Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

LUKA TERBUKA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan

Luka Mata Kuliah Keperawatan Luka

Dosen Pembimbing : Ns. Ashar Prima, M. Kep

Disusun Oleh :
Bunga Alpiah 0432950119012

JURUSAN D- III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI

SALEH 2021
LAPORAN PENDAHULUAN

LUKA TERBUKA

A. Definisi
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses patologis yang
berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu ( Potter & Parry, 2005).
Luka terbuka adalah luka yang terjadi akibat benda yang memiliki sisi tajam atau tumpul.
(Mansjoer, Arif., 2000)
B. Etiologi
Luka terbuka dibagi menjadi dua yaitu
a. Luka tajam, misalnya :
1. Luka iris atau sayat : Luka lebar tapi dangkal terjadi akibat kekerasan yang sejajar
kulit
2. Luka bacok : luka bacok mempunyai dalam luka kurang lebih samadengan
panjang luka, terjadi akibat kekerasan yang arahnya miring dengan kulit
3. Luka tusuk : Merupakan luka dengan kedalaman luka yang melebihi panjang luka.
terjadi akibat kekerasan yang arahnya tegak lurus dengan kulit .
4. luka tangkis : Luka yang terjadi akibat perlawanan korban yang umumnya terdapat
pada telapak punggung tangan, jari tangan, punggung lengan bawah, dan
tungkai.
5. luka percobaan : Luka- luka sejajar dengan luka utama yang dalam, merupakan luka
khas pada kasus bunuh diri dengan benda tajam umumnya berupa luka sayat yang
berulang dan biasanya sejajar sati sama lainnya serta terdapat pada daerah leher atau
pergelangan tangan.
b. Luka Tumpul, misalnya :
1. Luka tusuk tumpul
2. Luka tembak : tergantung besar bentuk anak peluru jauh
C. Patofisiologi
Patofisiologi fraktur terbuka adalah terjadinya trauma langsung dengan energi tinggi
menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan jaringan lunak. Hal itu menyebabkan
terjadinya periosteal stripping dan kerusakan jaringan lunak sehingga terjadi fraktur,
biasanya bersifat komunitif, yang merusak jaringan otot dan neurovaskular yang signifikan.
Ketika terdapat luka terbuka, semua kontaminan disekitar luka dan bahan asing dapat masuk
ke dalam korteks intramuskular dan tulang sehingga komplikasi yang paling sering terjadi
pada kasus fraktur terbuka adalah infeksi.
Ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya gaya dalam
tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolic, patologik. Kemampuan
otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. Kerusakan pembuluh
darah akan mengakibatkan pendarahan, maka volume darah menurun. COP menurun maka
terjadi perubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi
menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh. Fraktur terbuka atau tertutup akan
mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan ganggguan rasa nyaman nyeri.
Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi revral vaskuler yang menimbulkan nyeri
gerak sehingga mobilitas fisik terganggau. Disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai
jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi dan kerusakan jaringan lunak akan
mengakibatkan kerusakan integritas kulit.
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma gangguan
metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Baik fraktur terbuka atau
tertutup akan mengenai serabut syaraf yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman
nyeri. Selaian itu dapat mengenai tulang sehingga akan terjadi neurovaskuler yang akan
menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu, disamping itu fraktur
terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi
infeksiterkontaminasi dengan udara luar. Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka
maupun tertutup akan dilakukan immobilitas yang bertujuan untuk mempertahankan
fragmen yang telah
dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh.

D. Gangguan- gangguan pada fungsi terkait


a. Gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu :
1. Stress,
2. Gangguan fisik,
3. Gangguan metabolic,
4. Gangguan patologik.

E. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama, alamat, tgl MRSV diagnosa
medis.
2. Riwayat penyakit utama
keluhan yang dirasakan pada klien umumnya merasakan nyeri, panas padaluka
, sakit kepala, sukar tidur dan cemas.
3. Riwayat penyakit sekarang
Adanya respon terhadap luka jahitannya, menderita penyakit infeksi atau trauma,
misal trauma kepala.
4. Riwayat penyakit dahulu
pada umumnya klien pernah mengalami atau belum mengalami luka
5. Riwayat penyakit keluarga
pada salah satu anggota keluarga ada yang menderita pernah mengalami atau belum
mengalami luka
6. Pola- pola fungsi kesehatan penderita
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
klien kurang memperhatikan lingkungan hidup sehat dan penampilannya kurang
baik karena ada luka jahitan pada kepelanya
2) Pola nutrisi dan metabolisme
klien mengalami penurunan masukan nutrisi karena kepalanya pusing,tidak nafsu
makan sehingga terjadi penurunan BB
3) Pola eliminasi
pada pasien dijumpai tidak mengalami gangguan dalam proses pengeluaran fesses
dan urine.
4) Pola aktivitas dan latihan
PX terjadi penurunan aktivitas karena ada trauma pada kepala atau luka pada kepala
semangat untuk bekerja dan toleransi terhadap latihanrendah dapat dilihat klien
tampak berjalan lambat .
5) Pola istirahat dan tidur
klien lebih banyak istirahat tidur, diakibatkan pasien merasa pusing,nyeri dan
panas pada luka
6) Pola persepsi dan konsep diri
Konsep diri pasien terganggu karena ada luka pada kepalanya sehingga
mengalami gangguan body image
7) Pola sensori dan kognitif
tidak ada gangguan pada panca indranya
8) Pola reproduksi seksual
Pada umumnya klien tidak perubahan dalam proses reproduksi
9) Pola hubungan dan peran
klien cenderung menarik diri, dan kurang tertarik pada sekitarnya
10) Pola penanggulangan stress
adanya ketidak efektifan dalam mengatasi masalah individu dan keluarga
11) Pola tata nilai kepercayaan
Penderitaan dapat yakin dengan agama yang dianutnya melaksanakan perintahnya
F. Diagnosis keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
2. Resiko infeksi b.d integritas kulit
G. Intervensi keperawatan

NO SDKI (Diagnosa) SLKI (Luaran) SIKI (Intervensi)


1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi :
agen cedera fisik keperawatan 1x24 jam  Identifikasi lokasi,
diharapkan nyeri menurun karakteristik, durasi nyeri
dengan kriteria hasil :  Identifikasi skala nyeri
Tingkat nyeri:  Identifikasi respons nyeri
1. Keluhan nyeri menurun non verbal
2. Gelisah,meringis  Monitor keberhasilan terapi
menurun komplementer yang sudah
Penyembuhan Luka: diberikan.
3. Pembentukan jaringan Terapeutik :
parut menurun  Memberikan teknik
4. Peradangan luka relaksasi nafas dalam
menurun Kolaborasi :
5. Peningkatan suhu kulit
 Monitor efek samping
menuruun
pemberian analgetik
6. Infeksi menurun
2. Resiko Infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi:
Integritas kulit keperawatan 1x24 jam maka  Monitor tanda dan gejala
integritas kulit meningkat infeksi local dan sistemik
dengan kriteria hasil: Terapeutik:
Tingkat nyeri:  Memberikan perawatan kulit
1. Nyeri menurun pada area edema.
2. Kemerahan menurun  Mencuci tangan sebelum
3. Bengkak menurun dan sesudah kontak dengan
Integritas Kulit dan jaringan pasien dan lingkungan pasien.
1. Perfusi jaringan  Pemberian teknik aseptik
meningkat
2. Kerusakan jaringan pada pasien beresiko tinggi
menurun Edukasi:
3. Kerusakan lapisan
 Menjelaskan tanda dan
kulit menurun
gejala infeksi
4. Nyeri menurun
 Mengajarkan cara
memeriksa kondisi luka
5. Suhu kulit membaik atau luka operasi
 Menganjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi

H. Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasiln rencana keperawatan dalam pemenuhan
kebutuhan px. Tahap ini merupakan kunci keberhasilan dalam penggunaan proses
keperawatan.

Referensi
Mansjoer, Arif, Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2 Jakarta : Media
Aesculapis, 2000.
Dungoes, Marlyn E, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, 2000, EGC, Jakarta.
Etina Sandra M, Pedoman Praktek Keperawatan, 2001, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai