Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PRAKTIK KEPERAWATAN BERDASARKAN

BUKTI
Dosen Pembimbing :
Dr. Bahrudin, SKM, S.kep, MM.Kes

Oleh

Fadillah Maharani Rifai


(PO713202201043)
Tingkat 2B

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PAREPARE


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2020/2021
Terminologi
Studi Kasus Kontrol : Pengaruh Faktor Perilaku Layanan Kesehatan Ibu Hamil terhadap
Kematian Ibu Di Empat Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan

Terminologi
Abstrak Indikator Internasional ibu sehat di suatu negara adalah angka
kematian ibu (AKI). Pada tahun 2004 AKI Provinsi Sumatera Selatan
sebesar 467 per 100.000 kelahiran hidup. Kondisi itu lebih rendah dari
target Sumsel Sehat 2008 dan Indonesia Sehat 2010, yang keduanya
target AKI adalah 175 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan
paradigma Blum, faktor perilaku memiliki pengaruh yang kuat terhadap
derajat kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi tentang hubungan antara faktor perilaku
dengan kematian ibu. Ini adalah studi kasus kontrol. Lokasi penelitian
di 4 kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu Musi Banyu Asin,
Muara Enim, Ogan Ilir, dan Palembang pada tahun 2007. Responden
kelompok kasus adalah suami dari ibu yang meninggal dan responden
kelompok kontrol adalah ibu yang masih hidup. Jumlah sampel 78 ibu,
dari kelompok kasus 26 ibu dan kelompok kontrol 52 ibu. Hasil
penelitian adalah: 1) Perilaku antenatal care (ANC) Odd Ratio (OR)
3,5 (1,2 10,1), dan 2) Odd Ratio (OR) penolong persalinan 4,5 (1,4 -
14,1). Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) Frekuensi ANC
berpengaruh terhadap kematian ibu. Ibu hamil tanpa ANC atau
dengan frekuensi ANC <4 memiliki rasio ganjil kematian ibu 3,5 kali
dibandingkan ibu hamil dengan frekuensi ANC> 4, dan 2) Perilaku
kesehatan dalam memilih jenis penolong persalinan berpengaruh
terhadap kematian ibu. Ibu dengan perilaku kesehatan memilih non-
tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan memiliki rasio ganjil
kematian ibu 4,5 dengan perilaku kesehatan memilih tenaga
kesehatan sebagai penolong persalinan.

Ulasan artikel Mengingat tujuan dari MDGS, jelas bahwa peningkatan kesehatan ibu
(berbasis telah menjadi salah satu komitmen negara-negara di seluruh dunia.
bukti) Salah satu indikator untuk menggambarkan tingkat kesehatan ibu di
suatu daerah adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Data SDKI 2002/2003
menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia pada tahun
2003 adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. AKI Sumatera Selatan
tahun 2003 jauh dari angka nasional yaitu 472 per 100.000 kelahiran
hidup, yang turun menjadi 467 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2004 2). Situasi tersebut jauh di bawah target Indonesia Sehat
dan Sumsel 2008 Sehat 2010 yang menargetkan penurunan AKI
menjadi 175 per 100.000 kelahiran hidupjauh di bawah target
Indonesia Sehat dan Sumsel 2008 Sehat 2010 yang menargetkan
penurunan AKI menjadi 175 per 100.000 kelahiran hidup
Laporan Kasus Populasi penelitian adalah ibu hidup dan ibu yang meninggal saat
melahirkan di 4 kabupaten (Musi Banyu Asin, Muara Enim, Ogan Ilir
dan Palembang) di Sumatera Selatan. Pemilihan lokasi penelitian
dilakukan secara purposive berdasarkan rangking jumlah kematian ibu
terbesar yang tercatat di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
tahun 2007 dengan kelengkapan data pendukung termasuk alamat ibu
yang meninggal”.
Studi Kohort Kelompok kasus adalah ibu yang meninggal sedangkan kelompok
kontrol adalah ibu hamil yang selamat. Responden pada kelompok
kasus adalah keluarga dari ibu yang meninggal sedangkan responden
pada kelompok kontrol adalah ibu hamil yang masih hidup. variabel
jarak rumah ke tempat fasilitas kesehatan sehingga tempat tinggal
kasus dan kontrol berdekatan (neighboring). Pengambilan sampel
untuk kelompok kasus dilakukan secara acak dengan menggunakan
kerangka sampling data kematian ibu yang dicocokkan untuk dicatat di
Dinas Kesehatan 4 kabupaten/kota terpilih. Jumlah ibu yang
meninggal pada tahun 2007 di 4 kabupaten/kota sebanyak 54 orang.
Pemilihan kelompok kontrol (ibu yang masih hidup) dilakukan dengan
cara sampling berpasangan kumulatif. Kontrol diambil dari tetangga
kasus yang memiliki status sosial dan ekonomi yang hampir sama,
yaitu dilihat dari kondisi rumah dan isinya serta pekerjaan suami. Saat
wawancara dengan keluarga kasus, 2 responden langsung diambil
alih di sekitar rumah kasus.
Ulasan Obat _
berbasis bukti
(EBMR)
Ringkasan Data SDKI tahun 2003 menunjukkan bahwa 22,4% kematian ibu di
Bukti Indonesia disebabkan oleh “4 terlalu” faktor risiko, yaitu:
• Terlalu muda 4,1%
• Terlalu tua 3,8%
• Terlalu sering 5,2%
• Terlalu banyak 9,3% (7)
Jumlahnya dan kualitas akses pelayanan kesehatan mempengaruhi
AKI. Menurut Model McGarthy dalam Saifuddin (2005), akses
terhadap pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh lokasi dan kondisi
geografis, jenis pelayanan ketersediaan, kualitas layanan, transportasi,
dan akses informasi.

Analisis Meta Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar kondisi
kelompok kasus sesuai dengan 3 dari 4 kriteria di atas, yaitu: 1) terlalu
muda, 2) terl. terlalu tua, dan 3) terlalu banyak. Kondisi ini merupakan
faktor risiko kematian ibu, kondisi kesehatan reproduksi karena wanita
belum siap untuk hamil dan melahirkan pada ibu berusia kurang dari
18 tahun, atau kehamilan dan persalinan yang terjadi dalam selang
waktu kurang dari 2 tahun. Demikian pula dengan kondisi tersebut,
kesehatan reproduksi wanita belum optimal untuk kehamilan dan
persalinan pada ibu berusia di atas 34 tahun atau memiliki paritas
lebih dari 3 (6)
Bukti Pra Menurut Saifudin (2005) saat ini terjadi kekurangan sumber daya
Penilaian manusia di semua tingkat pelayanan kesehatan. Rumah sakit
kabupaten/kota yang tidak memiliki dokter spesialis kandungan dan
kandungan atau dokter spesialis lainnya sebesar 30%. Dengan kondisi
seperti itu, sulit diharapkan PONEK dan PONED dapat berjalan secara
optimal.(8) Untuk meningkatkan program Safe Motherhood, pada
tanggal 12 Oktober 2000, Making Pregnancy Safer (MPS)
dicanangkan sebagai bagian dari program Safe Motherhood, sebagai
strategi masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010. Tujuan Safe
Motherhood Effort dan MPS adalah sama, yaitu melindungi hak
reproduksi dan hak asasi manusia serta pemberdayaan perempuan.
pembangunan kesehatan.

Studi Kualitatif

Kelompok kasus meninggal saat nifas atau nifas sebanyak 22 karena


4 ibu hamil meninggal saat hamil atau janin masih dalam kandungan.
Pada Tabel 4 terlihat bahwa pada kelompok kasus sebagai penolong
persalinan terdiri dari dukun, keluarga, diri sendiri, bidan dan dokter.
Penolong persalinan pada kelompok kontrol adalah dukun, perawat,
bidan, dokter dan spesialis. Tampak bahwa 13,6% ibu hamil pada
kelompok kasus dibantu dalam persalinannya oleh keluarganya,
bahkan 4,5% dibantu oleh dirinya sendiri. Selanjutnya persalinan
dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu persalinan dibantu oleh tenaga
non kesehatan dan kelompok dibantu oleh tenaga kesehatan. Tabel 5
menunjukkan bahwa pada kelompok kasus sebagian besar responden
memilih tenaga kesehatan bersalin yaitu 54,5%, tetapi lebih kecil dari
kelompok kontrol yaitu 84,6% tenaga kesehatan bersalin. Ganjil Rasio
perilaku memilih pekerja non-pelayanan kesehatan terhadap kematian
ibu adalah 4,5 (95% CI: 1,4-14,1)

Studi Pada kelompok kasus dan kelompok kontrol, sebagian besar usia ibu
Kuantitatif saat hamil terakhir adalah 18 sampai 34 tahun dan pendidikan di
bawah SLTP. Jumlah kehamilan pada kelompok kasus sebagian besar
>3 dan jumlah kelahiran juga >2 sedangkan pada kelompok kontrol
sebagian besar kehamilan <3 dan jumlah kehamilan 1-2 seperti yang
terlihat pada tabel 1.
Old Rasio pengaruh perilaku ANC terhadap kematian ibu adalah 3,5
(95% CI: 1,2 - 10,1). Dapat disimpulkan bahwa angka ganjil kematian
ibu pada kelompok ibu yang tidak pernah atau kurang dari 4 kali
pemeriksaan kehamilan (ANC) adalah 3,5 kali lipat dari ibu yang
memeriksakan kehamilan > 4 kali. Selanjutnya dilakukan upaya untuk
melihat pengaruh skrining kehamilan terhadap pemilihan penolong
persalinan.

Uji coba Pada penelitian ini besar perbandingan sampel kasus dan kontrol
terkontrol adalah 2 kontrol per kasus, sehingga diperoleh sampel yang besar: 1)
secara acak Kelompok kasus: 26 ibu meninggal, 2) Kelompok kontrol: 52 ibu
selamat. Penentuan besarnya kelompok sampel kasus di setiap
kabupaten/kota dilakukan berdasarkan Probability Proportional to Size
(PPS). 1) Kabupaten Musi Banyu Asin, jumlah kasus 4 orang, kontrol 8
orang 2) Kabupaten Muara Enim, jumlah kasus 10 orang, kontrol 20
orang 3) Kota Palembang, jumlah kasus 9 orang, kontrol 18 orang 4)
Kabupaten Ogan Ilir , jumlah kasus 3 orang, kontrol 6 orang.
Ulasan Data SDKI 2002/2003 menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI)
Sistematis Indonesia pada tahun 2003 adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup.
AKI Sumatera Selatan tahun 2003 jauh dari angka nasional yaitu 472
per 100.000 kelahiran hidup, yang turun menjadi 467 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2004.
Sebagian besar kondisi kelompok kasus sesuai dengan 3 dari 4
kriteria, yaitu: 1) terlalu muda, 2) terl. terlalu tua, dan 3) terlalu banyak.
Kondisi ini merupakan faktor risiko kematian ibu, kondisi kesehatan
reproduksi karena wanita belum siap untuk hamil dan melahirkan pada
ibu berusia kurang dari 18 tahun, atau kehamilan dan persalinan yang
terjadi dalam selang waktu kurang dari 2 tahun.
Old Rasio pengaruh perilaku ANC terhadap kematian ibu adalah 3,5
(95% CI: 1,2 - 10,1). Dapat disimpulkan bahwa angka ganjil kematian
ibu pada kelompok ibu yang tidak pernah atau kurang dari 4 kali
pemeriksaan kehamilan (ANC) adalah 3,5 kali lipat dari ibu yang
memeriksakan kehamilan > 4 kali. Selanjutnya dilakukan upaya untuk
melihat pengaruh skrining kehamilan terhadap pemilihan penolong
persalinan.
Menurut Saifudin (2005) saat ini terjadi kekurangan sumber daya
manusia di semua tingkat pelayanan kesehatan. Pada Tabel 4 terlihat
bahwa pada kelompok kasus sebagai penolong persalinan terdiri dari
dukun, keluarga, diri sendiri, bidan dan dokter. Penolong persalinan
pada kelompok kontrol adalah dukun, perawat, bidan, dokter dan
spesialis.
Pada penelitian ini besar perbandingan sampel kasus dan kontrol
adalah 2 kontrol per kasus, sehingga diperoleh sampel yang besar: 1)
Kelompok kasus: 26 ibu meninggal, 2) Kelompok kontrol: 52 ibu
selamat. Penentuan besarnya kelompok sampel kasus di setiap
kabupaten/kota dilakukan berdasarkan Probability Proportional to Size
(PPS).
Ulasan topik Data SDKI 2002/2003 menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI)
(Berbasis Indonesia pada tahun 2003 adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup.
bukti) AKI Sumatera Selatan tahun 2003 jauh dari angka nasional yaitu 472
per 100.000 kelahiran hidup, yang turun menjadi 467 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2004.
Sebagian besar kondisi kelompok kasus sesuai dengan 3 dari 4
kriteria, yaitu: 1) terlalu muda, 2) terlalu tua, dan 3) terlalu banyak.
Kondisi ini merupakan faktor risiko kematian ibu, kondisi kesehatan
reproduksi karena wanita belum siap untuk hamil dan melahirkan pada
ibu berusia kurang dari 18 tahun, atau kehamilan dan persalinan yang
terjadi dalam selang waktu kurang dari 2 tahun.
Old Rasio pengaruh perilaku ANC terhadap kematian ibu adalah 3,5
(95% CI: 1,2 - 10,1). Dapat disimpulkan bahwa angka ganjil kematian
ibu pada kelompok ibu yang tidak pernah atau kurang dari 4 kali
pemeriksaan kehamilan (ANC) adalah 3,5 kali lipat dari ibu yang
memeriksakan kehamilan > 4 kali. Selanjutnya dilakukan upaya untuk
melihat pengaruh skrining kehamilan terhadap pemilihan penolong
persalinan.
Menurut Saifudin (2005) saat ini terjadi kekurangan sumber daya
manusia di semua tingkat pelayanan kesehatan. Pada Tabel 4 terlihat
bahwa pada kelompok kasus sebagai penolong persalinan terdiri dari
dukun, keluarga, diri sendiri, bidan dan dokter. Penolong persalinan
pada kelompok kontrol adalah dukun, perawat, bidan, dokter dan
spesialis.
Pada penelitian ini besar perbandingan sampel kasus dan kontrol
adalah 2 kontrol per kasus, sehingga diperoleh sampel yang besar: 1)
Kelompok kasus: 26 ibu meninggal, 2) Kelompok kontrol: 52 ibu
selamat. Penentuan besarnya kelompok sampel kasus di setiap
kabupaten/kota dilakukan berdasarkan Probability Proportional to Size
(PPS).

Anda mungkin juga menyukai