 Surat Izin Perawat (SIP) surat ini diberikan oleh Dapartemen Kesehatan kepada
perawat setelah lulus dari pendidikan keperawatan sebagai bukti tertulis
pemberian kewenangan untuk menjalankan praktek keperawatan.

 Registrasi SIP adalah suatu proses dimana perawat harus (wajib) mendaftarkan
diri pada kantor wilayah Departemen kesehatan Propinsi untuk mendapatkan
Surat Izin Perawat (SIP) sebagai persyaratan menjalankan pekerjaan keperawatan
dan memperoleh nomor registrasi. Sasarannya adalah semua perawat. Sedangkan
yang berwenang mengeluarkannya adalah kepala Dinas Kesehatan Propinsi
dimana institusi perawat itu berasal. Bagi perawat yang sudah bekerja sebelum
ditetapkan keputusan ini memperoleh SIP dari pejabat kantor kesehatan
kabupaten/kota di wilayah tempat bekerja perawat yang bersangkutan.

Jenis dan waktu registrasi :


 Registrasi awal dilakukan setelah 5 tahun sejak tanggal registrasi
sebelumnya, diajukan 6bulan berakhir berlakunya SIP.

 Surat Izin Kerja (SIK)


Surat ini merupakan bukti yang diberikan kepada perawat untuk melakukan
prektek keperawatan di sarana pelayanan kesehatan. SIK hanya berlaku pada satu
tempat sarana pelayanan kesehatan. Pejabat yang berwenang menerbitkan SIK
adalah kantor dinas kabupaten/kota dimana yang bersangkutan akan
melaksanakan praktek keperawatan.

8
 Surat Izin Perawat (SIPP)
Surat ini merupakan bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk
menjalankan praktek keperawatan secara perorangan atau kelompok dimana yang
bersangkutan mendapat izin untuk melakukan praktek perawat. Pejabat yang
berwenang menerbitkan SIPP adalah kantor dinas kabupaten/kota dimana yang
bersangkutan akan melaksanakan praktek keperawatan.

e. Pemberian lisensi
Pemberian lisensi adalah pemberian izin kepada seseorang yang memenuhi
persyaratan oleh badan pemerintah yang berwenang, sebelum ia diperkenakan
melakukan pekerjaan dan prakteknya yang telah ditetapkan. tujuan lisensi :
 Membatasii pemberian kewenangan melaksanakan praktik keperawatan
hanya bagi yang kompeten.
 Meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai
kompetensi yang diperlukan.
f. Registrasi
Registrasi merupakan pencantman nama seseorang dan informasi lain pada badan
resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Perawat yang telah terdaftar
diizinkan memakai sebutan registered nurse untuk terdapat, perawat harus telah
menyelesaikan prndidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan pendaftaran
dengan nilai yang diterima. Izin praktek maupun registrasi harus diperbaharui setiap
satu atau dua tahun. Dalam masa transisi profesional keperawatan di indonesia,
sistem pemberian izin praktik dan registrasi sudah saatnya segera diwujudkan untuk
semua perawat baik bagi lulusan SPK, akademi, sarjana keperawatan maupu program
master keperawatan dengan lingkup praktik sesuai dengan kompetensi masing-
masing.

g. Sertifikasi
Sertifikasi merupakan proses pengabsenan bahwa seseorang perawat telah memenuhi
standar minimal kompetensi praktik pada area spesialis tertentu seperti kesehatan ibu
dan anak, pediatric, kesehatan mental, gerontology dan telah diterapkan di Amerika
Serikat. di Indonesia sertifikasi belum diatur, namun demikian tidak menutup
kemungkinan di masa mendatang hal ini dilaksanakan. Tujuan sertifikasi :
 Menyatakan pengetahuan, keterampilan dan perilaku pearawat sesuai dengan
pendidikan tambahan yang diikutinya.
 Menetapkan klasifikasi, tingkat dan lingkup praktek perawat sesuai
pendidikan.
 Memenuhi persyaratan registrasi sesuai dengan area praktek keperawatan.

9
h. Akreditasi
Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status akreditasi
kepada institutsi, program atau pelayanan yang dilakukan oleh organisasi atau badan
pemerintah tertentu. Hal-hal yang diukur meliputi struktur, proses dan kriteria hasil.
Pendidikan kewarganegaraan pada waktu tertentu dilakukan penilaian/pengukuran
untuk pendidikan DIII keperawatan dan sekolah perawat kesehatan dikoordinator
oleh pusat Dinas Kesehatan sedangkan untuk jenjang S1 oleh Dikti. Pengukuran
rumah sakit dilakukan dengan suatu system akreditasi rumh sakit yang sampai ini
terus dikembangkan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang. Aspek legal
yang sering pula disebut dasar hukum praktik keperawatan mengacu pada hukum nasional yang
berlaku di suatu negara. Issue legal dalam praktik keperawatan adalah suatu peristiwa atau
kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi dimasa mendatang dan sah sesuai
dengan undang-undang atau hukum mengenai tindakan mandiri perawat profesional melalui
kerjasama dengan klien baik individu, keluarga atau komunitas dan berkolaborasi dengan tenaga
kesehtan lainnya dalam memberikan asuhan keperwatan sesuai dengan lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya, baik tanggung jawab medis atau kesehatan maupun tanggung jawab hukum.
Dalam prinsipnya, legal keperawatan terbagi menjadi tiga bagian yakni, malpraktek, kelainan,
dan tanggung gugat disertai tanggung jawab disamping memperhatika hal-hal yang dihindari
oleh seorang perawat. Dalam proses legalisasi memiliki tahapan – tahapan mulai dari pemberian
izin, lisensi, registrasi, sertifikasi hingga akreditasi.

3.2 Saran
Dalam menjalankan praktik keperawatan, seorang perawat harus memikirkan dan
mengetahui setiap akibat dari tindakan asuhan keperawatan yang ada. Hal ini tentu didasari karen
praktik ke perawatan memiliki dasar hukum yang jelas dan akurat sehinga seorang perawat
senantiasa mematuhi aturan yang ada dengan mempertimbangkan berbagai konsekuensi yang
tertuang. Perawat yang profesional keperawatan. Malpraktek, kelalaian diharapkan tidak akan
terjadi kepada pearawat – perawat yang memahami tiap hak dan kewajiban atas pasien dan tentu
saja hak dan kewajiban perawat diharapkan tiap hak dan kewajiban atas pasien dan tentu saja hak
dan kewajiban perawat itu sendiri, agar timbul sikap saling bantu dan percaya antara pemberi
dan penerima layanan kesehatan.

11
DAFTAR PUSAKA

Konsep Dasar Keperawatan, 2016. Budiono


Aiken, T.D. & Catalano,J.T.(1994). Legal. Ethical, and Political Issues in nursing.
Sumijatun. 2011. Membudayakan etika dalam praktik keperawatan. Jakarta : salemba medika
https://id.scribd.com/document/43426782/Prinsip-Legal-Dalam-Praktik-keperawatan .

12

Anda mungkin juga menyukai