Disusun Oleh :
Sri Sarina
14420211079
(…………………….) (……………..…….)
3
mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa
haus (polidipsi).
b. DM tipe 2
Patofisiologi DM tipe 2 ditandai dengan adanya resistensi
insulin perifer, gangguan hepatic glucosa production (HGP) dan
penurunan fungsi sel ß, yang akhirnya akan menuju kerusakan total
sel ß. Mula-mula timbul resistensi insulin kemudian disusul oleh
peningkatan sekresi insulin, untuk mengatasi kekurangan resistensi
insulin agar kadar glukosa darah tetap normal. Pada tahap ini,
kemungkinan individu tersebut akan mengalami gangguan toleransi
glukosa (tahap pradiabetes) tetapi belum memenuhi kriteria penderita
diabetes melitus. Selanjutnya sel beta tidak sanggup lagi
mengkompensasi resistensi insulin hingga kadar glukosa darah
meningkat dan fungsi sel beta pankreas semakin menurun saat itulah
diagnosa diabetes ditegakkan. Penurunan fungsi sel beta berlangsung
secara progresif sampai akhirnya sama sekali tidak mampu lagi
mengekresi insulin. Peningkatan produksi glukosa hati, penurunan
pemakaian glukosa dan lemak oleh otot berperan atas terjadinya
hiperglikemia kronik saat puasa dan setelah makan. Perubahan proses
toleransi glukosa, mulai dari kondisi normal, toleransi glukosa
terganggu dan DM tipe 2 dapat dilihat sebagai keadaan yang
berkesinambungan (Puspa et al., 2017).
4
4. Pathway/Penyimpangan KDM
Resiko Syok Kehilangan kalori Sel kekurangan bahan BB↓ Ganggren Nyeri akut
untuk metabolime
b. Pemeriksaan Eletrodiagnostik
Eletrodiagnostik (EMG) adalah pemeriksaan Eletrodiagnostik
untuk memeriksa saraf perifer dan oto. Pemeriksaan ini dapat
menunjukan kelainan dini pada ND yang asimtomatik
c. Tes Laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring.
Tesdiagnostik, tes pemantauan terapi dan tes untuk mendeteksi
komplikasi
d. Tes saring
Tes-tes saring pada DM adalah :
1) GDP, GDS
9
e. Tes Diagnostik
Tes diagnostik pada DM adalah GDP, GDS, GD2PP (Glukosa
Darah 2 jam Post Prandial), Glukosa jam ke-2 TTGO
f. Tes monitoring terapi
Tes monitoring terapi DM adalah :
- GDP : Plasma vena, darah kapiler
- GD2PP : plasma vena
g. Tes untuk mendeteksi komplikasi adalah :
- Mikroalbuminuria : urin
- Ureum, kreatinin dan asam urat
- Kolesterol total : Plasma vena (puasa)
- Kolesterol LDL : plasma vena (puasa)
- Kolesterol HDL : plasma vena (puasa)
- Trigliserida : plasma vena (puasa).
8. Penatalaksanaan
- Penatalaksanaan non farmakologi
a. Olahraga yang teratur
Pengaruh olahraga atau aktivitas fisik secara langsung
berhubungan dengan peningkatan kecepatan pemulihan
glukosa otot (seberapa banyak otot mengambil glukosa dari
aliran darah). Saat berolahraga, otot menggunakan glukosa yang
tersimpan dalam otot jika glukosa berkurang, otot mengisi
kekosongan dengan mengambil glukosa dari darah. Ini akan
mengakibatkan menurunnya glukosa darah sehingga
memperbesar pengendalian glukosa darah (Aditama, 2011).
b. Pola makan yang tepat
Penderita diabetes dianjurkan menerapkan terapi diabetes
dengan syarat:
1) Makanlah pada jadwal teratur
2) Jumlah asupan kalori disesuaikan dengan berat badan, jenis
kelamin, usia, aktifitas fisik, serta kelainan metabolik yang dialami
10
3) Makanlah menu yang beragam, misalnya dalam sehari harus ada
makanan sumber protein, karbohidrat, sayuran, dan buah
4) Batasi konsumsi gula pasir, makanan manis, dan gorengan
5) Hindari makan biskuit, cake, serta makanan lain dan minum
berkalori tinggi sebagai cemilan pada waktu makan
6) Minum air dalam jumlah banyak dan hindari minuman berkalori
seperti soft drink apabila haus
7) Konsumsi protein, vitamin, mineral yang cukup
8) Tambahkan porsi sayur dan buah dua kali lipat di banding
biasanya.
12
Penglihatan kabur, lemas, rasa haus dan banyak
kencing, dehidrasi, suhu tubuh meningkat, sakit kepala,
kram pada daerah ujung jari kaki dan tangan seperti
tertusuk.
2) Kondisi hipoglikemi :
Tremor, perspirasi, takikardi, palpitasi, gelisah, rasa
lapar, sakit kepala, susah konsentrasi, vertigo, konfusi,
penurunan daya ingat, patirasa di daerah bibir, pelo,
perubahan emosional, penurunan kesadaran
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan nyeri kepala
hebat, kram pada ujung jari kaki dan tangan, kesemutan/rasa
berat, mata kabur, kelemahan tubuh. Disamping itu klien juga
mengeluh poliurea, polidipsi, anorexia, mual dan muntah, BB
menurun, diare kadang-kadang disertai nyeri perut, kram otot,
gangguan tidur/istirahat, haus, pusing/sakit kepala, kesulitan
orgasme pada wanita dan masalah impoten pada pria
d. Riwayat Penyakit Dahulu
DM dapat terjadi saat kehamilan, penyakit pankreas,
gangguan penerimaan insulin, gangguan hormonal, konsumsi
obat-obatan seperti glukokortikoid, furosemid, thiazid, beta
bloker, kontrasepsi yang mengandung estrogen.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita DM
f. Pemeriksaan Fisik
1) Aktivitas dan istrahat
- Gejala: lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram
otot, tonus otot menurun, gangguan istirahat dan tidur.
13
- Tanda: takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat
atau dengan aktivitas, letargi, disorientasi, koma
2) Sirkulasi
- Gejala : adanya riwayat penyakit hipertensi, infark
miokard akut, klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
- Tanda : takikardia, perubahan TD postural, nadi
menurun, disritmia, krekels, kulit panas, kering dan
kemerahan, bola mata cekung.
3) Integritas ego
- Gejala : stress, tergantung pada orang lain, masalah
finansial yang berhubungan dengan kondisi.
- Tanda : ansietas, peka rangsang.
4) Eliminasi
- Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia,
rasa nyeri terbakar, kesulitan berkemih, ISK, nyeri
tekan abdomen, diare.
- Tanda : urine encer, pucat, kuning, poliuri, bising usus
lemah, hiperaktif pada diare.
5) Makan dan Cairan
- Gejala: hilang nafsu makan, mual muntah, tidak
mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa atau
karbohidrat, penurunan berat badan, haus, penggunaan
diuretik.
- Tanda: kulit kering bersisik, turgor jelek, kekakuan,
distensi abdomen, muntah, pembesaran tiroid, napas
bau aseton
6) Neurosensori
- Gejala: pusing, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot,
parastesia, gangguan penglihatan.
14
- Tanda: disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/koma,
gangguan memori, refleks tendon menurun, kejang
7) Kardiovaskuler
Takikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD
postural, hipertensi dysritmia, krekel, DVJ (GJK)
8) Pernapasan
- Gejala: merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau
tanpa sputum.
- Tanda: pernapsan cepat dan dalam, frekuensi
meningkat.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedara fisiologis
(inflamasi, iskemi, neoplasma) (D.0077)
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan (D0056)
(D.0027) (PPNI, 2017)
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan dan
Keperawata Intervensi Rasional
. Kriteria Hasil
n
a. 1.b. Nyeri Akut Tujuan : setelah Manajemen
berhubungan dilakukan tindakan nyeri:
dengan agen keperawatan Observasi :
pencedera diharapkan nyeri 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
kualitas dan
15
intensitas nyeri
Terapeutik :
Terapeutik :
1. Sediakan
1. meningkatka
lingkungan
n
nyaman dan
kenyamanan
rendah stimulus
istirahat serta
(misalnya
cahaya, suara, dukungan
kunjungan) fisiologis/psi
Edukasi : kologis
3. Evaluasi
Pada evaluasi ini dilakukan dengan cara menggunakan metode
SOAP, dan yang paling utama yang dilakukan adalah mengevaluasi
implementasi yang sudah dilakukan sesuai dengan intervensi yang
dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
18
American Diabetes Association (ADA), (2013). Diakses Tgl 11 Juni
2017 Diabetes Bacic. Http://Www.Diabetes.Org/ Diabetes-
Bacics
Huda Amin Dan Hardhi Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan
Praktis Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda,
NIC,NOC Dalam Berbagai Kasus. Jogjakarta : Media
Action
Livana, Sari, I. P., & Hermanto. (2018). Gambaran Tingkat Persepsi
Pasien Diabetes Mellitus di Kabupaten Kendal. Jurnal
Kesehatan Poltekkes Ternate, 11(2), 48–57.
Muthia Varena. 2019 “ Asuhan Keperawatan Pada Tn. Z Dengan
Diabetes Melitus Di Ruang Rawat Inap Ambun Suri Lantai
3 Rs Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Stikes Perintis
Padang
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NIOC. Yogyakarta: MediAction.
PERKERNI.(2015).Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia. Jakarta :PERKERNI
PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)
Dewan Pengrus PPNI. Jakarta.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Dewan Pengurus PPNI. Jakarta.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Dewan
Pengurus PPNI. Jakarta.
Smeltzer, S.C Dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC
Sriyati Octoviana Olang. 2019 “ Asuhan Keperawatan
Komprehensif Pada Tn A. H. Yang Menderita Anemia Di
Ruang Komodo Rsud Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.
Poltekes Kupang
Tarwoto, Dkk, 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan
Sistem Endokrin. Jakarta: Trans Info Mediaq
19