Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KOMUNIKASI
(Komunikasi Terapeutik pada Keluarga , Kelompok atau
Masyarakat)

Di Susun Oleh
Kelompok IV
ALFI RAHMI ( 22334005 )
ANNISA FITRYA ( 22334016 )
ARSYAD AL FATH ( 22334017 )

DOSEN : NS. ROSMI ENI, M.Kep

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TP.2022/2033
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini. Kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini yang tentunya jauh dari kesempurnaan. Karena
itu kelompok kami selalu membuka diri untuk setiap saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan karya kami selanjutnya.

Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu,baik secara langsung
ataupun tidak langsung.

Akhirnya semoga sumbangan amal bakti semua pihak tersebut mendapat balasan
yang setimpal dari- Nya. Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kelompok kami
khususnya dan masyarakat pecinta ilmu pengetahuan pada umumnya.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan Kelompok
B. Pengertian Keluarga dan Kelompok
C. Unsur-unsur Komunikasi Terapeutik
D. Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga
E. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Komunikasi Keluarga dan Kelompok
F. Strategi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan Kelompok
G. Hambatan dalam Komunikasi
H. Praktek Komunikasi Pada Keluarga

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat merupakan salah satu ujung tombak dalam pemberian pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit. Hal ini menjadi sebuah tuntutan peran dan juga fungsi perawat untuk
memberikan sebuah pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas untuk memenuhi
kebutuhan pasien. Di dalam memberikan pelayanan keperawatan, perawat dituntut untuk
memiliki pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi yang baik sebagai awal dari
terciptanya sebuah hubungan perawat dengan klien, karena komunikasi merupakan sebuah
proses yang sangat penting dalam hubungan antar manusia. Perawat yang memiliki
kemampuan dan keterampilan baik dalam hal berkomunikasi akan mudah menjalin hubungan
dengan pasien maupun keluarga (Liljeroos, Snellman, & Ekstedt, 2011).
Komunikasi yang baik dan benar merupakan poin penting yang harus dimiliki oleh
setiap tenaga kesehatan, khususnya perawat. Komunikasi dibutuhkan oleh perawat dalam
memberikan pelayanan asuhan keperawatan baik kepada pasien maupun keluarga.
Kemampuan seperti ini penting dan harus ditumbuhkembangkan oleh perawat, sehingga
menjadi suatu kebiasaan dalam setiap menjalankan tugasnya dalam memberikan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit.
Menurut Suryani (2014), komunikasi berperan dalam kesembuhan klien, berhubungan
dalam kolaborasi yang dilakukan perawat dengan tenaga kesehatan lainnya, dan juga
berpengaruh pada kepuasan klien dan keluarga. Hal tersebut menjadikan komunikasi
dibutuhkan di setiap bentuk pelayanan yang ada di Rumah Sakit. Salah satu bentuk
pelayanan yang ada di Rumah Sakit adalah ruangan intensive care unit (ICU) yaitu sebuah
bentuk pelayanan khusus pada pasien-pasien yang mengalami kondisi kritis.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini yaitu, “Bagaimana Komunikasi Terapeutik Terhadap
Keluarga dan Kelompok ?”

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang komunikasi terapeutik


terhadap keluarga dan kelompok.

2. Tujuan khusus.

a. Memahami pengertian Komunikasi Efektif terhadap keluarga dan Kelompok


b. Memahami Pengertian Keluarga dan Kelompok
c. Memahami Unsur-unsur Komunikasi Terapuetik
d.Memahami Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga keluarga dan kelompok
e. Memahami faktor –faktor yang mempengaruhi komunikasi keluarga dan kelompok
f. Memahami strategi komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok
g. Memahami hambatan komunikasi
h. Memahami praktek komunikasi pada keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian komunikasi terapeutik keluarga dan kelompok

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan
terapi. Seseorang penolong atau perawat dapat membantu klien mengatasi masalah yang
dihadapinya melalui komunikasi (Suryani, 2005).
Struktur organisasi formal mempunyai dampak terhadap komunikasi. Orang yang berada
di tingkat lebih bawah dalam hierarki organisasi berisiko tidak mendapatkan komunikasi yang
memadai dari tingkat yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena jumlah tingkat komunikasi harus
disaring dalam organisasi besar. Selain itu, dalam organisasi besar, mustail bagi ketua organisasi
seorang diri mengomunikasikan secara pribadi pada setiap orang atau kelompok yang terlibat
dalam pengambilan keputusan organisasi. (Marquis, 2010)

B. Pengertian Keluarga dan kelompok

Pengertian keluarga akan berbeda. Hal ini bergantung pada orientasi yang digunakan dan
orang yang mendefenisikannya. Keluarga adalah sekelompok orang yang diikat oleh perkawinan
atau darah, biasanya meliputi ayah, ibu dan anak atau anak-anak. (Singgih, 2008)
Friedman (2009) mendefinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih
yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Pengertian kelompok, menurut De Vito (2011), adalah sekumpulan individu yang cukup
kecil untuk berkomunikasi dengan relatif mudah, yaitu para anggota saling berhubungan satu
sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur di
antara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma atau peraturan yang mengidentifikasi
apa yang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.

C. Unsur- unsur komunikasi terapuetik

Menurut Kariyoso (2007) bahwan unsur- unsur komunikasi meliputi :


1. komunikator (Pembawa berita)
Komunikator adalah individu, keluarga atau kelompok yang mempunyai inisiatif dalam
menyelenggarakan komunikasi dengan individu atau kelompok lain yang menjadi sasaran.
2. Message (pesan atau berita)
Message adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang-lambang
pembicaraan, gerakan-gerakan dan sebagainya. Message bisa berupa gerakan, sinar, suara,
lambaian tangan dan sebagainya. Sedangkan di rumah sakit message bisa berupa nasehat dokter,
hasil konsultasi pada status klien, laporan dan sebagainya.
3. Channel (saluran)
Channel adalah sarana tempat berikutnya lambang-lambang, meliputi pendengaran,
penglihatan, penciuman dan perabaan.
4. Komunikan
Komunikan adalah objek-objek sasaran dari kegiatan komunikasi atau orang yang
menerima berita atau lambang, bisa berupa klien, keluarga maupun masyarakat.
5. Feed back
Feed back adalah arus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi. Hal
ini bisa juga dijadikan patokan sejauh mana pencapaian dari pesan yang telah disampaikan.

D. Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga

1. Komunikasi orang tua yaitu suami-istri


Komunikasi orang tua yaitu suami istri disini lebih menekankan pada peran penting suami
istri sebagai penentu suasana dalam keluarga. Keluarga dengan anggota keluarga (ayah, ibu,
anak).

2. Komunikasi orang tua dan anak


Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam satu ikatan keluarga di mana
orang tua bertanggung jawab dalam mendidik anaknya. Hubungan yang terjalin antara orang tua
dan anak di sini bersifat dua arah, disertai dengan pemahaman bersama terhadap sesuatu hal di
mana antara orang tua dan anak berhak menyampaikan pendapat, pikiran, informasi atau nasehat.
Hubungan komunikasi yang efektif ini terjalin karena adanya rasa keterbukaan, empati,
dukungan, perasaan positif, kesamaan antara orang tua dan anak.
3. Komunikasi ayah dan anak
Komunikasi disini mengarah pada perlindungan ayah terhadap anak. Peran ayah dalam
memberi informasi dan mengarahkan pada hal pengambilan keputusan pada anak yang peran
komunikasinya cenderung meminta dan menerima. Misal, memilih sekolah. Komunikasi ibu dan
anak Lebih bersifat pengasuhan kecenderungan anak untuk berhubungan dengan ibu jika anak
merasa kurang sehat, sedih, maka peran ibu lebih menonjol.
4. Komunikasi anak dan anak yang lainnya
Komunikasi ini terjadi antara anak 1 dengan anak yang lain. Dimana anak yang lebih tua
lebih berperan sebagai pembimbing pada anak yang masih muda. Biasanya dipengaruhi oleh
tingkatan usia atau faktor kelahiran.

E. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga dan Kelompok

Berkomunikasi itu tidak mudah. Terkadang seseorang dapat berkomunikasi dengan baik
kepada orang lain. Di lain waktu seseorang mengeluh tidak dapat berkomunikasi dengan baik
kepada orang lain. Ada sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga,
seperti yang akan di uraikan berikut ini :
1. Citra diri dan citra orang lain
Setiap orang mempunyai gambaran-gambaran tertentu mengenai dirinya statusnya,
kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menentukan apa dan bagaimana ia
berbicara, menjadi menjaring bagi apa yang dilihatnya, didengarnya, bagaimana penilaiannya
terhadap segala yang berlangsung di sekitarnya. Dengan kata lain, citra diri menentukan ekspresi
dan persepsi orang.
2. Suasana Psikologis
Suasana Psikologis di akui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit berlangsung bila
seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa irihati, diliputi
prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
3. Lingkungan Fisik
Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya, dan cara
yangberbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda dengan yang terjadi
disekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda. Suasana di rumah bersifat informal,
sedangkan suasana di sekolah bersifat formal. Demikian juga komunikasi yang berlangsung
dalam masyarakat. Karena setiap masyarakat memiliki norma yang harus diataati,
makakomunikasi yang berlangsungpun harus taat norma.
4. Kepemimpinan
Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting dan
strategis. Dinamika hubungan dalam keluarga dipengaruhi oleh pola kepemimpinan.
Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola komunikasi bagaimana yang akan
berproses dalam kehidupan yang membentuk hubungan-hubungan tersebut.
1. Bahasa
Dalam komunikasi verbal orang tua atau anak pasti menggunakan bahasa sebagai
alatuntuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu kesempatan bahasa yang dipergunakan oleh
orang tua ketika secara kepada anaknya dapat mewakili suatu objek yang dibicarakan
secaratepat. Tetapi dilain kesempatan, bahasa yang digunakan itu tidak mampu mewakili
suatuobjek yang dibicarakan secara tepat. Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut untuk
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti antara komunikator dan komunikasi.
2. Perbedaan Usia
Komunikasi dipengaruhi oleh usia. Itu berarti setiap orang tidak bisa berbicara
sekehendak hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara. Berbicara kepada anak kecil
berbeda ketika berbicara kepada remaja. Mereka mempunyai dunia masing-masing yang harus
dipahami.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Komunikasi Kelompok


1. Ukuran kelompok : kelompok yang efektif mempunyai jumlah anggota yang tidak
terlalu kecil ataupun terlalu besar.
2. Tujuan kelompok : tujuan yang telah disepakati bersama akan mudah dicapai karena
semua anggota mempunyai tujuan yang sama. Satukan tujuan dalam kelompok, minimalkan sifat
individualisme yang dapat mengganggu pencapaian tujuan bersama.
3. Kohesivitas anggota kelompok adalah penting karena menunjukkan kekuatan dan
kekompakan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
4. Jaringan komunikasi (networking) diperlukan untuk mendapatkan peluang dalam
mencapai tujuan bersama.
5. Kepemimpinan kelompok diperlukan pemimpin yang bisa mengayomi seluruh
anggota, tidak berpihak, dan akomodatif sehingga bisa meningkatkan kohesivitas kelompok.

F. Strategi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan Kelompok

Melakukan komunikasi dalam keluarga atau kelompok tidaklah mudah. Komunikator


harus mempunyai cara-cara strategis sebagai upaya agar tujuan komunikasi tercapai. Berikut
upaya meningkatkan komunikasi dalam keluarga atau kelompok.
1. Memahami struktur organisasi dan mengenali siapa yang akan terpengaruh oleh
keputusan yang dibuat. Jaringan komunikasi baik formal maupun informal, perlu
dipertimbangkan. Jaringan komunikasi formal mengikuti jalur formal kewenangan dalam
hierarki organisasi. Jaringan komunikasi informal terjadi di antara orang di tingkat yang sama
atau berada dalam hierarki organisasi tersebut, tetapi tidak mewakili jalur formal kewenangan
atau tanggung jawab.
2. Pemimpin kelompok dapat mengatur dengan baik setiap anggota kelompok agar proses
komunikasi antaranggota kelompok dapat berkembang dengan baik.
3. komunikasi harus jelas, sederhana, dan pasti. Komunikator bertanggung jawab untuk
memastikan pesan tersebut di pahami oleh anggota.
4. komunikator sebaiknya mencari umpan balik mengenai apakah komunikasi tersebut
diterima dengan benar. Salah satu cara untuk melakukannya adalah meminta penerima
mengulang komunikasi atau petunjuk tersebut, selain itu, pengirim pesan sebaiknya melakukan
komunikasi lanjutan dalam upaya menentukan apakah komunikasi telah di jalankan.
5. Saling menghargai anggota kelompok lain, ini sangat penting ketika terjadinya
komunikasi antar anggota kelompok, supaya komunikasi tersebut dapat berjalan lancar dan
efektif. Jika setiap anggota kelompok tidak menghargai anggota lainnya, maka mereka akan
bersikap acuh tak acuh dan bersikap profesional.
6. Jangan menyela pembicaraan orang lain. Ketika seseorang pengirim pesan atau
komunikan sedang menyampaikan pesannya tugas anggota kelompok lainnya adalah
mendengarkan nya dengan baik, ketika komunikan sudah selesai menyampaikan maka anggota
lainnya boleh menyanggah pesan yang disampaikan agar komunikasi dapat berjalan dengan baik.
7. Selalu memperhatikan orang yang mengajak bicara. Ini sama dengan berhadapan
atau menjaga kontak mata agar si penyampai pesan dapat fokus dengan pesan yang
disampaikannya.

Teknik Komunikasi Efektif dalam Keluarga


Ada lima hal yang harus diperhatikan agar komunikasi di dalam keluarga tercipta
secara efektif,yaitu:
1. Respek
Komunikasi harus diawali dengan sikap saling menghargai (respectfull attitude).
Adanya penghargaan biasanya akan menimbulkan kesan serupa (timbal balik) dari si lawan
diskusi. Orangtua akan sukses berkomunikasi dengan anak bila ia melakukannya dengan penuh
respek. Bila ini dilakukan maka anak pun akan melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi
dengan orangtua atau orang di sekitanya.
2. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi
yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan untuk mendengar
dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan dimengerti orang lain.
Orangtua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya,
tapi ia akan berusaha memahami anak atau pasangannya terlebih dulu. Ia akan membuka dialog
dengan mereka, mendengar keluhan dan harapannya. Mendengarkan di sini tidak hanya
melibatkan indra saja, tapi melibatkan pula mata hati dan perasaan. Cara seperti ini dapat
memunculkan rasa saling percaya dan keterbukaan dalam keluarga.
3. Audibel
Audibel berarti “dapat didengarkan” atau bisa dimengerti dengan baik. Sebuah pesan
harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan. Raut
muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara menunjuk, termasuk
ke dalam komunikasi yang audibel ini.
4. Jelas
Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak
pemahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi dengan anak, orangtua
harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas maknanya. Salah satu caranya adalah
berbicara sesuai bahasa yang mereka pahami (melihat tingkatan usia).
5. Tepat
Dalam membahas suatu masalah hendaknya proporsi yang diberikan tepat baik
waktunya, tema maupun sasarannya. Waktu yang tepat untuk membicarakan masalah anak
misalnya pada waktu makan malam. Pada waktu sarapan pagi, karena ketergesaan maka yang
dibicarakan umumnya masalah yang ringan saja.
6. Rendah Hati
Sikap rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan yang ramah, saling menghargai,
tidak memandang diri sendiri lebih unggul ataupun lebih tahu, lemah lembut, sopan, dan penuh
pengendalian diri. Dengan sikap rendah hati ini maka laaawaaan diskusi kita memjadi lebih
terbuka, sehingga banyak hal yang dapat diungkapkan dari diskusi tersebut.

G. Hambatan Dalam Komunikasi

1. Konflik Peran
Perawat menyatakan tidak enak dan menjadi malas saat berkomunikasi dengan
keluarga pasien dikarenakan keluarga pasien terkadang bersikap jutek. Dilema komunikasi
yang dirasakan oleh perawat tidak hanya terkait sikap yang ditunjukkan oleh keluarga
pasien saat berhadapan dengan mereka saja melainkan juga kondisi psikologis dan fisik
mereka seperti ketika mereka sedang lelah atau saat sedang ada masalah pribadi terkadang
perawat sering melupakan penampilannya saat berkomunikasi dengan keluarga pasien. Hal
tersebut tentunya dapat menjadi penghambat perawat dalam berkomunikasi dengan keluarga
pasien.
2. Usia
Usia menjadi salah satu faktor demografi keluarga yang mempengaruhi komunikasi.
Hal ini dikarenakan cara kita berkomunikasi dengan orang lain tentunya disesuaikan dengan
faktor demografi orang tersebut salah satunya adalah usia. Dalam hal ini kita sebagai perawat
harus bisa menyesuaikan dan menempatkan diri dengan adanya perbedaan usia antara
perawat dengan keluarga pasien baik itu kepada yang lebih muda, sebaya, maupun kepada
yang lebih tua.
3. Pendidikan
Selain usia, status pendidikan juga sangat mempengaruhi komunikasi yang ada.
Adanya perbedaan tingkat pendidikan seseorang menjadikan setiap individu memiliki
pemahaman yang berbeda dalam mencerna informasi yang diberikan.
4. Ekonomi
Salah satu status sosial yang dapat mempengaruhi komunikasi yang ada adalah
ekonomi. Hal ini dikarenakan dibutuhkan banyak pemikiran dan pertimbangan apabila
menyangkut tentang pembiayaan mengingat hal ini merupakan sesuatu yang sensitif bagi
keluarga pasien.
5. Budaya
Budaya Budaya setiap orang berbeda tergantung daerahnya masing-masing. Setiap
daerah memiliki karakteristiknya masing-masing yang dapat mempengaruhi komunikasi yang
ada antar individu. Adanya perbedaan budaya yang dirasakan oleh separuh dari informan
dapat menimbulkan kesalahpahaman saat mereka berkomunikasi dengan keluarga pasien.
6. Bahasa
Bahasa Setiap daerah bahkan setiap negara memiliki bahasanya masing-masing.
Adanya perbedaan bahasa dapat mempengaruhi komunikasi yang ada. Beberapa informan
menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan keluarga
pasien khususnya yang menggunakan bahasa asing seperti bahasa Inggris.

H. Praktik Komunikasi Pada Keluarga

Ilustrasi Kasus
Keluarga Tn Bani 55 tahun berjumlah 5 orang terdiri atas istri dan anak tiga orang. Saat
ini keluarga mengalami masalah kesehatan. Istri dan anaknya menderita TBC paru. Anda
merencanakan untuk melakukan prevensi dan promosi kesehatan untuk mencegah meluasnya
masalah pada anggota keluarga lainnya.
Diagnosis Keperawatan:
1. Kurang pengetahuan keluarga.
Rencana Keperawatan:
1. Lakukan pendekatan keluarga.
2. Lakukan promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan kesehatan keluarga
dengan masalah TBC.
Tujuan :
Pengetahuan keluarga meningkat dan kooperatif dalam mencegah terjadinya masalah.
Fase Orientasi
Salam terapeutik : “Selamat pagi bapak, ibu, dan semuanya. Saya Ibu Tri” (sambil
melihat respons keluarga).
Evaluasi dan validasi : “Bagaimanakah kabarnya hari ini? Saya lihat ibu tampak lemas
dan sering batuk”.
Kontrak : “Hari ini saya akan memberikan penyuluhan tentang TBC dan cara
pencegahannya. Waktunya 30—45 menit, apakah bapak-ibu siap? Tempatnya di ruang tamu ini
saja, ya?”
Fase Kerja:
(Tuliskan Kata-kata sesuai Tujuan dan Rencana yang akan Dicapai atau Dilakukan)
Perawat : “Sebelum saya menjelaskan cara pencegahan penyakit TBC, lebih dahulu saya
jelaskan tentang apa itu penyakit TBC”.
Keluarga : (Respons)
Perawat : “Penyakit TBC adalah . . . “sampai seluruh materi disampaikan.
Pasien : (mendengarkan)
Perawat : (Melakukan komunikasi dalam rangka promosi kesehatan keluarga sampai
selesai sesuai materi yang dibuat dalam proposal kegiatan).
Fase Terminasi:
Evaluasi subjektif atau objektif:
“Bagaimana perasaan bapak, ibu dan adik-adik semua? Coba jelaskan bagaimana cara
mencegah penularan penyakit TBC?”
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga adalah sekelompok orang yang diikat oleh perkawinan atau darah, biasanya
meliputi ayah, ibu dan anak atau anak-anak. (Singgih, 2008)
Pengertian kelompok, menurut A De Vito (2011 ), adalah sekumpulan individu yang
cukup kecil untuk berkomunikasi dengan relatif mudah, yaitu para anggota saling berhubungan
satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau
struktur di antara mereka.
Unsur-unsur komunikasi terapeutik yaitu, komunikator, pesan, saluran, komunikan,
feedback. Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga adalah
Komunikasi orang tua yaitu suami-istri, komunikasi orang tuan dan anak, komunikasi
ayah dan anak, komunikasi anak dan anak lainnya.
Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga dan Kelompok yaitu, Citra
diri dan citra orang lain, Suasana Psikologis, Lingkungan Fisik, kepemimpinan. Penerapan
Strategi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan Kelompok, yaitu Saling memahami
antaranggota kelompok agar dapat diketahui komunikasi, Pemimpin kelompok dapat mengatur
dengan baik setiap anggota kelompok, Berkomunikasi yang jelas, sopan, dan sesuai etika yang
berlaku aga tidak terjadi salah paham.

B. Saran

Pada pengerjaan makalah ini kurangnya pengetahuan kelompok terhadap materi ini,
sehingga masih banyak terdapat kekurangan, dan kurangnya kerja sama kelompok terhadap
pengerjaan makalah ini, semoga apa yang saya sampaikan diatas bisa bermanfaat untuk
pembelajaran selanjutnya, dan juga bermanfaat untuk pembaca atau untuk referensi bagi
mahasiswa yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

A Devito, Joseph. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tanggerang Selatan: Karisma


Publishing Group
Anjaswarni, Tri. 2016. Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta : Pusdik SDM
Kesehatan
Freidman, L. M. 2010. Buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori, praktik (5th
ed). Jakarta:ECG
Gunarsa, Singgih. 2008. Psikologi Praktis : anak, remaja dan keluarga. Jakarta : Gunung
Mulia
Kariyoso. 2007. Pengantar Komunikasi Bagi Siswa Perawat. Jakarta : EGC
Liljeroos, M., Snellman & Ekstedt. 2011. A Qualitative Study On The Rule Of Patient-
Nurse Communication In Acute Cardiac Care. Journal of Nursing Education and Practive Vol 1
no. 1
Marquis, Bessie L. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan : Teori &
Aplikasi. Jakarta : EGC
Suprajitno, 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC
Suryani. 2014. Komunikasi Terapeutik : Teori & Praktik, Ed. 2. Jakarta : EGC
Arumsari, Dinda. 2017.

Anda mungkin juga menyukai