Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny.

M DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN UTAMA KEKURANGAN NUTRISI PADA
PASIEN DIABETES MILITUS DI RUANG AL AMIN RSI
BANJARNEGARA

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Pembelajaran


Praktek Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh :
Didik Setiawan

(202303129)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS A


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2023

1
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. M DENGAN


MASALAH KEPERAWATAN UTAMA KEKURANGAN NUTRISI PADA
DI RUANG AL AMIN RSI BANJARNEGARA

Telah disahkan

Hari : ……………………….

Tanggal : ………………………..

Pembimbing Lahan Mahasiswa

(......................................)
(......................................)

Pembimbing Akademik

(...........................................)

2
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

I. PENGERTIAN
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetic dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. ( Price and Wilson, 2000 )
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi( Smeltzer and
Bare,2000)
Diabetes melitus merupakan peyakit kronis yang berkaitan denan defisiensi
atau resistansi insulin relatif atau absolut dan ditandai dengan ganguan
metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. (Paramita, 2011)

II. ETIOLOGI
Etiologi secara umum tergantung dari tipe Diabetes, yaitu :
1. Diabetes Tipe I ( Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM )
Diabetes yang tergantung insulin yang ditandai oleh penghancuran sel-
sel beta pancreas disebabkan oleh :
a. Faktor genetic
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi suatu
predisposisi / kecenderungan genetic ke arah terjadinya DM tipe 1.
Ini ditemukan pada individu yang mempunyai tipe antigen HLA (
Human Leucocyte Antigen ) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen
yang bertanggung jawab atas antigen transplatasi dan proses imun
lainnya.
b. Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah-
olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan

3
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
2. Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM )
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II belum diketahui .
Faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin . Selain itu terdapat faktor-faktor resiko tertentu yang
berhubungan yaitu :
a. Usia
Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun
b. Obesitas
c. Riwayat Keluarga
d. Kelompok etnik
Di Amerika Serikat, golongan hispanik serta penduduk asli amerika
tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya
diabetes tipe II disbanding dengan golongan Afro-Amerika

II. KLASIFIKASI
Klasifikasi DM dan gangguan toleransi glukosa adalah sebagai berikut :
1. Diabetes mellitus
a. DM tipe 1 (tergantung insulin)
b. DM tipe 2 (tidak tergantung insulin)
- Gemuk
- Tidak gemuk
c. DM tipe lain yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom
tertentu
- Penyakit pancreas
- Hormonal
- Obat atau bahan kimia
- Kelainan reseptor
- kelainan genital dan lain-lain

4
2. Toleransi glukosa terganggu
3. Diabetes Gestasional

III. PATHOFISIOLOGI DAN PATHWAYS


Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa / produksi

glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan di simpan sebagai glikogen

dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah

hiperglikemia ( kadar glukosa darah > 110 mg / dl ). Jika terdapat defisit

insulin, empat perubahan metabolic terjadi menimbulkan hiperglikemi.

Empat perubahan itu adalah :

1. Transport glukosa yang melintasi membran sel berkurang


2. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam
darah
3. Glikolisis meningkat sehingga dadangan glikogen berkurang dan
glukosa hati dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi
kebutuhan.
4. Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang
tercurah ke dalam darah dari pemecahan asam amino dan lemak

Pada DM tipe 1 terdapat ketidak mampuan menghasikan insulin karena sel-sel

beta telah dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat produksi glukosa tidak

terukur oleh hati, maka terjadi hiperglikemia. Jika konsentrasi klokosa dalam

darah tinggi, ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa, akibatnya glukosa

muncul dalam urine (glukosuria). Ketika glukosa berlebihan diekskresikan

dalam urine disertai pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik).

Akibat kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan

5
berkemih (poli uri) dan rasa haus (polidipsi). Defisiensi insulin juga

mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan

berat badan . pasien juga mengalami peningkatan selera makan (polifagi)

akibat penurunan simpanan kalori.gejala lainnya mencakup kelelahan dan

kelemahan

Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin

yaitu resistensi insulin dan ganguan sekresi insulin. Resistensi insulin ini

disertai dengan penurunan reaksi intra sel sehingga insulin menjadi tidak

efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Pada

gangguan sekresi insulin berlebihan, kadar glukosa akan dipertahankan pada

tingkat normal atau sedikit meningkat. Namun jika sel beta tidak mampu

mengimbangi peningkatan kebutuhan insulin maka kadar glukosa darah

meningkat. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif

maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa terdeteksi. Gejala yang dialami

sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas, poliuri, polidipsi, luka

pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur ( jika

kadar glukosanya sangat tinggi ).

6
Lingkungan, Genetik , Imunologi,Obesitas, Usia

Penurunan kadar insulin

Penggunaan glukosa sel menurun, glukagon meningkat Rendahnya informasi

Hiperglikemia Kurang pengetahuan

Resiko infeksi

Sel kelaparan Mual muntah, Diuresis osmotik


anoreksia Mikroangiopati

Poliuri
Sklerosis mikrovaskuler

Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan Kekurangan volume cairan Neuron

Sel saraf sensori iskemik


Mata
Parestesi, kebas,
kesemutan
Penurunan perfusi retina, pengendapan
sorbitol (lensa keruh)

Perubahan persepsi
sensori perabaan
Gangguan fungsi penglihatan

Perubahan persepsi sensori penglihatan

IV.TANDA DAN GEJALA


 Ketoasidosis atau serangan diam- diam pada tipe 1
 Yang Paling sering terjadi adalah keletihan akibat defisiensi eneri dan
keadaan katabolis
 Kadang kadang tidak ada gejala (pada diabetes tipe 2

7
 Dieuretik ostomotik yan disertai poliuria, dehidrasi, polidipsia, selaput
lendir, dan kekencangan kulit buruk
 Pada Ketoasidosi dan keadaan non-ketotik hipermosmolar hiperglikemik,
dehidrasi berpotensi menyebabkan hipovolemia dan syok
 Jika diabetes tipe 1 tidak dikontrol, pasien mengalami penurunan berat
badan dan selalu lapar, padahal ia sudah makan sangat banyak
 Gejala klasik :
 Poliuri
 Polidipsi
 Polifagi
 Penurunan Berat Badan
 Lemah
 Kesemutan, rasa baal
 Bisul / luka yang lama tidak sembuh
 Keluhan impotensi pada laki-laki
 Keputihan
 Infeksi saluran kemih

V. KOMPLIKASI
1. Akut
a. Ketoasidosis diabetik
b. Hipoglikemi
c. Koma non ketotik hiperglikemi hiperosmolar
d. Efek Somogyi ( penurunan kadar glukosa darah pada malam hari
diikuti peningkatan rebound pada pagi hari )
e. Fenomena fajar / down phenomenon ( hiperglikemi pada pagi hari
antara jam 5-9 pagi yang tampaknya disebabkan peningkatan
sikardian kadar glukosa pada pagi hari )
2. Komplikasi jangka panjang
a. Makroangiopati

8
 Penyakit arteri koroner ( aterosklerosis )
 Penyakit vaskuler perifer
 Stroke
b. Mikroangiopati
 Retinopati
 Nefropati
 Neuropati diabetik

VI.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan kadar serum glukosa
a. Gula darah puasa : glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x tes
b. Gula darah 2 jam pp : 200 mg / dl
c. Gula darah sewaktu : lebih dari 200 mg / dl
2. Tes toleransi glukosa
Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jam serta
satu nilai lain lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75 gr
3. HbA1C
> 8% mengindikasikan DM yang tidak terkontrol
4. Pemeriksaan kadar glukosa urin
Pemeriksaan reduksi urin dengan cara Benedic atau menggunakan
enzim glukosa. Pemeriksaan reduksi urin positif jika didapatkan
glukosa dalam urin.

VII. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadi
komplikasi vaskuler serta neuropatik.Tujuan terapetik pada setiap tipe DM
adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia
dan gangguan serius pada pola aktifitas pasien. Ada 5 komponen dalam
penatalaksanaan DM yaitu diet, latihan,pemantauan, terapi dan pendidikan
kesehatan.

9
1. Penatalaksanaan diet
Prinsip umum :diet dan pengndalian berat badan merupakan dasar dari
penatalaksanaan DM.
Tujuan penatalaksanaan nutrisi :
a. Memberikan semua unsur makanan esensial missal vitamin,
mineral
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
c. Memenuhi kebutuhan energi
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap haridengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui
cara-cara yang aman dan praktis.
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
2. Latihan fisik
Latihan penting dalam penatalaksanaan DM karena dapat menurunkan
kadar glikosa darah dan mengurangi factor resiko kardiovaskuler.
Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan
pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin.
Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan olahraga.
3. Pemantauan
Pemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk deteksi dan
pencegahan hipoglikemi serta hiperglikemia.
4. Terapi
a. Insulin
Dosis yang diperlukan ditentukan oleh kadar glukosa darah
b. Obat oral anti diabetik
- Sulfonaria
 Asetoheksamid ( 250 mg, 500 mg )
 Clorpopamid(100 mg, 250 mg )
 Glipizid ( 5 mg, 10 mg )
 Glyburid ( 1,25 mg ; 2,5 mg ; 5 mg )
 Totazamid ( 100 mg ; 250 mg; 500 mg )

10
 Tolbutamid (250 mg, 500 mg )
- Biguanid
Metformin 500 mg
5. Pendidikan kesehatan
Informasi yang harus diajarkan pada pasien antara lain :
a. Patofisiologi DM sederhana, cara terapi termasuk efek samping
obat, pengenalan dan pencegahan hipoglikemi / hiperglikemi
b. Tindakan preventif(perawatan kaki, perawatan mata , hygiene
umum )
c. Meningkatkan kepatuhan progranm diet dan obat

VIII. PENGKAJIAN KEPERAWATAN


1. Aktivitas / istirahat ;
Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan , kram otot, tonus otot menurun,
Gangguan tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea, letargi,
disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot
2. Sirkulasi ;
Adanya riwayat hipertensi, MCI
Klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas
Ulkus, penyembuhan luka lama
Takikardi, perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun/tak ada, disritmia, krekles
Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
3. Integritas ego;
Stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi
Ansietas, peka rangsang
4. Eliminasi ;
Poliuri, nokturia, disuria, sulit brkemih, ISK baru atau berulang
Diare, nyeri tekan abdomen
Urin encer, pucat, kuning, atau berkabut dan berbau bila ada infeksi

11
Bising usus melemah atau turun, terjadi hiperaktif ( diare ), abdomen
keras, adanya asites
5. Makanan / cairan ;
Anoreksia, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa / karbohidrat
Penurunan berat badan
Haus dan lapar terus, penggunaan diuretic ( Tiazid ), kekakuan /
distensi abdomen
Kulit kering bersisik, turgor kulit jelek, bau halitosis / manis, bau buah
(nafas aseton ).
6. Neurosensori :
Pusing, pening, sakit kepala
Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia, gangguan
penglihatan, disorientasi, mengantuk, stupor / koma , gangguan memori
( baru, masa lalu ), kacau mental, reflek tendon dalam menurun/koma,
aktifitas kejang
7. Nyeri / kenyamanan ;
Abdomen tegang/nyeri, wajah meringis, palpitasi
8. Pernafasan ;
Batuk, dan ada purulen, jika terjadi infeksi
Frekuensi pernafasan meningkat, merasa kekurangan oksigen
9. Keamanan ;
Kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi, ulserasi, menurunnya
kekuatan umum / rentang gerak, parestesia/ paralysis otot, termasuk
otot-otot pernafasan,( jika kadar kalium menurun dengan cukup
tajam) ,demam, diaphoresis
10. Seksualitas ;
Cenderung infeksi pada vagina.
Masalah impotensi pada pria, kesulitan orgasme pada wanita

12
IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa umum yang muncul pada pasien Diabetes Melitus :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
defisiensi insulin, penurunan intake oral, status hipermetabolisme
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic,
kehilangan cairan gastric berlebihan , pembatasan cairan
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan
fungsi lekosit, perubahan sirkulasi
4. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan
perubahan zat kimia endogen, ketidakseimbangan elektrolit, glukosa,
insulin
5. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi,
misinterpretasi pengobatan.
X. INTERVENSI
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
defisiensi insulin, penurunan intake oral, status hipermetabolisme
Tujuan : klien mendapatkan nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil:
 BB stabil
 BB mengalami penambahan ke arah normal
Intervensi :
 Mandiri :
 Timbang BB setiap hari sesuai indikasi
 Tentukan program diet dan pola makan klien
 Auskultasi bising usus, catat adanay nyeri , mual muntah
 Berikan makanan oral yang mengandung nutrient dan elektrolit
sesuai indikasi
 Observasi tanda – tanda hipoglikemi

13
 Kolaborasi :
 Pantau kadar gula darah secara berkala
 Kolaborasi ahli diet untuk menentukan diet pasien
 Pemberian insulin / obat anti diabetik

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic,


kehilangan cairan gastric berlebihan , pembatasan cairan
Tujuan : klien memperlihatkan status hidrasi adekuat
Kriteria Hasil :
 TTV stabil dan dalam batas normal
 Nadi perifer teraba
 Turgor kulit dan pengisian akpiler baik
 Output urin tepat
 Kadar elektrolit dalam batas normal

Intervensi :
 Mandiri
 Kaji riwayat muntah dan diuresis berlebihan
 Monitor TTV, catat adanya perubahan TD ortostatik
 Kaji frekunsi, kwalitas dan dan pola pernafasan, catat adnya
penggunaan otot Bantu, periode apnea, sianosis,
 Kaji suhu, kelembapan, warna kulit
 Monitor nadi perifer, turgor kulit dan membran mukosa
 Monitor intake dan output cairan, catat BJ urin
 Kolaborasi
 Pemeriksaan Hb, Ht, BUN, Na, K, Gula Darah
 Pemberian terapi cairan yang sesuai (Nacl, RL, Albumin)

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan


fungsi lekosit, perubahan sirkulasi

14
Tujuan : klien terhindar dari infeksi silang
Kriteria hasil:
 Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah / menurunkan resiko
infeksi
 Klien mendemonstrasiakn tehnik gaya hidup untuk mencegah
infeksi
Intervensi :
 Mandiri
 Observasi tanda – tanda infeksi seperti panas, kemerahan,
keluar nanah, sputum purulen
 Tingkatkan upaya pencegahan dengan cucui tanganyang baik
pada semua orang yang berhubungan dengan klien, termasuk
klien sendiri
 Pertahankan tehnik aseptic pada setiap prosedur invasif
 Lakukan perawatan perineal dengan baikdan anjurkan klien
wanita untuk membersihkan daerah perineal dengan dari depan
ke belakang
 Berikan perawatan kulit secara teratur, masase daerah yang
tertekan , jaga kulit tetap kering
 Auskultasi bunyi nafas dan atur posisi tidur semi fowler
 Lakukan perubahan posisi dan anjurkan klien untuk batuk
efektif / nafas dalam bila klien sadar / kooperatif
 Bantu klien melakukan oral hygiene
 Anjurkan makan dan minum adekuat
 Kolaborasi
 Pemeriksaan kultur dan sensitivity test
 Pemberian antibiotik yang sesuai

4. resiko tinggi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan


perubahan zat kimia endogen, ketidakseimbangan elektrolit, glukosa,
insulin

15
Tujuan : persepsi sensori klien adekuat
Kriteria hasil :klien dapat mengobservasi adanya kerusakan persepsi
sensori
Intervensi :
 Mandiri :
 Orientasikan klien terhadap orang, tempat dan waktu
 Pantau TTV dan status mental
 Pelihara aktifitas rutin klien sekonsisten mungkin, dorong untuk
melakukan kegiatan sehari-hari
 Jadwalkan intervensi keperawatan yang tidak mengganggu
istirahat klien
 Lindungi dari cedera, pasang pagar tempat tidur, dan bantal pada
pagar
 Evaluasi lapang pandang penglihatan
 Kaji keluhan parestesia, nyeri / kehilangan sensori pada kaki,
kaji danya ulkus, kehilangan denyut nadi perifer
 Bantu klien dalam ambulasi / perubahan posisi
 Kolaborasi
 Pemeriksaan laboratorium : gula darah, osmolalitas darah,
Hb,Ht, ureum kreatinin
 Pemberian obat-obatan yang sesuai

5. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan


kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi,
misinterpretasi pengobatan
Tujuan : klien mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Kriteria hasil :
 Mengidentifikasi tanda dan gejala serta proses penyakit
 Melakukan perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam program
pengobatan
Intervensi :

16
 Mandiri
 Diskusikan topik utama seperti tanda dan gejala, penyebab,
proses penyakit serta komplikasiyang sesuai dengan tipe DM
klien
 Diskusikan rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat, dan
manajemen diet
 Buat jadwal aktifitas yang teratur, kaitkan dengan penggunaan
insulin
 Identifikasi gejal hipoglikemi, jelaskan penyebab dan
penanganannya
 Anjurkan untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan bebas
 Diskusiakn tentang pentingnya kontro untuk pemeriksaan gula
darah, program pengobatan dan diet secara teratur
 Diskusikan tentang perlunya program latihan
 Berikan informasi tentang perawatan sehari-hari missal
perawatan kaki

17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN
KEKURANGAN NUTRISI PADA Ny W
DI DESA KARANGMANGU RT 001 RW 001
BATURADEN, BANYUMAS

I. PENGKAJIAN
I. PENGKAJIAN
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien

Nama Lengkap Tn. A Suku bangsa Jawa


TTL 25 Oktober Pendidikan SMA
1961 terakhir
Jenis kelamin Laki-laki Alamat Pucungbedug
04/05
Status Menikah
perkawinan
Agama Islam Purwanegara

2. Keluarga yang bisa dihubungi


Nama : Tn H
Alamat : Pucungbedug 04/05
No. Telp : 085156334596
Hubungan dengan klien : Anak
3. Riwayat pekerjaan dan status klien
Pekerjaan saat ini : sudah pensiun
Sumber pendapatan :-
4. Aktivitas rekreasi
Hobi : jalan jalan
Berpergian/wisata : Pasar/Mengunjungi cucu
Keanggotaan organisasi : Prolanis

18
Genogram

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan

: Meninggal
: Pasien (lansia)
: Garis perkawinan
: Garis keturunan

B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan memiliki untuk pengecekan gula tinggi, sering
buang air kecil, dan mual, pandangan sering kabur.
b. Keluhan Tambahan
Klien mengatakan sering mengantuk, pusing dan sakit kepala lelah,
lesu dan mudah lapar.
2. Riwayat Penyakit Dahulu

19
Klien mengatakan kurang lebih 1 bulan yang lalu saat pengecekan gula
darah sebanyak 450 mg/dl.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit gula darah.
4. Kebiasaan
a. Merokok
Klien tidak merokok
b. Minum alkohol
Klien mengatakan tidak pernah minum minuman beralkohol.
c. Makanan sehari-hari
Klien mengatakan menu makanan yang dikonsumsi adalah nasi, sayur,
lauk, kadang buah.

d. Olah raga
Klien tidak pernah melakukan olah raga. Hanya melakukan aktivitas
ringan dirumah.
5. Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi obat dan makanan.
6. Obat yang dikonsumsi saat ini
Klien saat ini mengkonsumsi obat metformin dari hasil pengobatan bulan
lalu.
7. Riwayat Kesehatan Usila
a. Aspek Fisik
1) Klien memandang bahwa
kesehatan itu sangat penting, sehingga apabila ada yang merasa
sakit maka akan dibawa ke unit pelayanan kesehatan.
2) Klien tidak aktif dalam
kegiatan di lingkungan RT.
3) Klien biasa mandi 2 kali
sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2 sampai 3 hari sekali dan

20
mengganti pakaian 2 kali sehari, semua aktivitasnya dapat
dilakukan sendiri oleh Klien secara mandiri.
4) Dalam hal minuman Klien
tidak mempunyai pantangan.biasa minum air putih. Dalam sehari
tidur ± 8 jam sudah dengan istirahat siang. Klien BAK dalam sehari
± 4-7 kali, sedangkan BAB 1 kali, teratur.
5) Klien merasakan kalau
sekarang dirinya merasakan kaki kanannya nyeri atau pegel-pegel.
b. Aspek Psikologis
1) Klien mengalami kenaikan gula darah, sering mual, dan pandangan
kabur .
2) Klien mengatakan selalu berdoa dan tawakal pada Allah SWT dan
mau mengikuti saran perawat untuk berobat.
3) Klien mengatakan akan mempertahankan pola hidup sehat dan
bersih agar tetap sehat.
c. Aspek Sosial
1) Klien mengatakan tidak aktif ikut kegiatan pengajian dan kumpulan
di RT.
2) Klien mengatakan tidak ada kebiasaan di lingkungan yang tidak
disukai.
3) Klien mengatakan lingkungan dirumahnya baik, ramah dan saling
tolong menolong.
d. Aspek Budaya
1) Klien dan keluarga mengikuti budaya jawa tengah khususnya
budaya banyumas.
2) Klien dan keluarga tidak merasa keberatan dengan budaya yang
diikutinya.
e. Aspek Spiritual
1) Klien beragama islam dan
menjalankan sholat 5 waktu.

21
2) Klien percaya sehat dan sakit datangnya dari Allah SWT, asal kita
mau berdoa dan berusaha pasti ada jalan dari Allah SWT untuk
kesembuhannya.
f. Aspek Kognitif
Klien mengatakan belum paham benar cara mengendalikan tekanan
darah tingginya.

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Pengecekan Gula
Pada tanggal 31 Oktober 2023 : 282 mg/dl
Pada tanggal 31 Oktober 2023 : 530 mg/dl
b. Status gizi lansia
BB : 37 kg
TB : 150 cm
BMI : gizi kurang (kekurangan berat badan)
c. Personal hygiene : Klien tampak bersih mandi sehari 2 kali memakai
sabun, gosok gigi sehari 2 kali.
2. Sistem Persepsi Sensori
a. Pendengaran : pendengaran Klien baik
b. Penglihatan : penglihatan Klien kurang jelas untuk melihat jarak jauh,
tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
c. Pengecap / penghidu : pengecap dan penghidu Klien baik
d. Peraba : peraba Klien baik bisa merasakan panas dan dingin.
3. Sistem Pernafasan
a. Frekuensi nafas : 20 kali permenit.
b. Suara nafas : vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
c. Pemeriksaan pernafasan
Inspeksi : bentuk dada simetris
Palpasi : vocal premitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : sonor

22
Auskultasi : vesikuler
4. Sistem Kardiovaskuler
a. Tekanan darah : 130/90 mmHg
b. Nadi : 88 kali permenit
c. Capilary refill : ≤ 2 detik
d. Pemeriksaan kardiovaskuler
Inspeksi : tampak ictus cordis
Palpasi : teraba ictus cordis di ICS 5 kiri
Perkusi : pekak pada ICS 2 – 6 kiri
Auskultasi : reguler bunyi jantung I – II
5. Sistem Saraf Pusat
a. Kesadaran : kesadaran compos mentis, GCS E4 M6 V5 : 15
b. Orientasi orang : baik, bisa menyebutkan nama anggota keluarga
c. Orientasi waktu : baik, bisa menyebutkan hari, tanggal dan tahun
6. Sistem Gastrointestinal
a. Nafsu makan : nafsu makan Klien baik
b. Pola makan : makan sehari 3 kali (pagi, siang dan sore)
c. Pola BAB : 1 kali sehari, teratur tidak konstipasi
d. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : perut datar dan simetris
Auskultasi : bising usus 12 kali permenit
Perkusi : timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi abdomen
7. Sistem Muskuloskeletal
a. Deformitas : tidak ada kelainan bentuk tulang punggung, tangan
dan kaki
b. Rentang gerak : kedua tangan dan kaki dapat digerakan
c. Nyeri : kaki kanan mengalami nyeri atau pegel – pegel
dan sedikit kaku
d. Benjolan / radang : tidak ada benjolan dan radang pada Ny W
e. Kemampuan ADL

23
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah / berjalan √
Ambulasi / ROM √

Keterangan:
0 : mandiri
1 : alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total

8. Sistem Integumen
Kulit sedikit keriput, tidak terdapat luka, turgor kulit baik dan rambut
tampak beruban.
9. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi normal, Klien memiliki 4 orang anak.
10. Sistem Genitourinaria
a. Pola : Klien BAK 4-7 kali sehari
b. Inkontinensia : Klien masih bisa menahan kencing, tidak
mengalami nyeri saat BAK, urine warna kuning.
D. Data Penunjang
1. Pengkajian Fungsional
Psikososial
Jelaskan kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang, sikap klien pada orang
lain, harapan klien dalam melakukan sosialisasi, kepuasan dalam sosialisasi dan

24
lainnya.
Klien dapat berinteraksi sosial dengan baik dengan keluarga dan tetangga.
Emosional
Pertanyaan Tahap 1
1. Apakah klien mengalami sukar tidur? Tidak
2. Apakah klien merasa gelisah? Tidak
3. Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? Tidak
4. Apakah klien sering was-was atay kuatir? Tidak
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika ≥ 1 memiliki jawaban “ YA”

Pertanyaan Tahap 2
1. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ? Tidak
2. Ada masalah atau banyak pikiran ? Tidak
3. Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain Tidak
4. Menggunakan obat tidur/penenangnatas anjuran dokter ? Tidak
5. Cenderung mengurung diri? Tidak
Bila ≥ 1 memiliki jawaban “YA” maka Lansia memiliki masalah emosional
positif (+)
Spiritual
Kaji agama, kegiatan keagamaan, konsep/keyakinanklien tentang kematian,
harapan-harapan klien, dan lainnya

Interpretasi Hasil : Klien tidak mengalami masalah emosional


2. Pengkajian MMSE (Mini Mental State Examination)
Skor
Item Penilaian
Tertinggi Nilai Klien
Orientasi
1. Sekarang ini (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), 5 5
(hari) apa?
2. Kita berada di mana ? (negara), (provinsi), (kota), 5 5
(panti wredha), (lantai/kamar)
Registrasi Memori

25
3. Sebutkan 3 objek 3 3
Masing-masing objek 1 detik, lansia diminta
mengulang 3 nama objek yang telah disebutkan
oleh pemeriksa. Nilai 1 pada setiap objek yang
benar. Ulangi sampai lansia dapat menyebutkan
dengan benar. Catat jumlah pengulangan yang
dilakukan.
Atensi dan Kalkulasi
4. Minta klien untuk mengkurangkan 100 dengan 5, 5 5
kemudian hasilnya berturut-turut dikurangkan
dengan 5 sampai pengurangan kelima (100; 95;
90; 85; 80). Nilai 1 untuk jawaban yang benar
Pengenalan Kembali (Recall)
5. Lansia diminta untuk menyebutkan kembali 3 objek 3 3
di atas (pertanyaan no 3)
Bahasa
6. Lansia diminta menyebutkan 2 benda yang 2 2
ditunjukkan oleh perawat
7. Lansia diminta mengulangi ucapan perawat 3 1 1
kata : saya ingin duduk
8. Lansia mengikuti peritah : ambil kertas, lipat 3 3
menjadi 2 dan letakkan di tangan kanan anda
9. Lansia diminta membaca dan melakukan perintah: 1 1
pejamkan mata anda
10. Lansia diminta menulis kalimat singkat tentang 1 0
pikiran/perasaan secara spontan. Kalimat terdiri
dari 2 kata (subjek dan predikat): saya sedih
11. Lansia diminta menggambar bentuk 1 0

Total Skor 30 28

26
Intepretasi hasil:
Jumlah respon dijumlahkan dan dikategorikan menjadi:
a. >23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik
b. 18-23 : kerusak aspek fungsi mental ringan
c. ≤ 17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Kesimpulan Hasil : aspek kognitif dan fungsi mental baik
3. Pengkajian Katz Indeks
Mandiri Tergantung
No Aktivitas
(nilai 1) (nilai 0)
1 Mandi di kamar mandi (mengosok, 1
membersihkan, mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka dan 1
mengeringkan
3 Memakan makanan yang telah disiapkan 1
4 Memelihara kebersihan diri untuk penampilan 1
diri (menyisir rambut, keramas, gosok gigi,
mencukur kumis)
5 BAB di WC (membersihkan dan mengeringkan 1
daerah bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses 1
7 BAK di kamar mandi (membersihkan dan 1
mengeringkan daerah kemaluan)
8 Dapat mengontrol keluarnya air kemih 1
9 Berjalan tanpa alat bantu seperti tongkat 1
10 Menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan 1
11 Melakukan pekerjaan rumah : menyapu, 1
mencuci pakaian, dll
12 Berbelanja kebutuhan sendiri/keluarga 0
13 Mengelola keuangan (menyimpan dan 1

27
menggunakan uang sendiri)
14 Menggunakan saran transportasi umum dalam 1
berpergian
15 Menyiapkan obat dan meminum sesuai takaran 1
(waktu, takaran tepat)
16 Merencanakan dan mengambil keputusan untuk 1
kepentingan keluarga dalam hal penggunaan
uang, aktivitas sosial yang dilakukan dan
kebutuhan akan pelayanan kesehatan
17 Melakukan aktivitas di waktu luang 1
(keagamaan, sosial, hobi)
Jumlah Total Point Mandiri 16

Jumlah total point 13 – 17 : mandiri


Jumlah total poin 0 – 12 : ketergantungan
Kesimpulan : pasien mandiri dan tidak ketergantungan
4. Pengkajian Morse Falls (Resiko Jatuh Lansia)
Skala
No Item Nilai
Tidak Ya
1 Riwayat jatuh : apakah lansia pernah jatuh dalam 0 25 0
3 bulan terakhir
2 Diagnosa sekunder: apakah lansia memiliki lebih 0 15 15
dari 1 penyakit?
Alat bantu jalan:
3 Bed rest / dibantu perawat 0 0 0
Kruk/tongkat/walker 0 15 0
Berpegangan pada benda sekitar (kursi, lemari, 0 30 0
meja)
4 Terapi intravena: apakah saat ini lansia terpasang 0 20 0
infus
Gaya berjalan/berpindah

28
5 Normal/bed rest/immobile (tidak dapat bergerak 0 0 0
sendiri)
Lemah (tidak bertenanga) 0 10 0
Gangguan/ tidak normal (pincang/diseret) 0 20 0
Status mental
6 Lansia menyadari kondisinya 0 0 0
Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 0 15 0
Total Nilai 15

Interpretasi:
a. Tidak beresiko : 0 – 24 (perawatan dasar)
b. Resiko rendah : 25 – 50 (pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar)
c. Resiko tinggi : ≥ 51 (pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh resiko tinggi)
Kesimpulan : tidak beresiko jatuh (memerlukan perawatan dasar).

5. Pengkajian Skala Depresi Lansia


Keadaan yang dirasakan selama seminggu Nilai Respon
No Nilai
terakhir Ya Tidak
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan 0 1 0
kehidupan anda?
2 Apakah anda telah meninggalkan banyak 1 0 0
kegiatan dan minat atau kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda 1 0 0
kosong atau merasa kesepian?
4 Apakah anda sering merasa bosan? 1 0 0
5 Apakah anda memiliki semangat yang 1 0 1
bagus dalam sebagian besar hidup anda?
6 Apakah anda takut, kwatir bahwa aka nada 1 0 1
sesuatu yang buruk terjadi pada anda?
7 Apakah anda merasa bahagia dalam 0 1 0

29
sebagian besar hidup anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? 1 0 0
9 Apakah anda lebih suka tinggal di wisma 1 0 0
atau di rumah daripada pergi keluar untuk
mengerjakan sesuatu yang baru?
10 Apakah anda merasa memiliki banyak 1 0 0
masalah dengan daya ingat anda
dibandingkan dengan kebanyakan orang ?
11 Apakah anda pikir bahwa hidup anda 0 1 0
sekarang ini menyenangkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga? 1 0 0
13 Apakah anda merasa penuh dengan energy / 0 1 0
kekuatan?
14 Apakah anda merasa apa yang anda alami 1 0 0
sekarang ini/keadaan anda saat ini tidak ada
harapan?
15 Apakah anda piki bahwa orang lain lebih 1 0 0
baik keadaannya daripada anda?
Total Nilai 2

Intepretasi:
Jumlah respon dijumlahkan dan dikategorikan menjadi:
a. Skor 10 – 15 : depresi berat
b. Skor 5 – 9 : depresi sedang
c. Skor 0 – 4 : normal
Kesimpulan: Ny W tidak mengalami depresi (normal)
6. Pengkajian Pola Komunikasi Lansia
No Aspek yang dinilai Uraian

30
1 Pendengaran a. Pendengeran adekuat tanpa
menggunakan hearing- aid
b. Pendengeran adeuat dengan
menggunakan hearing-aid
c. Sedikit mengalami kesulitan bila
lingkungan ramai
d. Hanya dapat mendengar dalam situasi
khusus (harus dengan suara keras dan
jelas)
e. Pendengaran terganggu walaupun
menggunakan hearaing-aid
2 Kemampuan memahami a. Dapat memahami
informasi b. Pada umumnya dapat memahami,
hanya kehilangan sebagian atau pesan
tertentu
c. Kadang-kadang dapat memahami
d. Jarang/tidak memahami
3 Kejelasan bicara a. Bicara jelas
b. Bicara tidak jelas (kata-kata tidak jelas,
omat- kamit)
c. Tidak dapat bicara
4 Perubahan pola Bandingkan dengan pola komunikasi pada 3
komunikasi bulan terakhir atau dengan pengkajian
sebelum ini:
a. Tidak ada perubahan
b. Beratmbah baik
c. Bertambah buruk
Keterangan: a. Pendengeran adekuat tanpa
Tulis kondisi klien menggunakan hearing- aid
b. Dapat memahami informasi

31
c. Bicara jelas
d. Tidak ada perubahan pola komunikasi

Kesimpulan: pola komunikasi Klien baik

E. Terapi yang diberikan


Saat dilakukan pengkajian Klien menerima therapy
1. Ezelin 0-0-22ui
2. Novorapid 3.4ui

II. ANALISA DATA


No Data Problem Etiologi
1 Data Subjektif : Defisit Nutrisi Peningkatan
1) Klien mengatakan untuk hasil (D.0019) kebutuhan
pengecekan gula darahnya metabolisme
tinggi,
2) Klien mengatakan sering
buang air kecil saat malam,
3) Klien mengatakan mual,
4) Klien mengatakan pandangan
sering kabur.
Data Objektif :
1) Tekanan darah : 130/90
mmHg
2) BB : 37 kg
3) TB : 150 cm
2 Data Subjektif : Resiko Kurang terpapar
1) Klien mengatakan sering Ketidakseimbangan informasi tentang
mengantuk, Kadar Glukosa Darah manajemen diabetes.
2) Klien mengatakan pusing dan (D.0038)
sakit kepala

32
3) Ny. W mengatakan mudah
lelah, lesu,
4) Ny. W mengatakan mudah
lapar padahal baru selesai
makan.
Data Objektif :
Tekanan darah: 130/90 mmHg
BB : 37 kg
TB : 150 cm
Pada 31-10-23 jm 12 : 282 mg/dl
Pada 31-10-23 jam 18 : 530 mg/dl

III. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisit Nutrisi Berhubungan Dengan Peningkatan kebutuhan metabolisme.
2. Resiko Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah berhubungan dengan
Kurang terpapar informasi tentang manajemen diabetes.

33
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tanggal Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 1 Defisit Nutrisi Status Nutrisi (L.03030). Manajemen Nutrisi (I.03118).
November (D.0019) Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Observasi:
2021 1 kali kunjungan diharapkan Status Nutrisi Identifikasi status nutrisi.
meningkat dengan kriteria hasil : Identifikasi makanan yang disukai
Indikator A T Monitor berat badan.
Berat Bedan 2 5
Indeks Massa Tubuh 1 4 Terapeutik:
Frekuensi makan 3 5 Sajikan makanan secara menarik
Nafsu makan 3 5 Berikan makanan tinggi protein dan kalori
Berikan suplemen, jika diperlukan.
keterangan :
1 : memburuk 4 : cukup membaik Edukasi:
2 : cukup memburuk 5 : membaik Anjurkan posisi duduk, jika mampu
3 : sedang
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori & nutrisi.

34
2 1 Resiko Kestabilan kadar glukosa darah (L.03022). Manajemen Hiperglikemi (I.03115)
november ketidakseimbangan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Oservasi:
2021 kadar glukosa 1 kali kunjungan diharapkan kadar glukosa darah Monitor kadar glukosa.
darah meningkat dengan kriteria hasil : Monitor tanda dan gejala hiperglikemia.
Indikator A T Monitor intake output cairan.
Mengantuk 3 5
Pusing 2 5 Terapeutik:
Lapar 2 5 Berikan asupan cairan oral
Lemah lesu 3 5 Konsultasikan dengan pihak medis
Kadar glukosa dalam darah 1 5
Edukasi:
keterangan : Anjurkan monitor kadar glukosa sendiri
1 : menurun 4 : cukup meningkat Anjurkan diet dan olahraga
2 : cukup menurun 5 : meningkat Ajarkan pengelolaan diabetes
3 : sedang
Kolaborasi:
Pemberian insulin dan cairan iv bila perlu.

35
V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tanda
Tgl Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tangan
2 Defisit 16.00 1. Mengidentifikasi terkait status S : Ny W mengatakan bahwa sedikit mengerti
Novemb Nutrisi WIB gizi Ny W tentang makanan 4 sehat 5 sempurna
er 2021 2. Memberikan penyuluhan
terkait gizi seimbang pada Ny O: Ny W tampak serius memperhatikan isi
W penyuluhan
3. Memberikan contoh makanan
4 sehat 5 sempurna A: Masalah keperawatan belum teratasi
4. Membuat makanan yang sehat Indikator A T A
dan bergizi Berat Bedan 2 5 4
Indeks Massa Tubuh 1 4 3
Frekuensi makan 3 5 4
Nafsu makan 3 5 4
keterangan :
1 : memburuk 4 : cukup membaik
2 : cukup memburuk 5 : membaik

36
3 : sedang
P: Lanjutkan intervensi
1. Ajari Ny W terkait cara membuat
makanan yang sehat dan bergizi
2. Contohkan makanan yang bergizi 4 sehat
5 sempurna
3 Resiko 17.00 1. Memantau kadar gula darah S : Ny W mengatakan bahwa jika gula
november ketidaksei WIB Ny W darahnya tinggi maka akan sering pusing,
2021 mbangan 2. Kurangi makanan yang dapat lemah, lesu.
kadar mempengaruhi gula darah O: Ny W tampak mengamati isi terkait gula
glukosa darah yang dijelaskan oleh pemateri
darah A: Masalah keperawatan teratasi sebagian.
Indikator A T A
Mengantuk 3 5 3
Pusing 2 5 4
Lapar 2 5 4
Lemah lesu 3 5 5
Kadar glukosa dalam darah 1 5 3

37
keterangan :
1 : menurun 4 : cukup meningkat
2 : cukup menurun 5 : meningkat
3 : sedang

P : Pertahankan intervensi
motivasi Ny W untuk konsisten
menerapkan perilaku tentang cara
mengendalikan gula darah.

38
BAB IV
PEMBAHASAN

Hasil
Dari hasil analisa data diatas dan asuhan keperawatan didapatkan data
bahwa diagnosa yang muncul adalah Defisit Nutrisi Berhubungan Dengan
Peningkatan kebutuhan metabolisme hal ini diangat dari data Data Subjektif :
Ny.W mengatakan untuk hasil pengecekan gula darahnya tinggi, Ny.W
mengatakan sering buang air kecil saat malam, Ny.W mengatakan mual, Ny.W
mengatakan pandangan sering kabur. Data Objektif : Tekanan darah: 130/90
mmHg, BB: 37 kg, TB: 150 cm dan Resiko Ketidakseimbangan Kadar Glukosa
Darah berhubungan dengan Kurang terpapar informasi tentang manajemen
diabetes hal ini didapatkan dari Data Subjektif :Ny. W mengatakan sering
mengantuk, Ny. W mengatakan pusing dan sakit kepala, Ny. W mengatakan
mudah lelah, lesu, Ny. W mengatakan mudah lapar padahal baru selesai makan.
Data Objektif : Tekanan darah: 130/90 mmHg, BB: 37 kg, TB: 150 cm.

Hambatan
Setelah dilakukan pengkajian dan melakukan asuhan keperawatan tidak
mengalami hambatan dalam mengumpulkan data, melakukan intervensi, yang
telah dilakukan sehingga sudah didapatkan data yang baik dan cukup bermanfaat.

39
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil analisa data diatas dan asuhan keperawatan didapatkan data
bahwa diagnosa yang muncul adalah Defisit Nutrisi Berhubungan Dengan
Peningkatan kebutuhan metabolisme dan Resiko Ketidakseimbangan Kadar
Glukosa Darah berhubungan dengan Kurang terpapar informasi tentang
manajemen diabetes.

Saran
Semoga dengan analisa data yang sudah didapatkan dapat memberi
gambaran untuk pendidikan keperawatan dalam menyusun asuhan keperawatan.

40
DAFTAR PUSTAKA

Lynda Juall Carpenito. Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Jakarta :


EGC ; 2001
Long, B.C. Essential of medical – surgical nursing : A nursing process
approach. Volume 3. Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung: IAPK Padjajaran;
1996
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical –
surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2000 (Buku
asli diterbitkan tahun 1996)
Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U.
Jakarta: EGC; 2001
Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of disease
processes. 4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 2000
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans:
Guidelines for planning and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa,
I.M. Jakarta: EGC; 1999 (Buku asli diterbitkan tahun 1993)
Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2001
Arif Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapius ; 2000

41

Anda mungkin juga menyukai