Anda di halaman 1dari 18

Analisis Kasus Issue Etik

Dosen Pengampu:

Ns. Stephanie, M.Kep.

Disusun:

Ananda Evi Yunita

20301074

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAYUNG NEGERI PEKANBARU

2020
Kata Pengantar

Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu, guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Makalah ini berjudul “Analisis Kasus Issue Etik”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak
yang membantu penyusunan makalah ini. Makalah ini tentang “”. Penulis menyadari makalah
Analisis Kasus Issue Etik ini banyak kekurangannya. Penulis mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah memberikan manfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 12 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………

B. TUJUAN PENULISAN…………………………………………………….

C. MANFAAT PENULISAN…………………………………….....................

D. SISTEMATIKA PENULISAN…………………………………………......

BAB II : TINJAUAN TEORI

ISU-ISU ETIK DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN YANG TERJADI DI INDONESIA

A. EUTANASIA…………………………………………………………….....

B. ABORSI………………………………………………………………….....

C. TRANSPLANSI ORGAN………………………………………………......

D. SUPPORTING DEVICES……………………………………………….....

BAB III : PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………………………......

B. SARAN………………………………………………………………..........

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(Isinya tentang angka kejadian masalah eutanesia..dll. Mulai dari angka kejadian yg ada di Duni
a dan di Indonesia) Alasan kenapa penulis mengangkat judul makalahnya.

Pelayanan keperawatan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat memuaskan setiap klien,
serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.

Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang dimaksud adalah bentuk implementasi praktek
keperawatan yang ditujukan kepada pasien/klien baik kepada individu, keluarga dan
masyarakat dengan tujuan, upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan guna
mempertahankan dan memelihara kesehatan serta menyembuhkan dari sakit, dengan kata lain
upaya praktek keperawatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi.

Dalam melakukan praktek keperawatan, perawat secara langsung berhubungan dan


berinteraksi dengan klien, dan pada saat interaksi inilah sering timbul beberapa hal yang tidak
diinginkan baik disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu profesi keperawatan harus
mempunyai standar profesi dan aturan lain yang didasari oleh ilmu pengetahuan yang
dimilikinya, guna memberi perlindungan kepada masyarakat. Dengan adanya standar praktek
profesi keperawatan ini dapat dilihat apakah seorang perawat melakukan malpraktek, kelalaian
ataupun bentuk pelanggaran praktek keperawatan lainnya baik itu pelanggaran yang terkait
dengan etika ataupun pelanggaran terkait dengan masalah hukum.

Dalam etika keperawatan ada 4 masalah dalam bidang kesehatan yang berkaitan dengan aspek
hukum yang selalu aktual dibicarakan dari waktu ke waktu, sehingga dapat digolongkan ke
dalam masalah klasik dalam bidang kedokteran yaitu tentang euthanasia, abortus, transplantasi
organ, supproting devices. Sampai kini persoalan yang timbul berkaitan dengan masalah ini
tidak dapat diatasi atau diselesaikan dengan baik, atau dicapainya kesepakatan yang dapat
diterima oleh semua pihak. pada beberapa kasus dan keadaan memang diperlukan sementara
di lain pihak tindakan ini tidak dapat diterima, bertentangan dengan hukum, moral dan agama.

Masalah euthanasia sudah ada sejak kalangan kesehatan menghadapi penyakit yang tak
tersembuhkan, sementara pasien sudah dalam keadaan merana dan sekarat. Dalam situasi
demikian tidak jarang pasien memohon agar dibebaskan dari penderitaan ini dan tidak ingin
diperpanjang hidupnya lagi atau di lain keadaan pada pasien yang sudah tidak sadar, keluarga
orang sakit yang tidak tega melihat pasien yang penuh penderitaan menjelang ajalnya dan
minta kepada dokter untuk tidak meneruskan pengobatan atau bila perlu memberikan obat
yang mempercepat kematian. Dari sinilah istilah euthanasia muncul, yaitu melepas kehidupan
seseorang agar terbebas dari penderitaan atau mati secara baik.

Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan
dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan
adalah perdarahan ,infeksi dan eklampsia. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih
merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan
dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain
pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar tentang
terjadinya aborsi di masyarakat.

Donor organ atau transplansi organ adalah pemindahan organ tubuh manusia yang masih
memiliki daya hidup dan sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak
berfungsi dengan baik apabila diobati dengan teknik dan cara biasa, bahkan harapan hidup
penderitan hampir tidak ada lagi.Organ tubuh yang ditansplantasikan biasa adalah organ vital
seperti ginjal,jantung,dan mata. Namun dalam perkembangannya organ-organ tubuh lainnya
pun dapat ditransplantasikan untuk membantu orang yang sangat memerlukannya.

Supporting Devices adalah perangkat tambahan atau pendukung. Jika di tinjau dari segi
keperawatan, maka dapat kita simpulkan kalau supporting devices itu adalah perangkat
tambahan yang digunakan dalam dunia kesehatan pada para perawat dalam melakukan
praktek.
B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Setelah mahasiswa membaca dan memahami makalah ini diharapkan mampu mengetahui apa
saja yang menjadi isu-isu etik yang terjadi dalam praktik keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui dan memahami Euthanasia

b. Mengetahui dan memahami Aborsi

c. Mengetahui dan memahami Transplansi Organ

d. Menjelaskan Suporting Devices

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Mengembangkan kemampuan penulis dalam hal menyusun suatu laporan dan menambah
wawasan penulis tentang isu-isu etik yang terjadi dalam praktik keperawatan, serta bagaimana
seharusnya melakukan malpraktik yang baik.

2. Bagi Pembaca

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai isu-isu etik yang terjadi dalam praktik
keperawatan.

D. Sistematika Penulisan

BAB I terdiri dari latar belakang (tentang isu-isu etik yang terjadi dalam praktik keperawatan),
tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II terdiri dari isu-isu etik yang terjadi dalam praktik keperawatan seperti : euthanasia,
aborsi, transplansi organ, dan supporting devices.
BAB III terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II

TINJAUAN TEORI

ISU-ISU ETIK DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN YANG TERJADI DI INDONESIA

A. Euthanasia

Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani “euthanathos”. Eu artinya baik, tanpa
penderitaan; sedangkan thanathos artinya mati atau kematian. Dengan demikian, secara
etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian yang baik atau mati dengan baik tanpa
penderitaan. Ada pula yang menyebutkan bahwa euthanasia merupakan praktek pencabutan
kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau
menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan
yang mematikan.

Belanda, salah satu Negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan hukum kesehatan
mendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang dibuat oleh Euthanasia Study Group
dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda), yaitu :

“Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup
seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri
hidup seorang pasien, dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien itu sendiri”.

1. Klasifikasi Euthanasia

Dilihat dari orang yang membuat keputusan euthanasia dibagi menjadi :

a. Voluntary euthanasia, jika yang membuat keputusan adalah orang yang sakit. Misalnya
gangguan atau penyakit jasmani yang dapat mengakibatkan kematian segera, dimana keadaan
diperburuk oleh keadaan fisik dan jiwa yang tidak menunjang.
b. Involuntary euthanasia, jika yang membuat keputusan adalah orang lain. Seperti pihak
keluarga atau dokter karena pasien mengalami koma medis.

c. Assisted Suicide, tindakan ini bersifat individual yang pada keadaan tertentu dan alasan
tertentu menghilangkan rasa putus asa dengan bunuh diri.

d. Tindakan yang langsung menginduksi kematian dengan alasan meringankan penderitaan


tanpa izin individu bersangkutan dan pihak yang punya hak untuk mewakili. Hal ini sebenarnya
merupakan pembunuhan, tetapi agak berbeda pengertiannya karena tindakan ini dilakukan
atas dasar belas kasihan.

2. Jenis-Jenis Euthanasia

Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, dilihat dari cara pelaksanaannya,
euthanasia dapat dibedakan atas :

a. Euthanasia Pasif

Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan atau
pengobatan yang sedang berlangsung untuk mempertahankan hidup pasien. Dengan kata lain,
euthanasia pasif merupakan tindakan tidak memberikan pengobatan lagi kepada pasien
terminal untuk mengakhiri hidupnya. Tindakan pada euthanasia pasif ini dilakukan secara
sengaja dengan tidak lagi memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup
pasien, seperti tidak memberikan alat-alat bantu hidup atau obat-obat penahan rasa sakit, dan
sebagainya.

Penyalahgunaan euthanasia pasif biasa dilakukan oleh tenaga medis maupun keluarga pasien
sendiri. Keluarga pasien bisa saja menghendaki kematian anggota keluarga mereka dengan
berbagai alasan, misalnya untuk mengurangi penderitaan pasien itu sendiri atau karena sudah
tidak mampu membayar biaya pengobatan.
b. Euthanasia Aktif atau Agresif

Euthanasia aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yang dilakukan secara medik melalui
intervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup manusia. Dengan
kata lain, Euthanasia agresif atau euthanasia aktif adalah suatu tindakan secara sengaja yang
dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk mempersingkat atau mengakhiri hidup
si pasien. Euthanasia aktif menjabarkan kasus ketika suatu tindakan dilakukan dengan tujuan
untuk mnimbulkan kematian dengan secara sengaja melalui obat-obatan atau dengan cara lain
sehingga pasien tersebut meninggal.

Euthanasia aktif ini dapat dibedakan atas :

1) Euthanasia aktif langsung (direct) adalah dilakukannnya tindakan medis secara terarah
yang diperhitungkan akan mengakhiri hidup pasien, atau memperpendek hidup pasien. Jenis
euthanasia ini juga dikenal sebagai mercy killing.

2) Euthanasia aktif tidak langsung (indirect) adalah saat dokter atau tenaga kesehatan
melakukan tindakan medis untuk meringankan penderitaan pasien, namun mengetahui adanya
risiko tersebut.

Ditinjau dari permintaan atau pemberian izin, euthanasia dibedakan atas :

a) Euthanasia Sukarela (Voluntir)

Euthanasia yang dilakukan oleh tenaga medis atas permintaan pasien itu sendiri. Permintaan
pasien ini dilakukan dengan sadar atau dengan kata lain permintaa pasien secara sadar dn
berulang-ulang, tanpa tekanan dari siapapun juga.

b) Euthanasia Tidak Sukarela (Involuntir)

Euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah tidak sadar. Permintaan biasanya dilakukan
oleh keluarga pasien. Ini terjadi ketika individu tidak mampu untuk menyetujui karena faktor
umur, ketidak mampuan fisik dan mental, kekurangan biaya, kasihan kepada penderitaan
pasien, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh dari kasus ini adalah menghentikan bantuan makanan dan minuman untuk
pasien yang berada di dalam keadaan vegetatif (koma). Euthanasia ini seringkali menjadi bahan
perdebatan dan dianggap sebagai suatu tindakan yang keliru oleh siapapun juga. Hal ini terjadi
apabila seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak untuk mengambil suatu
keputusan, misalnya hanya seorang wali dari pasien dan mengaku memiliki hak untuk
mengambil keputusan bagi pasien tersebut.

B. Aborsi

Aborsi adalah cara menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan
istilah abortus yang berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Abortus adalah
suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.

Pada saat ini aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak
pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil
dan melahirkan adalah perdarahan ,infeksi dan eklampsia. Hal itu terjadi karena hingga saat ini
aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap
ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian
aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat
kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat.

1. Pandangan tentang abortus

Ada 3 pandangan secara umum tentang abortus, yaitu :

a. Pandangan konservatif, berpendapat bahwa abortus secara moral salah dan dalam situasi
apapun tidak boleh dilakukan, termasuk dengan alasan penyelamatan.

b. Pandangan moderat berpendapat bahwa abortus tidak mutlak kesalahan moral dan
hambatan penentang abortus dapat diabaikan dengan suatu pertimbangan moral yang kuat.
c. Pandangan liberal berpendapat bahwa abortus secara moral diperbolehkan atas dasar
permintaan. Pandangan ini secara umum menganggap bahwa fetus belum menjadi manusia.
Secara genetik fetus sebagai bakal manusia, tetapi secara moral bukan manusia.

Tatanan Hukum Conscience Clauses, memperbolehkan dokter, parawat atau rumah sakit untuk
menolak membantu pelaksanaan abortus. Di Indonesia dilarang sejak tahun 1918 dalam KUHP
pasal 346 s/d 349, dinyatakan bahwa Barang siapa melakukan sesuatu dengan sengaja yang
menyebabkan keguguran atau matinya kandungan dapat dikenai penjara.

2. Jenis-Jenis Aborsi

Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi, yaitu :

a. Aborsi spontan atau alamiah. Berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan


disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.

b. Aborsi buatan atau sengaja atau kriminalis adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia
kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu
maupun si pelaksana aborsi. Misalnya dengan bantuan obat aborsi.

c. Aborsi terapeutik atau medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas
indikasi medis. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah
tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapa membahayakan baik calon ibu
maupun janin yang dikandungnya. Tetapiini semua atas pertimbangan medis yang matang dan
tidak tergesa-gesa.

C. Transplansi Organ

Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu
tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan
kondisi tertentu.

Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang sangat
bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh yang berat. Ini adalah terapi
pengganti (alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong penderita/pasien dengan
kegagalan organnya, karena hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dengan pengobatan biasa
atau dengan cara terapi. Hingga dewasa ini transplantasi terus berkembang dalam dunia
kedokteran, namun tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja, karena masih harus
dipertimbangkan dari segi non medik, yaitu dari segi agama, hukum, budaya, etika dan moral.
Kendala lain yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam menetapkan terapi transplatasi, adalah
terbatasnya jumlah donor keluarga (Living Related Donor, LRD) dan donasi organ jenazah.
Karena itu diperlukan kerjasama yang saling mendukung antara para pakar terkait (hukum,
kedokteran, sosiologi, pemuka agama, pemuka masyarakat), pemerintah dan swata.

Banyak sekali kasus dimana tim kesehatan berhasil mencangkokkan organ terhadap klien yang
membutuhkan. Dalam kasus tumor ginjal, gagal ginjal, ginjal dari donor ditransplantasikan
kepada ginjal penerima. Tidak semua perawat terlibat dalam tindakan tranplantasi, perawat
hanya berperan seperti merawat dan meningkatkan kesehatan pemberi donor, membantu di
kamar operasi dan merawat klien setelah operasi (Megan, 1991).

Pelaksaan transplantasi di Indonesia diatur dalam PP No. 18 tahun 1981, tentang bedah mayat
klinis dan bedah mayat anatomis/transplantasi alat atau jaringan tubuh, merupakan
pemindahan alat/jaringan tubuh yang masih mempunyai daya hidup sehat. Tindakan
transplantasi tidak menyalahi aturan semua agama dan kepercayaan sepanjang penentuan saat
mati dan penyelenggaraan jenazah terjamin dan tidak terjadi penyalahgunaan (Est. Tanxil,
1991).

1. Jenis-Jenis Transplansi Organ

a. Autograf (Autotransplatasi) yaitu, pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain
dalam tubuh orang itu sendiri.

Misalnya operasi bibir sumbung, imana jaringan atau organ yang diambil untuk menutup bagian
yang sumbing diambil dari jaringan tubuh pasien itu sendiri.

b. Allograft (Homotransplantasi) yaitu, pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh
seseorang ke tubuh yang lan yang sama spesiesnya, yakni manusia dengan manusia.
Homotransplantasi yang sering terjadi dan tingkat keberhasilannya tinggi, antara lain :
transplantasi ginjal dan kornea mata. Disamping itu terdapat juga transplantasi hati, walaupun
tingkat kebrhsilannya belum tinggi. Transfusi darah sebenarnya merupakan bagian dari
transplntasi ini, karena melalui transfusi darah, bagian dari tubuh manusia (darah) dari
seseorang (donor) dipindahkan ke orang lain (recipient).

c. Xenograft (Heterotransplatasi) yaitu, pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh
yang satu ke tubuh yang lain yang berbeda spesiesnya. Misalnya antara species manusia
dengan binatang. Yang sudah terjadi contohnya daah pencangkokan hati manusia dengan hati
dari baboon (sejenis kera), meskipun tingkat keberhasilannya masih sangat kecil.

d. Isograft yaitu, Transplantasi Singenik yaitu pempindahan suatu jaringan atau organ dari
seseorang ke tubuh orang lain yang identik. Misalnya masih memiliki hubungan secara genetik.

D. Supporting devices

Supporting Devices adalah perangkat tambahan atau pendukung. Jika di tinjau dari segi
keperawatan, maka dapat kita simpulkan kalau supporting devices itu adalah perangkat
tambahan yang digunakan dalam dunia kesehatan pada para perawat dalam melakukan
praktik.

1. Peralatan pendukung yang sering digunakan

Adapun peralatan pendukung yang sering digunakan oleh perawat atau tenaga medis adalah :

a. Cusa (pisau pemotong yang menggunakan gelombang ultrasonografi)

b. Meja operasi

c. Gunting

d. Pisau operasi

e. Bedah minor set

f. Slang-slang pembius
g. Drap (kain steril yang digunakan untuk menutup bagian tubuh yang tidak dioperasi)

h. Plastik steril berkantong yang fungsinya menampung darah yang meleleh dari tubuh
pasien

i. Retractor

j. Penghangat darah dan cairan

k. Lampu operasi, dan lain-lain.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang melibatkan interaksi antara
klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut penentuan antara mempertahankan hidup
dengan kebebasan dalam menentukan kematian, upaya menjaga keselamatan klien yang
bertentangan dengan kebebasan menentukan nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak
ilmiah dalam mengatasi permasalah klien. Dalam membuat keputusan terhadap masalah etik,
perawat dituntut dapat mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat
dan tidak bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan yang tepat
diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu asuhan
keperawatan dapat dipertahankan.

Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh
pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus memanfaatkan nilai-nilai
keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam
mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung jawab,
dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti
bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi
jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan akan
berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu dalam
menyelesaikan permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus dilakukan dengan tetap
mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu pihak.

Etika atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi suatu
kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang nyata.
Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ditinjau dari berbagai sudut pandang
sebagai berikut euthanasia pasif, euthanasia aktif dan euthanasia non agresif. Sedangkan
ditinjau dari sudut pemberian izin yaitu euthanasia volunter dan euthanasia involunter.

Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi yaitu aborsi spontan, aborsi buatan dan aborsi
terapeutik.

Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu
tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan
kondisi tertentu.

Peralatan pendukung yang digunakan perawat seperti cusa, meja operasi, pisau operasi, bedah
minor set, selang-selang pembius, draf, plastik steril, retractor, penghangat darah dan cairan,
serta lampu operasi.

B. Saran

Eutanasia merupakan suatu tindakan yang kontroversial, disatu sisi, ada niatan baik untuk
membantu menghentikan penderitaan pasien, disisi lain, bagaimanapun eutanasia merupakan
suatu praktik menghilangkan nyawa orang lain atau hewan. Saran kami, pembaca lebih banyak
lagi mengkaji terkait dengan isu euthanasia ini, sehingga dapat memandang eutanasia secara
holistic dan menanggapi fenomena euthanasia ini secara bijaksana.

Isu etik dalam praktik keperawatan tentu saja bukan barang langka, yang bisa didapatkan oleh
calon perawat sekalipun. Dengan mempelajarinya secara rinci, dan dengan mengatahui akibat
yang dapat ditimbulkannya. Maka tidaklah bisa dikatakan seorang perawat yang baik, apabila
masih melakukan tindakan di luar batas yang diperbolehkan.

Dengan adanya pembahasan menganai isu etik seperti ini, kita akan diingatkan batapa kejinya
perbuatan yang melanggar aturan itu. Dan kita juga diajarkan tentang bagaimana menyikapi
semuanya itu dalam praktik keseharian kita. Semoga makalah ini dapat menjadi acuan, atau
referensi dalam pengajaran mata kuliah etika keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Amir & Hanafiah, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi ketiga: Jakarta: EGC.

Carol T,Carol L, Priscilla LM. 1997. Fundamental Of Nursing Care, Third Edition, by Lippicot
Philadelpia, New York.

Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika

Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. Philadelphia. Addison
Wesley.

Anda mungkin juga menyukai