Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN

INTEGRITAS KULIT
DAN ASUHAN KEPERAWATAN
DI RSU KARSA HUSADA BATU

Disusun oleh:

Bagus satrio

NIM: 191132

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

LAPORAN PENDAHULUAN

1
SISTEM INTEGUMEN

A. Definisi Sistem Integumen

Kata integumen ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti
"penutup". Sistem integumen atau biasa disebut kulit adalah system organ yang
membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan manusia
terhadap lingkungan sekitarnya dan merupakan organ yang paling luas, dimana
orang dewasa luasnya mencapai lebih dari 19.000 cm. Sistem integumen terdiri
dari organ terbesar dalam tubuh. Sistem integumen merupakan sistem organ
yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah
dehidrasi, lemak toko dan menghasilkan vitamin dan hormon.

B. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen

1. Kulit

Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :

1) Pelindung (Proteksi)

Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan jaringan


tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh pengaruh luar
seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi
dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan
suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke
dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet
dari matahari.

2) Penerima rangsang

Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan


dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai
alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.

3) Pengatur panas (Termoregulasi)

Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta
melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat
memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,5 derajat
Celcius. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat
kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing.

2
Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan
lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.

4) Pengeluaran (ekskresi)

Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat


yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium
dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan
melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai
pembentukan keringat yang tidak disadari.

5) Penyimpanan.

Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.

6) Penyerapan terbatas

Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak
dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat
masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat
tipis. Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam
saluran kelenjar palit (sebacea), merembes melalui dinding pembuluh darah ke
dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.

7) Penunjang penampilan

Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus,
putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan.

Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti
kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.

c. HIPODERMIS / SUBCUTIS.

Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe,
saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat
bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-
organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan
makanan.

Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh,


paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia
menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian

3
tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit
akan mengendur serta makin kehilangan kontur.

Kulit tipis menutupi seluruh bagian tubuh kecuali vola manus dan planta pedis
yang merupakan kulit tebal. Epidermisnya tipis sedangkan ketebalan kulitnya
tergantung dari daerah di tubuh. Pada dasarnya memiliki susunan yang sama
dengan kulit tebal, hanya terdapat beberapa perbedaan :

1. Epidermis sangat tipis,terutama stratum spinosum menipis.

2. Stratum granulosum tidak merupakan lapisan yang kontinyu.

3. Tidak terdapat stratum lucidium.

4. Stratum corneum sangat tipis.

5. Papila corii tidak teratur susunannya.

6. Lebih sedikit adanya glandula sudorifera.

7. Terdapat folikel rambut dan glandula sebacea.

C. Patofisiologi Sistem Integumen

1. Peradangan pada Kulit

Radang kulit merupakan reaksi alergi berupa ruam dan juga gatal pada kulit.
Namun jangan takut karena penyakit ini tidak menular, tetapi biasanya
diturunkan melalui keluarga. Sifat dari penyakit ini berulang sehingga lebih sulit
untuk disembuhkan secara total. Jika radang kulit ini terjadi pada anak-anak,
biasanya setelah dewasa akan sembuh dengan total.

Ada baiknya mengetahui penyebab radang kulit. Hal ini dimaksudkan ketika
penyakit ini datang bisa lebih mudah mencari obat untuk menyembuhkan radang
kulit. Penyebab radang kulit diantaranya karena penggunaan kosmetik yang tidak
sesuai, alergi terkena bahan-bahan perhiasan imitasi, alergi terkena kain yang
bersifat kasar, alergi dengan detergen ataupun cairan untuk mencuci lainnya,
penggunaan jam tangan, alergi terhadap penggunaan ponsel bahkan alergi
terhadap makanan tertentu.

Gejala yang ditimbulkan jika radang kulit ini hadir di kulit adalah akan timbul rasa
yang sangat gatal yang dilanjutkan dengan timbulnya lepuhan di kulit yang

4
berwarna merah. Lepuhah ini dapat pecah dan akan mengeluarkan cairan. Bila
cairan ini dibiarkan akan mengering dan akan menimbulkan kerak pada kulit.

Jika gejala radang pada kulit sudah hadir maka hindari kontak dengan alergen
(bahan yang menyebabkan alergi). Biasanya akan timbul kebingungan untuk
mengingat bahan yang menyebabkan alergi. Namun yang bisa Kita perhatikan
dimana letak radang kulit yang timbul. Jika terjadi muka, kemungkinan
disebabkan pemakaian kosmetik yang tidak sesuai. Namun jika terjadi pada
pergelangan tangan tempat dimana biasanya menggunakan jam tangan,
kemungkinann karena tekananan pemakaian jam tangan tersebut.

Gejala radang yang ditemukan di daerah tempat pemakaian kosmetik bisa jadi
disebabkan karena pemakaian perhiasan tersebut. Namun jika terjadi pada
tangan dan jari-jari bisa jadi disebabkan karena penggunana deterjen ataupun
penggunaan cairan untuk mencuci lainnya. Selain itu jika rasa gatal ini timbul,
hindari untuk menggaruknya. Sebaiknya gunakan krim pelembab. Hal ini
mencegah kulit mengering yang rentan menimbulkan rasa gatal. Obat anti alergi
juga bisa menyembuhkan radang kulit. Jika sudah sangat mengganggu dan untuk
menghindarkan terjadinya infeksi alangkah baiknya untuk memeriksakan kepada
dokter agar diberikan penanganan untuk menyembuhkan radang kulit dengan
lebih baik.

2. Penyakit Peradangan Pada Kulit

Penyakit dermatitis Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang biasanya tidak
mengancam jiwa atau menular. Tapi kondisi ini dapat membuat seseorang
merasa tidak nyaman dan percaya diri. Langkah perawatan diri dan obat-obatan
dapat membantu mengobati penyakit dermatitis.

Pengertian dermatitis adalah istilah umum yang menggambarkan suatu


peradangan pada kulit. Ada berbagai jenis dermatitis, termasuk dermatitis
seboroik dan dermatitis atopik (eksim). Meskipun gangguan tersebut dapat
memiliki banyak penyebab dan terjadi dalam berbagai bentuk, gambaran klinis
yang ditimbulkan antara lain bengkak, memerah dan kulit gatal.

Dermatitis adalah istilah yang luas yang mencakup berbagai gangguan yang
semua mengakibatkan ruam, merah gatal. Beberapa jenis dermatitis hanya
mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh, sedangkan yang lain dapat terjadi di
mana saja. Beberapa jenis dermatitis memiliki penyebab yang diketahui,
sedangkan yang lainnya tidak. Namun, penyakit dermatitis selalu berhubungan
dengan kulit yang bereaksi terhadap kekeringan berat, menggaruk, zat iritasi,
atau alergen. Biasanya, substansi yang datang dalam kontak langsung dengan

5
kulit, tetapi kadang-kadang substansi juga datang karena ditelan (seperti alergi
makanan). Dalam semua kasus, menggaruk terus menerus atau menggosok
akhirnya dapat menyebabkan penebalan dan pengerasan kulit.

Bagaimana Dermatitis Terjadi?

Dermatitis mungkin merupakan reaksi singkat untuk substansi. Dalam kasus


seperti itu dapat menghasilkan gejala-gejala, seperti gatal dan kemerahan, hanya
beberapa jam atau hanya satu atau dua hari. Dermatitis kronis bertahan selama
jangka waktu tertentu. Tangan dan kaki sangat rentan terhadap dermatitis
kronis, karena tangan sering kontak dengan zat-zat asing dan kaki berada di
bagian bawah yang kondisinya hangat lembab sehingga penggunaan kaus kaki
dan sepatu dapat mendukung pertumbuhan jamur.

Dermatitis kronis dapat mewakili salah satu kontak, jamur, atau penyakit kulit
lainnya yang tidak cukup di diagnosis atau diobati, atau mungkin salah satu dari
beberapa kelainan kulit kronis yang tidak diketahui asalnya. Karena dermatitis
kronis menghasilkan retak dan lecet di kulit, semua jenis dermatitis kronis dapat
menyebabkan infeksi bakteri. Terdapat berbagai jenis penyakit dermatitis,
namun dermatitis kontak dan dermatitis atopik merupakan jenis yang paling
sering ditemukan.

3. Infeksi pada Kulit

Penyakit infeksi kulit adalah penyakit yang paling umum, terjadi pada orang-
orang dari segala usia. Sebagian besar pengobatan infeksi kulit membutuhkan
waktu lama untuk menunjukkan efek. Masalahnya menjadi lebih mencemaskan
jika penyakit tidak merespon terhadap pengobatan. Tidak banyak statistik yang
membuktikan bahwa frekuensi yang tepat dari penyakit kulit, namun kesan
umum sekitar 10-20 persen pasien mencari nasehat medis jika menderita
penyakit pada kulit. Matahari adalah salah satu sumber yang paling menonjol
dari kanker kulit dan trauma terkait. Penyakit kulit untuk sebagian orang
terutama wanita akan menghasilkan kesengsaraan, penderitaan,
ketidakmampuan sampai kerugian ekonomi. Selain itu,mereka menganggap
cacat besar dalam masyarakat. Namun akibat kemajuan teknologi dan
perkembangan ilmu kedokteran bekas luka kulit dapat berhasil dilepas dengan
perencanaan plastik, terapi laser, pencangkokan kulit dan lain sebagainya.
Gejala-gejala penyakit pada kulit dapat menjadi parah jika tidak diobati, kadang-
kadang bahkan menyakitkan. Beberapa penyakit radang kulit dapat
menyebabkan jaringan parut dan pengrusakan. Gejala-gejala penyakit kulit pun
perlu dirawat untuk mengontrol tingkat keparahan dan perkembangannya.

6
Macam-Macam Penyakit Infeksi Pada Kulit :

1. Eksim(ekzema)Ditandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik, pecah-


pecah, terasa gatalterutama pada malam hari, timbul gelembung kecil yang berisi
air atau nanah, bengkak, melepuh, berwarna merah, sangat gatal dan terasa
panas.

Penyebabnyakarena alergi terhadap rangsangan zatkimia tertentu, maupun


kepekaan terhadapmakanan tertentu seperti udang, ikan laut, alkohol, vetsin,
dllPencegahan : Menghindari hal-hal atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan
alergi.

2. Kudis (Skabies)Gejala : timbul gatal hebat di malam hari, terutama di sela-


sela jari tangan, di bawah ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, aerole
(sekeliling puting payudara), dan permukaan depan pergelangan.Kudis mudah
menular ke orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung(handuk,
pakaian, dll).Pencegahan : kudis lebih sering terjadi di daerah yang higienisnya
buruk, jadimemelihara kebersihan tubuh adalah wajib bila ingin terhindar dari
penyakit kulit ini.

3. Kurap Penyebab : jamur Gejala : kulit menjadi tebal dan timbul lingkaran-
lingkaran, bersisik, lembab, berair,dan terasa gatal. kemudian timbul bercak
keputihan.Pencegahan : jaga kebersihan kulit terutama di area tengkuk, leher,
dan kulit kepala.

4. Bisul (Furunkel)Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri


Stafilokokus aureus pada kulitmelalui folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar
keringat yang kemudianmenimbulkan infeksi lokal. Faktor yang meningkatkan
risiko terkena bisul antara lainkebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi,
pelemahan diabetes, kosmetika yangmenyumbat pori dan pemakaian bahan
kimia.

5. Campak (Rubella)Gejala dari penyakit ini adalah demam, bersin, pilek,


sakit kepala, badanterasa lesu, tidak nafsu makan, dan radang mata. Setelah
beberapa hari dari gejalatersebut timbul ruam merah yang gatal, bertambah
besar, tersebar ke beberapa bagiantubuh.

6. Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang di sebabkan oleh


mycobacteriumlepra yang interseluler obligat, yang pertama menyerang saraf
tepi, selanjutnya dapatmenyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian
atas, sistem endotelial, mata,otot, tulang, dan testis

Tanda pasti kusta adalah:

7
• Kulit dengan bercak putih atau kemerahan dengan mati rasa

• Penebalan dalm saraf tepi di sertai kelainan berupa mati rasa


dankelemahan pada otot tangan, kaki, dan mata

• Pada pemeriksaan kulit BTA +

7. Lepra

Gejala: biasanya gejala awalnya kulit terlihat mengkerut bahkan jika penyakit
tersebut sudah akut kumannya perlahan-lahan akan memakan kulit dan daging
anda, jika anda merasa telah terkena penyakit kulit jenis ini segeralah berobat ke
dokter karena jika di biarkan penyakit kulit ini dapat menjadi momok yang
menakutkan.

8. Cacar air (Frambusia) Penyebab penyakit kulit ini disebabkan oleh sejenis
virus bakteri Trypanosoma. Penyakit ini sangat menular terutama melalui udara,
pakaian, tempattidur dan keropeng penderita. Keterangan : Dari jauh kulit yang
terkena Frambusia mirip dengan buah frambus yang berbintil-bintil ranum.
Gejala : Bintil,Frambus,Cacar Air.

9. Panu atau panau adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur,penyakit panu ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai
rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat
atau merah tergantung warna kulit si penderita.Panau paling banyak dijumpai
pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada
penderita berumur tua. Cara pencegahan penyakit kulit Panau dapat dilakukan
dengan menjaga kebersihan kulit, dan dapat diobati dengan obat anti jamur yang
dijual di pasaran, dan dapat jugadiobati dengan obat-obatan tradisional seperti
daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioles pada kulit yang terserang
Panau.

10. Infeksi Jamur Kulit dapat tumbuh di permukaan kulit kita, dan
menyebabkan kerusakan tekstur kulit sehingga terlihat buruk. Belum lagi, rasa
gatal yang sering menyerang menyertai infeksi jamur tersebut. Jika tidak segera
di atasi, jamur kulit dengan cepat menyebar ke jaringan kulit yang lebih luas.

4. Alergi pada Kulit

Jenis-jenis Alergi kulit :

8
a. Alergi kulit jenis Dermatitis Atopik (Eksim)

Dermatitis atopik sering terjadi pada anak-anak, walaupun pada dewasa muda
juga biasa terjadi dan bisa terus ke dalam kehidupan dewasa. Ruam dermatitis
atopik terjadi di mana seseorang terkena goresan. Pada bayi, ruam terjadi di pipi
dada, dan kulit kepala. Anak yang lebih besar dan dewasa biasanya memiliki
ruam di kulit lipatan siku dan di belakang lutut, meskipun mungkin juga terjadi
pada wajah, leher, tangan, kaki dan punggung. Ruam ini merah, sering serpih
atau merembes, dan lepuh kecil atau benjolan. Sering terjadi excoriations atau
daerah alergi kulit yang rusak dari agresifitas garukan.

b. Alergi kulit jenis Urtikaria (Hives) dan Angioedema (Pembengkakan)

Urtikaria adalah sebuah ruam gatal yang dapat terjadi pada semua usia. Ruam ini
muncul sebagai akibat pengangkatan benjolan merah dari berbagai bentuk dan
ukuran, dan biasanya berlangsung selama beberapa menit hingga berjam-jam.
Pembengkakan kadang-kadang sejalan dengan urtikaria yang biasa disebut
angioedema (biasanya pembengkakan pada bibir, mata, dan tangan dan kaki).
Angioedema biasanya tidak gatal atau merah, ia cenderung untuk membakar,
menyengat atau menyebabkan sensasi kesemutan. Parah pembengkakan ini
kemampuan untuk bernapas bisa berbahaya dan bahkan mengancam jiwa.

c. Alergi kulit jenis Kontak Dermatitis

Kontak dermatitis ini disebabkan dari kontak kulit yang dapat menjadi alergi kulit
dengan zat yang menyebabkan reaksi seperti ruam. Orang bereaksi terhadap
berbagai bahan kimia, termasuk kosmetik, pewarna rambut, logam, obat topical,
dan sebagainya. Contoh dari dermatitis kontak adalah ruam dari poison ivy, yang
sangat gatal dan muncul sebagai lepuh cairan dan kerak setelah kontak dengan
tanaman. Ruam dermatitis kontak ini dapat terlihat seperti dermatitis atopik, tapi
bintik merah itu biasanya terletak hanya di daerah kontak dengan bahan kimia.
Lokasi umum meliputi wajah, terutama kelopak mata, leher, tangan dan kaki.

Dermatitis Kontak untuk logam, seperti di perhiasan resleting pada pakaian,


biasanya terjadi pada pergelangan tangan leher, tangan, telinga dan di pinggang.

E. Pengkajian

Untuk menetapkan bahan alergen penyebab dermatitis kontak alergik diperlukan


anamnesis yang teliti, riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik dan uji
tempel. Anamnesis ditujukan selain untuk menegakkan diagnosis juga untuk
mencari kausanya. Karena hal ini penting dalam menentukan terapi dan tindak
lanjutnya, yaitu mencegah kekambuhan. Diperlukan kesabaran, ketelitian,

9
pengertian dan kerjasama yang baik dengan pasien. Pada anamnesis perlu juga
ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit, pekerjaan, hobi, riwayat
kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh dokter maupun dilakukan
sendiri, obyek personal meliputi pertanyaan tentang pakaian baru, sepatu lama,
kosmetika, kaca mata, dan jam tangan serta kondisi lain yaitu riwayat medis
umum dan mungkin faktor psikologik.Pemeriksaan fisik didapatkan adanya
eritema, edema dan papula disusul dengan pembentukan vesikel yang jika pecah
akan membentuk dermatitis yang membasah. Lesi pada umumnya timbul pada
tempat kontak, tidak berbatas tegas dan dapat meluas ke daerah sekitarnya.
Karena beberapa bagian tubuh sangat mudah tersensitisasi dibandingkan bagian
tubuh yang lain maka predileksi regional diagnosis regional akan sangat
membantu penegakan diagnosis.

Kriteria diagnosis dermatitis kontak alergik adalah :

1. Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama,
beberapa kali atau satu kali tetapi sebelumnya pernah atau sering kontak dengan
bahan serupa.

2. Terdapat tanda-tanda dermatitis terutama pada tempat kontak.

3. Terdapat tanda-tanda dermatitis disekitar tempat kontak dan lain tempat


yang serupa dengan tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih
lambat, yang tumbuhnya setelah pada tempat kontak.

4. Rasa gatal

5. Uji tempel dengan bahan yang dicurigai hasilnya positif

Berbagai jenis kelainan kulit yang harus dipertimbangkan dalam diagnosis

banding adalah :

1. Dermatitis atopik : erupsi kulit yang bersifat kronik residif, pada tempat-
tempat tertentu seperti lipat siku, lipat lutut dise rtai riwayat atopi pada
penderita atau keluarganya. Penderita dermatitis atopik mengalami efek pada
sisitem imunitas seluler, dimana sel TH2 akan memsekresi IL-4 yang akan
merangsang sel Buntuk memproduksi IgE, dan IL-5 yang merangsang
pembentukan eosinofil. Sebaliknya jumlah sel T dalam sirkulasi menurun dan
kepekaan terhadap alergen kontak menurun.

2. Dermatitis numularis : merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif


dengan lesi berukuran sebesar uang logam dan umumnya berlokasi pada sisi
ekstensor ekstremitas.

10
3. Dermatitis dishidrotik : erupsi bersifat kronik residif, sering dijumpai pada
telapak tangan dan telapak kaki, dengan efloresensi berupa vesikel yang terletak
di dalam.

4. Dermatomikosis : infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur dengan


efloresensi kulit bersifat polimorf, berbatas tegas dengan tepi yang lebih aktif.

5. Dermatitis seboroik : bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit
dibedakan. Pada muka terdapat di sekitar alae nasi, alis mata dan di belakang
telinga.

6. Liken simplek kronikus : bersifat kronis dan redisif, sering mengalami


iritasi atau sensitisasi. Harus dibedakan dengan dermatitis kontak alergik bentuk
kronik.

F. Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang umumnya muncul pada klien penderita kelainan


kulit seperti dermatitis kontak adalah sebagai berikut :

1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit

2. Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen

3. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus

5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak


bagus.

6. Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan


inadekuat informasi

G. Intervensi Keperawatan

1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit

Tujuan : Kulit klien dapat kembali normal.

Kriteria hasil : Klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang
baik dan turunnya peradangan, ditandai dengan mengungkapkan peningkatan

11
kenyamanan kulit, berkurangnya derajat pengelupasan kulit, berkurangnya
kemerahan, berkurangnya lecet karena garukan, penyembuhan area kulit yang
telah rusak

a. Intervensi:

- Mandi paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit.

- Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah mandi.

- Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.

b. Rasional :

- Dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit.

- Pengolesan krim pelembab selama 2 – 4 menit setelah mandi untuk


mencegah penguapan air dari kulit.

- Gunakan air hangat jangan panas.

2. Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen

Tujuan : Tidak terjadi kerusakan pada kulit klien

Kriteria hasil : Klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan


menghindari alergen

a. Intervensi :

- Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang


telah diketahui.

b. Rasional :

- Menghindari alergen akan menurunkan respon alergi,

- Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang
mengandung alergen

- Hindari binatang peliharaan.

3. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus

Tujuan : Rasa nyaman klien terpenuhi

12
Kriteria hasil : Klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan
berkurangnya lecet akibat garukan, klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa
gatal, klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman

a. Intervensi

- Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebabnya (misal keringnya


kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.

b. Rasional :

- Dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal


serta penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif.

- Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan


formaldehid dan bahan kimia lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian
buatan pabrik.

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus.

Tujuan : Klien bisa beristirahat tanpa adanya pruritus.

Kriteria Hasil :

1. Mencapai tidur yang nyenyak.

2. Melaporkan gatal mereda.

3. Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat.

4. Menghindari konsumsi kafein.

5. Mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur..

a. Intervensi :

- Nasihati klien untuk menjaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi
dan kelembaban yang baik.

b. Rasional:

- Udara yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman
meningkatkan relaksasi.

- Menjaga agar kulit selalu lembab.

13
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak
bagus.

Tujuan : Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada klien tercapai

Kriteria Hasil :

1. Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.

2. Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri.

3. Melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi.

4. Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.

5. Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.

6. Tampak tidak meprihatinkan kondisi.

7. Menggunakan teknik penyembunyian kekurangan dan menekankan


teknik untuk meningkatkan penampilan

a. Intervensi :

- Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan


merendahkan diri sendiri).

- Identifikasi stadium psikososial terhadap perkembangan.

- Berikan kesempatan pengungkapan perasaan.

- Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang cemas
mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali masalahnya.

- Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.

- Mendorong sosialisasi dengan orang lain.

b. Rasional:

- Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak


nyata bagi klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep
diri.

- Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi


serta pemahaman klien terhadap kondisi kulitnya.

- klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami.

14
- Memberikan kesempatan pada petugas untuk menetralkan kecemasan
yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi, ketakutan merusak
adaptasi klien .

- Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.

- Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.

7. Kurang pengetahuan tentang program terapi

Tujuan : Terapi dapat dipahami dan dijalankan

Kriteria Hasil :

1. Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.

2. Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.

3. Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program.

4. Menggunakan obat topikal dengan tepat.

5. Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit.

a. Intervensi :

- Kaji apakah klien memahami dan mengerti tentang penyakitnya.

- Jaga agar klien mendapatkan informasi yang benar, memperbaiki


kesalahan konsepsi/informasi.

- Peragakan penerapan terapi seperti, mandi dan penggunaan obat-obatan


lainnya.

- Nasihati klien agar selalu menjaga hygiene pribadi juga lingkungan.

b. Rasional:

- Memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana penyuluhan.

- Klien harus memiliki perasaan bahwa sesuatu dapat mereka perbuat,


kebanyakan klien merasakan manfaat.

15
- Memungkinkan klien memperoleh cara yang tepat untuk melakukan
terapi.

- Dengan terjaganya hygiene, dermatitis alergi sukar untuk kambuh


kembali

H. Evaluasi

Evaluasi yang akan dilakukan yaitu mencakup tentang :

1. Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.

2. Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.

3. Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program.

4. Menggunakan obat topikal dengan tepat.

PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Bagus satrio


Tempat Praktik :

16
NIM : Tgl Praktik
:

A. Identitas Klien
Nama : Tn. A No. RM : 019XXX

Usia : 60thn Tanggal Masuk : 15

Desember 2019

Jenis kelamin : laki-laki Tanggal Pengkajian : 16

Desember 2019

Alamat : Jl. Ababil Sumber Informasi : pasien dan

keluarga

No. Telepon : 081XXX Nama klg. dekat yang bisa

dihubungi:

Status pernikahan : Menikah

Agama : Islam Status : anak

Suku : Jawa Alamat

: jl.ababil

Pendidikan : SMA No. telepon :081xxx

Pekerjaan : Pendidikan :sma

Lama bekerja : Pekerjaan :

B. Status Kesehatan Saat Ini


1. Keluhan utama : itching,dryness
2. Lama keluhan : 3hari
3. Kualitas keluhan: gatal kemerahan,bercak merah, bentol bentol
4. Faktor pencetus : mandi disungai, dan kurangnya menjaga
kebersihan
5. Faktor pemberat: jika kulit terkena sinar matahari
6. Upaya yang telah dilakukan: periksa kedokter dan diberi salep

17
7. Keluhan saat pengkajian: Pasien mengatakan 3hari yang lalu
sehabis mandi di sungai mengalami gatal gatal dan bercak
kemerahan ketika pasien berada diluar ruangan dan terkena sinar
matahari muncul bercak merah berisi air, kemudian esoknya pasien
membawanya kedokter dan hanya di beri salep

Diagnosa Medis: Urtikaria

C. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Pasien mengatakan kurang lebih 3 hari yang lalu pasien mandi
disungai stelah setelah hujan turun dan pulang dalam keadaan
tidak mandi bersih setelahnya kemuadian pasien mengeluh gatal-
gatal merah dibagian punggung ,dada, dan sekitar alat vial jika
keluar rumah dan terkena sinar matahari muncul bercak merah
berisi air kemudian pasien membawanya ke dokter dan hanya
diberi salep tak kunjung sembuh pasien membaa kerumah sakit
dilakukan pemeriksaan fisik

D. Riwayat Kesehatan Dahulu


1. Penyakit Yang Pernah Dialami
a. Kecelakaan (Jenis &waktu)
b. Operasi (Jenis &waktu)
c. Penyakit :
 Kronis :
 Akut :
d. Terakhir masuk RS :-
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : -
3. Imunisasi
( )BCG ( )Hepatitis
( )Polio ( )Campak
( )DPT ( )……………
4. Kebiasaan
Jenis Frekuensi Jumlah
Lamanya
- - - -

18
5. Obat-obatan yang digunakan
Tidak ada

E. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga mengatakan dikeluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular atau menurun

F. Genogram

G. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
 Kebersihan Disapu dan dipel setiap hari
 Bahaya Kecelakaan Tidak ada
 Polusi Jauh dari sumber polusi
 Ventilasi Cukup
 Pencahayaan Cahaya bisa masuk

H. Pola Aktivitas – Latihan


Jenis Rumah Rumah sakit
Sebelum Sesudah
sakit sakit
 Makan minum 0 0 1
 Mandi 0 0 0
 Berpakaian/berdandan 0 0 0
 Toileting 0 0 0
 Mobilitas di tempat tidur 0 0 0
 Berpindah 0 0 0
 Berjalan 0 0 0
 Naik tangga 0 0 0
Pemberian skor : 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu 1 orang, 3 =
dibantu>1 orang, 4 = tidak mampu
I. Pola Nutrisi Metabolik
Jenis Rumah Rumah sakit
 Jenis diet Nasi Nasi

19
 Frekuensi/pola 2x/hari 3xsehari
 Porsi yng dihabiskan 1 porsi Setengah porsi
 Komposisi menu Nasi,sayur,lauk Nasi,sayur,lauk
 Pantangan -
 Nafsu makan Baik Kurang/tidak nafsu makan
 Fluktuasi BB 6 bulan Tetap Tetap
terakhir
 Jenis minuman Kopi dan air putih Air putih dan the
 Frekuensi/pola
J. Pola Eliminasi
Rumah Rumah sakit
BAB
 Frekuensi/pola 1-12/hari Belum BAB
 Konsistensi Padat lunak
 Warna & bau Kekuningan,bau khas
feses
 Kesulitan Tidak ada kesulitan Kesulitan bab
 Upaya mengatasi Tidak ada obat
BAK
 Frekuensi/pola 6-7x/hari 7-8x/hari
 Konsistensi Cair Cair
 Warna & bau Kuning, jernih Kuning, kernih
 Kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
 Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
K. Pola Tidur – Istirahat
Rumah Rumah sakit
Tidur siang : lamanya Jrang tidur siang Tidur siang selama 2jam
 Jam….s/d…..
 Kenyamanan stlh tidur
Tidur malam : lamanya 5 jam 6-7 jam
 Jam….s/d…..
 Kenyamanan stlh tidur
 Kebiasaan sblm tidur
 Kesulitan
 Upaya mengatasi

L. Pola Kebersihan Diri


Rumah Rumah sakit
 Mandi : frekuensi 2x/hari 1x/hari
Penggunaan sabun Jarang Ya
 Keramas : frekuensi 2 hari sekali Belum keramas
Penggunaan sampo Ya -
 Gosok gigi : frekuensi Jarang 1x/hari
Penggunaan odol Ya Ya
 Ganti baju : frekuensi 1x/hari 2x/hari

20
 Potong kuku : frekuensi 1minggu sekali Belum potong kuku
 Kesulitan Tidak ada
 Upaya yg dilakukan Tidak ada

M. Pola Toleransi Koping-Stress


1. Pengambilan keputusan: ( ) sendiri ( ) dibantu orang
lain, sebutk Anak
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya,
perawatan diri, dll) Tidak ada
3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah Melakukan
aktivitas
4. Harapan setelah menjalani perawatan: Segera sembuh dan normal
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit: mengalami penurunan rasa
percaya dii akibat bekas gatal
N. Konsep Diri
1. Gambaran pasien percaya diri dengan anggota tubuhnya bagian
tubuh paling disukai yaitu hidung
2. Ideal diri pasien berharap segera sembuh dan pulang kerumah
3. Harga diri pasien puas dengan kehidupannya sampai saat ini merasa
diterima dilingkungannya
4. Peran pasien berperan sebagai kepala keluarga
5. Identitas diri pasien puas dengan dirinya sebagai seorang laki-laki
puas dengan pekerjaan dan kondisi saat ini
O. Pola Peran dan Hubungan
1. Peran dalam keluarga: kepala keluarga
2. Sistem pendukung: suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak
ada/lain-lain, sebutkan:
3. Kesulitan dalam keluarga: tidak ada -
( ) hubungan dengan orang tua ( ) hubungan dengan
pasangan
( ) hubungan dengan sanak saudara ( ) hubungan dengan
anak
( ) lain-lain sebutkan,

21
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama
perawatan di RS:
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
P. Pola Komunikasi
1. Bicara ( ) Normal ( )
bahasa utama
( ) Tidak jelas ( )
bahasa daerah
( ) bicara berputar putar ( ) rentang
perhatian
( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( ) afek
Q. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( ) tidak ada ( )
ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti
R. Pola Nilai dan Kepercayaan
1. Apakah Tuhan, agama, dan kepercayaan penting untuk Anda,
Ya/Tidak
2. Kegiatan agama/kepercayaan yang dilakukan di rumah (jenis dan
frekuensi)
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melakukan ibadahnya
S. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
 Kesadaran : composmentis
 Tanda tanda vital : 180/100mmg
Tekanan Darah : Suhu : 36c
Nadi : 110xmenit RR
: 21x/menit
 Tinggi Badan : 170 cm Berat Badan :
65 kg

2. Kepala & Leher


a. Kepala
 Bentuk: simetris, normacepal
 Massa: tidak ada
 Distribusi rambut: merata putih,berubah
 Warna kulit kepala:putih
 Keluhan: pusing/sakit kepala/migraine, lainnya: tidak ada
b. Mata
 Bentuk: simetris

22
 Konjungtiva: tidak anemis
 Pupil: ( ) reaksi terhadap cahaya ( ) isokor ( ) miosis ( ) pin
point ( ) midriasis
 Tanda radang: tidak ada
 Fungsi penglihatan: baik
 Penggunaan alat bantu:
c. Hidung
 Bentuk :
 Warna :
 Pembengkakan :
 Nyeri tekan :
 Perdarahan :
 Sinus :
d. Mulut & Tenggorokan
 Warna bibir :
 Mukosa :
 Ulkus :
 Lesi :
 Massa :
 Warna lidah :
 Perdarahan gusi :
 Karies :
 Gangguan bicara :
e. Telinga
 Bentuk :
 Warna :
 Lesi :
 Massa :
 Nyeri :
 Nyeri tekan :
f. Leher
 Kekakuan :
 Benjolan/massa :
 Vena jugularis :
 Nyeri :
 Nyeri tekan :
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
. KEPERAWATAN

23
 Keterbatasan gerak :
 Keluhan lain :
3. Thorak & Dada
 Jantung
- Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis

- Palpasi : Ictus cordis teraba pada ics v mid clavicula line


sinistra
.................................
- Perkusi : Terdengar pekak pada batas atas ics II line sternalis
dexstra –sinistra batas bawah ics V mid clavicula sinistra
- Auskultasi : S1 dan s2 terdengar tunggal lup-dup s1 terdengar
pada ics lV dan V mid clavicula line sinistra dan s2 terdengar
di ics II linesternalis dexstra dan sinistra tidak terdapat suara
tambahan
 Paru

24
- Inspeksi : Bentuk dada simetris ka/ki, pergerakan dada simetris
ka/kidispnea(-), RR 23X/mnt, penggunaan otot bantu pernafasan
(-)
- Palpasi : Tidak ada benjolan abnormal, tidak terdapat nyeri tekan,
focal fremitus simetris
.......................................
- Perkusi : . Terdengar sonor di seluruh lapang paru
........................................
- Auskultasi : Suara paru vesikuler
. .......................................

4. Payudara & Ketiak: Tidak Terkaji


 Benjolan/massa : . .......................................
 Bengkak : . .......................................

 Nyeri : . .......................................

 Nyeri tekan : . .......................................

 Kesimetrisan : . .......................................
5. Punggung & Tulang Belakang
Punggung normal tidak ada kelainan ulamg belakang
. .......................................
6. Abdomen
 Inspeksi: Distensi (+)
.......................................
 Palpasi: terdapat nyeri abdomen pada bagian kiri atas

 Perkusi: terdengar tyimpani akibat adanya kembung


.
 Auskultasi: bising usus 4x/ menit
.

7. Genitalia & Anus : tidak terkaji


 Inspeksi : .
.
 Palpasi.
.
8. Ekstremitas (kekuatan otot, kontraktur, deformitas, edema, luka,
nyeri/nyeri tekan, pergerakan)
 Atas : tidak terdapat hambatan dalam pergerakan
.
.
.
.

25
 Bawah: tidak ada hambatan dalam pergeraka
.
.
.
9. Sistem Neurologi 9SSP : I-XII, reflek, motorik, sensorik)
Kesadaran : Compos Mentis
GCS: 4/5/6
Reflek patela +/+
.
10. Kulit & Kuku
 Kulit : (warna, lesi, turgor, jaringan parut, suhu, tekstur,
diaphoresis)
Warna kulit sawo matang turgor < 1 detik tidak terdapat lesi,
kering bersisik, kusam, kekuningan
 Kuku : (warna, lesi, bentuk, CRT)
Kuku bersih, tidak terdapat clubing finger, CRT < 1 detik
T. Hasil Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium, USG, Rontgen, MRI)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
U. Terapi (Medis, RehabMedik, Nutrisi)
Parasetamol 3x30 mg oral
.
.
.
.
.
.
.
.
V. Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya
Klien meraa tidak nyaman engan keadaanya
.

26
.
.
W. Kesimpulan
Hipertermi
Diare
Intoleransi aktifitas
X. Perencanaan Pulang
 Tujuan Pulang. Rumah
 Transportasi pulang.Mobil
 Dukungan keluarga.Orang Tua
 Antisipasi bantuan biaya setelah pulang.
 Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang.
 Pengobatan.
 Rawat jalan ke.
 Hal hal yang perlu diperhatikan di rumah.
 Keterangan lain

Malang,
Pengkaji

______
______
______

27
ANALISA DATA

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


. KEPERAWATAN

1 DS: mengeluh nyeri gatal Inkontunitas jaringan Kurangnya pasien


gatal muncul bercak menjaga kebersihan
berwarna merah -

DO: klien tampak tidak Pengeluaran zat bradiknim


nyaman karena terus serotin,prostuglandia
menggaruknya -

Fraktu sphirotalamikus thalamus

Dipresepsikan riwayat kecelakaan


DS: klien mengeluh -
2 muncul bintik bintik merah
Gesekan pada kulit dab ketika Kerusakan integritas
DO: Bintik bintik pada terkena sinar matahari kulit
daerah lengan leher
bagian belakang dan -
bagian sekitar
selangkangan muncul Inkontinuitas jaringan
merah merah yang
-
berisikan air dan digaruk
Luka pda kulit
hingga lecet karena
menggangu saat pasien
beraktivitas

28
29
NAMA KLIEN :

NO.REG :

NO TANGGAL DIAGNOSA TANGGAL TANDA


MUNCUL KEPERAWATAN TERATASI TANGAN
Kerusakan integritas kulit b.d adanya
luka pada kulit di tandai dengan:
DS: Klien mengeluh gatal dan
munculnya bintik merah
DO : Luka-luka akibat bekas digaruk
oleh pasien

Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d luka


terbuka pda kulit ditandai dengan:
DS: menurut keluarga saat dirumah
psien menggaruk pada tangan dan
lengan hingga lecet
DO: Luka lecet bekas garukkan pasien
- Luka kotor

30
31
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama / Usia : Dx / No.Reg :

N TGL DX KEPERAWATAN TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


O HASIL

Gangguan rasa Gangguan rasa nyaman Kaji tanda tanda-tanda vital -Mengkaji tanda vital dapat

nyaman berhubungan gatal teratasi dengan mengetahui perkembangan pola


Anjurkan teknik distraksi
dengan inkontunitas kriteria jsngka pendek nafas dan keadaan umum pasien

setelah dilakukan tindakan


-Focus perhatikan kembali
pasien tidak mengeluh
meningkatkkan relaksasi
Kerusakan integritas
Kerusakan integritas kulit Berikan perawatan luka yang Menyiapkan
kulit berhubungan jaringan untuk
teratasi dengan kriteria tepat dan tindakan control infeksi
dengan adanya luka penanaman dan menurunkan resiko
jangka pendek setelah
pada kulit infeksi
dilakukan tindakan luka

luka pasien bersih

32
33
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : __________________ Ruangan : ______________________ RM No. : _____________________Dx medis :

_____________________

No. Tanggal/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx Jam
Integritas jaringan kulit
- Memberi perawatan luka yang tepat dan control infeksi S: Klien mengeluh gatal dan munculnya bintik
- Memperhatikan perawatan personal hygiene terutama pada
daerah luka
merah
- Memberikan obat cefotaxime 1000mg IV sesuai dengan O : Luka-luka akibat bekas digaruk oleh pasien
progam dokter Keadaan umum :
- Memberikan perawatan luka yang tepat dan infeksi  Kesadaran : composmentis
 Tanda tanda vital : 180/100mmg
Tekanan Darah :
Suhu : 36c
Nadi : 110xmenit
RR : 21x/menit
Tinggi Badan : 170 cm
A: integritas kulit
Masalah belum teratasi
P: lanjutkan semua intervensi

34
35
36

Anda mungkin juga menyukai