Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Penyakit Diabetes Melitus”
makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Keperawatan Maternitas. Kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan pada waktunya.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi teman-teman dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Akhirnya kami berharap semoga tuhan memberikan
bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah. Amiiin

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 1 Maret 2018

kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 Tujuan…….............................................................................................................2

BAB II Pembahasan...............................................................................................................3

2.1 Definisi Diabetes Melitus........................................................................................3

2.2 Etiologi……............................................................................................................3

2.3 Patoflow…..............................................................................................................4

2.4 Manifestasi Klinis...................................................................................................7

2.5 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................7

2.6 Penatalaksanaan......................................................................................................9

2.7Komplikasi………...………………………………………………………………...10

2.8 Asuhan Keperawatan............................................................................................11

BAB III PENUTUP.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang


berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.

DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas


pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM
belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun
diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar

DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh


peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon
insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali
sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya
kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas. Ada 2 macam type DM :

DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini


disebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena
kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya sering
kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar
penderita DM type ini berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada
usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.

DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM ini


disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar
insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin
untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah
tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM type II dengan
obersitas atau ada sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30
tahun.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah, yaitu untuk mengetahui lebih spesifik


mengenai penyakit diabetes mellitus.

2
BAB II
Pembahasan

2.1 Definisi Diabetes Melitus

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan


hiperglikemik yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein yang disebebkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas
insulin atau keduanya dan menyebabkan komlikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular,
dan neuropati. ( yuliana elin, 2009)

2.2 Etiologi

Etiologi dari Diabetes Mellitus sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti
dari studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa Diabetes Mellitus adalah
merupakan suatu sindrom yang menyebabkan kelainan yang berbeda-beda dengan lebih
satu penyebab yang mendasarinya.

Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu

1. Dibetes melitus tipe I


Diabetes melitus tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas yang
merupakan kombinasi dari beberapa faktor:
a. Faktor genetik
Penderita tidak mewarisi diabetas tipe I sendiri tetapi mewarisi suatu predisposisi
kearah terjadinya diabetas tipe I yaitu dengan ditmukannya tipe antigen HLA (Human
Leucolyte antoge) teertentu pada individu tertentu
b. Faktor  imunologi
Pada diabetae tipe I terdapat suatu respon autoimun sehingga antibody terarah pada
sel-sel pulau lengerhans yang dianggapnya jaringan tersebut seolah-olah sebagai
jeringan abnormal
c. Faktor lingkungan

3
Penyelidikan dilakukan terhadap kemungkinan faktor-faktor ekternal yang dapat
memicu  destruksi sel beta, contoh hasil  penyelidikan yang menyatakan bahwa virus
atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan destruksi sel
beta
2. Diabetas Melitus Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetas melitus tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin dan juga terspat beberap
faktor resiko teetentu yang berhubngan dengan proses terjadinya diabetea tipe II yaitu:
a. Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat usia diatas 65 tahun)
b. Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
c. Riwayat keluarga
d. Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya
menyebabkan hyperglikemia sementara.
e. Hormonal
Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi, akromegali
karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma karena konsentrasi
glukagon dalam darah tinggi, feokromositoma karena kadar katekolamin meningkat

2.3 Patoflow

4
2.3 Patoflow
- Faktor Genetik
- Inveksi Virus
- Pengrusakan Imunologik

Hiperglikemia Anabolisme protein menurun

Kerusakan Sel Beta

Kerusakan Antibodi
Batas Melebihi Ambang
Ginjal
Ketidakseimbangan Produksi
Insulin
Kekebalan tubuh menurun
Glukosuria

Gula dalam darah tidak dapat


masukdalam sel

Neuropati
Resiko Infeksi
Dieresis Osmotik Kehilangan sensori perifer
Kalori
Vikositas Darah
Syok Hiperglikemik
Meningkat

Poliuri – Retensi Klien Merasa


Sel
Urine Tidak Sakit
Kekurangan
Aliran darah
Bahan Untuk Koma Diabetik
Metabolisme lambat

Kehilangan Elektrolit
dalam sel Nekrosis Luka

Iskemik
jaringan
Dehidrasi
Gangren

Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan
Perifer 5
Protein dan Katabolisme Lemak Pemecahan
1.1 Mer
Lemak dibakar Protein
angs

Pusat Lapar dan BB Menurun Asam Lemak


Keton Ureum
Haus

Keletihan Keteasidosis
Polidipsia

Polipagia

Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh

6
2.4 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis Diabetes Melitus dikaitkan dengan konsekuensi metabolic


defisiensi insulin ( Price & Wilson)
1. Kadar glukosa puasa tidak normal (peningkatan kadar gula dalam darah
mencapai nilai 160-180 mg/dL)
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis osmotic
yang meningkatkan pengeluaran urin (poliuria) dan timbul rasa haus
(polidipsia)
3. Penderita diabetes melitus memiliki urine yang mengandung gula (glucose)
4. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
5. Lelah dan mengantuk
6. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi,
peruritas vulva
7. Apabila luka/tergores lambat penyembuhannya
8. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

2.5 Pemeriksaan Penunjang


1) Kadar glukosa darah
 Glukosa darah sewaktu (mg / dl)

Kadar glukosa darah


DM Belum Pasti DM
sewaktu
Plasma Vena >200 100 – 200
Darah Kapiler >200 80 - 100

 Kadar glukosa darah puasa (mg / dl)

Kadar glokosa darah


DM Belum Pasti DM
puasa
Plasma Vena >120 110 - 120
Darah Kapiler >110 90 - 110

2) Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali


pemeriksaan :
 Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)

7
 Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
 Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp)
>200mg/dl).

3) Tes laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tes diagnostik, tes
pemantauan terapi dan dan tes untuk mendeteksi komplikasi.
4) Tes saring
Tes-tes saring pada DM adalah :
- GDP, GDS
- Tes glukosa urine :
* Tes konvensional (metode produksi / benedict)
* Tes carik celup (metode glucose oxidase / hexokinase).
5) Tes diagnostik
Tes-tes diagnostik pada DM adalah : GDP, GDS, GD2PP (Glukosa
Darah 2 jam Post Prandial), Glukosa jam ke- 2 TTGO.
6) Tes monitoring terapi
Tes-tes monitoring terapi DM adalah :
- GDP : plasma vena, darah kapiler
- GD2PP : plasma vena
- A1C : darah vena, darah kapiler
7) Tes-tes untuk mendeteksi komplikasi adalah :
Tes-tes untuk mendeteksi komplikasi adalah :
- Mikroalbuminuria : urine
- Ureum, kreatinin, asam urat
- Kolesterol total : plasma vena (puasa)
- Kolesterol LDL : plasma vena (puasa)
- Kolesterol HDL : plasma vena (puasa)
- Trigliserida : plasma vena (puasa)

2.6 Penatalaksanaan

8
1. Perencanaan makan

Standar yang dianjurkan adalah makan dengan komposisi seimbangan dalam hal
Karbohidrat (KH), Protein, lemak  yang sesuai kecukupan gizi :

a.      KH 60 –70 %

b.      Protein 10 –15 %

c.       Lemak 20 25 %

Beberapa cara menentukan jumalah kelori uantuk pasien DM  melalui perhitungan


mennurut Bocca:   Berat badan (BB) Ideal: (TB – 100) – 10% kg  

1). BB ideal x 30% untuk laki-laki

     BB ideal x25% untuk Wanita

     Kebutuan kalori dapat ditambah lagi dengan kegiatan sehari-hari:

  Ringan : 100 – 200 Kkal/jam

  Sedang : 200 – 250 Kkal/jam

  Berat    : 400 – 900 Kkal/jam

2. Latihan jasmani
Dianjurkan latihian jasmani secara teratur (3 –4 x seminggu) selama kurang lrbih
30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta.
Latihian yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, lari, renang,
bersepeda dan mendayung. Sespat muingkain zona sasaran yaitu 75 – 85 % denyut
nadi maksimal : DNM = 220-umur (dalam tahun) 
3. Pengelolaan farmakologi
a. Obat hipoglikemik oral (OHO)
Golongan sulfonilures bekerja dengan cara:
1) Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan
2) Menurunkan ambang sekresi insulin
3) Meningkatkna sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa
b. Biguanid

9
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain yang
dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu :
1) Menghambat absorpsi karbohidrat
2) Menghambat glukoneogenesis di hati
3) Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin
4) Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor insulin
5) Biguanida pada tingkat pascareseptor: mempunyai efek intraselluler
4. Insulin
 Indikasi penggunaan insulin
a. DM tipe I
b.  DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
c.  DM kehamilan
d.  DM dan gangguan faal hati yang berat
e. DM dan gangguan infeksi akut (selulitis, gangren)
f. DM dan TBC paru akut
g. DM dan koma lain pada DM
h. DM operasi
i. DM patah tulang
j. DM dan underweight
k.  DM dan penyakit Graves

2.7 Komplikasi

Komplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe diabetes digolongkan sebagai akut
dan kronis.
1. Komplikasi Akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dan ketidakseimbangan jangka pendek
dalam glukosa darah.
 Hipoglikemia.
 Koma diabetik hiperglikemi dengan gejala :
a. kadar giila darah> 600 mg/di
b. nafsu makan menurun
c. haus dan banyak minum, banyak kencing

10
d. muai dan muntah
e. napas berbau keton karena terjadi ketoasidosis
 Koma Ketoasidosis
2. Komplikasi Kronis
 Gangguan mikrosirkulasi dengan segala dampaknya.
 Gangguan sistem persarafan baik pusat, otonom, maupun tepi.
 Gangguan pada indera mata baik komea, lensa, maupun retina sehingga penderita
DM sering berganti kaca mata.
 Gangguan pada jantung dan hipertensi.
 Gangguan ginjal.

2.8 Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
1) Fokuskan pada tanda-tanda dan gejala-gejala hiperglikemia yang
berkepanjangan dan faktor-faktor fisik, sosial, dan emosional yang
mempengaruhi kemampuan untuk belajar serta melakukan aktivitas perawatan
diri sehubungan dengan diabetes.
2) Minta pasien untuk mendeskripsikan gejala-gejala yang mendahului diagnosa,
miis, poliuria, polidipsia, polifagia, kulit kering, penglihatan kabur, penurunan
berat badan, gatal pada vagina, dan luka yang tidak sembuh-sembuh.
3) Kaji terhadap tanda-tanda DKA termasuk ketonuria, pernapasan Kussmaul,
hipotensi ortostatik, dan letargi.
4) Ajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai gejaia-gejala DKA termasuk mual,
muntah, nyeri abdomen.
5) Pantau hasil pemeriksaan laboratorium terhadap tanda-tanda asidosis metabolik
(penurunan pH, penurunan bikarbonat) dan terhadap tanda-tanda
ketidakseimbangan elekirolit.
6) Kaji diabetes Tipe II terhadap tanda-tanda sindrom HHNK: hipotensi,
perubahan sensorium, kejang. penurunan turgor kulit, hiperosmolaritas, dan
ketidakseimbangan elektrolit.
7) Kaji faktor-faktor fisik yang merusak kemampuan untuk belajar atau
melakukan keterampilan perawatan din, mis., kelainan penglihatan,

11
8) Evaluasi situasi sosial pasien terhadap fakior-fabor yang mempengaruhi
pengobatan diabetik dan pendidikan pasien seperti kurang kemampuan
membaca; keterbatasan sumber finansial kurangnya asuransi kesehatan; ada
atau tidaknya dukungan keluarga; jadwal sehari-hari mis., bekerja, makan,
olahraga, rencana melakukan perjalanan.
9) Kaji status emosional melalui pengamatan cara bertindak yang umum.
10) Kaji keterampilan koping dengan menanyakan bagaimana pasien mengatasi
situasi yang sulit pada masa lalu.

2. Diagnosis
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan
keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani.
2) Kerusakan integritas jaringan b.d nekrosis kerusakan jaringan (nekrosis luka
gangrene)
3. Intervensi

1)

Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC


kurang dari kebutuhan
Definisi : Asupan nutrisi tidak  Nutritional Status :
Nutrition Management
cukup untuk memenuhi  Nutritional Status : food
kaji adanya alergi makanan
kebutuhan metabolic batasan and fluid intake
kolaborasi dengan ahli gizi untuk
karakteristik :  Nutritional Status :
menentukan jumlah kalori dan
•Kram abdomen nutrient intake
nutrisi yang dibutuhkan pasien
•Nyeri abdomen  Weight control
anjurkan pasien untuk
•Menghindari makanan Kriteria Hasil :
meningkatkan intake Fe
•Berat badan 20% atau lebih  Adanya meningkatan berat
Anjurkan pasien untuk
dibawah berat badan ideal badan sesuai dengan
meningkan protein dan vitamin C
•Kerapuhan kapiler tujuan
Berikan substansi gula
•Diare  Beratbadan ideal sesuai
Yakinkan diet yang dimakan
•Kehilangan rambut berlebihan dengan tinggi badan
mengandung tinggi serat untuk
•Bising usus hiperaktif  Mampu mengidetifikasi
mencegah konstipasi
•Kurang makanan kebutuhan nutrisi

12
•Kurang informasi  Tidak ada tanda tanda Berikan makanan yang terpilih
•Kurang minat pada makanan malnutrisi (sudah dikonsultasikan dengan
•Penurunan berat badan dengan  Menunjukkan peningkatan ahli gizi )
asupan makanan adekuat fungsi pengecapan dari Ajarkan pasien bagaimana
•Kesalahan konsepsi menelan membuat catatan makanan harian
•Kesalahan informasi  Tidak terjadi penurunan Monitor jumlah nutrisi dan
•Mambran mukosa pucat berat badan yang berarti kandungan kalori
•Ketidakmampuan memakan Berikan infomasi tentang
makanan kebutuhan Nutrisi
•Tonus otot menurun Kaji kemampuan pasien untuk
•Mengeluh gangguan sensasi mendapatkan nutrisis yang
rasa dibutuhkan
•Mengeluh asupan makanan Nutrition Monitoring
kurang dari RDA
BB pasien dalam batas normal
(recommended daily allowance)
Monitor adanya penurunan berat
•Cepat kenyang setelah makan
badan
•Saraiawan rongga mulut
Monitor tipe dan jumlah aktivitas
•Steatorea
yang biasa dilakukan
•Kelemahan otot pengunyah
Monitor interaksi anak atau
•Kelemahan otot untuk menelan
orangtua selama makan
Faktor-faktor yang berhubungan
Monitor lingkungan selama
:
makan
•Faktor biologis
Jadwalkan pengobatan dan
•Faktor ekonomi
tindakan tidak selama jam makan
•Ketidalmampuan untuk
Monitor kulit kering dan
mengobsorbsi nutrien
perubahan pigmentasi
•Ketidak mampuan untuk
Monitor turgor kulit
mercerna makanan
•ketidak mampuan menelan Monitor kekeringan, rambut

makanan kusam , dan mudah patah

•faktor psikologis Monitor mual dan muntah


Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
Monitor pertumbuhan dan

13
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nutrisi
Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papilla lidah dan
catitas oral
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

14
2)

Kerusakan integritas NOC NIC


jaringan
Definisi : kerusakan jaringan  Tissue integrity : skin Prssure ulcer preventionwound
membram and mucous care
mukosa,kornea,integumen,atau  Wound healing : primary - Anjurkan pasien untuk
subkutan. and secondary intention menggunakan pakaian yang
Batas karakteristik : longgar
Kriteria hasil
 Kerusakan - Jaga kulit agar tetap bersih dan
 Perfusi jaringan normal
jaringan(mis,kornea,me kering
 Tidak ada tanda tanda
mbram - Mobilisasi pasien (ubah posisi
infeksi
mukosa,kornea,integum pasien setiap dua jam sekali)
 Ketebalan dan tekstur
en,atau subkutan) - Monitor kulit akan adanya
jaingan normal
 Kerusakan jaringan kemerahan
 Menunjukan pemahaman
- Oleskan lotion atau
Faktor yang berhubungan dalam proses perbaikan
minyak/baby oil pada daerah
 Gangguan sirkulasi kulit dan mecegah
yang tertekan
 Iritan zat kimia terjadinya cidera
- Monitor aktifitas dan
 Defisit cairan berulang
mobilisasi pasien
 Menunjukkan terjadinya
 Kelebihan cairan - Monitor status nutrisi pasien
proses penyembuhan
 Hambatan mobilitas - Memandikan pasien dengan
luka
fisik sabun dan air hangat
 Kurang pengetahuan - Observasi luka
 Faktor mekanik :lokasi,dimensi,kedalaman
(mis.,tekanan,koyakan/r luka,jaringan nekrotik,tanda
obekan,friksal) tanda infeksi lokal,formasi
 Faktor nutrisi traktus.
(mis.,kekurangan atau - Ajarkan keluarga tentang luka
kelebihan) dan perawatan luka
 Radiasi - Kolaborasi ahli gizi pemberian
 Suhu ekstrem diet TKTP (tinggi kalori tinggi
protein)
- Cegah kontaminasi fese dan

15
urin
- Lakukan perawatan tekhnik
luka dengan steril
- Berikan posisi yang
mengurangi tekanan pada luka
- Hindari kerutan pada tempat
tidur

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diabetes adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan
jumlah gula, atau glukosa, dalam aliran darah. Ini menyebabkan hiperglikemia,
suatu kadar gula darah yang tingginya sudah membahayakan.
Ada beberapa penyebab Diabetes Mellitus yakni : Faktor  Genetik, Faktor
Imunologi, Faktor Lingkungan, Usia, Obesitas dan Riwayat keluarga
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah,
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160-180 mg/dL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose),
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.

17
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif Amin Huda. 20015. NANDA & NIC-NOC. Jakarta: Mediaction

Herdman Heather. 2017. Diangnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi. Jakarta EGC

Brunner and Suddarth.2008. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 vol 2.Jakarta: EGC

Tm.Marelli. 2008. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC

William E. 2009. Diabetes Mellitus. Jakarta: EGC

18

Anda mungkin juga menyukai