KOMUNIKASI
(Komunikasi Terapeutik pada Keluarga , Kelompok atau
Masyarakat)
Di Susun Oleh
Kelompok IV
ALFI RAHMI ( 22334005 )
ANNISA FITRYA ( 22334016 )
ARSYAD AL FATH ( 22334017 )
Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini. Kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini yang tentunya jauh dari kesempurnaan. Karena
itu kelompok kami selalu membuka diri untuk setiap saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan karya kami selanjutnya.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu,baik secara langsung
ataupun tidak langsung.
Akhirnya semoga sumbangan amal bakti semua pihak tersebut mendapat balasan
yang setimpal dari- Nya. Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kelompok kami
khususnya dan masyarakat pecinta ilmu pengetahuan pada umumnya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan Kelompok
B. Pengertian Keluarga dan Kelompok
C. Unsur-unsur Komunikasi Terapeutik
D. Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga
E. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Komunikasi Keluarga dan Kelompok
F. Strategi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan Kelompok
G. Hambatan dalam Komunikasi
H. Praktek Komunikasi Pada Keluarga
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat merupakan salah satu ujung tombak dalam pemberian pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit. Hal ini menjadi sebuah tuntutan peran dan juga fungsi perawat untuk
memberikan sebuah pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas untuk memenuhi
kebutuhan pasien. Di dalam memberikan pelayanan keperawatan, perawat dituntut untuk
memiliki pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi yang baik sebagai awal dari
terciptanya sebuah hubungan perawat dengan klien, karena komunikasi merupakan sebuah
proses yang sangat penting dalam hubungan antar manusia. Perawat yang memiliki
kemampuan dan keterampilan baik dalam hal berkomunikasi akan mudah menjalin hubungan
dengan pasien maupun keluarga (Liljeroos, Snellman, & Ekstedt, 2011).
Komunikasi yang baik dan benar merupakan poin penting yang harus dimiliki oleh
setiap tenaga kesehatan, khususnya perawat. Komunikasi dibutuhkan oleh perawat dalam
memberikan pelayanan asuhan keperawatan baik kepada pasien maupun keluarga.
Kemampuan seperti ini penting dan harus ditumbuhkembangkan oleh perawat, sehingga
menjadi suatu kebiasaan dalam setiap menjalankan tugasnya dalam memberikan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit.
Menurut Suryani (2014), komunikasi berperan dalam kesembuhan klien, berhubungan
dalam kolaborasi yang dilakukan perawat dengan tenaga kesehatan lainnya, dan juga
berpengaruh pada kepuasan klien dan keluarga. Hal tersebut menjadikan komunikasi
dibutuhkan di setiap bentuk pelayanan yang ada di Rumah Sakit. Salah satu bentuk
pelayanan yang ada di Rumah Sakit adalah ruangan intensive care unit (ICU) yaitu sebuah
bentuk pelayanan khusus pada pasien-pasien yang mengalami kondisi kritis.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu, “Bagaimana Komunikasi Terapeutik Terhadap
Keluarga dan Kelompok ?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan
terapi. Seseorang penolong atau perawat dapat membantu klien mengatasi masalah yang
dihadapinya melalui komunikasi (Suryani, 2005).
Struktur organisasi formal mempunyai dampak terhadap komunikasi. Orang yang berada
di tingkat lebih bawah dalam hierarki organisasi berisiko tidak mendapatkan komunikasi yang
memadai dari tingkat yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena jumlah tingkat komunikasi harus
disaring dalam organisasi besar. Selain itu, dalam organisasi besar, mustail bagi ketua organisasi
seorang diri mengomunikasikan secara pribadi pada setiap orang atau kelompok yang terlibat
dalam pengambilan keputusan organisasi. (Marquis, 2010)
Pengertian keluarga akan berbeda. Hal ini bergantung pada orientasi yang digunakan dan
orang yang mendefenisikannya. Keluarga adalah sekelompok orang yang diikat oleh perkawinan
atau darah, biasanya meliputi ayah, ibu dan anak atau anak-anak. (Singgih, 2008)
Friedman (2009) mendefinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih
yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Pengertian kelompok, menurut De Vito (2011), adalah sekumpulan individu yang cukup
kecil untuk berkomunikasi dengan relatif mudah, yaitu para anggota saling berhubungan satu
sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur di
antara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma atau peraturan yang mengidentifikasi
apa yang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.
Berkomunikasi itu tidak mudah. Terkadang seseorang dapat berkomunikasi dengan baik
kepada orang lain. Di lain waktu seseorang mengeluh tidak dapat berkomunikasi dengan baik
kepada orang lain. Ada sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga,
seperti yang akan di uraikan berikut ini :
1. Citra diri dan citra orang lain
Setiap orang mempunyai gambaran-gambaran tertentu mengenai dirinya statusnya,
kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menentukan apa dan bagaimana ia
berbicara, menjadi menjaring bagi apa yang dilihatnya, didengarnya, bagaimana penilaiannya
terhadap segala yang berlangsung di sekitarnya. Dengan kata lain, citra diri menentukan ekspresi
dan persepsi orang.
2. Suasana Psikologis
Suasana Psikologis di akui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit berlangsung bila
seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa irihati, diliputi
prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
3. Lingkungan Fisik
Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya, dan cara
yangberbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda dengan yang terjadi
disekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda. Suasana di rumah bersifat informal,
sedangkan suasana di sekolah bersifat formal. Demikian juga komunikasi yang berlangsung
dalam masyarakat. Karena setiap masyarakat memiliki norma yang harus diataati,
makakomunikasi yang berlangsungpun harus taat norma.
4. Kepemimpinan
Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting dan
strategis. Dinamika hubungan dalam keluarga dipengaruhi oleh pola kepemimpinan.
Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola komunikasi bagaimana yang akan
berproses dalam kehidupan yang membentuk hubungan-hubungan tersebut.
1. Bahasa
Dalam komunikasi verbal orang tua atau anak pasti menggunakan bahasa sebagai
alatuntuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu kesempatan bahasa yang dipergunakan oleh
orang tua ketika secara kepada anaknya dapat mewakili suatu objek yang dibicarakan
secaratepat. Tetapi dilain kesempatan, bahasa yang digunakan itu tidak mampu mewakili
suatuobjek yang dibicarakan secara tepat. Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut untuk
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti antara komunikator dan komunikasi.
2. Perbedaan Usia
Komunikasi dipengaruhi oleh usia. Itu berarti setiap orang tidak bisa berbicara
sekehendak hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara. Berbicara kepada anak kecil
berbeda ketika berbicara kepada remaja. Mereka mempunyai dunia masing-masing yang harus
dipahami.
1. Konflik Peran
Perawat menyatakan tidak enak dan menjadi malas saat berkomunikasi dengan
keluarga pasien dikarenakan keluarga pasien terkadang bersikap jutek. Dilema komunikasi
yang dirasakan oleh perawat tidak hanya terkait sikap yang ditunjukkan oleh keluarga
pasien saat berhadapan dengan mereka saja melainkan juga kondisi psikologis dan fisik
mereka seperti ketika mereka sedang lelah atau saat sedang ada masalah pribadi terkadang
perawat sering melupakan penampilannya saat berkomunikasi dengan keluarga pasien. Hal
tersebut tentunya dapat menjadi penghambat perawat dalam berkomunikasi dengan keluarga
pasien.
2. Usia
Usia menjadi salah satu faktor demografi keluarga yang mempengaruhi komunikasi.
Hal ini dikarenakan cara kita berkomunikasi dengan orang lain tentunya disesuaikan dengan
faktor demografi orang tersebut salah satunya adalah usia. Dalam hal ini kita sebagai perawat
harus bisa menyesuaikan dan menempatkan diri dengan adanya perbedaan usia antara
perawat dengan keluarga pasien baik itu kepada yang lebih muda, sebaya, maupun kepada
yang lebih tua.
3. Pendidikan
Selain usia, status pendidikan juga sangat mempengaruhi komunikasi yang ada.
Adanya perbedaan tingkat pendidikan seseorang menjadikan setiap individu memiliki
pemahaman yang berbeda dalam mencerna informasi yang diberikan.
4. Ekonomi
Salah satu status sosial yang dapat mempengaruhi komunikasi yang ada adalah
ekonomi. Hal ini dikarenakan dibutuhkan banyak pemikiran dan pertimbangan apabila
menyangkut tentang pembiayaan mengingat hal ini merupakan sesuatu yang sensitif bagi
keluarga pasien.
5. Budaya
Budaya Budaya setiap orang berbeda tergantung daerahnya masing-masing. Setiap
daerah memiliki karakteristiknya masing-masing yang dapat mempengaruhi komunikasi yang
ada antar individu. Adanya perbedaan budaya yang dirasakan oleh separuh dari informan
dapat menimbulkan kesalahpahaman saat mereka berkomunikasi dengan keluarga pasien.
6. Bahasa
Bahasa Setiap daerah bahkan setiap negara memiliki bahasanya masing-masing.
Adanya perbedaan bahasa dapat mempengaruhi komunikasi yang ada. Beberapa informan
menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan keluarga
pasien khususnya yang menggunakan bahasa asing seperti bahasa Inggris.
Ilustrasi Kasus
Keluarga Tn Bani 55 tahun berjumlah 5 orang terdiri atas istri dan anak tiga orang. Saat
ini keluarga mengalami masalah kesehatan. Istri dan anaknya menderita TBC paru. Anda
merencanakan untuk melakukan prevensi dan promosi kesehatan untuk mencegah meluasnya
masalah pada anggota keluarga lainnya.
Diagnosis Keperawatan:
1. Kurang pengetahuan keluarga.
Rencana Keperawatan:
1. Lakukan pendekatan keluarga.
2. Lakukan promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan kesehatan keluarga
dengan masalah TBC.
Tujuan :
Pengetahuan keluarga meningkat dan kooperatif dalam mencegah terjadinya masalah.
Fase Orientasi
Salam terapeutik : “Selamat pagi bapak, ibu, dan semuanya. Saya Ibu Tri” (sambil
melihat respons keluarga).
Evaluasi dan validasi : “Bagaimanakah kabarnya hari ini? Saya lihat ibu tampak lemas
dan sering batuk”.
Kontrak : “Hari ini saya akan memberikan penyuluhan tentang TBC dan cara
pencegahannya. Waktunya 30—45 menit, apakah bapak-ibu siap? Tempatnya di ruang tamu ini
saja, ya?”
Fase Kerja:
(Tuliskan Kata-kata sesuai Tujuan dan Rencana yang akan Dicapai atau Dilakukan)
Perawat : “Sebelum saya menjelaskan cara pencegahan penyakit TBC, lebih dahulu saya
jelaskan tentang apa itu penyakit TBC”.
Keluarga : (Respons)
Perawat : “Penyakit TBC adalah . . . “sampai seluruh materi disampaikan.
Pasien : (mendengarkan)
Perawat : (Melakukan komunikasi dalam rangka promosi kesehatan keluarga sampai
selesai sesuai materi yang dibuat dalam proposal kegiatan).
Fase Terminasi:
Evaluasi subjektif atau objektif:
“Bagaimana perasaan bapak, ibu dan adik-adik semua? Coba jelaskan bagaimana cara
mencegah penularan penyakit TBC?”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga adalah sekelompok orang yang diikat oleh perkawinan atau darah, biasanya
meliputi ayah, ibu dan anak atau anak-anak. (Singgih, 2008)
Pengertian kelompok, menurut A De Vito (2011 ), adalah sekumpulan individu yang
cukup kecil untuk berkomunikasi dengan relatif mudah, yaitu para anggota saling berhubungan
satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau
struktur di antara mereka.
Unsur-unsur komunikasi terapeutik yaitu, komunikator, pesan, saluran, komunikan,
feedback. Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga adalah
Komunikasi orang tua yaitu suami-istri, komunikasi orang tuan dan anak, komunikasi
ayah dan anak, komunikasi anak dan anak lainnya.
Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga dan Kelompok yaitu, Citra
diri dan citra orang lain, Suasana Psikologis, Lingkungan Fisik, kepemimpinan. Penerapan
Strategi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan Kelompok, yaitu Saling memahami
antaranggota kelompok agar dapat diketahui komunikasi, Pemimpin kelompok dapat mengatur
dengan baik setiap anggota kelompok, Berkomunikasi yang jelas, sopan, dan sesuai etika yang
berlaku aga tidak terjadi salah paham.
B. Saran
Pada pengerjaan makalah ini kurangnya pengetahuan kelompok terhadap materi ini,
sehingga masih banyak terdapat kekurangan, dan kurangnya kerja sama kelompok terhadap
pengerjaan makalah ini, semoga apa yang saya sampaikan diatas bisa bermanfaat untuk
pembelajaran selanjutnya, dan juga bermanfaat untuk pembaca atau untuk referensi bagi
mahasiswa yang lain.
DAFTAR PUSTAKA