A.Pengertian Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan
masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok
tertentu. Profesi sangat mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam
konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa pelayanan
keperawatan professional.
Menurut Webster profesi adalah pekerjaan yang memerlukan
pendidikan yang lama dan menyangkut ketrampilan intelaktual.
Kelly dan Joel, 1995 menjelaskan professional sebagai suatu karakter,
spirit atau metode professional yang mencakup pendidikan dan kegiatan
diberbagai kelompok okupasi yang angotanya berkeinginan menjadi
professional. Professional merupakan suatu proses yang dinamis untuk
memenuhi atau mengubah karakteristik kearah suatu profesi.
B. Karakteristik Profesi
1. Gary dan Pratt (1991), Kiozer Erb dan Wilkinson (1995) mengemukakan
karakteristik professional sebagai berikut :
a. Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan
b. Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis
c. Kemampuan menyelesaikan masalah
d. Pengembangan diri secara berkesinambungan
e. Pendidikan formal
f. System pengesahan terhadap kompetensi
g. Penguatan secara legal terhadap standart professional
h. Praktik berdasarkan etik
i. Hukum terhadap malpraktik
j. Penerimaan dan pelayanan pada masyarakat
k. Perbedaan peran antara pekerja professional dengan pekerjaan lain dan
membolehkan praktik yang otonom.
2. Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper
(1993) serta Berger dan Williams (1992),
A. Pengertian Profesi
B. Ciri-ciri Profesi
Otonomi.
C. Konsep Profesi
Dilakukan secara kolaboratif dengan pasien, tenaga kesehatan lain sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya.
D. Karakteristik Profesi
Fungsi mandiri.
Kemudian bergeser pada zaman purba, pada zaman ini paham animisme
berkembang dimana manusia mempercayai bahwa yang sakit dapat disebabkan
karena kekuatan gaib sehingga timbul keyakinan jiwa yang jahat akan dapat
menimbulkan kesakitan dan jiwa yang sehat dapat menimbulkan kesehatan atau
kesejahteraan. Saat itu peran sebagai ibu yang merawat keluarga yang sakit
dengan memberikan perawatan fisik serta mengobati yang sakit untuk
menghilangkan pengaruh roh jahat.
2. Zaman Keagamaan
3. Zaman Masehi
Pada saat itu pula di daratan Asia khusunya Timur Tengah, perkembangan
keperwatan mulai maju seiring berkembangnya Agama Islam yang disebarkan
oleh Nabi Muhmmad SAW.
Pada masa ini berkembang prinsip rasa cinta sesama manusia, dimana
sesama manusia saling membantu. Florence Nightingale menyadari pentingnya
suatu sekolah untuk mendidik para perawat. Florence menganggap bahwa
keperawatan perlu disiapkan untuk mendidik para perawat. Usaha Florence
adalah menetapkan struktur dasar di pendidikan perawat diantaranya
membangun sekolah perawat, menetapkan tujuan pendidikan perawat serta
menetapkan pengetahuan yang harus dimilki oleh calon perawat. Florence
mendirikan sekolah perawat dengan nama Nightingale Nurshing School.
Pada masa ini Indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Perawat yang
berasal dari Indonesia disebut Verfleger dengan dibantu oleh Zieken Opaser
sebagai penjaga orang sakit. Pada masa penjajahan Belanda tugas utama
perawat hanya merawat staf dan tentara Belanda. Kemudian pada masa
penjajahan Inggris yaitu Raffles, mereka memperhatikan kesehatan rakyat
dengan moto kesehatan adalah milik manusia dan pada saat itu pula telah
diadakan berbagai usaha dalam memelihara kesehatan, diantaranya usaha
pengadaaan pencacaran secara umum, membenahi cara perawatan pasien, dan
memperhatikan kesehatan para tawanan.
Beberapa rumah sakit dibangun khususnya di Jakarta yaitu pada tahun
1819, didirikan Salemba dan sekarang bernama Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM).
Pada masa ini telah banyak didirikan rumah sakit dan balai pengobatan
dan dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan, maka didirikanlah sekolah
perawat. Pada tahun 1962 telah dibuka pendidikan keperawatan setara
pendidikan diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama kalinya dibuka pendidikan
keperawatan setingkat dengan sarjana.
A. Pengertian Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem.
Collabolator, sebagai anggota tim kesehatan yang dituntut untuk bekerja sama
dengan kesehatan yang lain.
Contoh : Kita sebagai perawat juga bekerja sama dengan tim medis lain (dokter,
apoteker, analis kesehatan, dll).
Contoh : Ketika kondisi klien semakin parah, kita sebagai perawat langsung
mengoordinasi ke dokter tentang tindakan yang akan dilakukan.
C. Pengrtian Fungsi
Fungsi Independen, merupakan fungsi mendiri dan tidak tergantung pada orang
lain, dimana perawat dalam melaksankan tugasnya dilakukan secara sendiri.
Fungsi Interdependen, fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat
saling ketergantungan diantara tim satu dengan tim yang lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayan kesehatan
yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual yang bersifat kompherensip, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat
yang sehat maupun yang sakit mencakup hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal.
Winsley (1964) Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar
untuk pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru,
memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan
fokus utama pada pelayanan.
Profesi keperawatan adalah profesi yang sudah mendapatkan pengakuan dari profesi lain,
dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan
kesehatan agar keberadaannya mendapat pengakuan dari masyarakat.
Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper (1993) serta Berger
dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik sebagai
berikut :
d.Pengendalian terhadap standart praktik. Standart adalah pernyatan atau criteria tentang
kualitas praktik. Standart praktik keperawatan menekankan kepada tangung jawab dan
tangung gugat perawat untuk memenuhi standart yang telah ditetapkan yang bertujuan
menlindungi masyarakat maupun perawat. Perawat bekerja tidak dibawah pengawasan dan
pengendalian profesi lain.
e.Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan.
Tangung gugat accountable berarti perawat bertanggung jawab pelayanan yang diberikan
kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap kelompok sejawat, atasan
dan konsumen. Konsep tangung gugat mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab
terhadap konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan juga menerima tanggung jawab
dengan tidak melakukan tindakan pada situasi tertentu.
f.Karir seumur hidup. Dibedakan dengan tugas/job yang merupakan bagian dari pekerjaan
rutin. Perawat bekerja sebagai tenaga penuh yang dibekali dengan pendidikan dan
ketrampilan yang menjadi pilihannya sendiri sepanjang hayat.
Melihat catatan sejarah tentang awal mula keberadaan perawat di Indonesia, yang
diperkirakan baru bermula pada awal abad ke 19, dimana disebutkan adanya perawat saat itu
adalah di karenakan adanya upaya tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang lebih baik sehingga diperlukan tenaga yang dapat membantu atau tenaga pembantu.
Tenaga tersebut dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan magang yang
berorientasi pada penyakit dan cara pengobatannya. Sampai dengan perkembangan
keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI melakukan Lokakarya Nasional
Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya tersebut perawat bertekad dan bersepakat
menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu bidang keprofesian. Perkembangan
profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan perkembangan pendidikan
keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat profesionalan pemula adalah bagi
mereka yang berlatar belakang pendidikan Diploma III keperawatan.
1.Menumbuhkan/membina sikap dan tingkah laku professional yang sesuai dengan tuntunan
profesi keperawatan.
1.Pendidikan Vokasi; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan dan
penguasaan keahlian keperawatan tertentu sebagai perawat.
2.Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan dan
pengembangan disiplin ilmu keperawatan yang mengcakup program sarjana, magister,
doktor.
3.Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi
perawat.
Sebagai perawat vokasional diharapkan memiliki tingkah laku dan kemampuan professional,
akuntabel dalam melaksanakan asuhan/praktik keperawatan dasar secara mandiri di bawah
supervise Ners. Lama pendidikan 3 tahun untuk waktu normal. Lulusan D-III Keperawatan
juga diharapkan mampu mengelolah praktik keperawatan yang dilakukan sesuai dengan
tuntutan kebutuhan klien serta memiliki kemampuan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang maju
secara tepat guna.
Tujuan program Diploma III Keperawatan adalah menghasilkan lulusan yang mampu :
3.Berperan serta dalam kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan menggunakan
hasil penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan
mutu dan jangkauan pelayanan/asuhan keperawatan.
Program Pendidikan Ners ini menghasilkan perawat ilmuwan (Sarjana Keperawatan) dan
Professional (Ners = “First professional Degree”) dengan sikap, tingkah laku, dan
kemampuan professional, serta akuntabel untuk melaksanakan asuhan/praktik keperawatan
dasar (sampai dengan tingkat kerumitan tertentu) secara mandiri.
Sebagai perawat professional, yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan objektif klien dan
melakukan supervise praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat professional pemula
(D-III Keperawatan). Selain itu, mereka dituntut untuk memiliki kemampuan meningkatkan
mutu asuhan keperawatan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
keperawatan yang maju secara tepat guna, serta kemampuan melaksanakan riset keperawatan
dasar dan penerapan yang sederhana.
Program pendidikan Ners memiliki landasan keilmuan yang kokoh dari pada lulusan D-III
Keperawatan serta memiliki landasan keprofesian yang mantap sesuai dengan sifatnya
sebagai pendidikan profesi. Tetapi, untuk lulusan S1 Keperawatan tanpa mengikuti profesi
Ners, adalah orang yang berkemampuan akademik sebagai serjana keperawatan tetapi tidak
memiliki kewenangan melakukan praktik keperawatan atau melakukan kegiatan pada bidang
non keperawatan. Sedangkan lulusan Sarjana keperawatan + Ners adalah seseorang tenaga
profesional berkemampuan dan berwenang melakukan pekerjaan dibidang pelayanan dan
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kesehatan.
b.Mengelola pelayanan keperawatan profesional tingkat dasar secara bertanggung jawab dan
menunjukkan sikap kepemimpinan.
c.Mengelola kegiatan penelitian keperawatan dasar dan terapan yang sederhana dan
menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan/asuhan keperawatan.
d.Berperan serta secara aktif dalam mendidik dan melatih calon perawat dan tenaga
keperawatan, serta furut berperan dalam berbagai program pendidikan tenaga kesehatan lain.
f.Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang sesuai dengan etika
keperawatan dalam melaksanakan profesinya.
g.Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, terbuka untuk menerima
perubahan dan berorientasi pada masa depan.
Program magister keperawatan ini menghasilkan perawat ilmuwandengan sikap tingkah laku
dan kemampuan sebagai ilmuwan keperawatan. Sebagai perawat ilmuwan diharapkan
mempunyai kemampuan berikut ini :
c.Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, dan terbuka untuk menerima
perubahan, sehingga dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh guna
meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Profesi Dalam Lingkungan Keperawatan
2. Zaman Keagamaan
Pekembangan keperawatan ini mulai berkembang kearah spiritual diamana seseorang
yang sakit diakibatkan oleh adanya dosa atau kutukan Tuhan. Pusat pengobatan adalah
rumah-rumah ibadah, sehingga para pemimpin agama disebut tabib yang mengobatu orang
sakit.
3. Zaman Masehi
Keperawatan dimilai pada masa perkembangan Nasrani, pada masa itu banyak
membentuk Diakones, yaitu suatu organisasi wanita yang mengunjungi orang sakit,
sedangkan laki-laki diberikan tugas untuk mengubur orang yang meninggal, sehingga pada
saat itu berdirilah sebuah rumah sakit di Roma, seperti Monastic Hospital. Rumah sakit pada
saat itu berfungsi sebagai perawatan orang sakit, cacat, dan miskin, serta yatim piatu.
Pada saat itu pula di daratan Asia khusunya Timur Tengah, perkembangan keperwatan
mulai maju seiring berkembangnya Agama Islam yang disebarkan oleh Nabi Muhmmad
SAW.
Keberhasilan Nabi untuk menyebarkan Islam membawa dampak positif dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti ilmu pasti, kimia, kesehatan, dan
obat-obatan. Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an pentingnya untuk menjaga kebersihan
lingkungan, makanan, dan diri sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 PPNI
Organisasi keperawatan tingkat nasional yang merupakan wadah bagi
perawat di Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang
didirikan pada tanggal 17 Maret 1974 dan merupakan gabungan dari berbagai
organisasi keperawatan saat itu.
PPNI pada awalnya terbentuk dari penggabungan beberapa organisasi
keperawatan seperti IPI (Ikatan Perawat Indonesia), PPI (Persatuan Perawat Indonesia),
IGPI (Ikatan Guru Perawat Indonesia), IPWI (Ikatan Perawat Wanita Indonesia). Dalam
penggabungan ini IBI (Ikatan Bidan Indonesia) tidak ikut serta karena mempunyai
anggapan bahwa bidan adalah profesi sendiri.
Setiap orang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang
sah dapat mendaftarkan diri sebagai anggota PPNI dan semua siswa/mahasiswa
keperawatan yang sedang belajar dapat disebut calon anggota.
1) Tujuan PPNI
a. Membina dan mengambangkan organisasi profesi keperawatan antara lain :
persatuan dan kesatuan,kerja sama dengan pihak lain dan pembinaan manajemen
organisasi
b. Membina, mengambangkan dan mengawasi mutu pendidikan keperawatan di
Indonesia
c. Membina, mengembangkan dan mengawasi mutu pelayanan keperawatan di
indonesia
d. Membina dan mengembangkan IPTEK keperawatan di Indonesia
e. Membina dan mengupayakan kesejahteraan anggota
2) Fungsi PPNI
a. Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki kesatuan kehendak sesuai
dengan posisi jabatan, profesi dan lingkungan untukmencapai tujuan organisasi
b. Mengembangkan dan mengamalkan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
program-program pembangunan manusia secara holistic tanpa membedakan golongan,
suku, keturunan, agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
c. Menampung,memadukan,menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi tenaga
keperawatan serta mengembangkan keprofesian dan kesejahteraan tenaga
keperawatan.
3) Struktur Organisasi PPNI
1. Jenjang organisasi
a. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPNI
b. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I (DPD I) PPNI
c. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPP II) PPNI
d. Komisariat PPNI (pengurus pada institusi dengan jumlah anggota 25 orang)
2. Struktur organisasi tingkat pusat
a. Ketua umum
Ketua-ketua :
a) Pembinaan Organisasi
b) Pembinaan pendidikan dan latihan
c) Pembinaan pelayanan
d) Pembinaan IPTEK
e) Pembinaan kesejahteraan
b. Sekretaris Jenderal
Sekretaris berjumlah 5 orang yang dibagi sesuai dengan pembidangan ketua-ketua
dan Departemen
a) Departemen organisasi, keanggotaan dan kaderisasi
b) Departemen pendidikan
c) Departemen pelatihan
d) Departemen pelayanan di RS
e) Departemen pelayanan di puskesmas
f) Departemen penelitian
g) Departemen hubungan luar negeri
h) Departemen kesejahteraan anggota
i) Departemen pembinaan yayasan
Lama kepengurusan adalah 5 tahun dan dipilih dalam Musyawarah Nasional atau
Musyawarah Daerah yang juga diselenggarakan untuk :
1. Menyempurnakan AD / ART
2. Perumusan program kerja
3. Pemilihan Pengurus
PPNI juga menyelenggarakan rapat pimpinan (rapim) dan rapat pimpinan daerah
(rapimda) setiap 2 tahun sekali dalam rangka evaluasi dan penyempurnaan program
kerja berikutnya. Selain itu, PPNI juga mengadakan rapat bulanan atau harian sesuai
dengan kebutuhan. Keanggotaan PPNI biasanya terdiri dari tenaga perawat. Namun
demikian terdapat juga anggota non – perawat yang telah berjasa dibidang keperawatan
dan mereka ini termasuk dalam anggota luar biasa/kehormatan.
Sumber dana PPNI : uang pangkal, iuran bulanan dan sumber-sumber lain yang sah.
4) Program Kerja Utama PPNI :
a. Pembinaan organisasi dan keanggotaan
b. Pengembangan dan pembinaan pendidikan
c. Pengembangan dan pembinaan serta pendidikan dan latihan keperawatan
d. Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di rumah sakit
e. Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di puskesmas
f. Pembinaan dan Pengembangan IPTEK
g. Pembinaan dan Pengembangan kerja sama dengan profesi lain dan organisasi
keperawatan internacional
h. Pembinaan dan Pengembangan sumber daya/yayasan
i. Pembinaan dan Pengembangan kesejahteraan anggota
Antisipasi yang harus dilakukan PPNI dalam rangka memenuhi tuntutan
masyarakat akan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan dalam rangka
profesionalisasi keperawatan adalah dengan melakukan upaya antara lain :
a. Membenahi sistem pendidikan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan
masyarakat serta pelayanan kesehatan utama (PHC) dengan landasan yang kokoh
yang meliputi wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan
keperawatan profesional yang berfokus pada penguasaan iptek keperawatan
b. Membenahi sistem pelayanan keperawatan. Upaya ini dapat dilakukan dengan
selalu berusaha memberikan asuhan keperawatan yang profesional dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Dalam rangka menopang
keterlaksanaan asuhan keperawatan profesional diperlukan sumber daya manusia yang
berkualitas. Untuk itu diperlukan pengembangan kemauan tenaga keperawatan secara
kualitatif dan kuantitatif dan juga advokasi terhadap perawat.
c. Membenahi kinerja PPNI. Dalam hal ini sangat mendesak untuk mengoptimalkan
peran dan fungsinya,sehingga mampu mengangkat citra keperawatan,menyusun
standar pelayanan/praktik keperawatan dan memelihara kesejahteraan anggota.
d. Mendesiminasikan pengertian keperawatan profesional serta lingkup
peran,fungsi,tanggung jawab, dan kewenangan profesi keperawatan kepada
masyarakat luas dan para penyusun/pengambil kebijakan.
5) Kewajiban Anggota PPNI
a. Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan AD dan ART organisasi.
b. Membayar uang pangkal dan uang iuran kecuali anggota penghormatan
c. Mentaati dan menjalankan segala keputusan
d. Menghadiri rapat yang diadakan organisasi
e. Menyampaikan usul untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam program kerja
f. Memelihara kerukunan dalam organisasi secara konsekwen
g. Setiap anggota baru yang diterima menjadi anggota membayar uang pangkal dan
uang iuran
6) Hak Anggota PPNI
a. Semua anggota berhak mendapat pembelaan dan perlindungan dari organisasi
dalam hal yang benar dan adil dalam rangka tujuan organisasi
b. Semua anggota berhak mendapat kesempatan dalam menambah dan
mengambangkan ilmu serta kecakapannya yang diadakan oleh organisasi
c. Semua anggota berhak menghadiri rapat, memberi usul baik lisan maupun tulisan
d. Semua anggota kecuali anggota kehormatan yang mempunyai hak untuk memilih
dan dipilih sebagai pengurus dan dipilih sebagai pengurus atau perawatan atau
perwakilan organisasi
7) Tugas pokok PPNI
a. Bidang pembinaan organisasi
PPNI bertugas membina kelembagaan anggotanya dan akder kepemimpinan
b. Bidang pembinaan profesi
PPNI bertugas meningkatkan mutu pelayanan, penghayatan dan pengamalan kode etik
perawat, mengutamakan terbentuknya peraturan perundang-undangan keperawatan
serta mengembangkan ilmu dan teknologi keperawatan
c. Bidang kesejahteraan anggota
PPNI bertugas membina hubungan kerja sama dengan organisasi dan lembaga lain
didalam maupun diluar negeri
8) Keanggotaan PPNI ada 2 yaitu:
1. Anggota biasa
a. WNI, tidak terlibat organisasi terlarang.
b. Lulus bidang pendidikan keperawatan formal dan disahkan oleh pemerintah
c. Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan organisasi
d. Penyatakan diri untuk menjadi anggota
2. Anggota kehormatan
Syaratnya sama dengan anggota biasa yaitu pada butir a, c, d, dan
bukan berasal dari pendidikan perawatan tetapi elah berjasa terhadap organisasi PPNI
yang ditetapkan oleh DPP (dewan pimpinan pusat)
2.1.2 ICN
International Council of Nurses (ICN) merupakan organisasi profesional wanita
pertama di dunia yang didirikan tanggal 1 Juli 1899 yang dimotori oleh Mrs. Bedford
Fenwick. ICN merupakan federasi perhimpunan perawat nasional diseluruh dunia.
Tujuan pendirian ICN adalah memperkokoh silaturahmi para perawat diseluruh dunia,
memberi kesempatan bertemu bagi perawat diseluruh dunia untuk membicarakan
berbagai maslah tentang keperawatan, menjunjung tinggi peraturan dalam ICN agar
dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan, pendidikan keperawatan berdasarkan dan
kode eik profesi keperawatan.
Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan
bersifat universal. Keperawatan menjunjung tinggi kehidupan, martabat dan hak asasi
mnausia. Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kuliut,
usia, jenis kelamin, aliran politik, agama, dan status sosial.
ICN mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali. Pusatnya di Geneva, switzerland.
c. Komunikator
Perawat saat memberikan penjelasan dengan berkomunikasi kepada pasien dalam
upaya meningkatkan kesehatannya.
d. Mediator
Perawat memberikan kemudahan kepada pasien untuk mengatakan kebutuhannya
kepada tim kesehatan dan kepada keluarganya agar dapat membantu memperlancar
asuhan kesehatannya.
e. Rehabilitator
Perawat bertugas mengembalikan kepercayaan terhadap keberadaan dirinya, baik
semasa dirawat di rumah sakit maupun setelah pulang ke rumah, dapat diterima dengan
baik oleh kalangan keluarga dan masyarakat tempat di tinggal.
Dalam pada ini, komunikasi melalui ragam bahasa yang menyejukkan dapat membantu
kesembuhan pasien.
2. Peran perawat sebagai pengelola (manager), Perawat mempunyai peran dan
tanggung jawab dalam mengelola layanan keperawatan di semua tatanan layanan
kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dan sebagainya) maupun tatanan pendidikan yang
berada dalam tanggung jawabnya sesuai dengan konsep manajemen keperawatan.
Manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai proses pelaksanaan layanan
keperawatan melalui upaya staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman kepada pasien/keluarga/masyarakat (Gillies, 1985).
Dengan demikian, perawat telah menjalankan fungsi manajerial keperawatan yang
meliputi:
a. Perencanaan (planning), fungsi perencanaan meliputi beberapa tugas, di antaranya
mengenali masalah, menetapkan dan mengkhususan tujuan jangka panjang dan jangka
pendek, mengembangkan tujuan, dan terakhir menguraikan bagaimana tujuan dan
sasaran tersebut dapat dicapai.
b. Pengorganisasian (organizing), fungsi ini meliputi proses mengatur dan
mengalokasikan pekerjaan, wewenang, serta sumber daya keperawatan sehingga
tujuan keperawatan dapat dicapai.
c. Gerak aksi (actuating), seorang manager keperawatan harus mampu menetapkan dan
memuaskan kebutuhan manusiawi para staf keperawatan, memberi penghargaan,
memimpin, mengembangkan, serta memberi kompensasi kepada mereka.
d. Pengelolaan staf (staffing), fungsi staffing mencakup memperoleh, menempatkan, dan
mempertahankan anggota/staf pada posisi yang dibutuhkan dalam pekerjaan
keperawatan.
e. Pengarahan (directing), seorang manager keperawatan harus mampu memberikan
arahan kepada staf keperawatan sehingga mereka menjadi perawat yang
berpengetahuan dan mampu bekerja secara efektif guna mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
f. Pengendalian (controlling), mencangkup kelanjutan tugas untuk melihat apakah
kegiatan yang dilaksanakan oleh staf keperawatan telah berjalan sesuai dengan
rencana.
3. Peran perawat sebagai pendidik, perawat bertugas memberikan pendidikan
kesehatan kepada klien dalam hal ini individu, keluarga, serta masyarakat sebagai
upaya menciptakan perilaku individu/masyarakat yang kondusif bagi kesehatan. Untuk
dapat melaksanakan peran sebagai pendidik (edukator), ada beberapa kemampuan
yang harus dimiliki seorang perawat sebagai syarat utama, yaitu berupa wawasan ilmu
pengetahuan yang luas, kemampuan berkomunikasi, pemahaman psikologi, dan
kemampuan menjadi model/contoh dalam perilaku profesional.
4. Peneliti dan pengembangan ilmu keperawatan, sebagai sebuah profesi dan
cabang ilmu pengetahuan, keperawatan harus terus melakukan upaya untuk
mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, setiap perawat harus mampu melakukan riset
keperawatan. Ada beberapa hal yang harus dijadikan prinsip oleh perawat dalam
melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik dan benar. Prinsip tersebut harus
menjiwai setiap perawat ketika memberi layanan keperawatan kepada klien.
a. Nursing is caring artinya perawat harus memiliki kepedulian terhadap klien.
b. Nursing is laughing artinya perawat harus mempunyai keyakinan bahwa senyum
merupakan suatu kiat dalam memberikan asuhan keperawatan guna meningkatkan rasa
nyaman.
c. Nursing is touching artinya sentuhan perawat sangat berarti dalam menenangkan
dan meningkatkan kenyamanan klien sehingga dapat mempercepat penyembuhan.
d. Nursing is helping artinya perawat berkeyakinan bahwa asuhan keperawatan yang
diberikan adalah untuk menolong klien.
e. Nursing is believing in other artinya perawat meyakini oranglain memiliki
hasrat/kemauan serta kemampuan untuk meningkatkan status kesehatannya.
f. Nursing is trusting artinya perawat dalam melaksanakan pekerjaannya harus
menjaga dan memelihara kepercayaan klien dengan cara terus-menerus meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan.
g. Nursing is believing in self artinya perawat harus memiliki kepercayaan diri dalam
menjalankan profesinya.
h. Nursing is learning artinya perawat harus selalu belajar dan meningkatkan
pengetahuan serta keterampilan keperawatan profesional melalui asuhan keperawatan
yang diberikan.
i. Nursing is respecting artinya perawat harus memperlihatkan rasa hormat dan
penghargaan kepada orang lain (klien dan keluarganya) dengan menjaga kepercayaan
dan rahasia klien.
j. Nursing is doing artinya perawat melakukan pengkajian dan intervensi keperawatan
dengan didasarkan atas pengetahuan yang ia miliki.
2.4.2 Fungsi Keperawatan
Dalam menjalan kan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi
diantaranya:
1. Fungsi Independent
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktifitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan
cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau
instruksidari perawat lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang di
berikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum atau
dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di
antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyapenyakit kompleks. Keadaan ini
tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun yang
lainnya.