TROMBOSITOPENIA
DISUSUN OLEH
RISMA SUCIYATININGRUM
18028
1. Definisi
dengan keadaan berkurangnya jumlah trombosit di bawah nilai normal,yaitu kurang dari
150x109 /L. Kelainan ini berkaitan dengan peningkatan resiko perdarahan hebat, bahkan
2. Etiologi
c. Idiopatik
3. Patofisiologi
Manifestasi utama adalah trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah tumbuhnya petekie.
Petekie ini dapat muncul karena adanya antibodi IgG yang ditemukan pada membran
trombosit yang akan mengakibatkan gangguan agregasi trombosit dan meningkatkan
pembuangan serta penghancuran trombosit olehsistem makrofag. Agregaasi trombosit
yang terganggu ini akan menyebabkan penyumbatan kapiler-kapiler darah yang kecil.
Pada proses ini dinding kapiler dirusak sehingga timbul perdarahan dalam jaringan. Bukti
yang mendukung mekanisme trombositopenia ini disimpulkan berdasarkan pemeriksaan
yang menunjukkan kekurangan trombosit berat tetapi singkat, setelah menerima serum
trombositopenia. Trombositopenia sementara, yang ditemukan pada bayi yangdilahirkan
oleh ibu dengan trombositopenia, juga sesuai dengan kerusakan yang disebabkan oleh
IgG, karena masuknya antibodi melalui plasenta. Trombositopenia dapat juga timbul
setelah infeksi, khususnya pada masa kanak-kanak, tetapi sering timbul tanpa peristiwa
pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau beberapa minggu.
4. Manifestasi Klinis
a. Akut
Hanya 16% yang idiopatik
Perdarahan dapat didahului oleh infeksi, pemberian obat – obatan atau menarche
Pada permulaan perdarahan sangat hebat selain terjadi trombositopenia,rusaknya
megakariosit juga terjadi perubahan pembuluh darah
Sering terjadi perdarahan GIT, tuba falopi dan peritoneum
Kelenjar lymphe, lien dan hepar jarang membesar
b. Menahun
Biasanya pada dewasa, terjadi beberapa bulan samapai beberapa tahun kadang
menetap
Permulaan tidak dapat ditentukan ada riwayat perdarahan menahun,menstruasi
lama
Perdarahan relative ringan
Jumlah trombosit 30.000 – 80.000/mm3
Biasanya tanpa enemi, lekopeni dan splenomegali
Penghancuran trombosit lebih normal
Sering terjadi relap dan remisi yang berulang – ulang
c. Recurrent
Di antaranya episode perdarahan, perdarahan normal dan tak ada petekiedan masa
hidup trombosit menurun
Hasil pengobatan dengan kortikosteroid baik
Kadang tanpa pengobatan dapat sembuh sendiri
Remisi berkisar beberapa minggu sampai 6 bulan
d. Siklik
Menstruasi yang banyak
Perdarahan pada mukosa, mulut, hidung, dan gusi
Muntah darah dan batuk darah
Perdarahan Gastro Intestinal
Adanya darah dalam urin dan feses
Perdarahan serebral, terjadi 1– 5 % pada ITP
5. Komplikasi
a. Syok hipovolemik
b. Penurunan curah jantung
c. Splenomegali
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
7. Penatalaksaan
1. Pengkajian
a. Data dasar
1) Biodata klien
2) Keluhan utama
6) Riwayat Psikososial
7) Genogram
b. Data obyektif
1) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
b. Tingkat kesadaran
3) Pemeriksaan penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Kriteria hasil :
Intervensi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa nyeri berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
Meringis menurun
Intervensi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan intensitas nyeri
Setelah dilakukan keperawatan masalah perfusi perifer tidak efektif dapat teratasi
Intervensi
1. Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu,
2. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang tua,
4. Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis, rendah lemak jenuh,
Intervensi :
1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
2. Monitor nilai hematocrit / hemoglobin sebelum dan sesudah kehilangan darah
3. Pertahankan bedrest selama perdarahan
4. Batasi tindakan invasive, jika perlu
5. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
6. Anjurkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi
7. Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
8. Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
9. Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu
Intervensi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
5. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus ( mis. Cahaya, suara, kunjungan
6. Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
7. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
8. Anjurkan tirah baring
9. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
4. Implementasi Keperawatan
membantu mencapai tujuan pada rencana tindakan keperawatan yang telah disusun.
Setiap tindakan keperawatan yang dilaksanakan dicatat dalam catatan keperawatan, yaitu
cara pendekatan pada klien efektif, teknik komunikasi terapeutik, serta penjelasan untuk
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan