Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PATOLOGI

“TAHAPAN PERKEMBANGAN MENTAL DAN PERUBAHAN


KESEHATAN”

Dosen Pengampu :
Dr. Hadi Irawiraman, Sp. PA

Disusun oleh :
NOVA AULIYA RAMADHANI P07220220063
SELVIA MAYRANI P07220220073

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt. yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Kami ucapkan banyak rasa syukur kepada Allah swt. atas segala limpahan rahmat,
berkah, serta hidayah-Nya sehingga kami mampu untuk menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Tahapan Perkembangan mental dan Perubahan Kesahatan”. Shalawat
serta salam tak henti-hentinya tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW.
yang telah membimbing kita umatnya dari jaman jahiliyah hingga jaman terang
benderang seperti saat ini, semoga kelak kita mendapat safaatnya di hari akhir.
Makalah ini merupakan hasil kerja kelompok kami yang telah disusun
sedemikian rupa guna menyelesaikan tanggung jawab atas tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Patologi. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak yakni teman-teman serta dosen pengampu, oleh karena itu
kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.
Terlepas dari ketidaksempurnaan dalam penulisan makalah ini, Kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta memberikan inspirasi bagi para
pembaca. Maka dari itu kami dengan penuh keikhlasan menerima segala saran serta
kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 23 Maret 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................i
Daftar Isi ...................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................ 3
1.5 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 3
BAB II Pembahasan ..................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan ..................................................... 4
2.2 Tahapan Perkembangan Kesehatan Mental dan Reproduksi..............................5
1. Tahapan Perkembangan Kesehatan mental...................................................5
2. Tahapan Perkembangan Kesehatan Reproduksi.........................................12
BAB IV Penutup ......................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 16
3.2 Saran .............................................................................................................. 17
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam setiap tahap perkembangan manusia terdapat kriteria sehat mental,


kesehatan mental pada anak berbea dengan sehat mental pada remaja, begitu pula
berbeda dengan dewasa. Dimana kesehatan mental yang normal pada setiap tahap
perkembangan.
Sedangkan yang dimaksud Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang
dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian
diri terhadap lingkungan sosial).

Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh Stressor (Penyebab
terjadinya stres) orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari
tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya. Noto Soedirdjo,
menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki kesehatan mental adalah Memiliki
kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang datang dari lingkungannya.
Sedangkan menurut Clausen Karentanan (Susceptibility) Keberadaan seseorang
terhadap stressor berbeda-beda karena faktor genetic, proses belajar dan budaya yang
ada dilingkungannya, juga intensitas stressor yang diterima oleh seseorang dengan
orang lain juga berbeda.

Mental sehat manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan external. Keduanya
saling mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit sehingga bisa
menyebabkan gangguan jiwa dan penyakit jiwa.
Kesehatan mental merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia seutuhnya,
tapi tidaklah mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran
tingkah laku, pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang
dituju oleh manusia. Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia
ataupun suatu penelitian secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang
menderita gangguan jiwa. Pada dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala hal
diperlukan psikis yang sehat. Sehingga dapat berjalan menurut tujuan manusia itu
diciptakan secara normal.
Jadi Kesehatan mental adalah keserasian atau kesesuaian antara seluruh aspek
psikologis dan dimiliki oleh seorang untuk dikembangkan secara optimal agar individu
mampu melakukan kehidupan-kehidupan sesuai dengan tuntutan-tuntutan atau nilai-
nilai yang berlaku secara individual, kelompok maupun masyarakat luas sehingga
yang sehat baik secara mental maupun secara sosial.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini berdasarkan latar
belakang tersebut adalah :
A. Bagaimana Kesehatan mental pada anak ?

B. Bagaimana Kesehatan mental pada remaja ?

C. Bagaimana Kesehatan mental pada dewasa dan usia lanjut ?

D. Bagaimana Perkembangan reproduksi pada anak ?

E. Bagaimana Perkembangan reproduksi pada remaja ?

F. Bagaimana Perkembangan reproduksi pada lansia ?

C. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Umum
Secara umum penyusunan makalah ini bertujuan untuk mempelajari
Tahapan Perkembangan Mental dan Perubahan Kesehatan pada
anak,dewasa,orang tua/lansia.
b. Khusus
Secara khusus makalah ini bertujuan untuk lebih mengetahui dan
memahami Tahapan Perkembangan Mental dan Perubahan Kesehatan pada
anak,dewasa,orang tua/lansia
D. Manfaat
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka makalah ini diharapkan mempunyai
manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung, Adapun manfaat
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat teoritis
Secara teoritis penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu :
1) Memberikan informasi mengenai Tahapan Perkembangan Mental
dan Perubahan Kesehatan pada anak,dewasa,orang tua/lansia
2) Sebagai referensi bacaan dalam pembelajaran.
b. Manfaat praktis
Secara praktis penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1) Bagi penulis
Dapat menambah wawasan mengenai Tahapan Perkembangan Mental dan Perubahan
Kesehatan pada anak,dewasa,orang tua/lansia.
2) Bagi dosen
Untuk menilai kinerja mahasiswa dalam penyusunan makalah mengenai Tahapan
Perkembangan Mental dan Perubahan Kesehatan pada anak,dewasa,orang tua/lansia.
3) Bagi pembaca
Dapat mengetahui Tahapan Perkembangan Mental dan Perubahan Kesehatan pada
anak,dewasa,orang tua/lansia.

E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyelesaian dari penyusunan makalah ini, maka penulis
menyusun sistemaika penulisan sebagai berikut :
a. Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat,
dan sistematika penulisan.
b. Bab II Pembahasan, berisi pembahasan mengenai rumusan masalah
c. Bab III Penutup, berisi kesimpulan dan saran dari pembahasan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan (growth), merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh


bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan menyintesis protein-protein
baru. Menghasilkan penambahan jumlah berat secara keseluruhan atau sebagian.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat
pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi
dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam
bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-angsur dan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas
seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran.
(wong, 2000).
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa
perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari
keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi,
artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan
sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambant laun
bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam rangka
keseluruhan.
Kesehatan mental merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia seutuhnya,
tapi tidaklah mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran
tingkah laku, pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang
dituju oleh manusia. Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia
ataupun suatu penelitian secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang
menderita gangguan jiwa. Pada dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala hal
diperlukan psikis yang sehat. Sehingga dapat berjalan menurut tujuan manusia itu
diciptakan secara normal.
Jadi Kesehatan mental adalah keserasian atau kesesuaian antara seluruh aspek
psikologis dan dimiliki oleh seorang untuk dikembangkan secara optimal agar individu
mampu melakukan kehidupan-kehidupan sesuai dengan tuntutan-tuntutan atau nilai-
nilai yang berlaku secara individual, kelompok maupun masyarakat luas sehingga
yang sehat baik secara mental maupun secara sosial.

2.2 Tahapan Perkembangan Kesehatan Mental dan Reproduksi


1. Tahapan Perkembangan Kesehatan mental
a) Kesehatan Mental pada Anak Pada usia 5-7 tahun
Usia ini adalah usia sekolah awal. Anak mulai masuk Taman Kanak-
kanak. Ia memulai untuk berusaha berdiri sendiri di dunia luarnya. Ia tidak lagi
berada di sisi ibunya terus-menerus. Di TK ia akan mulai berlatih berbagai
keterampilan. Kemampuan melihat, menerima pengertian, berpikir, berbahasa,
yang masih sederhana akan dikembangkan dengan berhadapan langsung
dengan dunia luar. Hal-hal yang dialaminya secara langsung akan semakin
banyak dan semakin bervariasi. Aktifitasnya akan meningkat, dan porsi waktu
yang semula ia habiskan dalam rumah saja bergeser menjadi banyak di luar
rumah. Dan ia juga akan melihat dunia yang melibatkan lebih banyak orang,
dengan berbagai perilakunya. Di sinilah orang tua sering menjadi cemas, sebab
khawatir perilaku orang lain akan memberi pengaruh yang tidak baik bagi
anak. Dalam proses mengasah ketrampilan ini, setiap anak memiliki kecepatan
yang berbeda-beda, walaupun anak itu sebenarnya normal. Di sinilah peran ibu
/ orang tua cukup besar. Kadang kala ibu merasa cemas dan “senewen” melihat
anaknya kurang cepat dibanding anak lain, dan akhirnya menyuruh anak untuk
lebih cepat. Ini kadang malah berakibat anak menjadi semakin tegang dan
bertentangan dengan ibunya.
Hal lain yang sering dilakukan ibu adalah mengambil alih tugas
mengerjakan pekerjaan rumah atau prakarya yang diberikan gurunya.
Pengambilalihan ini bisa juga berupa menyuruh kakaknya yang lebih besar
untuk mengerjakannya. Memang akhirnya si anak akan mengumpulkan hasil
karya yang baik, mungkin malah paling baik di kelasnya, dan memperoleh
nilai yang tinggi, akan tetapi hal ini sebenarnya malah berakibat tidak baik bagi
perkembangan anak. Anak akan menjadi tidak bertambah terampil (malah ibu
atau kakaknya yang tambah terampil), dan secara tidak sadar akan
menanamkan pada anak bahwa ia tidak perlu repot-repot karena akan selalu
dibantu ibunya.
Fungsi sekolah yang bertujuan untuk membentuk tanggung
jawab,kewajiban, dan keterampilan pun tidak tercapai sebagaimana
direncanakan. Hal yang mungkin terjadi juga, si anak dapat menjadi terbiasa
menyalahgunakan kasih ibunya itu dengan berlambat-lambat dalam melakukan
suatu tugas, dengan harapan akan diambil alih oleh ibunya. Pertentangan lain
yang sering terjadi juga di usia ini adalah pertentangan antara pengaruh ayah
dan pengaruh ibu. Pada usia ini, di mana dunia si anak sudah mulai meluas dan
ia mulai bisa membedakan banyak orang, ia akan dapat melihat ayah dan
ibunya sebagai orang yang berbeda. Jika ia melihat bahwa ayahnya
mengharapkan lain dengan apa yang ibunya harapkan, ia akan mengalami
pertentangan, sebab tidak mungkin baginya memenuhi harapan keduanya
sekaligus. Hal ini dapat memberikan pengaruh buruk pada usahanya untuk
melepaskan diri dari ketergantungan dan berdiri sendiri.

b) Perkembangan Kesehatan mental Pada usia 7-11 tahun


keseimbangan antara ketergantungan dan mampu berdiri sendiri mulai
tampak. Anak (terutama anak laki-laki) akan semakin senang bermain sendiri /
bersama temannya di luar rumah. Pada saat anak ini bermain, ia secara tak
sadar sebenarnya sedang berusaha melepaskan ketergantungannya dengan
ibunya di rumah, dan berdiri sendiri bersama teman-temannya di sekitar
rumah.
Seorang anak laki-laki di usia ini, jika masih memperlihatkan
ketergantungan secara terang-terangan terhadap ibunya, malah merupakan hal
yang tidak normal dan harus diwaspadai. Di saat seorang anak masuk Sekolah
Dasar, ia mengalami peralihan antara bermain dengan “bekerja”.
Perkembangan yang terjadi selain berusaha berdiri sendiri, juga sudah mulai
rasa tanggung jawab dan memiliki kewajiban terhadap tugas belajarnya di
sekolah. Di sini peranan sekolah selain mengajarkan ilmu pengetahuan adalah
memberi tugas-tugas yang merangsang perkembangan tanggung jawab dan
rasa punya kewajiban . Tugas dari sekolah diarahkan untuk merangsang
inisiatif dan kemampuan berusaha mengatasi masalah yang dihadapi.
Kadangkala orang tua ingin memberikan anak suatu masa kanak-kanak
yang menyenangkan, sehingga akibatnya mereka malah terlalu melonggarkan
anak dari kewajiban dan tugas yang diberikan dari sekolah. Orang tua
kadangkala malah mengajak anak bermain- main dan tidak mengharuskan si
anak mengerjakan tugas sekolah. Ini malah berakibat anak tidak dapat belajar
disiplin dalam mengerjakan sesuatu. Sering terjadi juga orang tua mengerjakan
tugas sekolah si anak, dengan berbagai alasan. Ada yang beralasan agar si anak
tidak terlalu repot, atau agar si anak punya nilai yang bagus, dan lain
sebagainya. Hal ini tidaklah baik, sebab malah akan mengakibatkan si anak
terhambat perkembangannya. Selain itu, anak juga akan mulai banyak bergaul
dengan teman sebayanya. Mulanya ia akan tetap berbaur dengan laki-laki dan
perempuan, tapi lama-kelamaan mereka akan berkelompok sejenis. Anak laki-
laki akan banyak melakukan aktifitas yang dilarang, misalnya bermain di
tempat yang dilarang. Hal ini mereka lakukan karena mau menunjukkan sikap
jantannya. Hal ini tidak perlu menjadi kekuatiran yang berlebihan selama
kenakalan mereka tidak keterlaluan dan tidak membahayakan. Akan tetapi
tentunya juga tidak berarti orang tua bisa melepas begitu saja.

c) Kesehatan Mental pada Remaja

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja
manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-
anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa
yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal
anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10
hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja
bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan
yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik
seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis,
dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan
identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan
semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Dilihat dari bahasa inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia
berusia belasan tahun. Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk
menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik sebagai bagian
masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam
membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan Remaja juga berasal dari
kata latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992).
Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah
tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan
dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk
1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi
memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.Masa
remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita
dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah
Darajat (1990: 23) remaja adalah: Masa peralihan di antara masa kanak-kanak
dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa
perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah
anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan
pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock
(2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan
transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum
digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia
remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :

A. 12 – 15 tahun masa remaja awal,


B. 15 – 18 tahun masa remaja pertengahan, dan
C. 18 – 21 tahun masa remaja akhir.

Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja


menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal
12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir
18 – 21 tahun (Deswita, 2006:192) Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini
& Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa
masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa
dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi
proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis. Dalam
psikologi perkembangan remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri
yang penuh dengan kesukaran dan persoalan.
Fase perkembangan remaja ini berlangsung cukup lama kurang lebih
11 tahun, mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria. Fase
perkebangan remaja ini dikatakan fase pencarian jati diri yang penuh dengan
kesukaran dan persoalan adalah karena dalam fase ini remaja sedang berada di
antara dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang-orang
dewasa. Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan
topan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari
perubahan fisik dan kelenjar.
Ciri perkembangan psikologis remaja adalah adanya emosi yang
meledak-ledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih, putus asa) dan
kemudian melawan dan memberontak. Emosi tidak terkendali ini disebabkan
oleh konflik peran yang senang dialami remaja. Oleh karena itu, perkembangan
psikologis ini ditekankan pada keadaan emosi remaja. Keadaan emosi pada
masa remaja masih labil karena erat dengan keadaan hormon. Suatu saat
remaja dapat sedih sekali, dilain waktu dapat marah sekali. Emosi remaja lebih
kuat dan lebih menguasai diri sendiri daripada pikiran yang realistis.
Kestabilan emosi remaja dikarenakan tuntutan orang tua dan masyarakat yang
akhirnya mendorong remaja untuk menyesuaikan diri dengan situasi dirinnya
yang baru. Hal tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Hurlock
(1990), yang mengatakan bahwa kecerdasan emosi akan mempengaruhi cara
penyesuaian pribadi dan sosial remaja. Bertambahnya ketegangan emosional
yang disebabkan remaja harus membuat penyesuaian terhadap harapan
masyarakat yang berlainan dengan dirinya. Ada dua faktor yang
mempengaruhi mental remaja, yaitu :
A. Faktor Internal

Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti
sifat, bakat, keturunan dan sebagainya. Contoh sifat yaitu seperti sifat jahat,
baik, pemarah, dengki, iri, pemalu,pemberani, dan lain sebagainya. Contoh
bakat yakni misalnya bakat melukis, bermain musik, menciptakan lagu, akting,
dan lain-lain. Sedangkan aspek keturunan seperti turunan emosi, i
ntelektualitas, potensi diri, dan sebagainya.

B. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang


yang dapat mempengaruhi mental seseorang. Lingkungan eksternal yang
paling dekat dengan seorang manusia adalah keluarga seperti orang tua, anak,
istri, kakak, adik, kakek-nenek, dan masih banyak lagi lainnya. Faktor luar lain
yang berpengaruh yaitu seperti hukum, politik, sosial budaya, agama,
pemerintah, pendidikan, pekerjaan, masyarakat, dan sebagainya. Faktor
eksternal yang baik dapat menjaga mental seseorang, namun faktor external
yang buruk / tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental tidak sehat.
Menurut Mappiare (dalam Hurlock, 1990) remaja mulai bersikap kritis dan
tidak mau begitu saja menerima pendapat dan perintah orang lain, remaja
menanyakan alasan mengapa sesuatu perintah dianjurkan atau dilarag, remaja
tidak mudah diyakinkan tanpa jalan pemikiran yang logis. Dengan
perkembangan psikologis pada remaja, terjadi kekuatan mental, peningkatan
kemampuan daya fikir, kemampuan mengingat dan memahami, serta terjadi
peningkatan keberanian dalam mengemukakan pendapat. Manusia pada masa
remaja yang sedang mencari jati dirinya membuat emosinya menjadi sangat
labil dan mudah terganggu kesehatan mentalnya. Kriteria remaja yang
bermental sehat adalah sebagai berikut :

1. Dapat menerima perubahan – perubahan yang terjadi pada


dirinya dengan lapang dada.
2. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya
(teman sebayanya).
3. Dapat mengatasi gejolak-gejolak seksualitasnya.
4. Mampu menemukan jati dirinya dan berprilaku sesuai jati
dirinya tersebut
5. Dapat menyeimbangkan pengaruh orang tua dan pengaruh
teman sebayanya.
6. Dapat mengaktualisasikan kemampuannya baik dalam sekola
maupun lingkungan sosialnya.
7. Tidak mudah goyah apabila terjadi konflik-konflik yang
membutuhkan penyelesaian dengan pikiran yang jernih.
8. Memiliki cita-cita atau tujuan hidup yang dapat di kejar dan
di wujudkan untuk memotivasi diri menjadi seorang yang
berguna.
9. Memiliki integrasi kepribadian.
10. Memiliki perasaan aman dan perasaan menjadi anggota
kelompoknya

C. Kesehatan Mental pada Dewasa dan Usia lanjut


Orang dewasa merupakan kelompok usia yang perlu memperoleh
perhatian dari berbagai bidang keilmuan. Namun demikian, problem-problem
kesehatan, khususnya kesehatan mental dikalangan mereka juga makin
kompleks. Orang dewasa dan lanjut usia termasuk kelompok yang memiliki
masalah dengan kesehatan mental. Orang dewasa, yaitu yang usianya di bawah
55 tahun, banyak mengalami masalah sehubungan dengan problem keluarga
dan pekerjaan. Yang sangat banyak dihadapi oeleh mereka adalah konflik-
konflik keluarga, peran sosial keluarganya, pengasuhan anak, pertanggung
jawaban sosial ekonomi keluarga dan dunia kerja.
Dikalangan orang lanjut usia, problem kesehatan mental juga perlu
memperoleh perhatian. Problem yang umum terjadi adalah depresi. Karena
terjadinya penurunan relasi sosial dan peran-peran sosial, dan kemungkinan
adanya fakto genetik, depresi di kalangan lansia sering terjadi. Demikian
jugademensia, yaitu penurunan kemampuan kognitif secaraprogresif, di
kalangan lansia ini banyak di jumpai. Gangguan mental lain yang di alami
banyak lansia adalah obsesif, kecemasan, hilangnya relasi sosial dan pekerjaan.
Pencegahan itu menghindari terjadinya resiko lebih buruk bagi kalangan orang
dewasa dan lansia sehubungan dengan kesehatan mentalnya. Pecegahan, di
lakukan dengan melibatkan banyak pihak, termasuk keluarganya sendiri.

2. Tahapan Perkembangan Kesehatan reproduksi


a. Perkembangan Reproduksi Pada Anak Pada
Masa ini rengsangan hormone kelamin sangat kecil, demikian pula
hormone gonadotropin masih rendah, sehingga pertumbuhan alat reproduksi
tidak begitu jelas. Dalam masa ini pengaruh hipopise dalam memproduksi
hormone terutama ditujukan untuk pertumbuhan badan tingg maupun berat
badan.
Sampai usia 10 tahun alat reproduksi wanita belum berkembang sempurna,
dan hormon seks yang dihasilkan indung telur pun belum berfungsi, sehingga
gangguan ginekologis jarang terjadi. Namun, ada gangguan yang perlu
diperhatikan. Yang pertama adalah krisis genital pada bayi berusia beberapa
minggu, yang disebabkan tersalurkannya hormon ibu ke dalam darah janin
dengan gejala terjadinya perdarahan pada alat kelamin atau pembesaran
payudara yang mengeluarkan cairan. Keadaan ini tidak berbahaya, dan dalam
beberapa hari akan berhenti tanpa pengobatan. Yang kedua, peradangan alat
kelamin akibat alergi sabun mandi yang digunakan, atau infeksi kuman karena
ibu yang kurang cermat menjaga kebersihan bayinya.

b. Perkembangan Reproduksi Pada Remaja


Perubahan psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja
laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan
pergaulan dan tanggung jawab, yaitu:
A. Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya.
B. Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua.
C. Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri.
D. Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung
pada kelompoknya.
Hal tersebut di atas menyebabkan remaja menjadi lebih mudah
terpengaruh oleh hal-hal yang negatif dari lingkungan barunya. Bila menstruasi
baru mulai periodenya mungkin tidak teratur dan dapat terjadi sebulan dua kali
menstruasi kemudian beberapa bulan tidak menstruasi lagi. Hal ini memakan
waktu kira-kira 3 tahun sampai menstruasi mempunyai pola yang teratur dan
akan berjalan terus secara teratur sampai usia 50 tahun.
Bila seorang wanita berhenti menstruasi disebut menopause. Siklus
menstruasi meliputi :
1. Indung telur mengeluarkan telur (ovulasi) kurang lebih 14 hari
sebelum menstruasi yang akan datang.
2. Telur berada dalam saluran telur, selaput lendir rahim menebal.
3. Telur berada dalam rahim, selaput lendir rahim menebal dan siap
menerima hasil pembuahan.
4. Bila tidak ada pembuahan, selaput rahim akan lepas dari dinding
rahim dan terjadi perdarahan.
Telur akan keluar dari rahim bersama darah. Panjang siklus menstruasi
berbeda-beda setiap perempuan. Ada yang 26 hari, 28 hari, 30 hari, atau
bahkan ada yang 40 hari. Lama menstruasi pada umumnya 5 hari, namun
kadang-kadang ada yang lebih cepat 2 hari atau bahkan sampai 5 hari. Jumlah
seluruh darah yang dikeluarkan biasanya antara 30 – 80 ml.
Selama masa haid, yang perlu diperhatikan adalah kebersihan daerah
kewanitaan dengan mengganti pembalut sesering mungkin.
a) Masa Dewasa Muda.
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering
dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan
sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak
karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus
lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi
prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar,
dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah
kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis
akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan,
depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya.
Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis
yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul
saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air
kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang
tidak mengalami gejala apa-apa.
b) Masa Dewasa Tua.
Usia sekitar 40 sampai 60 tahun merupakan masa krisis bagi
wanita pada umumnya. Pada usia ini wanita sedang mencapai
puncak karirnya, dan justru pada masa itu ia akan mengalami
menopause (usia 45 sampai 55 tahun). Produksi hormon wanita
(estrogen dan progesteron) menurun. Akibatnya, haid menjadi tidak
teratur, dan akhir nya terhenti sama sekali.
Namun wanita masih bisa hamil sampai saat menopause
muncul, walaupun penuh dengan risiko dan perlu perawatan
khusus. Pada saat menopause wanita mengalami beberapa masalah
antara lain wajah terasa panas dan kemerahan (hot flushes), vagina
kering, dan suasana hati yang berubah-ubah. Beberapa mungkin
hanya mengalami gejala menopause ringan, tetapi sebagian lainnya
dapat mengalami gejala yang berat dan sangat mengganggu.
Osteoporosis (pengeroposan tulang) ada hubungannya dengan
penurunan hormon estrogen yang terjadi pada masa menopause.
Begitu pula risiko penyakit jantung bagi wanita pasca menopause
akan meningkat, karena menurunnya produksi estrogen yang
berfungsi sebagai pelindung jantung. Masalah kesehatan wanita
pada periode usia ini adalah penyakit akibat menurunnya hormone
estrogen. Untuk mengatasinya dapat dibantu dengan terapi sulih
hormon, pola makan yang mengandung fitoestrogen, dan olahraga.
Semua itu untuk menguatkan tulang.

c. Perkembangan Reproduksi Pada Lansia


Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun.
Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan
penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan
pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya adalah
menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar,
dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan
tetap aktif secara intelektual.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala - gejala gangguan jiwa
serta mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan
orang lain maupun dengan masyarakat dimana seseorang itu berada dan bisa
mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada
semaksimal mungkin untuk mewujudkan suatu keharmonisan yang sungguh - sungguh
antara fungsi - fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi
problem - problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara positif kebahagian dan
kemampuan dirinya sendiri Kesehatan mental merupakan faktor terpenting untuk
menjalankan kehidupan manusia secara normal.
Psikis manusia jika tidak dijaga akan menimbulkan suatu gangguan jiwa yang
lambat laun dibiarkan akan menjadi suatu beban yang berat bagi penderitanya. Di
antara gangguan jiwa meliputi Somatofarm, kelainan kepribadian, Psikoseksual,
gangguan penggunaan zat-zat dan gangguan kecemasan dan sebagainya, yang dari
gangguan jiwa itu disebabkan karena ada faktor yang mempengaruhinya meliputi
factor internal dan eksternal, juga dapat disebabkan karena pengalaman awal, proses
pembelajaran, dan kebutuhan. Dengan adanya gangguan jiwa karena pengaruh
tersebut dibutuhkan terapi penyembuhan sampai manusia dinyatakan benar- benar
sehat baik jasmani maupun psikisnya.
Mulai sekitar umur dua tahun, anak perempuan tumbuh rata-rata 5 sentimeter
(2inchi) setiap tahun. Sekitar umur sepuluh tahun, mengalami ledakan pertumbuhan
dan mulai tumbuh lebih cepat, mencapai kira-kira 10 sentimeter (4 inchi) atau lebih
dalam satu tahun, tetapi kemudian melambat lagi sampai mencapai tinggi maksimal,
kira-kira satu atau tiga tahun setelah awal menstruasi. Ketika tulang tumbuh lebih
panjang, tidak semua tumbuh dengan kecepatan yang sama. Tulang tangan dan kaki
tumbuh lebih cepat daripada, katakanlah, tulang belakang dan tulang pinggul, yang
biasanya melebar. Wanita memiliki pinggul yang lebih lebar daripada pria, untuk
menampung bayi yang sedang tumbuh, dan tulang pahanya terpisah lebih lebar. Paha
tersebut lebih miring menuju lutut untuk mendekati pusat gravitasi, makanya sebagian
besar wanita memiliki kaki agak pengkar keluar.

3.2 Saran
Penulis menyadari akan kekurangan bahan/materi tulisan ini. Dalam hal ini
penulis menyarankan apabila terdapat kekurangan atau isi tulisanini,maka saran kritik
dari pembaca adalah penutup dari semua kekurangan penulis danmenjadikan semua itu
sebagai bahan acuan untuk memotivasi dan menyempurnakan tulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E. (2002). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga


Sunarto & Agung, Hartono. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Willis, Sofyan. (2005). Remaja dan Masalahnya. Bandung : Alfabeta
Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika. (2005). Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung : Remaja Rosdakarya
Yusuf, Syamsu (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Notosoedirjo, Moeljono. 2000. Kesehatan Mental. Malang: Universitas
Muhammadiyah
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1986. Pengantar Umum Psikologi. Bandung: Bulan
Bintang.

Anda mungkin juga menyukai