Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian
Tumor Kulit adalah tumor yang terbentuk dari berbagai jenis sel seperti sel-sel
epidermis, dan melanosit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas,
dapat terletak dalam epidermis atau menembus ke dalam dermis dan jaringan
subkutan.(Price Sylvia, 2006).
Tumor kulit adalah suatu benjolan yang dapat berbentuk dari berbagai jenis sel
sel dalam kulit ( sel-sel epidermis , melanosit ). Tumor-tumor ini dapat merupakan
tumor jinak atau tumor ganas, dapat terletak dalam epidermis atau menembus
kedalam dermis dan jaringan subkutan (Arif Muttaqin, 2010)
Kanker kulit (tumor ganas) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan
pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali dan dapat merusak jaringan
disekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas
beberapa jenis sel yang terkena akan tetapi yang paling sering muncul adalah
Karsinoma Sel Basal (KSB), Karsinoma Sel Skuamosa KSS) dan Melanoma Maligna
(MM). KSB dan KSS seringkali digolongkan ke dalam kanker kulitnon melanoma
(KKNM) (Soemardi, 2006)
Karsinoma Sel Skuamosa merupakan jenis penyakit kanker kulit yang lebih
banyak diderita pria terutama kaum lansia. Ini adalah jenis kanker kulit dimana terjadi
keganasan sel keratirosit epidermis yang merupakan kanker kulit kedua tersering.
Penyakit kanker kulit ini dapat menyebar kebagian tubuh yang lain. Umumnya
diderita mereka yang berada di wilayah tropic (Smeltzer, 2001)
B. Etiologi
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa
factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu :
1. Paparan Sinar Ultraviolet
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun
dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya
pelindung kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya
berpengaruh terhadap terjadinya kanker kulit.
2. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada orang
yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada
orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit
dari paparan berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker
kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker
kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.
3. Paparan Karsinogen

Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat
meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak kasus paparan
dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit.Gen pembawa
kanker atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan
bantuan zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker
atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer
Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker
kulit diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).
4. Genetik/Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya
kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka
risiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.
C. Anatomi dan Fisiologi Organ Terkait
1. Anatomi
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan
melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit (integumen) mencakup
kulit pembungkus permukaan tubuh berikut turunannya termasuk kuku, rambut
dan kelenjar. Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang
menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Kulit berhubungan dengan selaput
lendir yang melapisi rongga lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara
kelenjar keringatdan kelenjar mukosa.
Kulit disebut juga integumen atau kutis yang tumbuh dari dua macam jaringan
yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat
(penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam). Lapisan kulit
terdiri atas :
a. Epidermis (Kulit Ari)
Lapisan paling luar terdiri atas lapisan epitel gepeng. Unsur utamanya adalah
sel-sel tanduk (keratinosit) dan sel melanosit. Epidermis dibina oleh sel-sel
epidermis terutama serat-serat kolagen ddan sedikit serat elastis. Kulit ari
terdiri atas beberapa lapis sel dan tiap sel-sel berbeda dalam beberapa tingkat
pembelahan sel secara mitosis, lapisan tersebut terdiri atas :
1) Stratum Corneum
Lapisan ini terdiri atas banyak sel tanduk (keratinasi), gepeng, kering, dan
tidak berinti. Zat tanduk merupakan keratinin lunak yang susunan
kimianya berada dalam sel-sel keratin keras.
2) Stratum Lucidium
Lapisan ini terdiri dari beberapa sel yang sangat gepeng dan bening.

3) Stratum Granulosum
Lapisan ini terdiri atas 2-3 lapis sel poligonal yang agak gepeng dengan
inti di tengah dan sitoplasma berisi butiran (granula) keratohialin atau
gabungan keratin dengan hialin.
4) Stratum Spinosum
Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel berbentuk kubus dan poligonal,
inti terdapat di tengah dan sitoplasma berisi berkas-berkas serat yang
terpaut pada desmosom (jembatan sel).
5) Stratum Malpighi
Unsur-unsur lapis taju yang mempunyai susunan kimia yang khas.
b. Dermis (Kulit Jangat)
Batas dermis sangat sukar ditentukan karena menyatu dengan lapisan subkutis
(hipodermis), ketebalannya antara 0,5-3 mm, beberapa kali lebih tebal dari
epidermis, dan dibentuk dari komponen jaringan pengikat. Kulit jangan terdiri
atas serat-serat kolagen, serabut- serabut elastis, dan serabut-serabut retikulin.
Lapisan epidermis terdiri atas :
1) Lapisan Papil
Mengandung lekak-lekuk papila sehingga stratum malpighii juga ikut
berlekuk. Lapisan ini mengandung lapisan pengikat longgar yang
membentuk lapisan bunga karang disebut lapisan stratum spongeosum.
2) Lapisan Retikulosa
Lapisan ini mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen.
c. Subkutan (Hipodermis)
apisan bawah kulit (fasia superfisialis) yang terdiri atas jaringan pengikat
longgar, komponennya serat longgar, elastis, dan sel lemak. Selain lapisan
tersebut, kulit juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku, semua
itu disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak dilapisan dermis yang terjadi
atas kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula
sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah kulit (akar rambut)
dan yang di atas kulit (batang rambut).
2. Fisiologi
Kulit mengandung berbagai ujung sensorik, termasuk ujung saraf yang tidak
bermielin (selaput). Fungsi kulit pada manusia antara lain :
a. Fungsi proteksi : menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik.
b. Fungsi absorbsi : kulit yang sehat tidak mudah menyerap air dan larut, tetapi
cairan yang mudah menguap akan lebih mudah diserap, begitu juga yang larut
dalam lemak.
c. Fungsi ekskresi : kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna (zat sisa
metabolisme) berupa Na, Cl, ureum, asam urat, dan amonia.

d. Fungsi persepsi : kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan


subkutis untuk merangsang panas yang diterima oleh dermis dan subkutis,
rangsangan dingin oleh terjadi di dermis.
e. Fungsi pengaturan suhu tubuh : kulit berperan mengeluarkan keringat dan
kontraksi otot dengan pembuluh darah kulit.
f. Fungsi pembentukan pigmen : terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal
dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit.
g. Fungsi keratinasi : keratonosit melalui proses sintesis dan generasi menjadi sel
tanduk yang berumur 14-21 hari. Selain itu juga memberi perlindungan kulit
terhadap infeksi secara mekanisme fisiologis.
h. Fungsi pembentukan Vit.D : pembentukan Vit.D berlangsung dengan
mengubah dihidroksida kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.
D. Consept Map/Pathway
Terlampir
E. Tanda dan Gejala
1. Karsinoma Sel Basal
Penyakit kanker jenis ini merupakan penyakit kanker yang paling sering
ditemukan. Karsinoma sel basal biasanya dimulai sebagai nodul kecil seperti
malam (lilin) dengan tepi yang tergulung, translusen, dan mengkilap ; pembuluh
darah yang mengalami telangiektasia dapat dijumpai. Dengan tumbuhnya
karsinoma sel basal akan terjadi ulserasi pada bagian tengahnya dan kadangkadang membentuk krusta. Tumor paling sering muncul di daerah muka.
Karsinoma sel basal ditandai oleh invasi dn erosi jaringan yang bersambung
(menyatu). Karsinoma ini jarang bermetastase tetapi rekuensi sering terjadi.
Namun demikian , lesi yang diabaikan dapat menyebabkan hilangnya hidung,
telinga, atau bibir. Lesi lain akibat penyakit ini dapat sebagai plak yang
mengkilap, datar, berwarna kelabu atau kekuningan.
2. Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam
epidermis. Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar
matahari, karsinoma ini dapat pula timbul dari kulit yang normal atau lesi kulit
yang sudah ada sebelumnya. Penyakit kanker ini merupakan permasalahan yang
lebih gawat daripada karsinoma sel basal karena sifatnya yang sungguh-sungguh
invasif dengan mengadakan metastase lewat sistem limfatik atau darah. Metastase
menyebabkan 75 % keatian karena sel skuamosa. Lesinya dapat bersifat primer
karena timbul pada kulit maupun membran mukosa, atau bisa terjadi sekunder dari

suatu keadaan precancerous seperti keratosis aktinika (lesi pada bagian kulit yang
terpajan sinar matahari), leukoplakia (lesi premalignan pada membran mukosa)
atau lesi dengan pembentukan sikatris atau ulkus. Karsinoma sel skuamosa
tampak sebagai sebuah tumor yang kasar, tebal, dan bersisik tanpa memberikan
gejala (asimtomatik) tetapi bisa menimbulkan perdarahan. Infeksi sekunder dapat
terjadi. Daerah-daerah yang terbuka, khususnya ekstremitas atas, muka, bibir
bawah, telinga, hidung, dan dahi, merupakan lokasi kulit yang sering terkena
kanker ini. (Smeltzer, 2001).
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil Biopsi
Memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan cara
eksisi akan mengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invasi dan
ketebalan lesi. Spesimen biopsi yang mencakup jaringan normal sebesar 1 cm
dari bagian tepinya dan bagian jaringan lemak subkutan yang ada dibawahnya
sudah cukup untuk menentukan stadium melanoma, yang bisa melanoma in situ
atau melanoma noninvasive yang dini
2. Pemeriksaan sinar-x toraks, hitung sel darah yang lengkap, tes faal hepar dan
pemeriksaan CT scan atau radionukleida biasanya diminta dokter kalau terdapat
kecurigaan ke arah kelainan metastatic.
3. Prognosis
Prognosis kelangsungan hidup jangka panjang (5 tahun) dianggap jelek kalau
tebal lesi melebihi 4 mm. metastasis pada melanoma cenderung terjadi pada
tulang, hepar, paru-paru, lien, sistem saraf pusat dan kelenjar limfe.(Smeltzer,
2001).
G. Komplikasi
Kecacatan karena pembedahan terutama bila kanker kulit tersebut kambuh ada
wajah yang membutuhkan reseksi ulang, atau jika eksisi luas dibutuhkan seperti
halnya ada melanoma. Selain itu juga dapat terjadi metastase penyakit ke otak
biasanya fatal kecuali bila reseksi pembedahan masih mungkin di lakukan, serta dapat
menimbulkan metastase tulang dan dapat menimbulkan nyeri berat dan mengarah
pada fraktur dan kompresi medulla spinalis.
Komplikasi lainnya yang dapat terjadi antara lain : Selulitis adalah lesi kanker
yang terkontaminasi bakteri, tanda-tanda yang dapat dilihat pada kulit adalah tandatanda inflamasi seperti rubor, kalor, dolor, dan functiolesa. Abses pada kulit.
Penyebaran kanker ke organ lain terutama pada jenis Melanoma Maligna yang

merupakan tipe yang paling sering bermetastasis ke organ lain dan dengan jarak yang
jauh. Peningkatan resiko infeksi diakibatkan oleh kurangnya higienitas saat perawatan
lesi maupun saat proses pembedahan. Terjadi efek samping akibat radioterapi seperti
kulit terbakar, susah menelan, lemah, kerontokan rambut, nyeri kepala, mual muntah,
berat badan menurun, kemerahan pada kulit. Terjadi efek samping akibat kemoterapi
seperti anorexia, anemia aplastik, trombositopeni, leukopeni, diare, rambut rontok,
mual muntah, mulut kering, dan rasa lelah.
H. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
1. Medis
a. Eksisi Bedah
Pada teknik ini , tumor di eksisi beserta dengan jaringan normal disekitarnya
dengan batas yang telah ditentukan sebelumnya untuk memastikan seluruh sel
kanker sudah terbuang.
b. Pembedahan Mikrografik Moh (Mohs Micrografic Surgery)
Pembedahan mikrografik merupakan metode pembedahan untuk
mengangkat lesi kulit yang malignan, metode ini paling akurat dan paling
menyelamatkan jaringan normal. Mohs Micrographic Surgery (MMS) adalah
sebuah teknik pembedahan yang pertama kali dilakukan oleh Frederic Mohs di
tahun 1940. Pada teknik ini , tumor di eksisi beserta dengan jaringan normal
disekitarnya dengan batas yang telah ditentukan sebelumnya. Indikasi
penggunaan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS) antaralain: Lokasi
tumor : terutama di bagian tengah wajah, sekitar mata, hidung,dan telinga.
Ukuran tumor : berapapun, tapi khususnya >2cm. Subtipe histologi : morfoik,
infiltratif, mikronodular, dan subtipe basoskuamosa. Definisi batas tumor yang
kurang baik melalui klinis. Lesi yang berulang (rekuren). Ada keterlibatan
perivaskular dan perineural.
Prosedur pembedahan pada teknik ini mengharuskan pengangkatan tumor
lapis demi lapis. Lapisan pertama yang dieksisi mencakup semua jaringan
tumor yang terlihat jelas sedikit bagian tepi jaringan yang tampak normal.
Spesimen ini kemudian dibekudinginkan dan dianalisis dengan sayatan untuk
menentukan apakah semua jaringan tumor sudah diangkat. Jika belum lapisan
jaringan berikutnya diangkat dan diperiksa sampai semua bagian tepi kulit
yang normal yang tidak mengandung tumor. (Smeltzer, 2001).
c. Cryosurgery (Bedah beku
Bedah beku menghancurkan tumor dengan cara deep freezing. Alat jarum
termokopel ditusukkan ke dalam kulit, dan kemudian nitrogen cair diarahkan

ke pusat tumor sampai tercapai suhu -400C hingga -600C pada dasar tumor.
Nitrogen cair memiliki keuntungan yaitu titik didihnya paling rendah dari
semua kriogen yang dicoba, harganya tiddak mahal dan juga barangnya
mudah diperoleh. Keberhasilan dari teknik ini tergantung dari seleksi jaringan
dan kemampuan operator.
d. Terapi Radiasi
Radiasi menggunakan sinar x-ray dengan energi tinggi untuk membunuh sel
kanker. Dikatakan bahwa, radiasi bukanlah untuk menyembuhkan kanker,
melainkan sebagai terapi adjuvan setelah pembedahan untuk mencegah
rekurensi dari sel kanker atau untuk mencegah metastasis.
e. Kemoterapi
Kemoterapi adalah metode dengan menggunakan obat-obatan untuk
membunuh sel kanker khusus pada tipe Melanoma Maligna. Hal ini
disebabkan karena sifat dari Melanoma Maligna yang sering melakukan
metastasis ke organ lain. Beberapa jenis obat kemoterapi yang digunakan
adalah Dacarbazine (DTIC), Cisplatin yang dikombinasikan dengan
Vinblastine, Temozolomide (Temodar), dan Paclitaxel.
2. Keperawatan
a. Perawatan Luka Kanker/Post Op
Peranan perawat adalah mengajarkan aktivitas perawatan mandiri pasca-bedah
kepada pasien. Luka biasanya ditutup dengan kasa verban atau pembalut
melindungi lokasi lesi terhadap trauma fisik, iritan eksternal, dan kontaminan.
Pasien dijelaskan tentang saat untuk melaporkan penggantian kasa atau
diberikan informasi tertulis dan lisan mengenai cara mengganti, bagaimana
cara melepas kasa serta memasang yang baru dan pentingnya mencuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan prosedur tersebut.
b. Pendidikan Pasien
Tindakan pada tindak lanjut harus berupa palpasi kelenjar limfe di sekitar lesi
yang dilakukan secara teratur. Disamping itu, pasien harus diinstruksikan
untuk mencari pengobatan bagi setiap nevus yang sering mengalami gesekan
serta iritasi dan mengamati tanda-tanda yang menunjukkan kemungkinan
keganasan. Hal lain yang perlu ditegaskan adalah pentingnya evaluasi tindak
lanjut seumur hidup.
I. Pengkajian Keperawatan
a. Keluhan Utama
Sesuai tanda dan gejala dan disertai nyeri.
b. Riwayat penyakit saat ini

Adanya benjolan pada lokasi kanker (leher, wajah dan exstremitas) perubahan tahi
lalatyang semakin meluas dan koreng yang tak sembuh- sembuh.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat mengalami
kanker kulit setelah 20 hingga 40 tahun kemudian. Ulkus yang lama pada
ekstrenitas bahwa juga dapat menjadi lokasi asal kanker kulit.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Ada tidaknya dari pihak keluarga yang mengalami hal yang sama pada pasien.
e. Pengkajian Per Pola
1) Aktivitas dan Istirahat
Tanda : Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena
(mungkin segera karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan
graft kulit).
2) Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri/ansietas),
takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian
luar yang tidak teratur.
3) Neurosensori
Nyeri dada daerah karsinoma.
4) Kenyamanan/Nyeri
Gejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada
area lesi yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit).
5) Keamanan
Tanda : Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna
nodul (biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat
meningkat/berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan
berulselasi.
6) Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Lingkungan trauma,

aktivitas

perwatan

dini

dan

tugas

pemeliharaan/perwatan rumah.
J. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan tindakan post op/pembedahan
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan insisi pembedahan
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit
K. Intervensi Keperawatan
1. Dx Nyeri berhubungan dengan tindakan post op/pembedahan
NOC
: Pain Level
: Pain Control
: Comfort Level
Setelah dilakukan rtindakan keperawatan selama ...x24 jam, maka nyeri dapat
terkontrol dengan kriteria hasil sebagai berikut :

- Mampu mengontrol nyeri


- Mengatakan nyeri berkurang
- Mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC
a. Pantau keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas nyeri, dan skala nyeri serta
Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri segera saat mulai.
Rasional : Untuk mengetahui letak nyeri dan memudahkan intervensi yang
akan dilakukan. Intervensi dini pada kontrol nyeri memudahkan pemulihan
otot dengan menurunkan tegangan otot.
b. Pantau tanda-tanda vital
Rasional : Respon autonomik meliputi, perubahan pada TD, nadi, RR, yang
berhubungan dengan penghilangan nyeri.
c. Anjurkan istirahat selama fase akut
Rasional : Mengurangi nyeri yang diperberat oleh gerakan
d. Anjurkan teknik distraksi dan relaksasi
Rasional : Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi, dan
meningkatkan rasa kontrol dan kemampuan koping
e.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian tindakan.
Rasional : Menghilangkan atau mengurangi keluhan nyeri klien
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan insisi pembedahan
NOC:
Tissue Integrity : Skin and Mucous Intgration
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam, maka kerusakan
integritas kulit dapat diatasi dengan kriteria hasil sebagai berikut :
- Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
- Menunjukkan proses penyembuhan luka yang baik
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
NIC
a. Jelaskan tentang prosedur perawatan luka kepada pasien
Rasional : meningkatkan pengertian klien tentang luka
b. Catat karakteristik, luas, dan kedalaman luka
Rasional : Mengetahui kondisi luka
c. Bersihkan sekeliling daerah insisi dengan larutan pembersih yang cocok
(NaCL 0,9%)
Rasional : mencegah infeksi pada luka post op
d. Ganti balutan luka sesuai permintaan atau sesuai kebutuhan.
Rasional : memberikan kesempatan untuk melakukan observasi daerah insisi
dengan interval waktu yang teratur.
e. Beri tahu pasien untuk melaporkan adanya kemerahan, pembengkakan, nyeri
dari insisi
Rasional : memberikan pengenalan dini terhadap masalah potensial.
3. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit
NOC
: Body Image
: Self Esteem
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam, maka gangguan citra
tubuh dapat diatasi dengan kriteria hasil sebagai berikut :

- Body image positif


- Mempertahankan interaksi sosial
NIC
a. Kaji pengetahuan pasien terhadap adanya potensi kecacatan yang berhubungan
dengan pembedahan dan perubahan
Rasional : memberikan informasi untuk memformulasikan perencanaan
b. Pantau kemampuan pasien untuk melihat perubahan bentuk dirinya
Rasional : ketidakmampuan untuk melihat bagian tubuhnya yang terkena
mungkin mengindikasikan kesulitan dalam koping.
c. Dorong pasien untuk mendiskusikan perasaan

mengenai

perubahan

penampilan dari pembedahan


Rasional : memberikan jalan untuk mengekpresikan dirinya.
d. Diskusikan pilihan untuk rekontruksikan dan cara-cara untuk membuat
penampilan yang kurang menjadi menarik.
Rasional : meningkatkan control diri sendiri atas kehilangan.

DAFTAR PUSTAKA
David Servan & Schreiber.2010. Hidup Bebas Kanker. Bandung : Qanita.
Doengoes.M.G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta:EGC.
Judith M, Wilkinson & Nancy R Ahern. 2012. Buku Saku Diangnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta EGC.
Muttaqin Arif. Sari Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.
Jakarta: Salemba Medika.
Nanda international, 2012-2014. Diangnosa Keperawatan Definisi dan klasifikasi. Jakarta:
EGC.
Price.S.A. 2006. Patofisiologi. Edisi:6. Jakarta:EGC.
Smelt.Z, Susanne.C Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi:8. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai