Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TAHAP PERKEMBANGAN MENTAL DAN PERUBAHAN

KESEHATAN (ANAK DAN DEWASA)


“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi”

Dosen Pembimbing :
Muhammad Nuralamsyah, S.Kep, Ns, M.Kes

OLEH :

Endah Hafifa Pratiwi


(PO713202201042)
Fadillah Maharani Rifai
(PO713202201043)

TINGKAT 1B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PAREPARE


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
T.A 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Tahap Perkembangan Mental dan Perubahan Kesehatan (anak dan dewasa)”. Tidak lupa
kami haturkan sholawat dan salam kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah
mengantarkan kita dari jaman jahiliyah menuju jalan yang rahmatan lil alamin.

Dengan terselesaikannya makalah ini, kami menyampaikan terima kasih kepada


seluruh pihak dalam penyusunan makalah ini. Terlebih kepada bapak Muhammad
Nuralamsyah, S.Kep, Ns, M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah “Patofisiologi”.

Kami selaku penyusun, mengharapkan pembaca dapat memperoleh manfaat dan


informasi yang tepat, sehingga pembaca mendapat pemahaman mengenai makalah ini.

Demi penyempurnaan makalah ini, diharapkan adanya kritikan, dan saran dari
pembaca serta mohon maaf apabila ada kekeliruan dalam penulisan makalah ini.

Barru, 7 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
Sampul................................................................................................................................i
Kata Pengantar .................................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................4
1.4 Manfaat........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian perkembangan mental................................................................................6
2.2 Perkembangan mental dan status kesehatan anak.......................................................6
2.3 Perkembangan mental dan status kesehatan usia dewasa............................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam setiap tahap perkembangan manusia terdapat kriteria sehat mental. Kesehatan
mental pada anak berbeda dengan sehat mental pada remaja, begitu pula berbeda dengan
dewasa. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan
mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan
sosial).

Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh stressor (penyebab terjadinya
stres) . Orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-
tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya. Noto Soedirdjo,
menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki kesehatan mental adalah memiliki
kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang datang dari lingkungannya.
Sedangkan menurut Clausen Karentanan (Susceptibility) keberadaan seseorang terhadap
stressor berbeda-beda karena faktor genetik, proses belajar dan budaya yang ada
dilingkungannya, juga intensitas stressor yang diterima oleh seseorang dengan orang
lain juga berbeda.

Kesehatan mental merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia seutuhnya, tapi
tidaklah mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran tingkah
laku, pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh
manusia. Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu
penelitian secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan
jiwa. Pada dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala hal diperlukan psikis yang
sehat. Sehingga dapat berjalan menurut tujuan manusia itu diciptakan secara normal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan mental?

4
2. Bagaimana perkembangan mental dan status kesehatan pada anak ?
3. Bagaimana perkembangan mental dan status kesehatan pada usia dewasa?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan perkembangan mental.
2. Mengetahui perkembangan mental dan status kesehatan pada anak.
3. Mengetahui perkembangan mental dan status kesehatan pada usia dewasa.

1.4 Manfaat
Melalui pemaparan topik ini diharapkan :
1. Penulis dapat memberikan pengetahuan serta informasi bagi mahasiswa serta
pembaca tentang perkembangan mental.
2. Kita dapat lebih memahami tentang kesehatan mental dan status kesehatan pada
anak.
3. Mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang
kesehatan mental dan status kesehatan pada usia dewasa.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan Mental


Perkembangan mental merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku
kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan
masyarakat yang lebih luas dan kompleks.

Pertumbuhan dan perkembangan seseorang bukan hanya dilihat dari fisik, tetapi juga
perkembangan jiwa yang sehat. Kondisi mental yang baik bukan hanya tidak mengalami
gangguan kesehatan mental, tetapi juga bagaimana seseorang menghadapi masalah,
berpikir secara jernih, dan mengendalikan emosi.

Seseorang yang memiliki kesehatan mental yang baik akan memiliki beberapa
karakter positif, misalnya dapat beradaptasi dengan keadaan, menghadapi stress, menjaga
hubungan baik dan bangkit dari keadaan sulit.

2.2 Perkembangan Mental dan Status Kesehatan Pada Anak


Kesehatan mental sangat berpengaruh pada kehidupan sosial, perkembangan emosi,
bahkan kesehatan fisik anak. Dengan mental yang sehat, anak akan berkembang dan
tumbuh dengan baik, membuat anak lebih bahagia dan sehat.

Penting untuk menjaga kesehatan mental anak agar anak tidak mengalami gangguan
mental seperti gangguan perilaku, kecemasan, depresi, hingga penurunan tingkat percaya
diri. Oleh karena itu, orang tua perlu menjaga kesehatan mental anak agar dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal.

6
 Usia 5-7 tahun
Pada usia 5-7 tahun, Usia ini adalah usia sekolah awal. Anak mulai masuk taman
kanak-kanak. Ia memulai untuk berusaha berdiri sendiri di dunia luarnya. Ia tidak lagi
berada di sisi ibunya terus-menerus. Di TK ia akan mulai berlatih berbagai
keterampilan. Kemampuan melihat, menerima pengertian, berpikir, berbahasa, yang
masih sederhana akan dikembangkan dengan berhadapan langsung dengan dunia
luar.  Hal-hal yang dialaminya secara langsung akan semakin banyak dan semakin
bervariasi.

Aktifitasnya akan meningkat, dan porsi waktu yang semula ia habiskan dalam
rumah saja bergeser menjadi banyak di luar rumah. Dan ia juga akan melihat dunia
yang melibatkan lebih banyak orang, dengan berbagai perilakunya. Di sinilah
orang  tua sering menjadi cemas, sebab khawatir  perilaku orang lain akan memberi
pengaruh yang tidak baik bagi anak.

Dalam proses mengasah keterampilan ini, setiap anak memiliki kecepatan yang
berbeda-beda, walaupun anak itu sebenarnya normal. Di sinilah peran ibu / orang tua
cukup besar. Kadang kala ibu merasa cemas dan “senewen” melihat anaknya kurang
cepat dibanding anak lain, dan akhirnya menyuruh anak untuk lebih cepat. Ini kadang
malah berakibat anak menjadi  semakin tegang dan bertentangan dengan ibunya.

Pertentangan lain yang sering terjadi juga di usia ini adalah pertentangan antara
pengaruh ayah dan pengaruh ibu. Pada usia ini, di mana dunia si anak sudah mulai
meluas dan ia mulai bisa membedakan banyak orang, ia akan dapat melihat ayah dan
ibunya sebagai orang yang berbeda. Jika ia melihat bahwa ayahnya mengharapkan
lain dengan apa yang ibunya harapkan, ia  akan mengalami pertentangan, sebab tidak
mungkin baginya memenuhi harapan keduanya sekaligus. Hal ini dapat memberikan
pengaruh buruk  pada usahanya untuk melepaskan diri dari ketergantungan dan berdiri
sendiri.

 Usia 7-11 tahun


Pada usia 7-11 tahun, keseimbangan antara ketergantungan dan mampu berdiri
sendiri mulai tampak. Anak (terutama anak laki-laki) akan semakin senang bermain

7
sendiri / bersama temannya di luar rumah. Pada saat anak ini bermain, ia secara tak
sadar sebenarnya sedang berusaha melepaskan ketergantungannya dengan ibunya di
rumah, dan berdiri sendiri bersama teman-temannya di sekitar rumah. Seorang anak
laki-laki di usia ini, jika masih memperlihatkan ketergantungan  secara terang-
terangan terhadap ibunya, malah merupakan hal yang tidak normal dan harus
diwaspadai.
            Di saat seorang anak masuk sekolah dasar, ia mengalami peralihan antara bermain
dengan “bekerja”. Perkembangan yang terjadi selain berusaha berdiri sendiri, juga
sudah mulai rasa tanggung jawab dan memiliki kewajiban terhadap tugas belajarnya
di sekolah. Di sini peranan sekolah selain mengajarkan ilmu pengetahuan ,adalah
memberi tugas-tugas yang merangsang perkembangan  tanggung jawab dan rasa
punya kewajiban. Tugas dari sekolah diarahkan untuk merangsang inisiatif dan
kemampuan berusaha mengatasi masalah yang dihadapi.

Selain itu, anak juga akan mulai banyak bergaul dengan teman sebayanya.
Mulanya ia akan tetap berbaur dengan laki-laki dan perempuan, tapi lama-kelamaan
mereka akan berkelompok sejenis. Anak laki-laki akan banyak melakukan aktifitas
yang dilarang, misalnya bermain di tempat yang dilarang. Hal ini mereka lakukan
karena mau menunjukkan sikap jantannya. Hal ini tidak perlu menjadi kekhawatiran
yang  berlebihan selama kenakalan mereka tidak keterlaluan dan tidak
membahayakan. Akan tetapi, tentunya juga tidak berarti orang tua bisa melepas begitu
saja.

2.3 Perkembangan Mental dan Status Kesehatan Pada Usia Dewasa


      Orang dewasa merupakan kelompok usia yang perlu memperoleh perhatian dari
berbagai bidang keilmuan. Namun demikian, problem-problem kesehatan, khususnya
kesehatan mental dikalangan mereka juga makin kompleks. Orang dewasa dan lanjut
usia termasuk kelompok yang memiliki masalah dengan kesehatan mental. Orang
dewasa, banyak mengalami masalah sehubungan dengan problem keluarga dan
pekerjaan. Yang sangat banyak dihadapi oleh mereka adalah konflik-konflik keluarga,
peran sosial keluarganya, pengasuhan anak, pertanggung jawaban sosial ekonomi
keluarga, dunia kerja, dan banyaknya tekanan dari orang-orang terdekatnya.

8
 Umur 20-40 tahun (dewasa awal)
Pada usia ini, mereka mulai memperluas jaringan relasi, membangun karir, dan
bagi sebagian orang masa untuk membina rumah tangga, dan itu semua memiliki
tantangan masing-masing yang dapat memicu masalah kesehatan mental.

Stabilitas emosi pada usia ini masih naik turun. Pada masa ini, setiap orang
dewasa muda pria dan wanita diharapkan untuk menerima tanggung jawab sesuai
dengan tugas yang dipikul masing-masing. Ketegangan emosional terjadi pada dewasa
awal karena mereka baru memasuki suatu lingkungan sosial baru dan hal ini
merupakan simbol yang dimunculkan akibat adanya suatu penyesuaian diri.

Masalah kesehatan mental yang sering muncul pada usia ini yaitu stress
sehingga menyebabkan enggan berinteraksi dengan orang lain, menjadi mudah marah,
merokok secara berlebihan. Selain itu, timbul rasa cemas, sering kali merasa takut dan
berkurangnya rasa percaya diri.

Pada usia dewasa awal dipandang sebagai usia tersehat dari populasi manusia
keseluruhan meskipun banyak yang mengalami sakit tetapi jarang. Di usia ini, mereka
tahu cara mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan, tetapi tidak
menerapkannya terhadap diri sendiri. Sebagian besar kebiasaan yang merugikan
kesehatan terbentuk pada masa remaja semakin melekat pada masa beranjak dewasa.

 Umur 40-60 tahun (dewasa madya)


Masa usia dewasa madya merupakan periode yang sangat menakutkan. Diakui
bahwa semakin mendekati usia tua, periode dewasa madya semakin terasa lebih
menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia.

Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah,
khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung merusak
homeostatis fisik dan psikologis seseorang dan membawa ke masa stress.

Stress pada usia dewasa madya disebabkan oleh berbagai masalah, seperti
faktor keadaan jasmani yaitu bertambahnya berat badan, rambut menipis, kulit kering

9
dan berkedut, terjadi kegemukan dan lemak terkumpul yang menyebabkan perut
menonjol. Faktor ekonomi yaitu beban keuangan dari mendidik anak dan membiayai
hidup anggota keluarga, dan juga faktor psikologis seperti kematian istri atau suami,
kepergian anak dari rumah, kebosanan dalam pernikahan, dan mendekati ambang
kematian menjadi penyebab timbulnya stress.
Pada usia dewasa madya, aspek fisik sudah mulai melemah dan sering
mengalami sakit dengan penyakit tertentu yang sebelumnya tidak dialami (seperti
asam urat, reumatik, hipertensi, dan lain-lain.)

 Umur 60-an tahun (dewasa akhir)


Masalah penting pada orang dewasa akhir adalah bidang pekerjaan dan
kehidupan keluarga terutama yang terbentur dengan faktor usia, kondisi kesehatan,
ekonomi, dan jaminan sosial (pension). Pada usia lanjut, terjadi perubahan fisik,
mental, gaya hidup, minat dan keinginan.

Di usia ini mengalami fase kehilangan orang tersayang atau orang di sekitar.
Tidak sedikit orang dewasa akhir yang harus hidup sendiri setelah ditinggal pasangan.
Hal itu bisa membuat seseorang menjadi takut dan merasa tidak bisa lagi melanjutkan
hidup. Maka dari itu, dibutuhkan peran orang sekitar untuk memberi bantuan dan
motivasi untuk melanjutkan hidup pada orang di usia dewasa akhir.

Usia dewasa akhir ditandai dengan semakin melemahnya kemampuan fisik, dan
psikis. Penurunan fungsi organ yang terjadi pada usia dewasa akhir seiring
pertambahan usia dapat menyebabkan beragam gangguan kesehatan seperti stroke,
penyakit jantung, diabetes, hipertensi dan lainnya yang dapat menyebabkan kesulitan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala - gejala gangguan jiwa serta
mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain
maupun dengan masyarakat dimana seseorang itu berada dan bisa mengembangkan dan
memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin
untuk mewujudkan suatu keharmonisan yang sungguh - sungguh antara fungsi - fungsi
jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem - problem biasa yang
terjadi, dan merasakan secara positif kebahagian dan kemampuan dirinya sendiri

3.2 Saran
Kami sebagai penyusun mengharapkan semoga makalah ini menjadi pedoman atau
bahkan menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa maupun pembaca pada
umumnya. Kami pun sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari
pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Dedi. 2015. Makalah Kesehatan Mental Pada Setiap Tahap Perkembangan.
http://dedimulyana96.blogspot.com/2015/03/makalah-kesehatan-mental-pada-setiap.html?
m=1 (diakses tanggal 7 April 2021).

Nareza, dr. Meva. 2020. Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak yang Perlu Dipahami Orang
Tua. www.alodokter.com/cara-menjaga-kesehatan-mental-anak-yang-perlu-dipahami-orang-
tua (diakses tanggal 8 April 2021).

Nurhayati, Edian. 2010. Perkembangan Masa Dewasa.


https://www.google.com/amp/s/smartbibeh.wordpress.com/2010/02/21/perkembangan-masa-
dewasa/amp/ (diakses tanggal 8 April 2021).

Halakrispen, Sunnaholomi. 2020. Gangguan Kesehatan Mental yang Sering Dihadapi Orang
Dewasa. https://www.google.com/amp/s/m.medcom.id/amp/ZkeBX6K-gangguan-kesehatan-
mental-yang-sering-dihadapi-orang-dewasa (diakses tanggal 8 April 2021).

12

Anda mungkin juga menyukai