Disusun Oleh :
KELOMPOK 8:
1. DIDIK SETIAWAN ( 2021020160 )
2. TZALIS UBAIDILAH PAMUNGKAS
( 2021020203 )
3. ATIK WAKIAH ( 2021020149 )
A. Latar Belakang
Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien adalah
mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan memberikan perawatan
kulit yang terencana dan konsisten. Perawatan kulit yang tidak terencana dan konsisten
dapat mengakibatkan terjadinya gangguan integritas kulit (Hoff, 1989 dalam Potter &
Perry, 2005). Gangguan integritas kulit dapat disebabkan oleh jamur,virus, kuman, parasit
hewani, air yang tercemar dan lainlain. Mikroorganisme (bakteri, jamur) merupakan salah
satu penyebab terjadinya penyakit kulit seperti dermatitis (Rahmanita, 2013).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
memberikan asuhan keperawatan dengan masalah Gangguan Kebutuhan Dasar
Aman Nyaman : Kerusakan Integritas Kulit
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah Gangguan
Kebutuhan Dasar Aman Nyaman : Kerusakan Integritas Kulit.
b. Mahasiswa mampu menentukan masalah keperawatan pada pasien : Kerusakan
Integritas Kulit
c. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan
masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman : Kerusakan Integritas Kulit.
d. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan
masalah masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman : Kerusakan Integritas
Kulit.
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan masalah
Gangguan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman : Kerusakan Integritas Kulit.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Dermatitis adalah peradangan kulit pada epidermis dan dermis sebagairespons
terhadap pengaruh faktor eksogen atau endogen yang menimbulkan gejalaklinis berupa
efloresensi polimorfik (eritema, edema, papula, vesikel, skuama) dangatal (Rospa, 2009:
91). Dermatitis kontak ialah dermatitis karena kontakeksternal, yang menimbulkan
fenomen sensitisasi (alergik) atau toksik (iritan)(Arif, dkk. 2000: 87). Dermatitis kontak
dibagi menjadi dua yaitu kontak iritan dan kontak alergi
Dermatitis kontak iritan terjadi setelah pajanan lama atau berulang pada trauma fisik
atau kimiawi (misalnya cairan industri) dan bisa terjadi pada siapa pun yang terpajan
(David,dkk, 2007: 343). Sedangkan Dermatitis kontak alergi yaitu penyakit yang timbul
akibat terjadinya reaksi hipersensitivas tipe lambat terhadap suatu alergen eksternal
(Robin Graham, dkk. 2005: 69). Hasil Penelitian Febria Suryani tahun 2011, faktor yang
dapat mempengaruhi terjadinya dermatitis kontak dapat terbagi dalam dua faktor, faktor
langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung meliputi bahan kimia dan lama
kontak. Faktor tidak langsung yaitu Suhu dan Kelembaban, Masa Kerja, Usia, Jenis
Kelamin, Ras, Riwayat Alergi, Personel Hygine, Penggunaan Alat Pelindung Diri.
Bahan kimia merupakan penyebab utama dari penyakit kulit dan gangguan pekerjaan.
Kontak dengan bahan kimia merupakan penyebab terbesar dermatitis Universitas
Sumatera Utara 2 kontak alergi. Dalam hal ini bahan kimia yang sering menyebabkan
dermatitis kontak alergi yaitu bahan-bahan kimia yang ada dalam produk kosmetik,
perhiasan (nikel), bahan kimia dalam pewarna kain.
Dermatitis kontak alergika adalah dermatitis yang timbul akibat paparan alergen baik
sebentar maupun bertahun-tahun.Dermatitis kontak alergi tidak berhubungan dengan
atopi,tetapi berhubungan dengan reaksi hipersensitivitas tipe IV yang juga di mediatori
oleh limfosit yang dapat menyebabkan inflamasi kulit. Dermatitis kontak alergi
disebabkan oleh substansi dari luar dan pada dermatitis ini timbul reaksi
imunologik,reaksi antigen antbodi,dapat terjadi akut,subakutdan kronik.(Mahdi,20).
Sistem integumen (Kulit) merupakan suatu massa atau jaringan terbesar di tubuh.
Kulit bekerja melindungi struktur-struktur dibawahnya dan berfungsi sebagai cadangan
kalori. Kulit mencerminkan emosi dan stress yang kita alami,serta berdampak pada
penghargaan orang lain tehadap kita. Selama hidup, kulit dapat terpotong, tergigit,
mengalami iritasi, tebakar atau terinfeksi. Akan tetapi, memiliki kapasitas dan daya tahan
yang luar biasa untuk pulih.(Muttaqin,2011) Kulit merupakan organ tubuh yang terletak
paling luar dan membatasi tubuh paling luar,kulit tidak bisa tepisah dari kehidupan
manusia yang merupakan organ esensial dan vital,kulit juga merupakan cermin kesehatan
dari kehidupan seseorang.(Hetharia,Rospa 2009)
Anatomi Fisiologi Kulit Kulit merupakan organ tubuh yang paling luar dan membatasi
bagian dalam tubuh dari lingkungan luar dan merupakan pembungkus yang elastis. Kulit
terdiri atas tiga lapisan, yang masing-masing memiliki berbagai jenis sel dan memiliki
fungsi yang bermacam-macam. Ketiga lapisan tersebut adalah epidermis, dermis dan
subkutis. (Muttaqin,2011)
1. Lapisan epidermis
Stratum korneum (lapisan tanduk) adalah : lapisan kulit yang paling luar dan terdiri
atas sel gepeng yang mati,tidak berinti,dan protoplasmanya berubah menjadi keratin (zat
tanduk).
Stratum lusidium terdapat langsung dibawah lapisan korneum, yang merupakan
lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang
disebut eleidin. Lapisan ini tampak/nyata pada telapak tangan dan kaki.
Stratum granulosum(Lapisan keratohialin) merupakan 2 atau 3 lapisan sel-sel
gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar serta terdapat inti diantranya dan terdapat jelas
pada telapak tangan dan kaki.
Stratum spinosum (Sratum malphigi) disebut juga picle cell layer (Lapisan akanta).
Sel stratum spinosum mengandung bayak glikogen. Stratum basale terdiri dari sel yang
bebentuk kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal pada pebatasan dermon epidermal
seperti pagar (palisade) dan merupakan lapisan epidermis yang paling bawah,sel basal ini
mengadakan mitosis yang berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri dari 2 jenis sel: Sel-
sel ini berbentuk kolumnar dengan protoplasma terbentuk inti lonjong dan besar
berhubungan satu degan yang lain oleh jembatan antar sel. Sel pembentuk melamin
(melanosit) atau clear cell merupakan sel berwarna muda,dengan sitoplasma basofisik
dan inti gelap yang mengandung butir pigmen (melanosomes).
2. lapisan dermis Lapisan ini tepatnya dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari
pada epidermis dan terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat. Secara garis besar
elemen seluler dan folakel rambut dibagi 2 yaitu:
Pars papilare adalah bagian yang menonjol ke epidermis yang berisi ujung serabut
saraf dan pembuluh darah.
Pars retikulare adalah bagian yang dibawahnya menonjol kearah subkutan tediri dari
serabut-serabut penunjang,misalnya serabut (kolagen,elastin, dan retikulin). Dasar
(matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental, asam hialuronat dan kondroitin sulfat yang
terdapat pula fibroblast. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas,membentuk ikatan
(bundel) yang mengandung hidro ksiprolin dan hidroksilin. Kolagen muda bersipat lentur
(dengan betambah umur menjadi kurang larut sehingga stabil) serabut elastin biasanya
bergelombang,berbentuk amorft, mudah mengembang dan lebih elastis.
3. Lapisan subkutis Lapisan ini adalah kelanjutan dari dermis dan terdiri dari jaringan
ikat longgal berisi sel-sel lemak di dalamnya lapisan sel sel lemak disebut panikutus
Adipose berbentuk bulat dengan intinya terdesak kepinggir,sehingga membentuk
cicncin.Fungsi penikulus adiposa adalah sebagai shok breaker atau pegas bila tekanan
trauma mekanis yang menimpa pada kulit,isolator panas atau untuk mempertahankan
suhu, penimbunan kalori dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Dibawah subkutan
terdapat selaput otot dan lapisan berikutnya adalah otot.
Fungsi Kulit Kulit merupakan organ eksresi tempat pengeluaran keringat , bagian
kulit yang berfungsi intuk ini adalah bagian kelenjar keringat, hal ini berfungsi untuk
mengatur suhu tubuh, keringat yang dikeluarkan dapat menyerap panas tubuh ,untuk
mempertahanka panas tubuh agar tetap stabil. Selain sebagi alat eksresi kulit
jugaberfungsi sebagai berikut :
Fungsi proteksi yaitu kulit berfungsimenjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan
fisik atau mekanis. Gangguan fisis misalnya : - Tekanan - Gesekan - Tarikan
Gangguan kimiawi misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan. Contoh : Lisol,
karbol, asam dan alkali kuat lainnya. Gangguan bersifat panas misalnya :
Radiasi ,sengatan sinar ultra violet. Gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri
maupun jamur.
Fungsi absorsi, karena kulit yang sehat tidak mudah menyerap air,larutan dan benda
padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitujuga yang larut
dalam lemak.
Fungsi eksresi yaitu fungsi kelenjar-kelnjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak
berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh seperti : NaCl,urea,asam urat dan
amonia.
Fungsi persebsi, fungsi terhadap rangsangan panas yang di perankan oleh badan-
Ruffini di dermis dan subkutis. Fungsi terhadap rangsangan dingin di perankan oleh
badan krause yang terletak di dermis. Badan taktil meissner terletak di papilla dermis
peran terhadap rabaan. Fungsi badan vater paccini di epidermis berperan terhadap
tekanan.
Fungsi pengaturan suhu tubuh (Thermogulasi),peran kulit untuk mengeluarkan suhu
keringat dan menegerutkan otot (kontraksi otot) pembuluh darah kulit.
Fungsi pembentuk pigmen, terletak di lapisan basal ini berasal dari rigi saraf
( melanosit) dan peran untuk memnentukan warna kulit,ras maupun individu. Universitas
Sumatera Utara 10
Fungsi pembentuk vitamin D,dapat mengubah 7 dihidrognisi kolesterol dengan
bantuan sinar matahari, kebutuhan vitamin tidak cukup dengan sinar matahari sehingga
vitamin D dapat di perlukan dengan pemberian sistem vitamin D sistemik.
Fungsi Karatinisasi
Reaksi alergi timbul akibat paparan terhadap bahan yang pada umumnya tidak
berbahaya dan banyak ditemukan dalam lingkungan, disebut alergen.
Keadaan panas dan dingin yang ekstrim
Frekuensi kontak dengan air dan sabuh
Penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya. Respon inflamais pada kulit pada demaititis
kontak diperantarai melalui hipersensitivitas lambat jenis selula tipe IV.
C. Gejala dan tanda
Manifestasi Klinis Gejala yang umum dirasakan penderita adalah pruritus yang
umumnya konstan dan seringkali hebat ( sangat gatal ). Dermatitis kontak alergi biasanya
ditandai dengan adanya lesi eksematosa berupa eritema, udem, vesikula dan terbentuknya
papulovesikula; gambaran ini menunjukkan aktivitas tingkat selular. Vesikel-vesikel
timbul karena terjadinya spongiosis dan jika pecah akan mengeluarkan cairan yang
mengakibatkan lesi menjadi basah. Mula-mula lesi hanya terbatas pada tempat kontak
dengan alergen, sehingga corak dan distribusinya sering dapat menunjukkan kausanya,
misalnya: mereka yang terkena kulit kepalanya dapat curiga dengan shampo atau cat
rambut yang dipakainya. Mereka yang terkena wajahnya dapat curiga dengan cream,
sabun, bedak dan berbagai jenis kosmetik lainnya yang mereka pakai. Pada kasus yang
hebat, dermatitis menyebar luas ke seluruh tubuhCiri khas dermatitis kontak alergi adalah
radang yang secara perlahan meluas, batas peradangan tidak jelas ( difus ), rasa sakit dan
panas tidak sehebat pada dermatitis kontak iritan. Perjalanan dermatitis kontak alergi
dapat akut, sub-akut, ataupun kronis. Dermatitis kontak alergi akut ditandai dengan
erupsi eksematosa dengan eritem, udem, papula, vesikula dan biasanya bula, serta patch
berbatas tegas, single, ataupun multiple dengan berbagai bentuk dan ukuran, akan tetapi
umumnya diskoid. Erupsi umumnya dapat saling berpengaruh, sehingga daerah yang
terkena dapat meluas. Intensitas dermatitis dapat memberat pada hari ke empat sampai
hari ke tujuh, jika tidak diberi pengobatan dan sudah tidak ada kontak dengan alergen.
Penyembuhan biasanya terjadi pada satu sampai dua minggu hingga satu bulan.
Dermatitis sub-akut ditandai dengan eritem, udem yang minimal, vesikula dan krusta.
Dermatitis kronik tampak sebagai patch kering yang meng-alami likhenifikasi dan
berskuama serta fisura. Fase knonik sangat sulit dibedakan dengan dermatitis kontak
iritan, baik secara klinis maupun histopatologis, karena pada keduanya sama-sama
ditemukan eritema, penebalan, deskuamasi, Universitas Sumatera Utara 13 fisura dan
gatal. Diagnosis didasarkan atas hasil anamnesis yang cermat dan pemeriksaan klinis
yang teliti. Anamnesis Anamnesis berperan sangat penting dalam menegakkan diagnosis.
Anamnesis harus dilakukan dengan teliti, karena sangat menentukan terapi maupun
follow-up-nya, yaitu untuk sedapat mungkin mencegah kekambuhan. Pada anamnesis
perlu ditanyakan pekerjaan, hobi, riwayat kontak dengan kontaktan atau objek personal,
misalnya tentang pemakaian kosmetik, pakaian baru, pemakaian jam tangan atau
perhiasan. Selain itu, perlu ditanyakan juga perihal riwayat atopi serta pengobatan yang
pernah diberikan, baik oleh dokter maupun yang dilakukan sendiri. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan adanya eritema, edema, papula dan vesikula yang jika pecah akan
membentuk dermatitis yang basah. Lokasi lesi biasanya pada tempat kontak, tidak
berbatas tegas, dan pada penderita yang sensitif dapat meluas. Dalam membantu
penegakan diagnosis dikenal istilah regional diagnosis. Bagian-bagian tubuh tertentu
sangat mudah tersensitisasi dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya, misalnya:
kelopak mata, leher dan genital, sedangkan pada bagian tubuh yang kulitnya tebal agak
sulit terjadi dermatitis kontak alergi, seperti telapak tangan, telapak kaki dan kulit kepala.
Bila terjadi kontak pada daerah itu, maka daerah yang berbatasan yang kulitnya tipislah
yang mengalami dermatitis.Kelopak mata sangat mudah bereaksi terhadap pemakaian
kosmetik (maskara), obat (tetes mata), air borne alergen ( hair spray, debu, serbuk sari )
atau terhadap alergen yang terbawa oleh jari tangan (cat kuku). Untuk leher, penyebab
umum drmatitis kontak alergi adalah kosmetik, parfum, perhiasan (kalung) yang
mengandung nikel yang menyebabkan coin shape dermatitis. Dermatitis dan air borne
alergen dan photo sensitizer akan berbatas tegas atau menggambarkan segi tiga di fossa
suprasternal. Untuk daerah genital, baik pada laki - laki maupun perempuan akan
bereaksi terhadap alergen dengan tanda utama udem dan gatal. Sensitizing-agent dapat
dibawa ke genital ofeh tangan. Benda-benda dari karet, seperti kondom, pesarium,
pakaian serta obatUniversitas Sumatera Utara 14 obat topikal merupakan causative agent
yang sering ditemukan. Bagian-bagian tubuh lain yang juga sering merupakan tempat
terjadinya dermatitis, walaupun kurang sensitif (reaktif),adalah :
1. Lengan dan tangan ; hampir 2/3 kasus dermatitis melibatkan tangan. Pada kasus
dermatitis karena pekerjaan, erupsi pertama muncul di tangan, kemudian menyebar ke
lengan bawah. Cairan biasanya berefek di interdigital space; house wives contact
dermatitis biasanya muncul di bawah cincin kawin. Pada pekerja yang menggunakan
karet pelindung, dermatitis biasanya muncul pada sisi atas karet pelindung.
2. Muka ; daerah yang paling sering terkena setelah lengan dan tangan. Biasanya
dipengaruhi oleh pemakaian kosmetik atau obat. Juga oleh respon terhadap suatu kontak
dan daerah sekitarnya, terutama dan kelopak mata.
3. Bibir dan daerah perioral ; biasanya disebabkan oleh lipstick dan bermanifestasi
bibir kering dan pecah.
4. Paha dan tungkai bawah ; clothing dermatitis dapat mempengaruhi bagian dalam
dan bagian belakang paha, biasanya dimulai dan tepi bawah rok dan nyata pada fossa
poplitea. 5. Kaki; kaus kaki merupakan penyebab paling banyak dermatitis pada kaki.
D. Patofisiologi
Alergi Kontak yang lebih lama pada bagian tubuh yang sama atau pada bagian tubuh
lainnya dengan alergen akan menyebabkan dermatitis.Patofisiologi Dermatitis kontak
alergi,yang digolongkan dalam reaksi imunologik type IV, merupakan hipersensitivitas
lambat. Ada dua fase untuk menimbulkan dermatitis kontak alergi :
1. Fase primer ( induktiflafferen ), yaitu penetrasi bahan yang mempunyai berat molekul
kecil ( hapten ) ke kulit. Yang kemudian berikatan dengan karier protein di epidermis.
Komponen tersebut akan disajikan oleh sel langerhans ( LCs ) pada sel T. Dikelenjar limfe
regional, komplek yang terbentuk akan merangsang sel limfosit T di daerah parakorteks
untuk memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi sel T efektor dan sel memori.
Terbentuklah sel T memori yang akan bermigrasi ke kulit,peredaran perifer, dll.
2. Fase sekunder ( eksitasileferen ), yaitu perjalanan hapten pada individu yang telah
tersensitasi, sehingga antigen disajikan lagi oleh sel langerhans ke sel T memori dikulit dan
limfe regional. Kemudian terjadi reaksi imun yang menghasilkan limfokin. Terjadi reaksi
inflamasi dengan perantara sel T, karena lepasnya bahanbahan limfokin dan sitokin.
Terjadinya reaksi ini maksimum 24 - 48 jam. Setelah pemajanan alergen pada kulit, antigen
tersebut secara imunologi ditangkap oleh sel langerhans ( sel penyaji antigen ), kemudian
diproses dan disajikan kepada limfosit T dengan bantuan molekul MHC kelas 2. Sel
langerhans dan keratinosit akan menghasilkan interleukin 1 ( limphocyte aktivating factor )
dan sel langerhans akan mengalami perubahan morfologis menjadi sel langerhans yang aktif
sebagai penyaji sel ( APCs ). Sel ini akan bergerak kekulit di dermis, parakortikal, kelenjar
limfe. Sel langerhans menyajikan dalam bentuk yang sesuai dengan HLA DR dengan
reseptor HLA DR yang dimiliki oleh sel limfosit T. APCs lain seperti sel monosit dan
makrofak hanya dapat merangsang sel T memori, tidak dapat mengaktifkan sel T yang belum
disensitasi. Pada fase eferent ini sel TH1 terletak di sekitar pembuluh darah kapiler di dermis.
Selain itu, sel limfosit T itu harus diaktifkan oleh interlukin I yang dihasilkan oleh sel
langerhans dan sel keratinosit. Dan sel T ini akan meghasilkan interlukin II ( lymphocyte
proliferating cell ) dan menyebabkan sel T berfloriferasi.
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk dermatitis kontak alergi, antara lain :
Identifikasi iritan
Kolaborasi untuk terapi topikal lotion dioleskan pada bercak, eritema (inflamasi kulit)
BAB 111
1 Pengkajian
Dermatitis Kontak Alergi adalah peradangan kulit pada epidermis dan dermis sebagai
respon terhadap pengaruh faktor eksogen ataupun endogen yang menimbulka gejala klinis
berupa efloresensi polimofik (eritema,edema,papul,vesikel,skuama,likenifikasi) dan gatal.
I. Pemeriksaan fisik
1) Pengkajian kulit
Warna kulit
Kekeringan
Testur
Lesi
Vaskularisasi
Turgor kulit
Edema
Warna kebiruan,sianosis (hipoksia seluler) dapat dilihat pada ekstremitas dan dasar
kuku, bibir, membran mukosa.
Ikterus (kulit yang menguning) akibat kenaikan bilirubin
Ekimosis
Eritema
Urtikaria
Turgor kulit
Edema
Elastisitas kulit
2 Analisa data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,
kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi
dari medis atau profesi kesehatan lainnya.Data fokus adalah data tentang perubahan-
perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang
mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter & Perry, 2005).
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara
sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhankebutuhan keperawatan dan
kesehatan klien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dala proses keperawatan.
Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang
dihadapi klien.Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosa
keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalahmasalah klien. Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk rumah sakit,
selama klien dirawat secara terus-menerus, serta pengkajian ulang untuk
menambah/melengkapi data (Potter & Perry, 2005).
Tipe Data:
- Data Subjektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan
kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,
perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah,
ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu (Potter & Perry, 2005).
- Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera
(lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan,
tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran (Potter & Perry, 2005).
1.Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera kimiawi d.d mengeluh nyeri
2.Gangguan integritas kulit b.d perubahan sirkulasi d.d kerusakan jaringan dan lapisan
kulit
3. gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan d.d mengeluh sulir tidur
4.Intervensi
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pemganh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkanke linan klinis bembuh eflo-
resens polimorfilk (eritema, edemapapul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal).
Penyebab dematitis dapat bemsal dari luar (cksogen) misalnya bahan kimia
(contoh:detergen,asam,basa, oli,semen), fisik (sirar dan suhu), mikroorganisme (contohnya:
bakteri.jamur) dapat pula dari dalam (cndogen) misalnya dermatitis atopik
4.2 Saran
1. PENGKAJIAN
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An.H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 3 tahun
Pendidikan : Belum Sekolah
Pekerjaan : Ikut orang tua
Agama : Islam
Alamat :bawang ½
Tanggal Pengkajian : 1 mei 2022
Identitas orang tua
Nama
a. Ayah : Tn. B
b. Ibu : Ny. C
Umur
a. Ayah : 31 tahun
b. Ibu : 28 tahun
Pekerjaan
a. Ayah :wiraswata
b. Ibu : IRT
Agama
a. Ayah : Islam
b. Ibu : Islam
Suku
a. Ayah : Jawa
b. Ibu : Jawa
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Ny. C mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena An. H sering mandi disungai.
Setiap An. H mandi disungai (kisaran) tersebut pasti klien akan mengalami hal yang sama.
D. Lama dirawat An. H tidak pernah dirawat. E. Alergi An. H alergi terhadap air sungai.
F. Imunisasi
1. Polio : 3x
2. DPT : 2x
3. Campak : 1x
4. BCG : 1x
A. Orang tua
Tn. B dan Ny. C tidak memiliki riwayat penyakit keturunan da sampai saat ini masih sehat.
B.Saudara kandung
C. Penyakit keturunan yang ada keluarga Ny. Cmengatakan tidak memiliki penyakit
keturunan baik dari keluarga Tn. B maupun dari keluarga Ny. C.
Ny. C mengatakan anggota keluarga yang meninggal adalah Ayah Ny. C sudah meninggal.
E. Penyebab meninggal
Palpasi dilakukan pada area tangan, kaki, bokong dan kepala,hasil yang di
dapatkan yaitu :
Tangan
Nyeri tekan : Adanya nyeri pada tangan
Kaki
Kepala
9. Pemeriksaan payu udara dan ketiak Ukuran dan bentuk payuudara An.
H normal serta simetris, areola berwarna hitam kecoklatan, tidak ada
pembengkakan atau benjolan pada payudara dan aksila.
11. Pemeriksaan paru Getaran suara paru kiri dan kanan sama, suara nafas
vesikuler dan resonan saat di perkusi.
13. Pemeriksaan abdomen Abdomen An. H simetris kiri dan kanan dan
tidak ditemukan adanya benjolan, dan tidak ada suara tambahan. 14. Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan.
1. BAB
2. BAK
2. ANALISA DATA
3 RUMUSAN MASALAH
Masalah keperawatan
1. Gangguan Integritas kulit b.d perubahan Sirkulasi dd kerusakan Jaringan dan lapisan kulit
ditandai dengan An.H mengatakan adanya lesi dan terjadi penebalan pada bagian tangan,
kaki,bokong dan kepala.
2. Nyeri akut b.d agen pencidera kimiawi d.d Mengeluh nyeri ditandai dengan adanya
pustula dan An. H mengaruk area tangan, kaki, kepala serta bokong dan kulit
memerah,menebal dan terdapat lesi.
4 PERENCANAAN KEPERAWATAN
Adi dan Suria Djuanda.(2005). Dermatitis dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Jakarta: FKUI
Andi Dinajani S. Abidin Mahdi. (2008). Penatalaksanaan Penyakit Alergi. Edisi ke- 2.
Jakarta : FKUI.
. Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Integumen. Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :Konsep, Proses, dan
Praktik.Edisi ke-4.Alih bahasa Renata Komalasari, S.Kp, dkk. Penerbit Buku
Kedokteran.Jakarta : EGC
Sdki, siki,slki