Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR MAMMAE

DISUSUN OLEH :
NESIA DWI AGUSTINA
NIM : 2014901076

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR MAMMAE

A. Definisi
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma,
areola dan papilla mammae. Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2013)
Tumor mamae adalah pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang mengganggu
pertumbuhan jaringan tubuh terutama pada sel epitel di mammae (Sylvia,2014)
Tumor mammae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat terjadi pada
suatu sel / jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh secara liar dan tidak bisa
dikontrol (Dr.Iskandar, 2012)

B. Etiologi
Menurut Dr.Iskandar(2012)  ada  beberapa  faktor  resiko  yang  telah 
teridentiifikasi,yaitu :
1. Jenis kelamin : wanita  lebih  beresiko  menderita  tumor  payudara  dibandingkan 
dengan  pria.
2. Riwayat keluarga Wanita  yang  memiliki  keluarga  tingkat  satu  penderita 
tumor  payudara beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
3. Faktor genetik
4. Faktor usia
5. Riwayat reproduksi : melahirkan anak pertama diatas 35 tahun
6. Faktor hormonal : Kadar  hormon  yang  tinggi  selama  masa  reproduktif, 
terutama  jika  tidak diselingi  oleh  perubahan  hormon  akibat  kehamilan,  dapat 
meningkatkan resiko terjadinya tumor payudara.
7. Terpapar radiasi
8. Intake alkohol
9. Makanan yang berkarsinogen

C. Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri
proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan
sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan menggangu fungsi jaringan normal
dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sel ke organ-
organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi
terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang
mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara
sel normal. Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:
1. Fase induksi 15 – 30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai
dapat merubah jaringan displasia menjadi tumor ganas.
2. Fase insitu 5 – 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pre concerous” yang bisa ditemukan
di serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dn akhirnya juga di
payudara.
3. Fase invasi: 1 – 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel
ke jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah sera limfa.
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain.

D. Patway
Genetik, gang hormonal; estrogen,
makanan berkarsinogen, dll

Reseptor meningkat

Pertumbuhan sel-sel epitel


payudara yg abnormal

Maligna

Tumor mamae
Sel tumor Hospitalisasi
menekan
pembedahan jaringan sekitar
Krisis situasi
Adanya luka terbuka
Terputusnya jaringan
konsistensi
Stress psikologi
Terpajan bakteri mamae
Stimulasi saraf nyeri
Mamae bengkak Perasaan
Kemerahan takut, kawatir
Sensasi nyeri ke SSP
Masa tumor
MK: Resiko infeksi mendesak ke jar. luar MK: Ansietas
Hipotalamus

Perfusi jar. terganggu


Saraf motorik

Nyeri dipersepsikan Ulkus

Nyeri menjalar
MK: Nyeri MK: Kerusakan
pada lengan
integritas kulit
Ketidakmampuan
mobilisasi lengan
kiri dr tubuh

MK: intoleransi
aktivitas

E. Manifestasi klinis
1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah ketiak
bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
2. Nyeri di daerah massa
3. Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam, tarikan dan
refraksi pada areola mammae
4. Edema (keriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting,
7. Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan encer padahal
ibu tidak sedang hamil / menyusui.
8. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi

F. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium :
a) Morfologi sel darah
b) Laju endap darah
c) Tes faal hati
d) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
e) Pemeriksaan sitologik : Pemeriksaan pada penilaian cairan yang keluar spontan
dari putting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
2. Tes Diagnostik
a) Ultrasonografi
Untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae ultrasonography
berguna untuk menentukan adanya kista, kadang-kadang tampak kista sebesar
sampai 2 cm.
b) Mammografi
memperlihatkan struktur internal payudara,dapat mendeteksi tumor yang terjadi
pada tahap awal
c) Aspirasi
Pengaliran kista dan untuk mendapat preparat dan sediaan pemeriksaan
sitologik.

d) Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan
cara pengambilan massa.

G. Penatalaksanaan
1. Pembedahan/operasi

Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh payudara

yang terserang kanker payudara. Tindakan pembedahan kanker payudara dapat

dilakukan dengan 3 cara yaitu:

a) Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian dari

payudara

b) Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara

saja, tetapi bukan kelenjer di ketiak.

c) Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,

jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta

benjolan disekitar ketiak.

2. Radioterapi

Radiologi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan

menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang

masih terisisa di payudara..tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh

menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi

hitam, serta Hb dan leukosit cendrung menurun sebagai akibat dari radiasi.

3. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam

bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh sel

kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang

kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapi


adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh

obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

4. Terapi hormonal

Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone estrogen,

oleh karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormone dapat menghambat

laju perkembangan sel kanker, terapi hormonal disebut juga dengan therapi anti

estrogen karena system kerjanya menghambat atau menghentikan kemampuan

hormone estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada

payudara.

I. Asuhan Keperawatan Teoritis


A. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama, umur, suku/bangsa, status perkawinan, agama, pendidikan, pekerjaan,


alamat, tanggal masuk rs, tanggal pengkajian

2. Riwayat keluhan utama meliputi


Adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak, nyeri.

3. Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak
dan nyeri.

4. Riwayat kesehatan dahulu

Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,


kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga
pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan


klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.

6. Pemeriksaan Fisik

a) Kepala: normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.

b) Rambut: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.

c) Mata: biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.

d) Telinga: normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi
dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.

e) Hidung: bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.

f) Mulut: mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.

g) Leher: biasanya terjadi pembesaran KGB.

h) Dada: adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau
tanda-tanda radang.

i) Hepar: biasanya tidak ada pembesaran hepar.

j) Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

7. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon


a) Persepsi dan Manajemen : Biasanya klien tidak langsung memeriksakan
benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu
hanya benjolan biasa.

b) Nutrisi – Metabolik : Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami


anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat
mengkonsumsi makanan mengandung MSG.

c) Eliminasi ; Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami


melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.

d) Aktivitas dan Latihan : Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan
lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.

e) Kognitif dan Persepsi : Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah
sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.

f) Istirahat dan Tidur : Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena
nyeri.

g) Persepsi dan Konsep Diri : Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan
atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan
kehilangan haknya sebagai wanita normal.

h) Peran dan Hubungan : Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami
gangguan dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.

i) Reproduksi dan Seksual : Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan
perubahan pada tingkat kepuasan.

j) Koping dan Toleransi Stres: Biasanya klien akan mengalami stress yang
berlebihan, denial dan keputus asaan.

k) Nilai dan Keyakinan : Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima


kondisinya dengan lapang dada.

B. Analisa data
N0 DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1. Batasan karakteristik: Genetik, gang hormonal; Nyeri
estrogen, makanan
- Perubahan selera makan
berkarsinogen, dll
- Perubahan tekanan darah,
Reseptor meningkat estradikal
frekuensi pernafasan dan
jantung Pertumbuhan sel-sel epitel
payudara yg abnormal
- Mengekpresikan prilaku
(gelisah, merengek, Maligna
menangis, mendesah dan Tumor mamae
waspada)
pembedahan
- Masker wajah (meringis,
mata kurang terputusnya jaringan
bercahaya/tetap pada satu Stimulasi saraf nyeri
fokus)
Sensasi nyeri ke SSP
- Prilaku terjaga melindungi
lokasi nyeri Hipotalamus
- Indikasi nyeri yang dapat Saraf motorik
diatasi
Nyeri dipersepsikan
- Perubahan posisi yang
dapat diamati Nyeri
- Melaporkan nyeri
secaraverbal
- Gangguan pola tidur
2. Batasan karakteristik : Genetik, gang hormonal; Kerusakan integritas
estrogen, makanan kulit
- Kerusakan lapisan kulit
berkarsinogen, dll
- Gangguan permukaan
Reseptor meningkat estradikal
kulit
- Invasi struktur tubuh Pertumbuhan sel-sel epitel
payudara yg abnormal

Maligna

Tumor mamae

Sel-sel tumor menekan jaringan


sekitar
konsistensi

Mamae bengkak

Masa tumor mendesak ke jar.


luar

Perfusi jar. terganggu

Ulkus

Kerusakan integritas kulit

3. Batasan karakteristik : Genetik, gang hormonal; Intoleransi aktivitas


estrogen, makanan
‐ Respon tekanan darah dan
berkarsinogen, dll
jantung abnormal terhadap
Reseptor meningkat
aktifitas
‐ Ketidaknyamanan setelah Pertumbuhan sel-sel epitel
payudara yg abnormal
beraktifitas
‐ Dipsnea setelah Maligna

beraktifitas Tumor mamae


‐ Menyatakan merasa letih
Sel-sel tumor menekan jaringan
dan merasa lemas sekitar

Penekanan serabut saraf

Stimulasi saraf nyeri

Sensasi nyeri ke SSP

Hipotalamus

Saraf motorik

Nyeri dipersepsikan

Nyeri menjalar pada lengan

Ketidakmampuan mobilisasi
lengan dr tubuh

Intoleransi aktifitas

4. Batasan karakteristik : Genetik, gang hormonal; ansietas


estrogen, makanan
‐ Mengekpresikan
kekhawatiran karena berkarsinogen, dll
perubahan dalam Reseptor meningkat estradikal
peristiwa hidup
Pertumbuhan sel-sel epitel
‐ Gelisah payudara yg abnormal
‐ Insomnia
Maligna
‐ Kontak mata buruk
‐ Mengintai, tampak Tumor mamae

waspada, ketakutan, wajah Hospitalisasi


tegang Krisis situasi
‐ Tremor, suara bergetar,
Stress psikologi
anoreksia
‐ Peningkatan nadi, Perasaan takut, kawatir

peningkatan nafas, pupil Ansietas


melebar
‐ Anoreksia, mual, diare,
‐ Gangguan tidur
5. Batasan karakteristik: Genetik, gang hormonal; Resiko infeksi
estrogen, makanan
- Penyakit kronis
berkarsinogen, dll
- Pertahanan tubuh primer
Reseptor meningkat estradikal
yang tidak adekuat (mis.
Integritas kulit tidak utuh, Pertumbuhan sel-sel epitel
payudara yg abnormal
jaringan yang mengalami
trauma, status cairan Maligna
tubuh) Tumor mamae
- Pertahanan tubuh
Pembedahan
sekunder yang tidak
adekuat (mis. Penurunan Adanya luka terbuka
hemoglobin, leokopeni, Terpajan bakteri
penurunan respon
Kemerahan
inflamasi)
- Peningkatan pemajanan Resiko infeksi
lingkungan oleh pathogen
- Prosedur invasive
- Pengetahuan yang tidak
cukup untuk menghindari
pemajanan pathogen
- Malnutrisi
- Ketuban pecah dini atau
memanjang
- Trauma dan kerusakan
kerusakan jaringan

C. Masalah keperawatan
1. Nyeri
2. Kerusakan integritas kulit
3. Intoleransi aktivitas
4. Ansietas
5. Resiko infeksi
D. Prioritas keperawatan
1. Nyeri
2. Kerusakan integritas kulit
3. Intoleransi aktivitas
4. Ansietas
5. Resiko infeksi
E. Diagnose keperawatan
1. Nyeri b/d agen cidera fisik
2. Kerusakan integritas kulit b/d penurunan sirkulasi
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum
4. Ansietas b/d status kesehatan
5. Resiko infeksi

1. NCP (Nurse Care Planing)

N0 Masalah keperawatan Rencana tindakan


Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1. Nyeri NOC : NIC :
- Pain Level, Pain Management

Batasan karakteristik: - Pain control, - kajian


- Perubahan selera - Comfort level nyeri secara
makan Setelah dilakukan tindakan keperawatan komprehensif

- Perubahan tekanan diharapkan nyeri dapat berkurang dengan (lokasi, karakteristik,


kriteria hasil: durasi, frekuensi,
darah, frekuensi
N kriteria hasil Sblm ssd kualitas dan faktor
pernafasan dan
o presipitasi)
jantung 1. Mampu 1 4 - Kaji
- Mengekpresikan mengontrol nyeri tipe dan sumber
prilaku (gelisah, (penyebab nyeri, nyeri untuk
merengek, mampu menentukan
menangis, menggunakan intervensi
mendesah dan tehnik - Ajarka
nonfarmakologi n teknik non
waspada)
untuk mengurangi farmakologi tarik
- Masker wajah
nyeri) nafas dalam
(meringis, mata 2. Melaporkan nyeri 1 4
- Obser
kurang berkurang, mampu
vasi reaksi nonverbal
bercahaya/tetap mengenali nyeri
dari
pada satu fokus) (skala, intensitas,
ketidaknyamanan
- Prilaku terjaga frekuensi dan
- Berika
tanda nyeri),
melindungi lokasi n analgetik untuk
Menyatakan rasa
nyeri mengurangi nyeri
nyaman setelah
- Indikasi nyeri yang - Tingk
nyeri berkurang
dapat diatasi 3. Tanda vital dalam 1 4 atkan istirahat
- Perubahan posisi rentang normal
yang dapat diamati TD:100/60-120/80 Analgesic

- Melaporkan nyeri mmHg Administration


RR: 16-20 x/menit - Tentu
secara verbal
N: 60-100 x/menit kan lokasi,
- Gangguan pola
T: 36-37,5° C karakteristik,
tidur
kualitas, dan derajat
Indikator : nyeri sebelum
Faktor yang 1. Tidak menunjukkan pemberian obat
berhubungan : 2. Jarang menunjukkan - Cek
Agen cidera (mis, 3. Kadang menunjukkan instruksi dokter
biologis, zat kimia, 4. Sering menunjukkan tentang jenis obat,
fisik, psikologis) 5. Selalu menunjukkan dosis, dan frekuensi
- Cek
riwayat alergi
- Monit
or vital sign sebelum
dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
2. Kerusakan integritas NOC: NIC :
kulit Tissue Integrity: Skin and Mucous - Anjurkan

Batasan Membranes pasien untuk


Setelah dilakukan tindakan keperawatan menggunakan
karakteristik :
diharapkan kulit klien dapat normal pakaian yang
- Kerusakan lapisan
dengan kriteria hasil: longgar
kulit
N kriteria hasil Sblm ssd - Jaga
- Gangguan
o kebersihan kulit agar
permukaan kulit 1. Integritas kulit 1 4 tetap bersih dan
- Invasi struktur yang baik bisa kering
tubuh dipertahankan - Mobilisasi
(sensasi, pasien (ubah posisi
elastisitas, pasien) setiap dua
Faktor yang
temperatur, jam sekali
brhubungan :
hidrasi, - Monitor kulit
Eksternal :
pigmentasi) akan adanya
- Zat kimia 2. Tidak ada luka/lesi 1 4
kemerahan
- Usia yang ekstrem pada kulit, Perfusi
- Monitor
- Kelembapan jaringan baik
3. Menunjukkan 1 4 aktivitas dan
- Hipertermia
pemahaman dalam mobilisasi pasien
- Hipotermia
proses perbaikan
- Faktor mekanik kulit dan
(mis.gaya gunting, mencegah
tekanan, terjadinya sedera
pengekangan) berulang
- Medikasi Mampu
Indikator :
- Imobilisasi fisik
1. Tidak menunjukkan
- Radiasi
2. Jarang menunjukkan
Internal:
3. Kadang menunjukkan
- Perubahan status 4. Sering menunjukkan
cairan 5. Selalu menunjukan

- Perubahan
pigmentasi
- Perubahan turgor
- Kondisi
ketidakseimbangan
nutrisi
- Penurunan
imunologis
- Penurunan sirkulasi
- Gangguan sensasi
- Tonjolan kulit

3. Intoleransi aktivitas NOC :


NIC
‐ Energy conservation

Batasan ‐ Self Care : ADLs Energy Management

karakteristik : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ‐ Observasi


adanya pembatasan
‐ Respon tekanan diharapkan klien dapat beraktifitas secara
mandiri dengan kriteria hasil: klien dalam
darah dan jantung
No kriteria hasil Sblm ssd melakukan aktivitas
abnormal terhadap 1. Berpartisipasi 1 4 ‐ Kaji adanya
aktifitas dalam aktivitas factor yang
‐ Ketidaknyamanan fisik tanpa
menyebabkan
setelah beraktifitas disertai kelelahan
‐ Dipsnea setelah peningkatan
‐ Monitor
tekanan darah,
beraktifitas nutrisi dan sumber
nadi dan RR
‐ Menyatakan merasa energi yang adekuat
2. Mampu 1 4
letih dan merasa ‐ Monitor pola
melakukan
tidur dan lamanya
lemas aktivitas sehari
tidur/istirahat pasien
hari (ADLs)

Faktor yang secara mandiri


Indikator : Activity Therapy
berhubungan:
1. Tidak menunjukkan ‐ Bantu klien untuk
Psikologis: Ansietas,
2. Jarang menunjukkan mengidentifikasi
gaya hidup
membosankan, 3. Kadang menunjukkan aktivitas yang
depresi, stress 4. Sering menunjukkan mampu dilakukan

- Fisiologis: anemia, 5. Selalu menunjukan ‐ Bantu untuk

status penyakit, mendpatkan alat


bantuan aktivitas
peningkatan
seperti kursi roda,
kelelahan fisik,
krek
malnutrisi
- Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
4. Ancietas NOC : NIC :
Batasan ‐ Anxiety control Anxiety Reduction

karakteristik : Setelah dilakukan tindakan keperawatan (penurunan


diharapkan kecemasan dapat diatasi kecemasan)
‐ Mengekpresikan
dengan kriteria hasil: ‐ Gunakan
kekhawatiran
N kriteria hasil Sblm ssd pendekatan yang
karena perubahan
o menenangkan
dalam peristiwa 1. Klien mampu 1 4 ‐ Identifikasi
hidup mengidentifikasi
tingkat kecemasan
‐ Gelisah dan
‐ Temani pasien
‐ Insomnia mengungkapkan
untuk memberikan
gejala cemas dan
‐ Kontak mata buruk keamanan dan
mampu mengontrol
‐ Mengintai, tampak mengurangi takut
cemas
‐ Berikan
waspada, ketakutan, 2. Vital sign dalam 1 4
informasi faktual
wajah tegang batas normal :
mengenai diagnosis,
‐ Tremor, suara TD:100/60-120/80
tindakan prognosis
mmHg
bergetar, anoreksia
RR: 16-20 x/menit ‐ Dorong
‐ Peningkatan nadi,
N: 60-100 x/menit keluarga untuk
peningkatan nafas, menemani klien
T: 36-37,5° C
pupil melebar 3. Postur tubuh, 1 4 ‐ Kolaborasi
‐ Anoreksia, mual, ekspresi wajah, pemberian obat
diare, bahasa tubuh dan untuk mengurangi
tingkat aktivitas kecemasan
‐ Gangguan tidursi, menunjukkan
berkurangnya

Faktor yang kecemasan


Indikator :
berhubungan: status
1. Tidak menunjukkan
kesehatan, status 2. Jarang menunjukkan
fungsi, peran, 3. Kadang menunjukkan
penyalah gunaan zat, 4. Sering menunjukkan
penularan penyakit, 5. Selalu menunjukkan
ancaman kematian,
status ekonomi,
lingkungan
5. Resiko infeksi NOC NIC
- Immune Status Infection Control

Batasan karakteristik: - Knowledge : Infection control (Kontrol infeksi)


- Risk control - Bersihkan
- Penyakit kronis
Setelah dilakukan tindakn keperawatan lingkungan setelah
- Pertahanan tubuh
diharapkan tidak ada resiko infeksi dipakai pasien lain
primer yang tidak
dengan kriteria hasil : - Cuci tangan
adekuat (mis.
setiap sebelum dan
Integritas kulit tidak sesudah tindakan
N kriteria hasil Sblm ssd
utuh, jaringan yang o kperawtan
mengalami trauma, 1. Klien bebas dari 1 4 - Gunakan
status cairan tubuh) tanda dan gejala sabun antimikrobia
infeksi untuk cuci tangan
- Pertahanan tubuh
2. Mendeskripsikan 1 4
sekunder yang tidak - Gunakan baju,
proses penularan
adekuat (mis. sarung tangan
penyakit, factor
sebagai alat
Penurunan yang mempengaruhi
pelindung
hemoglobin, penularan serta
- Pertahankan
leokopeni, penatalaksanaannya,
3. Menunjukkan 1 4 lingkungan aseptik
penurunan respon
kemampuan untuk selama pemasangan
inflamasi) alat
mencegah
- Peningkatan timbulnya infeksi - Tingktkan
pemajanan dan intake nutrisi
lingkungan oleh Jumlah leukosit - Berikan terapi
pathogen dalam batas normal antibiotik bila perlu
- Prosedur invasive Indikator :
- Pengetahuan yang 1. Tidak menunjukkan Infection Protection

tidak cukup untuk 2. Jarang menunjukkan (proteksi terhadap


3. Kadang menunjukkan infeksi)
menghindari
4. Sering menunjukkan - Monitor tanda
pemajanan
5. Selalu menunjukkan dan gejala infeksi
pathogen
sistemik dan lokal
- Malnutrisi
- Monitor
- Ketuban pecah dini kerentanan
atau memanjang terhadap infeksi
Trauma dan - Batasi
kerusakan kerusakan pengunjung
jaringan - Berikan
perawatan kulit
pada area epidema
- Inspeksi kulit
dan membran
mukosa terhadap
kemerahan, panas,
drainase
- Ispeksi
kondisi luka / insisi
bedah
- Dorong
masukkan nutrisi
yang cukup
- Dorong
masukan cairan
- Dorong
istirahat
- Instruksikan
pasien untuk
minum antibiotik
sesuai resep
- Ajarkan
pasien dan keluarga
tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara
menghindari
infeksi
- Laporkan
kecurigaan infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Doenges M., (2015), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta

Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2013).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi


10.Jakarta:EGC

Junaedi, Iskandar dr., (2012) Kanker. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Price, Sylvia Anderson, (2014)

Anda mungkin juga menyukai