Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Caring Pada Dewasa Awal”.
makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Konsep Keperawatan Dasar.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi teman-teman dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Akhirnya kami berharap semoga tuhan memberikan
bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah. Amiiin
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................3
1.2 Tujuan.........................................................................................................................4
BAB II Pembahasan...............................................................................................................5
2) Gilligan, 1993..........................................................................................................7
3) Gordon, 1991...........................................................................................................7
5) Diekelmann, 1976...................................................................................................8
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai
menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock (1993)
dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal
dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan
suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan
kebebasan yang diperolehnya.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui apa itu dewasa awal
b. Mengetahui masalah yang dialami dewasa awal
c. Mengetahui caring yang di lakukan perawat kepada pasien dewasa awal
4
BAB II
Pembahasan
Masa dewasa awal adalah periode antara remaja akhir dan pertengahan
sampai akhir 30-an (Endelman and Mandel, 1904). Dewasa awal kira-kira 26%
dari populasi. Selama masa dewasa awal, individu semakin terpisah dari keluarga
asal mereka, membangun tujuan karier dan meutuskan apakah akan menikah dan
memulai sebuah keluarga atau tetap sendiri. Dewasa awal usia aktif dan harus
beradaptasi dengan pengalaman baru. Transisi menjadi keusia pertengahan terjadi
ketika orang muda menjadi sadar bahwa perubahan dalam kemampuan reproduksi
5
dan fisik menandakan dimulainya tahap yang lain dalam kehidupan. Usia baya
adalah waktu transisi lanjutan ketika individu memperhitungkan tujuan hidupnya
dan menanamkan tujuan baru. Pada tahun 1990, hampir 84 juta orang Amerika
Serikat berusia antara 35 dan 64, atau kira-kira 34% dari populasi Amerika
Serikat adalah dewasa usia baya (Us. Det. Of Commerce, 1992).
6
1) Awal transisi dewasa (usia 18-20), Ketika seseorang berpisah dari
keluarga dan merasa kebebasan.
2) Memasuki dunia kedewasaan (usia 21-27), ketika seseorang
menyiapkan dan mencoba karier dan gaya hidup.
3) Masa transisi (usia 28-32), ketika seseorang secara besar-besaran
memodifikasi aktifitas kehidupannya dan memikirkan tujuan masa
depan.
4) Masa tenang (usia 33-39), ketika seseorang mengalami stabilitas yang
lebih besar.
5) Tahun keberhasilan (usia 40-65), waktu untuk pengaruh maksimal
membimbing diri sendiri dan menilai diri sendiri.
2) Gilligan, 1993.
Menurut Gilligan perkembangan intelektual dan moral antara wanita dan pria
berbeda. Wanita berjuang dan bertanggung jawab dan sebaliknya hubungan
mereka mengalami kemajuan terhadap maturitas interdependen. Sejalan dengan
kemajuan wanita terhadap perubahan dilema moral dalam masa dewasa tentang
bagaimana melatih menggunakan hak-hak tanpa mengganggu hak-hak orang lain
sampai “bagaimana membawa kehidupan bermoral” yang meliputi kewajiban
terhadap diri sendiri dan keluarganya serta masyarakat secara umum.
3) Gordon, 1991.
7
4) Finsterbusch dan Mc Kenna, 1992.
Pada banyak autoritas budaya keluarga diasosiasikan dengan laki-laki secara
turun temurun. Dahulu, pria menanggung sebagian besar posisi kekuasaan. Anak
laki-laki belajar bagaimana menjadi laki-laki dengan menyerap pesan tentang
“kejantanan” dari orang tua, saudara kandung, kawan, guru, televisi dan film laga.
Peran ria tradisional meliputi pemberi nafkah dan melindungi, tetapi belakangan
ini pria dikarakteristikkan sebagai gerakan kearah ketidakseimbangan yang lebih
besar. Dari norma 20 tahun lalu, banyak pria tertantang dengan ketentuan apa
artinya menjadi seorang lelaki dan bagaimana merasa menjadi lelaki yang baik
dimasa sekarang (Sheehy, 1995).
Pria sebagai pemberi nafkah atau penunjang utama keluarga tetapi, banyak
wanita yang memasuki dunia kerja dan mengejar karier mencapai sukses.
Penghasilan pria sejak itu menurun sampai 24% pada pria dewasa awal (Sheehy,
1995).
5) Diekelmann, 1976.
8
6) Erikson, 1963, 1982.
Perkembangan Fisiologis
Dewasa awal biasanya lebih aktif mengalami penyakit berat tidak sesering
kelompok usia yang lebih tua. Pada tahap ini perkembangan dapat mengambil
manfaat dari pengkajian gaya hidup pribadi. Pengkajian gaya hidup pribadi dapat
membantu perawat mengidentifikasi kebiasaan yang meningkatkan resiko
penyakit. Pengkajian kepuasan hidup secara umum : hobi dan minat, kebiasaan
seperti diet, tidur, olahraga, perilaku seksual, dan penggunaan kafein.
2. Perkembangan Kognitif
9
Dewasa awal secara kontinu memasuki dan menyesuaikan perubahan dirumah,
tempat kerja, dan kehidupan pribadi. Proses keputusan harus fleksibel, semakin
fleksibel dan terbuka untuk berubah orang yang tidak nyaman cendreung lebih
sulit dalam membuat keputusan.
3. Perkembangan Psikososial
10
penghormatan dari teman sejawat. Akan tetapi pada karier akan
megakibatkan stress, stress ini dapat diakibatkan oleh perpindahan ke
kota baru, pernikahan.
c. Seksualitas
Perkembangan karakteristik seksual sekunder terjadi selama masa
adolesen. Dewasa awal biasanya mempunyai kematangan emosi untuk
menambah kemampuan fisik dan karena itu dapat mengembangkan
hubungan seksual yang matang. Aspek psikodinamik aktivitas seksual
sama pentingnya dengan tipe atau frekuensi hubungan seksual pada
dewasa awal. Keyakinan psikologis dan pengharapan memberikan rasa
senang dan kepuasan kepada orang dewasa. Dewasa harus dianjurkan
untuk menggali aspek seksualnya dan disadarkan terhadap kebutuhan dan
kepedulian seksual yang berkembang. Sejalan dengan rata-rata awal
hubungan seksual dini terus meningkat, dewasa muda beresiko terjangkit
penyakit seksual. Konsekuensinya mereka membutuhkan pendidikan
mengenai cara penularan, pecegahan, dan pengenalan gejala dan penata
laksanaannya.
d. Siklus Kelahiran Anak
Kosepsi, kehamilan, kelahiran dan puerperium adalah fase-fase utama
siklus melahirkan. Pada wanita terhadap kondisi fisiologisnya, emosi,
dan citra tubuh selama trimester ke 2 kehamilan dan selama awal
kuerperium.
e. Laktasi
Proses pemberian air susu ibu (asih) menawarkan banyak manfaat baik
untuk ibu, ibu baru dan bayinya. Menyusui juga dapat menjadi sumber
ansietas dan frustasi. Wanita yang tidak pernah berhubungan dengan
wanita lain yang juga menyusui dan pernah sedikit atau tidak pernah
berhubungan dengan bayi baru lahir membutuhkan bantuan menyusui
secara benar. Perawat harus sigap tentang tanda ibu yang memerlukan
informasi dan bantuan. Obervasi langsung pada ibu yang menyusui
bayinya meningkatkan perawat pada masalah seperti posisi yang sesuian
11
baik bagi ibu dan bayinya atau pengisapan yang tidak efektif pada bayi.
Pengakian keperawatan tentang respon pasangan pada pengalaman
melahirkan dan ikatan orangtua-anak, secara jelasnya lebih baik.
f. Tipe Keluarga
Selama masa dewasa awal kebanyakan individu mengalami masa lajang
dan kesempatan hidup mandiri. Mereka akhirnya menikah mengalami
beberapa perubahan yang menyebabkan mereka mendapat tanggung
jawab yang baru. Banyak pasangan menikah memilih menjadi orangtua.
o Masa Lajang
Dewasa awal yang meninggalkan rumah dan tunggal di apartement
atau memiliki rumah tanpa menikah lebih dulu secara sosial dapat
di terima. Bagi dewasa awal yang tetap melajang, orang tua dan
saudara menjadi inti keluarga walaupun orang dewasa lajang
mempertahankan kemandiriannya dari pengendalian orangtua.
Pada masa lajang juga menjadi lebih dapat di terima secara sosial,
jika individu yang sendiri hidup bersama tanpa pernikahan dan
juga dewasa awal yang sendiri menjadi orang tua baik secara
biologis maupun melalui adobsi.
o Pernikahan
Sebelum menikah idealnya pasangan harus melengkapi 5 tugas :
i. Mereka harus memastikan emosi mereka berdasarkan cinta dari
pada ketertarikan fisik atau seksual
ii. Pasangan harus menggali motivasi keinginan untuk menikah
iii. Mereka harus berfokus pada perkembangan komunikasi yang
jelas
iv. Mereka harus memahami pola perilaku dan kebiasaan yang
mengganggu yang tidak mungkin berubah setelah menikah.
v. Mereka harus menetapkan kompatibilitas dalam keyakinaan dan
niali yang penting.
12
Ketika membentuk rumah tangga dan keluarga pasangan menikah harus
mulai bekerja sebagai tim. Merke mempunyai tugas-tugas berikut :
Tugas-tugas utama dewasa ini menurut maturnitas dan kepercayaan diri yang
dapat dipertimbangkan. Tahap permulaan mulai saat pernikahan dan berlanjut
sejalan dengan usaha pasangan untuk berfungsi sebagai pasangan. Tahap orientasi
keluarga ditunjukan pada aktivitas menanti kelahiran anak dan mengasuh anak.
Masalah Fisiologis
13
resiko penyakit atau kecacatan selama masa dewasa tengah atau akhir. Dewasa
awal mungkin juga rentan secara genetic terhadap penyakit kronik. Faktor risiko
bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya hidup, dan riwayat
keluarga. Faktor resiko ini mempunyai kategori sebagai berikut :
1. Kematian dan cedera karena kekerasan
2. Penyalahgunaan zat
3. Kehamilan yang tidak di inginkan
4. Penyakit menular seksual
5. Faktor lingkungan dan pekerjaan
14
menular seksual (PMS) termasuk sifilis, klamidia, gonore, herpes genital, dan
aids. Penyakit menular seksual mempunyai efek yang cepat seperti keluarnya
rabas, ketidaknyamanan, dan infeksi PMS sama juga memicu gangguan kronis
yang dilakuan penyakit herpes genital. Penyakit ini dapat terjadi pada orang yang
aktif secara seksual,dan dapat diperkirakan hampir dua pertiga kasus PMS terjadi
pada individu berusia 15 dan 24 tahun.
Faktor risiko lingkungan atau pekerjaan umum yaitu pemajanan terhadap
partikel udara, yang menyebabkan penyakit paru dan kanker. Pernyataan tentang
pemajanan pekerjaan terhadap bahan-bahan berbahaya harus menjadi bagian rutin
pengkajian perawat.
Gaya Hidup. Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres, kurang olahraga,
dan higine personal yang buruk dapat mengakibatkan resiko penyakit di masa
depan. Peran perawat dalam meningkatkan kesehatan dengan mengidentifikasi
faktor yang meningkatkan risiko masalah kesehata dewasa awal.
Kebiasaan gaya hidup merokok adalah faktor risiko peyakit paru, jantung dan
vaskuler. Stres yang lama juga meningkatkan wear and fear pada kapasitas
adaptif tubuh. Penyakit terkait stress seperti ulkus, gangguan emosional.
Pola olahraga yaitu latihan juga mempengaruhi status kesehatan. Latihan yang
terus menerus dapat meningkatkan frekuensi adi selama 15 smapai 20 menit 3 kali
seminggu dan meningkatkan fungsi kardiopulmonal dengan menurunkan rata-rata
tekanan darah dan denyut jantung . Selain itu juga dpat menurunkan
kecenderungan mudah lelah, insomnia, ketegangan dan iritabilitas. Perawat harus
mengkaji muskuloskeletal secara menyeluruh dan psikososial untuk
meningkatkan toleransi stres dan menentukan efek latihan.
Kebiasan higiene personal juga menjadi faktor risiko yaitu kebersihan
peralatan makanan dengan seseorang yang mempunyai penyakit menular,
kebersihan gigi yang buruk mengakibatkan risiko penyakit periodontal.
Kurangnya kepatuhan untuk pemeriksaan juga dapat mengakibatkan risiko
penyakit karena kegagalan deteksi dini. Peran perawat sangat penting dalam
memberikan pentingnya pemeriksaan dini.
15
2.6 Masalah Psikososial
a. Stres Pekerjaan
Stress pekerjaan dapat terjdi setiap hari atau waktu ke waktu. Kebanyakan
dewasa awal dapat mengalami krisis dari hari ke hari. Stress pekerjaan situsional
dapat tejadi ketika atasan baru memasuki tempat pekerjaan, tenggah waktu hampir
dekat atau seorang pekerja diberi tanggung jawab baru atau besar. Kecenderungan
pada dunia bisnis saat ini dan faktor resiko stress pekerjaan menurun, yang
memicu peningkatan tanggung jawab pegawai dengan posisinya lebih sedikit
dalam struktur perusahaan. Stress pekerjaan terjadi jika seseorang tidak puas pada
pekerjaan atau tanggung jawabnya. Tipe stresor bervariasi pada setiap klien,
pengkajian perawat pada dewasa awal harus melewati deskripsi pekerjaan yang
biasa dilakukan dan pekerjaan berbeda. Pengkajian pekerjaan juga meliputi
kondisi dan jam kerja, durasi bekerja, perubahan pada kebiasaan tidur atau makan,
dan tanda peningkatan iritabilat dan kegugupan.
b. Stres Keluarga
Stress keluarga dapat tejadi setiap waktu dalam kehidupan. Stresor situasi terjadi
pada peristiwa seperti kelahiran, kematian, penyakit, perkawinan, dan kehilangan
pekerjaan, perawat harus pengkaji terjadi peristiwa perubahan kehidupan. Setiap
keluarga mempunyai beberapa peranan dan pekerjaan yang data diprediksi untuk
anggota keluarganya, peran keluarga berfungsi dan menjadi bagian efektif dalam
masyarakat. Contoh : orang tua dalah pemimpin keluarga atau kedua orang tua
berperan sebagai coleader. Perawat harus mengkaji faktor lingkungan dan
termasuk sistem pendukung, peguasaan mekanisme yang biasa di gunakan oleh
anggota keluarga.
16
2.7 Wanita hamil dan keluarga mengasuh anak
Tugas perkembangan bagi dewasa awal adalah memulai sebuah keluarga.
Meskipun perubahan fisiologis hanya terjadi pada wanita tetapi perubahan
kognitif dan psikososial dan masalah kesehatan mempengaruh seluruh keluarga.
a. Perubahan Fisiologis
Wanita yang mengantisipasi kehamilan mengambil manfaat dari latihan kesehatan
yang baik sebelum kehamilan: diet yang seimbang, latihan, pemeriksaan gigi,
menghindari alkohol dan menghentikan rokok. Tetapi untuk wanita yang ingin
atau berusaha hamil tidak boleh mencoba diet penurunan berat badan. Perubahan
fisiologis dan kebutuhan wanita hamil bervariasi pada tiap trimester.
b. Perawatan Prenatal
Perawatan Prenatal adalah pemeriksaan rutin pada wanita hamil oleh ahli obstetri,
praktisi perawat atau perawat bidan yang bersertifikat. Perawatan prenatal
meliputi pengkajian berat badan wanita hamil; tekanan darah, glukosa, aseton dan
protein urine; dan pengukuran tinggi fundus. Wanita hamil dapat diberi konseling
tentang pola latihan, diet, dan perawatan anak. Perawatan kesehatan yang teratur
dapat mengatasi masalah kesehatan seperti preeklamsia, eklampsia, kelebihan
berat badan dan bayi yang berisiko tinggi.
Trimester Pertama
Semua wanita mengalami beberapa perubahan fisiologis pada fase ini, tetapi
hanya berpengaruh pada beberapa wanita saja sepert morning sickness,
peningkatan berkemih, kekurangan energi, dan perubahan masukan nutrisi.
Selama masa ini tanda kehamilan tidak dapat diamati orang lain. Wanita yang
baru hamil memerlukan perawatan prenatal rutin.
Trimester kedua
Pertumbuhan uterus dan janin mengakibatkan beberapa tanda fisik pada
kehamilan. Morning sickness dan sering kemih berhenti, energi akan pulih jika
17
vitamin terpenuhi dan dapat tidur sepanjang malam. Jika kehamilan pertama pada
saat uterus membesar akan lebih terasa.
Trimester ketiga
Terjadi peningkatan kontraksi Braxton Hicks(kontraksi singkat), keletihan, sering
berkemih. Mendekati persalinan, wanita dapat membakar lemak dengan
membereskan rumah atau berbelanja perlengkapan bayi. Periode ini di sebut
nesting. Banyak ahli obstetri percaya bahwa nesting menunjukan kelahiran
semakin dekat.
c. Puerperium
Puerperium adalah periode dari 6 minggu setelah kelahiran. Pada fase ini tubuh
wanita kembali pada status fisik sebelum hamil. Peran perawatan pada fase ini
adalah perawat harus mengkaji pengetahuan dan kemampuan wanita tersebut
untuk merawat diri sendiri dan bayi yang baru lahir. Pengkajian tentang
keterampilan orang tua dan interaksi maternal –bayi sangat penting.
d. Perubahan kognitif
Perubahan kognitif selama kehamilan, terutama meliputi persepsi sensori dan
kebutuhan pendidikan, mempengaruhi kedua orang tua dan dapat terjadi secara
bertahap atau cepat.
e. Persepsi sensori
Perubahan sementara terjadi pada ketajaman penglihatan dan pendengaran, rasa,
serta penciuman pada wanita hamil. Wanita hamil sering merasakan gerak pada
abdmen, kemungkinan karena perubahan sensasi sentuh atau kebutuhan sensori
lain. Ibu dapat menggunakan sensasi sentuh untuk memulai ikatan dengan
anaknya(Bobak,1995).
18
f. Kebutuhan pendidikan
Keluarga membutuhkan penyuluhan kesehatan untuk memperbaiki tingkat
kesehatannya. Penyuluhan tentang kehamilan, pesalinan, kelahiran, menyusui, dan
integrasi pada bayi baru lahir. Dahulu kelas kelahiran membantu orang tua
merencanakan kelahiran anak dan berfokus pada perubahan fisiologis yang
normal paada kehamilan, proses persalinan dan kelahiran, metode pengendalian
nyeri, gejala persalinan dan perawatan bayi baru lahir. Beberapa wanita tidak
menghadir penyuluhan karena beberapa alasan, karena sosioekonomi atau
kepercayaan kebudayaan.
g. Perubahan psikososial
Katergori utama perubahan psikososial meliputi citra tubuh, peran, seksualitas,
mekanisme koping, dan stres selama masa puerperium.
19
h. Masalah kesehatan
1. Empati
Perawat harus memiliki rasa empati kepada masalah klien agara klien
dapat merasanya nyaman pada saat menceritakan masalahnya kepada
perawat.
2. Memotivasi
Perawat memotivasi klien atau dewasa awal agar mampu bangkit dari
keterpurukannya suatu masalah dan dapat menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapinya.
3. Penyuluhan
Memerikan penyuluhan tentang penyakit yang dapat disebabkan oleh gaya
hidupnya sendiri dan memberikan penjelasan tentang pentingnya
pemeriksaan dini agar penyakit dapat diketahui lebih awal sehingga tidak
terjadi komplikasi penyakit.
Dan penyuluhan juga di berikan kepada keluarga dewasa awal untuk
memberikan informasi tentang kehidupan barunya seperti menangani
kehamilan, persalinan, serta mengurus anak.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa dewasa awal adalah masa yang paling sulit. Pada masa ini Masa
dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan, penghargaan dan
krisis. Perkembangan kedewasaan mencakup perubahan yang teratur dalam
karakter dan sikap. Selama masa dewasa awal, individu semakin terpisah dari
keluarga asal mereka, membangun tujuan karier dan meutuskan apakah akan
menikah dan memulai sebuah keluarga atau tetap sendiri.
Dewasa awal yang matur melihat dunia dengan pandangan yang luas,
berdasarkan paduan penglihatan, emosi dan imajinasi. Individu mengadapi
masalah yang daat dipecahkan tetapi mengenali masalah yang dapat dipecahkan,
tetapi menganali dan belajar untuk hidup dangan masalah yang tidak terpecahkan.
Karakteristik lain dari maturitas dikaitkan dengan komunikasi dan perilaku
interpersonal.
Beberapa ahli teori yang membahas tentang dewasa awal yaitu : Levinson
et al, 1978 tentang mengidentifikasi fase-fase perkembangan dewasa awal;
Gilligan, 1993 tentang perbedaan perkembangan intelektual dan moral antara
wanita dan pria; Gordon, 1991 tentang wanita dapat mengambangkan peran
kepedulian dan perawatan; Finsterbusch dan Mc Kenna, 1992 tentang tanggung
jawab dan fungsi seorang pria dari beberapa zaman; Diekelmann, 1976 tentang
tugas perkembangan dewasa awal; Erikson, 1963, 198 tentang memberi perawat
suatu dasar untuk memahami peristwa kehidupan dan tugasa perkembangan
dewasa awal.
21
DAFTAR PUSTAKA
22