Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEPERAWATAN KELUARGA

Tentang:

“Model Teori Betty Neuman”

OLEH :

Kelompok 4

1. M. Afif
2. Tania Septina Yardika
3. Vivi Claudia Effendi

Tingkat : 3C

Dosen Pengampu : Ns. Mike Asmaria, S.Kep, M.Kep

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

SUMATERA BARAT

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Model Teori Betty Neuman” dengan baik dan tepat
waktu.

Tidak lupa penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada Dosen Pembimbing Ibu
Ns. Mike Asmaria, S.Kep, M.Kep yang telah membantu dalam menyampaikan
materi sehingga dapat membantu dalam menyampaikan materi sehingga dapat
membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran


dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Makalah ini mungkin kurang
sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan
makalah ini.

Padang, 22 September 2020

Penulis

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………….

BAB 1…………………………………………………………………

1.1 Latar Belakang……………………………………………………


1.2 Tujuan Penulisan………………………………………………....
1.3 Manfaat Penulisan Kajian Teoritis……………………………….

BAB 2………………………………………………………………..

2.1 Konsep Keluarga………………………………………………...


2.2 Konsep Kesehatan Keperawatan Keluarga……………………...
2.3 Konsep Teori Betty Neuman…………………………………….

BAB 3……………………………………………………………….

3.1 Kesimpulan………………………………………………………
3.2 Saran.…………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam
praktik keperawatan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan
kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari layanan
kesehatan. Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan
kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis , social dan spiritual.
Pemenuhan dasar tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan
dalam praktik keperawatan professional . Untuk tercapainya suatu
keperawatan professional diperlukan suatu pendekatan yang disebut proses
keperawatan dan dokumentasi keperawatan sebagai data tertulis yang
menjelaskan tentang penyampaian informasi, penerapan sesuai standart
praktik, dan pelaksanaan proses keperawatan. Untuk menjalankan tugas
keperawatan , banyak teori keperawatan yang digunakan, salah satunya
adalah Betty Neuman. Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan
oleh Neuman adalah tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan
orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup
4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi
akibat sakit dan proses interpersonal.
Ilmu keperawatan terus berkembang, karena ilmu keperawatan merupakan
ilmu terapan yang selalu berubah. oleh karena itu penting bagi profesi
keperawatan dalam mengembangkan sebuah teori dan model keperawatan
yang dapat digunakan untuk memberikan pengetahuan untuk meningkatkan
praktik, penuntun penelitian dan kurikulum, serta mengidentifikasikan bidang
dan tujuan dari praktik keperawatan.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian konsep teori
2. Untuk mengetahui pengertian model keperawatan
3. Untuk mengetahui konsep Teori dan Model Betty Neuman dalam
Praktik Keperawatan.
1.3 Manfaat Penulisan
1. Bagi mahasiswa keperawatan, agar lebih mengetahui model aplikasi
keperawatan menurut Betty Neuman dalam bidang ilmu keperawatan.
2. Bagi penulis, agar dapat mendalami konsep teori dan model betty
neuman dalam praktik keperawatan
BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Definisi

Definisi (Bailon & Maglaya, 2010)

Menurut Bailon dan Maglaya (2010) yang dikutip oleh Herawati (2000:2)
keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Definisi (Duvall & Logan,2011)

Menurut Duvall dan Logan (2011) yang dikutip oleh Herawati (2000:2)
keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga.

2.1.2 Struktur Keluarga

a. Elemen struktur keluarga menurut Friedman


1) Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik
didalam keluarganya sendiri maupun peran dilingkungan
masyarakat.
2) Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini
dalam keluarga
3) Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara pola komunikasi diantara orang
tua, orang tua dan anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam
keluarga.
4) Struktur kekuatan keluarga
Menggamgarkan kemampuan anggota keluarga untuk
mengendalikan atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan
perilaku ke arah positif.
b. Ciri-ciri struktur keluarga
1) Terorganisasi
Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing
anggota keluarga memiliki peran dan pungsi masing-masing
sehingga tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik
ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antara anggota sebagai
bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan.
2) Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran
dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam
berinteraksi setiap anggota tidak semena-mena, tetapi mempunyai
keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing
anggota keluarga.
3) Perbedaan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan masing-
masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang
berbeda dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah
utama, peran ibu yang merawat anak-anak.

c. Dominasi struktur keluarga


1) Dominasi jalur hubungan darah
a) Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis
ayah. Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur
keluarga patrilineal
b) Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis
ibu. Suku padang salah satu suku yang yang mengunakan
struktur keluarga matrilineal.
2) Dominasi keberadaan tempat tinggal
a) Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari pihak suami.
b) Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari pihak istri.
3) Dominasi pengambilan keputusan
a) Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami
b) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.
(Setiawati & Dermawan, 2010)

2.1.3 Tipe/Bentuk Keluarga


a) The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
b) The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
c) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak
yang sudah memisahkan diri.
d) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar
karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
e) The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah,seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua
(kakek-nenek), keponakan
f) The single parent famili
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.

5 hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan


ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)

a) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”
b) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
c) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)
d) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
e) The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)

 Non-Tradisional
a) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anakdari
hubungan tanpa nikah
b) The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
c) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
d) The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
e) Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama Group-
marriage family sebagaimana ”marital pathners”
f) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena
beberapa alasan tertentu.Beberapa orang dewasa yang menggunakan
alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling
menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual
dan membesarkan anak.
g) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan
satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan,dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
h) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di
dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
i) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
j) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian
tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

Menurut Kamanto Sunarto (2010:159-160), keluarga dapat dibedakan


menjadi beberapa bentuk :

1. Berdasarkan keanggotaannya, terdiri dari keluarga batih dan keluarga luas.


2. Berdasarkan garis keturuan, terdiri atas keluarga patrilineal, keluarga
matrilineal, dan keluarga bilateral.
3. Berdasarkan pemegang kekuasaannya, terdiri dari keluarga patriarhat,
keluarga matriarhat, dan keluarga equalitarian.
4. Berdasarkan bentuk perkawinan, terdiri atas keluarga monogami, keluarga
poligami, dan keluarga poliandri.
5. Berdasarkan status sosial ekonomi, terdiri atas keluarga golongan
rendah,keluarga golongan menengah, dan keluarga golongan tinggi.
6. Berdasarkan keutuhan, terdiri atas keluarga utuh, keluarga pecah atau
bercerai,dan keluarga pecah semu.

2.1.4 Peranan Keluarga


a. Peran- peran formal
Peran- peran formal bersifat eksplisit yaitu setiap kandungan struktur
peran kelurga.Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga
adalah sebagai berikut :
1) Peranan Ayah :
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Peranan Ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3) Peran Anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual

Peran- peran informal

Peran- peran informal bersifat implisit biasanya tidak tampak ke


permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan
emosional individu dan atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga.

misalnya: pendorong, penguat, pendamai, pengharmonis

2.1.5 Fungsi Keluarga


Fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 hal 100, didefinisikan sebagai
hasil atau konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang
paling berhubungan erat saat mengkaji dan mengintervensi keluarga
adalah ;
a. Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk
stabilitas kepribadian kaum dewasa, memenuhi kebutuhan –
kebutuhan para anggota keluarga.
b. Sosialisai dan Fungsi penempatan sosial : untuk sosialisasi primer
anak – anak yang bertujuan untuk membuat mereka menjadi
anggota masyarakat yang produktif, dan juga sebagai
penganugrahan status anggota keluarga.
c. Fungsi Reproduksi : untuk menjaga kelangsungan
keturunan/generasi dan menambah sumber daya manusia, juga
untuk kelangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber – sumber ekonomi
yang memadai dan mengalokasikan sumber – sumber tersebut
secara efektif.
e. Fungsi Perawat Kesehatan : untuk mengadalan kebutuhan-
kebutuhan fisik – pangan, sandang, papan dan perawatan
kesehatan.
2.1.6 Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga
Menurut Duvall (2011) dikutip Friedman, 2011; hal 109 –135, tahap dan
tugas perkembangan keluarga ada 8, yaitu:
a. Keluarga pemula
 membangun perkawinan yang saling memuaskan
 menghububgkan jaringan persaudaraan secara harminis
 keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orangtua
b. Keluarga sedang mengasuh anak
 Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap.
 Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
 Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
 Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orangtua dan kakek nenek
c. Keluarga dengan anak usia prasekolah
 Memenuhi kebutuhan anggota keluarga se[erti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan
 Mensosialisasikan anak
 Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain
 Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
 Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prastasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
yang sehat
 Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
 Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja
 Mengembangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
 Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
 Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
f. Keluarga melepaskan anak dewasa muda
 Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru didapatkan melalui perkawinan anak-anak
 Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan
 Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
maupun istri
g. Orangtua usia pertengahan
 Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
 Mempertahankan hubungan – hubungan yang memuaskan dan
penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak
 Memperkokoh hubungan perkawinan
h. Keluarga lansia
 Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
 Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
 Mempertahankan hubungan perkawinan
 Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
 Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
 Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan
dan integrasi hidup)
2.1.7 Tugas-Tugas Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul effendy, 1998, hal 42, adalah
sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas
kesehatan masyarakat.

2.2 Konsep kesehatan keperawatan keluarga

2.2.1 Keluarga Sbg Unit Analisis dalam Keperawatan

Alasan keluarga sebagai Unit Pelayanan (Ruth B Freeman, 2010)

a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang


menyangkut kehidupan masyarakat
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
megabaikan, atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompoknya
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila
salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien),
keluarga tetap berperan sebagi pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan keluarganya
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai
upaya kesehatan masyarakat

2.2.2 Siklus Penyakit & Kemiskinan Keluarga


Dalam memberikan asuhan perawatan terhadap keluarga, lebih ditekankan
pada keluarga-keluarga dengan keadaan sosial perekonomian yang rendah.
Keadaan social ekonomi yang rendah pada umunya berkaitan erat dengan
berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena ketidak
mampuan dan ketidak tahuan dalam mengatasi berbagai masalah yang meraka
hadapi.

Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi kemampuan keluarga utuk


memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga terhadap kebutuhan gizi, perumahan
dan lingkungan sehat, pendidikan dan kebutuhan lainnya. Jelas kesemuannya itu
dengan mudah meyababkan suatu peyakit.

2.2.3 Peran Perawat Dlm Askep Keluarga


Dalam memberikan asuhan perawatan keluarga, ada beberapa peranan
yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain:
a. Pemberian asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
b. Pengenal atau pengamat masalah kebutuhan kesehatan keluarga
c. Coordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga
d. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan
perawat mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi
keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya
e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk
merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku
yang sehat
2.2.4 Prinsip-Prinsip Keperawatan keluarga
Ada beberapa prinsip penting yangperlu diperhatikan dalam memberikan
asuhan keperawatan kesehatan keluarga, adalah:
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat
sebagai tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat melibatkan
peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan
kebutuhan
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
prefentif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan prefentif.
f. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan kesehatan
keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dalam menggunakan
proses keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan
dasar/perawatan dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
2.2.5 Hambatan Dalam Askep Keluarga
Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan
perawatan kesehatan keluarga adalah:
1. Hambatan dari keluarga
 pendidikan keluarga yang rendah
 keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan, sarana
dan prasarana)
 kebiasaan-kebiasaan yang melekat
 sosial budaya yang menunjang
2. Hambatan dari perawat
 sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi,
seperti: PHN Kit, transportasi
 kondisi alam (geografi yang sulit)
 kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa)
 keterbatasannya pengetahuan perawat tentang kultur keluarga

2.3 Konsep teori Betty Neuman


a) Pengertian model health care system
Model konseptual betty neuman ini memberi penekanan pada penurunan
stres dengan cara memperkiuat garis pertahanan diri yang bersifat:
a. Fleksibel
b. Normal
c. Resisten

Intervensi diarahkan terhadap ketiga garis pertahanan tesebut yang terkait


dengan tiga level prevensi.

b) Perkembangan Sistem Model Neuman


Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring
dengan adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari
lingkungan internal maupun eksternal.
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap
stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus
input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang
dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa
meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat
lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan.
Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara
optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan
sebagai sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh,
meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai
faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk
mengusahakannya. Neuman menyebut gangguan-gangguan tersebut
sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi
terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang
dapat diidentifikasi.
c) Konsep Utama Dan Definsi Teori Model Neuman.
Neuman menggunakan sejumlah orang untuk melakukan pendekatan.
Yang termasuk dalam konsep mayor menurutnya adalah :
a. Tekanan
Rangsangan yang timbul diakibatkan kondisi sekitar pandangan
Neuman tentang tekanan yaitu :
Intra Personal : Secara individu atau perorangan.
Inter Personal : Antara individu yang satu dengan individu yang
lain lebih dari satu.
Ekstra Personal : Di luar individu
b. Struktur Pokok Sumber Energi
Merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas.
c. Tingkat Ketahanan
Merupakan faktor internal untuk menghadapi tekanan.
d. Garis Normal Pertahanan
Tingkatan kemampuan adaptasi individu untuk menghadapi
tekanan di batas normal.
e. Gangguan Pertahanan
Kerusakan sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.
f. Tingkat Reaksi
Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan.
g. Intervensi
Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul.
h. Tingkat-Tingkat Pencegahan
Dibagi menjadi :
1. Pencegahan primer
Sebelum terjadi tindakan
2. Pencegahan sekunder
Ketika terjadi tindakan
3. Pencegahan tersier
Adaptasi atau pengaruh kerusakan
4. Penyesuain Kembali
Adaptasi dari tindakan yang berasal dari sekitar baik
interpersonal. Intra personal dan ekstra personal.
d) Keyakinan dan Tata Nilai
Model ini menginteraksi 4 variabel yang menunjang dalam keperawatan
komunitas atau keluarga yaitu:
1. Aspek Fisik
2. Aspek Psikologi
3. Aspek Sosial
4. Aspek Kultural dan Spiritual

Adapun tujuan keperawatan adalah stabilitas klien dan keluarga dalam


limgkumgan yang dinamis. Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman
tentang 4 konsep utama yang terkait dengan keperawatan keluarga adalah
sebagai berikut:

1. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka, yang selalu mencari keseimbangan
dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel-variabel:
fisiologis, psikologis,sosiokultural,perkembangan dan spritual.
2. Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar klien atau sistem klien.
3. Sehat.
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.

4. Keperawatan
Intervensi keperawatan bertujuan untuk menurunkan stressor melalui
pencegahan primer, sekunder dan tertier.
e) Model Betty Neuman Dalam Lingkungan Atau Keluarga

Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan


stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk
mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi
yaitu:

A. Intervensi yang bersifat promosi Dilakukan apabila gangguan yang terjadi


pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel yang berupa :
a. Pendidikan kesehatan.
b. Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat
dilakukan klien dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan
kesehatan.
B. Intervensi yang bersifat prevensi
Dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu :
a. Deteksi dini gangguan kesehatan
Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga dll
b. Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya:
konseling pra nikah.
C. Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
D. Intervensi yang bersifat rehabilitatif
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan
resisten yang terganggu.
E. Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitatif untuk gagguan pada garis
pertahanan resisten dapat berupa:
a. Melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan kepakaran
perawat. Misal: melatih klien duduk atau berjalan
b. Memberikan konseling untuk penyelesaian masalah.
c. Melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektor untuk
penyelesaian masalah.
d. Melakukan rujukan keperawatan atau non keperawata bisa lintas
program dan lintas sektor.

APLIKASI DALAM KASUS KEPERAWATAN KELUARGA

A. Contoh Kasus
Sebuah keluarga yang bahagia sedang menantikan kehadiran anak pertama
mereka. ibu telah mengandung 2 bulan. Namun, suatu saat ibu mengalami
perdarahan dan menurut dokter kehamilan tersebut tidak bisa dipertahankan.
Oleh karena itu dilakukan aborsi untuk menyelamatkan jiwa ibunya.

B. Aplikasi Penerapan Model Konseptual Betty Neuman


Keluarga dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu
keluarga yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai
pendekatan, yang terdiri dari lima tahapan :
a. Pengkajian
b. Diagnosis keperawatan keluarga
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi

1. Pengkajian
Yang perlu dikaji pada keluarga adalah :
 Care atau inti
 Delapan sub sistem yang mempengaruhi keluarga
1) Perumahan. Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana
penerangannya, sirkulasi, kepadatannya merupakan stressor bagi
penduduk.
2) Pendidikan keluarga. Apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuannya.
3) Keamanan dan keselamatan. Bagaimana keselamatan dan keamanan
di lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan. Apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia. Untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat atau memantau gangguan yang terjadi.
6) Sistem komunikasi. Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan
dapat dimanfaatkan di komunikasi tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit.
7) Sistem ekonomi. Tingkat sosial ekonomi komunitas secara
keseluruhan apakah sesuai dengan upah minimum regional, dibawah
atau diatas sehingga upaya pelayanan ditujukan pada anjuran untuk
mengkonsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi masing-masing.
8) Rekreasi Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka,biayanya apakah
terjangkau komunitas atau tidak.
2. Diagnosis keperawatan keluarga
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi keluarga terhadap stressor
yang ada. Selanjutnya dirrumuskan dalam 3 komponen :
 P ( problem atau masalah )
 E ( etilogi atau penyebab)
 S (symtom atau menifestasi/ data penunjang)

3. Perencanaan
Perencanaan yang dapat dilakukan adalah :
1) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
2) Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik
relaksasi
3) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit melalui pemeriksaan
tekanan darah
4) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi
yang berisiko
5) Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk
memperbaiki lingkungan apabila menjadi penyebab stressor
6) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila di perlukan

4. Pelaksanaan
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya :
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini sehat melaksanakan
peningkatan kesehatan
3) Mendidik keluarga tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit
4) Sebagai advokat yang sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
keluarga.

5. Evaluasi dan penilaian


1) Menilai respons verbal dan nonverbal keluarga setelah dilakukan intervensi
2) Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah sakit.

C. Pada kasus di atas, perasaan duka cita dari pasangan tersebut memiliki
karakteristik yang kompleks. Misalnya, sang ibu berduka karena calon
bayinya tidak bisa dipertahankan (kehilangan interpersonal), atau hilangnya
harapan terhadap kehamilan yang telah ditunggu-tunggu(kehilangan
intrapersonal), atau barangkali merasa bersalah kepada anggota keluarga
lainnya karena tidak sesuai harapan mereka (kehilangan ekstrapersonal).
Ketika kita akan menentukan tingkat pengaruh kehilangan pada diri
seseorang, kita juga harus mengkaji dampak dari perasaa kehilanhan tersebut
pada kehidupan mereka sehari-hari, cara mereka mengatasi mengatasi
kesedihannya, atau nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut mengenai
kehilangan. Secara umum kita akan mengkaji fungsi dari masing-masing
garis pertahanan fleksibel, garis pertahanan normal, garis perlawanan, dan
struktur dasar. Pengkajian harus meliputi banyak aspek, meliputi : aspek
fisiologis, spiritual, psikologis, perkembangan, dan sosial budaya.
Untuk membantu pasangan tersebut mencapai rekonstitusi, dukungan
interpersonal dan ekstrapersonal merupakan 3 hal penting yang perlu dikaji.
Siapakah anggota keluarga yang dapat memberikan dukungan positif?.
Apakah sistem pendukung secara kultural dapat diterima oleh pasangan
trsebut?. Setiap orang gtua akan memberikan reaksi yang berbeda, tergantung
pada struktur dasar yang dimilikinya.Perbedaan dalam proses duka cita tentu
akan memberikan stres tambahan diantara para orangtua.Selanjutnya, faktor-
taktor ekstrapersonal berpotensi memberikan dampak bagi mereka.
Setelah dilakukan pengkajian scara menyeluruh, selanjutnya tahapan
perencanaan, intervensi, dan evaluasi akan menggunakan proses yang sama.
Perangkat penilaian akan mengukur hal-hal yang akan berdmpak secara
khusus pada aspek-aspek fisiologis, psikologis rohani, sosial budaya, dan
perkembangan. Misalnya aspek sosial budaya akan mempengaruhi jenis
intervensi yang bisa diterima oleh keluarga.
Kehilangan pada masa perinatal merupakan suatu pengalaman yang sangat
pribadi bagi banyak orang. Pemahaman mengenai arti dari pengalaman
pribadi akan sangat membantu petugas kesehatan untuk menentukan
intervensi yang spesifik dan terbaik. Intervensi terhadap gangguan fisiologis
yang dapat menghalangi proses rekonstitusi bisa juga diberikan tergantug
kondisi klien , misalnya perubahan pola tidur, nutrisi, dan sebagainya.
selanjutnya,perawat perlu mempertimbangkan aspek perkembangan
seseorang dari perasaan berduka. Intervensi yang sesuai untuk ibu muda
primigravida tentunya akan sangat berbeda dengan ibu yang telah memiliki
anak sebelumnya.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah model konsep
Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas
keperawatan yang ditunjukan kepada penekanan penurunan stress dengan
memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun
resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Empat komponen
sentral dalam paradigma keperawatan menurut teori Betty Neuman yaitu
Manusia, kesehatan, keperawatan dan lingkungan.
3.2 Saran
Setelah mempelajari konsep keperawatan model Betty Neuman yang
menekankan pada penurunan stress diharapkan perawat mengetahui tindakan
yang akan diberikan jika menghadapi pasien yang memberikan respon karena
adanya stressor terhadap pasien dan akibat yang kemungkinan apa saja yang
bisa terjadi terhadap pasien tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, wahid iqbal,SKM.2010. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jakarta:
CV. Sagung Seto

http://mataharibersinar.com

http://abiperawat.blogspot.com/2011/05/model-adaptasi-Betty-nouman.html

http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/02/model-keperawatan-betty
neuman.html

Anda mungkin juga menyukai