Anda di halaman 1dari 5

ESSAY PEMBENTUKAN KARAKTER PERAWAT

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Karakter


Dosen pengampu:
Lucia Endang Hartati YK, SKp, MN

Disusun Oleh:
1. Rani Permatasari P1337420622079
2. Dhiya Athaya Putri P1337420622019
3. Lilik Dwi Saputri P1337420622123
4. Nivanza Aurelin Fajarena P1337420622062
5. Fahmi Fadilah Sidiq P1337420622058

KELAS REGULER

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN NERS KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2022/2023
A. karakter perawat Indonesia

Motivasi perawat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
pelaksanaan asuhan keperawatan. Motivasi Kerja merupakan dorongan dari perawat yang
terdiri dari rasa kesadaran, rasa tanggung jawab, minat kerja, loyalitas, disiplin dan dorongan
dari luar pekerjaan yang terdiri dari pengakuan orang lain, kesempatan untuk maju, promosi
dan peluang karir, rasa aman dalam bekerja, remunerasi yang tepat dan kurangnya
pengawasan orang lain, yang mengarahkan tindakan dan perilaku perawat untuk mencapai
tujuannya. Dalam beberapa penelitian didapat hasil bahwa ada korelasi antara umur, jenis
kelamin, pendidikan, status pekerjaan, masa kerja dan motivasi kerja terhadap sikap dan
perilaku yang merupakan pembentuk dan hasil dari sebuah karakter. Ada 10 karakter wajib
yang harus dimiliki seorang perawat.

Pertama, peduli. Pondasi dasar yang harus dimiliki seorang perawat adalah peduli
atau care. Terdengar sederhana namun pada praktikkan hal tersebut tidak mudah untuk
dilakukan. Seorang perawat harus peduli kepada semua orang khususnya pasien ketika
memberikan keperawatan tanpa memandang latar belakang atau unsur SARA. Membangun
karakter peduli harus dilakukan sedini mungkin bahkan sebelum mengambil sekolah
keperawatan agar ketika menjadi seorang perawat dapat merawat pasien dengan sepenuh hati
dan tanpa pamrih atas nama kemanusiaan.

Kedua, ahli. Setelah mempunyai sifat atau karakter peduli, seseorang yang hendak
menjadi perawat harus mempunyai keahlian sesuai dengan bidang keilmuwan dan landasaan
kelimuan yang benar. Keahlian menjadi perawat dapat dipelajari di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Kesehatan atau perguruan tinggi kesehatan seperti Diploma 3 (D3) dan
Sarjana Muda (S1). Sangat penting seorang perawat mempunyai landasan teori yang telah
terukur dari kebenaran dan kegagalan sebuah penelitian, sehingga apa yang dilakukan oleh
perawat mempunyai kekuatan keilmuan dan hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

Ketiga, etis. Seorang perawat wajib mempunyai kode etik dan memahami landasan
hukum untuk melindungi diri sendiri dan pasien ketika menjalankan Asuhan Keperawatan
yang dapat dipertanggungjawabakan secara keilmuwan dan hukum. Bagaimana pun keadaan
dan situasinya, seorang perawat harus memperhatikan dasar-dasar etik ketika memberikan
pengasuhan keperawatan kepada setiap pasien. Perawat harus memanusiakan manusia kepada
sesama perawat atau pun pasien dan tidak diperbolehkan melakukan tindakan semena-mena
khususnya kepada pasien tanpa landasan keilmuan dan batasan hukum.
Keempat, terampil. Keterampilan sangat penting dimiliki oleh perawat karena perawat
tidak hanya membutuhkan keperdulian, keahlian dan etik saja melain harus bisa melakukan
apa saja ketika sedang bekerja. Keterampilan dapat diperlajari dengan cara mencoba dan
praktik secara berulang-ulang agar apa yang dipelajari dapat dijalankan secara otomatis.

Kelima, sabar. Seorang perawat harus sabar dalam menghadapi pasien yang mungkin
memiliki karakteristik berbeda-beda. Sabar dalam memberikan pengasuhan keperawatan
kepada setiap pasien sangat penting agar pasien merasa nyaman dan tenang.

Keenam, teliti. Seorang perawat harus teliti dalam melakukan pengasuhan


keperawatan kepada setiap pasien agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan pengobatan
atau tindakan medis lainnya.

Ketujuh, jujur. Seorang perawat harus jujur dalam memberikan informasi kepada
setiap pasien tentang kondisi kesehatannya agar pasien dapat mengambil tindakan yang tepat.

Kedelapan, tanggung jawab. Seorang perawat harus bertanggung jawab atas setiap
tindakan medis yang dilakukan kepada setiap pasien.

Kesembilan, komunikatif. Seorang perawat harus komunikatif dalam memberikan


pengasuhan keperawatan kepada setiap pasien agar pasien merasa nyaman dan tenang.

Kesepuluh, kolaboratif. Seorang perawat harus mampu bekerja sama dengan tim
medis lainnya dalam memberikan pelayanan

B. Proses mengetahui, menghayati, melakukan, dan membiasakan karakter perawat


yang baik

Proses mengetahui karakter perawat yang baik dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:

1. Mengetahui: Perawat harus mengetahui karakter yang baik, seperti kejujuran,


empati, dan tanggung jawab. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca literatur atau
mengikuti pelatihan.

2. Menghayati: Setelah mengetahui karakter yang baik, perawat harus menghayati nilai-
nilai tersebut agar dapat memahami dan merasakan pentingnya karakter tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Melakukan: Perawat harus menerapkan karakter yang baik dalam tindakan sehari-
hari, seperti memberikan perawatan yang empatik dan bertanggung jawab kepada
pasien.

4. Membiasakan: Terakhir, perawat harus membiasakan karakter yang baik agar


menjadi kebiasaan yang terus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat
dilakukan dengan latihan dan pengulangan.

Dalam pembentukan karakter perawat yang baik, penting untuk juga memperhatikan
pengkondisian dan keteladanan, serta konsep motivasi dan pengembangan diri karna dengan
motivasi yang kuat untuk berubah, maka karakter seorang perawat akan berubah pula sejalan
dengan konsistensi yang dijalaninya selama pembiasaan perubahan karakter tersebut.

C. Pengkondisian dan keteladanan sebagai perawat Indonesia

Pengkondisian berkaitan dengan upaya untuk menata lingkungan fisik maupun


nonfisik demi terciptanya suasana mendukung terlaksananya pendidikan karakter. Kegiatan
menata lingkungan fisik misalnya adalah mengkondisikan tempat sampah, halaman yang
hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang. Sedangkan pengkondisian
lingkungan nonfisik misalnya mengelola konflik supaya tidak menjurus kepada perpecahan,
atau bahkan menghilangkan konflik tersebut.

Keteladanan merupakan sikap “menjadi contoh”. Sikap menjadi contoh merupakan


perilaku dan sikap tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui
tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik atau
warga belajar lain. Contoh kegiatan ini misalnya tenaga kependidikan menjadi contoh pribadi
yang bersih, rapi, ramah, dan patut dicontoh.
Daftar pustaka
GURU, N., & FRIDISARI, N. RENCANA PEMBELAJARAN BIDANG STUDI
KEPERAWATAN.

R. Kemenkes, “RISET KESEHATAN DASAR,” 2013

Susanti, E. N. (2013). Hubungan karakteristik perawat dengan motivasi perawat dalam


pemenuhan kebutuhan kebersihan diri pasien di ruang rawat inap RSU dr. H. Koesnadi
Bondowoso.

Utami, S. (2015). Hubungan Motivasi Perawat dengan Kepatuhan Pelaksanaan Pemberian


Obat Oral (Doctoral dissertation, Riau University).

Anda mungkin juga menyukai