Anda di halaman 1dari 12

TAHAP VI KELUARGA DENGAN USIA DEWASA

DENGAN MASALAH PENGGUNAAN TEMBAKAU DAN ROKOK

KELOMPOK 7
1. TA N I A S E P T I N A YA R D I K A
2. V I N N Y A L F I O N I TA
Keluarga adalah unit terkecil dari masyrakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberpa orang yang terkumpul dan tinggal d suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Murwani,
2007).

Tahap VI Keluarga Dengan Dewasa Awal


1. Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah
dan berakhir saat anak terakhir meninggalkan rumah. Keluarga
menyiapkan/ membantu anak tertua dalam melepaskan diri untuk
membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak
terakhir/yang lebih kecil untuk mandiri.
2. Tugas perkembangan pada tahap dewasa awal adalah :
- Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
- Mempertahankan keintiman pasangan
- Membantu orangtua suami/isteri yang memasuki lansia
- Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga (dalam Tantut,
2012).
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi tergantung negera) dengan diameter
sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah
dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung
lainnya. (Aula, 2010).

Rokok adalah pintu gerbang bagi narkoba. Bahkan rokok itu


sendiri sebenarnya termasuk ke dalam definisi narkoba. Di dalam
pengertian narkoba termuat 3 kelompok zat adiktif yaitu
narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Rokok
bersama dengan alcohol termasuk ke dalam kelompok yang
terakhir. Nikotin yang merupakan salah satu komponen dari
rokok merupakan zat psikotropika stimulant. Jadi sesungguhnya
rokok itu adalah narkoba yang harus dijauhkan untuk melindungi
generasi.(Irjen Polisi Ali Djohardi Wirogioto, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian Fiadah (2011) meyebutkan bahwa ada 4 faktor yang
memiliki peran besar dalam perilaku merokok dan berada sangat dekat dengan
perokok yaitu :
1. Pengaruh orang tua
Perilaku orang tua dalam merokok, akan berpengaruh pada anak. Sebab, anak akan
memiliki kecenderungan untuk mengikuti perilaku yang dicontohkan oleh orang tua.
2. Pengaruh teman
Hedman et al (2007) menyebutkan bahwa salah satu factor resiko pencetus remaja
untuk merokok adalah memiliki teman yang juga sebagai perokok. Diantara remaja
perokok terdapat 87% diantaranya memiliki satu atau lebih sahabat yang perokok,
begitu pula dengan remaja bukan perokok.
3. Factor kepribadian
Salah satu sifat kepribadian yang mempengaruhi remaja mengonsumsi rokok dan
obat-obat, yaitu sifat konformitus sisoal. Individu yang memiliki skor tinggi pada
berbagai tes konformitas social lebih mudah menjadi pengguna rokok dan obat-
obatan dibandingkan dengan individu yang memiliki skor rendah.
4. Pengaruh iklan
Remaja tertarik untuk mengikuti perilaku seperti pada iklan rokok, baik dari media
cetak ataupun media elektronik.
Menurut leventhal & clearly ( dalam komasari & Alvin,2000) terdapat
4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu :
1. Tahap preparatory
Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai
merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan.
Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.
2. Tahap intiation
Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan
meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.
3. Tahap becoming a smoker
Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per
hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.
4. Tahap maintenance of smoking
Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara
pengaturan diri (selfregulating). Merokok dilakukan untuk
memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan
Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar pada system oksigenasi
Kebiasaan merokok akan mempengaruhi status oksigenasi
seseorang sebab merokok dapat memperburuk penyakit arteri
coroner dan pembuluh darah arteri. Nikotin yang terkandung
dalam rokok dapat menyebabkan vasokontraski pembuluh darah
perifer dan pembuluh darah coroner. Akibatnya, suplai darah ke
jaringan menurun. Nikotin ditemukan pada tembakau dan masuk
ke tubuh lewat paru-paru (rokok kretek dan cerutu) dan
membrane mukosa mulut (mengunyah tembakau serta merokok).
Data Umum :
1.Nama Keluarga
2.Alamat dan Telepon
3.Komposisi Keluarga
4.Genogram
5.Tipe Keluarga : Menjelaskan mengenai jenis tipe
keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang
terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
6.Suku : Kebiasaan etnis (nutrisi, pola penyelesaian
masalah)
7.Agama : Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga
serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
8.Bangsa : Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut
serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut
terkait dengan kesehatan.
9. Status sosial ekonomi : Kemampuan keuangan, menentukan gaya hidup
10.Aktivitas rekreasi : Kegiatan yang membuat bahagia, bagian dari manajemen stress
11.Tahap Perkembangan Dan Riwayat Keluarga : Riwahat keluarga dari lahir lahir
hingga saat ini, termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman
kesehatan yang unik atau yang berkaitan dengan kesehatan (perceraian, kematian,
kehilangan, dll) yang terjadi dalam kehidupan keluarga? (gunakan komposisi
keluarga untuk mengumpulkan data ini) Keluarga asal kedua orang tua (seperti apa
kehidupan asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang tua (nenek-kakek)
dari orang tua mereka?
Data Lingkungan
1. Karakteristik lingkungan fisik rumah : Tata ruang lingkungan rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitas : Siapa dan bagaimana komunitas di
sekitar keluarga
3. Interaksi keluarga dengan masyarakat dan sebaliknya : Bagaimana keluarga
merespons lingkungan masyarakat
4. Sistem pendukung : Bentuk dan sumber dukungan
Struktur Keluarga
5. Pola komunikasi : Kapan, dimana, bagaimana dilakukan, isu yang dibahas,
pola komunikasi dalam penyelesaian masalah
6. Kekuatan : Siapa dan bagaimana proses pengambilan keputusan
7. Peran : Konflik peran
8. Nilai dan norma : Sesuatu yang disepakati dan peraturan yang menyertai
Fungsi Keluarga
1. Afektif : Bagaimana keluarga mengembangkan kemampuan “rasa”: lalai,
abuse
2. Sosialisasi : Bagaimana keluarga mengembangkan kemampuan
sosialisasi: tidak memfasilitasi
3. Perawatan : Pola kebiasaan (garam dan lemak, istirahat/tidur, olahraga,
merokok, kopi, manajemen kesehatan keluarga), keyakinan kesehatan,
keluhan kesehatan (sakit kepala, tegang leher, pusing, sensitif ),
pemeriksaan fisik (IMT, tekanan darah, nadi), riwayat penyakit (DM, ginjal,
jantung)
4. Reproduksi : Penggunaan kontrasepsi hormonal
5. Ekonomi : Manajemen keuangan, jaminan kesehatan

Fungsi Perawatan Kesehatan


1. Masalah
2. Mengambil keputusan
3. Merawat (termasuk mencegah)
4. Modifikasi lingkungan (fisik, psikologis, dan sosial)
5. Memanfaatkan pelayanan kesehatan
Stress dam Koping
1. Sumber stressor: pengobatan jangka waktu lama, merasa
penatallaksanaan tidak membuahkan hasil, memerlukan biaya
2. Sifat stressor: jangka pendek atau jangka panjang
3. Strategi koping yang digunakan: manajemen stressor, sangat
diperlukan penerapan nilai spiritual
4. Keberhasilan penggunaan strategi koping
Harapan Keluarga : Beri kaji sejauh mana harapan keluarga terhadap
perawat/petugas kesehatan dalam membantu keluarga menyelesaikan
masalah kesehatan yang terjadi 

Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada keluarga Tn.B khususnya untuk Tn.B
berhubungan dengan Ketidakmampuan melakukan perawatan keluarga.
2. Ketidakmampuan koping keluarga pada Tn.B khususnya untuk Tn.B berhubungan
dengan Ketidakmampuan melakukan perawatan keluarga.
3. Defisit pengetahuan pada keluarga Tn.B khususnya untuk Tn.B berhubungan dengan
Ketidakmampuan mengenali masalah pada keluarga.
Implementasi
Melakukan semua yang sudah direncanakan pada SIKI untuk mecapai
tujuan keperawatan.
Evaluasi
Merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien.
S : Perkembangan keadaan didasarkan pada apa yang dirasakan,
dikeluhkan dan dikemukakan klien
O : Perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim
kesehatan lain
A : Kedua jenis data tersebut, baik subjectif dinilai dan dianalisis,
apakah berkembang kearah perbaikan atau kemunduran. Hasil analisis
dapat menguraikan sampai dimana masalah yang ada dapat diatasi
atau adakah perkembangan masalah baru yang menimbulkan diagnosa
keperawatan baru.
P : Rencana penanganan klien dalam hal ini didasarkan pada hasil
analisis diatas yang berisi melanjutkan rencana sebelumnya apabila
keadaan atau masalah belum teratasi dan membuat rencana baru bila
rencana awal tidak efektif.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai